Kabupaten Bengkayang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 184: Baris 184:


=== Sosial Ekonomi Budaya Penduduk ===
=== Sosial Ekonomi Budaya Penduduk ===
Kecamatan Bengkayang didominasi oleh suku Dayak (Dayak Bekati dan Dayak Ahe), etnis Melayu yang berada di wilayah pesisir dan etnis Tionghoa berbahasa Tionghoa yang menempati wilayah perkotaan serta etnis pendatang yang rata-rata berasal dari jawa tinggal di wilayah transmigrasi/paket. Kecamatan Sungai Raya didominasi oleh suku melayu Pontianak dengan bahasa melayu berdialek Pontianak. Sedangkan penduduk asli di pedalaman adalah suku dayak dengan bahasa dayaknya. Selain itu juga terdapat masyarakat dari etnis Tionghoa dengan bahasa yang sehari-hari digunakan adalah bahasa Cina, dan Suku Bugis.
Kecamatan Bengkayang didominasi oleh suku Dayak (Dayak Bekati dan Dayak Ahe)yang menempati wilayah pegunungan, etnis Melayu yang berada di wilayah pesisir dan etnis Tionghoa berbahasa Tionghoa yang menempati wilayah perkotaan serta etnis pendatang yang rata-rata berasal dari jawa tinggal di wilayah transmigrasi/paket. Kecamatan Sungai Raya didominasi oleh suku melayu Pontianak dengan bahasa melayu berdialek Pontianak. Sedangkan penduduk asli di pedalaman adalah suku dayak dengan bahasa dayaknya. Selain itu juga terdapat masyarakat dari etnis Tionghoa dengan bahasa yang sehari-hari digunakan adalah bahasa Cina, dan Suku Bugis. Penduduk Kecamatan Bengkayang menganut kepercayaan Katholik Roma, Kristen Protestan, Islam, Buddha, Hindu dan Aliran Kepercayaan yang masih dipercaya oleh Adat Istiadat setempat. Penduduk Kecamatan Sungai Raya sebagian besar beragama Islam, disamping agama Hindu, Katholik, Protestan, Budha dan penganut aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga kebudayaan yang berkembang adalah kebudayaan melayu yang banyak dipengaruhi oleh agama Islam.
Penduduk Kecamatan Sungai Raya sebagian besar beragama Islam, disamping agama Hindu, Katholik, Protestan, Budha dan penganut aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga kebudayaan yang berkembang adalah kebudayaan melayu yang banyak dipengaruhi oleh agama Islam.


== Potensi Alam ==
== Potensi Alam ==

Revisi per 14 Desember 2015 02.16

Kabupaten Bengkayang
Daerah tingkat II
Motto: 
Adil Ka' Talino bacuramin ka'saruga
Peta
Kabupaten Bengkayang di Kalimantan
Kabupaten Bengkayang
Kabupaten Bengkayang
Peta
Kabupaten Bengkayang di Indonesia
Kabupaten Bengkayang
Kabupaten Bengkayang
Kabupaten Bengkayang (Indonesia)
Koordinat: 1°04′09″N 109°39′50″E / 1.06911°N 109.66393°E / 1.06911; 109.66393
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Barat
Tanggal berdiri27 April 1999
Dasar hukumUndang-undang RI Tahun 1999, Nomor 10
Ibu kotaBengkayang
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 17
  • Kelurahan: 2 Desa=122
Pemerintahan
 • BupatiSuryadman Gidot, S.Pd.
 • Wakil BupatiAgustinus Naon, S.Sos
Luas
 • Total5.396,30 km2 (208,350 sq mi)
Populasi
 ((2010))
 • Total214.785
Demografi
 • AgamaKatolik (34,8%), Protestan (29,2%), Islam (20,4%), Konghucu (12,2%), Buddha (3,3%), Hindu (0,1%).
 • BahasaBahasa Indonesia,Dayak, Hakka, Bahasa Melayu
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
6102
Kode area telepon+62 562
Kode Kemendagri61.07
DAURp. 457.245.355.000.-
Situs webhttp://www.bengkayangkab.go.id/


Kabupaten Bengkayang atau La La (Hanzi: 孟加影 hanyu pinyin: Meng Jia Ying) adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kantor Bupati terletak di Jalan Guna Baru Trans Rangkang, Bengkayang, 79282.

Sebelumnya merupakan pemekaran dari Kabupaten Sambas yang karena adanya Undang-undang Otonomi Daerah dimekarkan menjadi 3 daerah otonom yang terpisah, yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang. Terletak di bagian utara Kalimantan Barat, Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia.

Bengkayang memiliki tanah yang subur dengan kontur yang beragam, sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian daerah ini. Apalagi dengan relief yang beragam, dari pegunungan hingga daerah pesisir pantai, menjadikan Bengkayang kaya akan keanekaragaman sumber daya alam. Pembangunan di wilayah ini masih tertinggal, namun dengan adanya semangat otonomi daerah diharapkan dapat memacu pembangunan Bengkayang menjadi lebih maju di segala bidang. Salah satu hasilnya adalah berhasilnya pembangunan gedung Kantor Bupati satu atap, dimana dalam satu gedung tersebut terpusat seluruh badan dan dinas yang ada di lingkungan pemerintahan daerah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap publik. Selain itu proyek pengadaan air bersih juga telah selesai direvitalisasi.

Sejarah

Asal Usul Bengkayang

Jalan ke Bengkayang (tahun 1922-1930)

Kata Bengkayang dalam Bahasa Tionghoa: La La yang berarti jauh, awalnya Bengkayang merupakan sebuah desa bagian wilayah Sambas, desa Bengkayang merupakan tempat singgah pada pedagang dan penambang emas. Bengkayang pada masa penjajahan Belanda merupakan bagian dari wilayah Afdeling Van Singkawang, dimana pada waktu itu pembagian wilayah afdeling administrasi yang daerah hukumnya meliputi:

  • Onder Afdeling Singkawang, Bengkayang, Pemangkat dan Sambas (daerah Kesultanan Sambas)
  • Daerah Kerajaan/Penembahan Mempawah
  • Daerah Kerajaan Pontianak yang sebagian wilayahnya adalah Mandor

Setelah Perang Dunia II berakhir, daerah tersebut dibagi menjadi daerah otonom Kabupaten Sambas yang beribu kota di Singkawang. Kabupaten Sambas ini membawahi 4 (empat) kawedanan, yakni:

  • Kawedanan Singkawang
  • Kawedanan Pemangkat
  • Kawedanan Sambas
  • Kawedanan Bengkayang

asal nama bengkayang ialah diambil dari nama sungai kecil yang dikenal dengan nama sungai bengkayang yang mengalir dan berujung ke sungai sebalo (di pinggi Pasar Teratai Bengkayang). bengkayang. ada juga menurut orang tua zaman dahulu yang saat ini masih hidup, nama bengkayang di ambil dari bangkai.

Pembagian Administratif

Berdasarkan:

  • Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 6 Tahun 2004, tentang Perubahan Desa menjadi Kelurahan di Kabupaten Bengkayang,
  • Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 7 Tahun 2006, tentang Pemekaran Kecamatan Sungai Raya dimekarkan menjadi Kecamatan Sungai Raya Kepulauan,
  • Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 8 Tahun 2006, tentang Pemekaran Kecamatan Sanggau Ledo menjadi Kecamatan Tujuh Belas, dan
  • Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 12 Tahun 2006, pemekaran Kecamatan Samalantan menjadi Kecamatan Lembah Bawang di Kabupaten Bengkayang,

Sesuai dengan ketentuan tersebut di atas terdapat 2 (dua) kelurahan dan 17 (tujuh belas) kecamatan, yakni:

  1. Bengkayang, meliputi Kelurahan Bumi Emas dan Kelurahan Sebalo
  2. Capkala
  3. Jagoi Babang
  4. Ledo
  5. Lembah Bawang
  6. Lumar
  7. Monterado
  8. Samalantan
  9. Sanggau Ledo
  10. Seluas
  11. Siding
  12. Sungai Betung
  13. Sungai Raya
  14. Sungai Raya Kepulauan
  15. Suti Semarang
  16. Teriak
  17. Tujuh Belas

Pembentukan Wilayah Kabupaten Bengkayang

Kabupaten Bengkayang pada masa penjajahan Belanda merupakan bagian dari wilayah Afdeling Van Singkawang. Pada waktu itu, dilakukan pembagian wilayah administrasi Afdeling yang daerah hukumnya meliputi:


Onder Afdeling Singkawang, Bengkayang, Pemangkat, dan Sambas (daerah Kesultanan Sambas) Daerah Kerajaan/Panembahan Mempawah Daerah Kerajaan Pontianak yang sebagian daerahnya adalah Mandor.

Setelah Perang Dunia II berakhir, daerah tersebut dibagi menjadi daerah otonom Kabupaten Sambas yang beribukota di Singkawang. Kabupaten Sambas ini membawahi 4 (empat) kawedanan, yaitu:

  • Kawedanan Singkawang
  • Kawedanan Pemangkat
  • Kawedanan Sambas
  • Kawedanan Bengkayang

Pada masa pemerintahan RI, menurut Undang-undang No. 27 tahun 1959 tentang penetapan Undang-undang Darurat No. 3 tahun 1953 mengenai pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Barat (LNRI Nomor 72 tahun 1959, tambahan LNRI Nomor 1980), terbentuklah Kabupaten Sambas. Wilayah pemerintahan Kabupaten Sambas ini mencakup seluruh wilayah Kabupaten Bengkayang sekarang.

Dengan terbitnya Undang-undang Nomor 10 tahun 1999 tentang pembentukan Daerah Tingkat II Bengkayang, secara resmi mulai tanggal 20 April 1999, Kabupaten Bengkayang terpisah dari Kabupaten Sambas. Selanjutnya, pada tanggal 27 April 1999, Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah mengangkat Bupati Bengkayang pertama yang dijabat oleh Drs. Jacobus Luna. Pada waktu itu, wilayah Kabupaten Bengkayang ini meliputi 10 kecamatan.

Keberadaan Undang-undang Nomor 12 tahun 2001 tentang pembentukan Pemerintahan Kota Singkawang mengakibatkan Kabupaten Bengkayang dimekarkan kembali dengan melepas 3 kecamatan yang masuk kedalam wilayah pemerintahan kota Singkawang sehingga tinggal menjadi 7 kecamatan. Kemudian, pada tahun 2002, Kabupaten Bengkayang kembali bertambah menjadi 10 keca-matan dengan pembentukan 3 kecamatan baru, yaitu: Kecamatan Monterado, Kecamatan Teriak, dan Kecamatan Suti Semarang. Pada awal tahun 2004, dari 10 kecamatan yang ada tersebut, Kabupaten Bengkayang dimekarkan lagi menjadi 14 kecamatan dengan 4 kecamatan barunya, yaitu: Kecamatan Capkala, Kecamatan Sungai Betung, Kecamatan Lumar, dan Kecamatan Siding. Pada tahun 2006, dari 14 kecamatan dimekarkan kembali menjadi 17 kecamatan. Tiga kecamatan yang baru terbentuk adalah Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kecamatan Lembah Bawang, dan Kecamatan Tujuh Belas.

Pada bulan Agustus 2010 dilantik Bupati Bengkayang Terpilih yaitu Suryadman Gidot,S.Pd. banyak pertanyaan masyarakat yang timbul, kenapa bengkayang berasal dari nama la la,.padahal orang cina datang mengenal bengkayang dimana mayoritas warga disana waktu itu dengan sebutan rara. akibat orang cina tidak tau menyebutkan rara, karena lidahnya tidka bisa jadilah la la.

Lambang Daerah

Lambang Kabupaten Bengkayang diambil dari berbagai potensi dengan makna sebagai berikut:

Makna Warna

Hijau muda pada keseluruhan lambang daerah, hijau tua pada tangkai bunga kapas, dan dataran kaki gunung melambang kesuburan. Kuning pada matahari dan petakan sawah melambangkan kematangan. Kuning emas pada warna dasar pita bertuliskan "Kabupaten Bengkayang", tangkai padi, serta buah padi melambangkan masa keemasan. Merah pada sebagian perisai dan pita pengikat padi dan kapas melambangkan keberanian. Putih pada bunga kapas, sebagian perisai tangkitn, mata tombak, dan sebagian pita pengikat padi dan kapas melambangkan kesucian. Biru pada gunung melambangkan keteduhan, ketenangan, atau kedamaian. Hitam pada polisir bingkai lambang, lis pita, tulisan Kabupaten Bengkayang, angka "1999", gagang tombak, dan tangkitn melambangkan ketegasan dan kesatriaan.

Makna Gambar

Matahari dengan tujuh belas pancarannya melambangkan tanggal tujuh belas sebagai tanggal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Padi dan kapas melambangkan sandang dan pangan yang menggambarkan kemakmuran dan kesejahteraan yang menjadi tujuan seluruh masyarakat Kabupaten Bengkayang. Selain itu, kapas yang berjumlah delapan dan padi yang berjumlah empat puluh lima menggambarkan bulan dan tahun kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perisai, tombak, dan tangkitn melambangkan ciri khas kebudayaan masyarakat Kabupaten Bengkayang. Gunung melambangkan bahwa secara geografis, Kabupaten Bengkayang terletak di dataran tinggi sehingga terdapat banyak gunung dan bukit. Petakan sawah sebanyak sepuluh bidang dan angka 1999 melambangkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkayang. Pita dengan empat lipatan warna merah putih yang mengikat padi dan kapas melambangkan bulan April sebagai bulan ditetapkannya Undang-undang Nomor 10 Tahun 1999. Lambang-lambang berwarna hijau muda menggambarkan bahwa wilayah Kabupaten Bengkayang merupakan daerah subur yang dapat membawa masyarakat Kabupaten Bengkayang mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Tulisan Kabupaten Bengkayang menunjukkan bahwa Kabupaten Bengkayang adalah salah satu wilayah dalam Provinsi Kalimantan Barat yang merupakan daerah otonom. Semboyan "Adil Ka Talino" yang secara lengkap berbunyi "Adil Ka Talino, Bacuramin Ka Saruga, Basengat Ka Jubata" memiliki arti bahwa dalam memberikan pelayanan terhadap sesama hendaknya bersikap adil, setiap perbuatan dan tindakan yang dilakukan harus selalu mencerminkan kebaikan, serta selalu berpedoman kepada Tuhan.

Letak Geografis

Kabupaten Bengkayang merupa-kan salah satu kabupaten yang terletak di sebelah utara Provinsi Kalimantan Barat. Secara geografis, Kabupaten Bengkayang terletak di 0°33'00" Lintang Utara sampai 1°030'00" Lintang Utara dan 108°039'00" Bujur Timur sampai 110°010'00" Bujur Timur.

Batas Wilayah

Secara administratif, batas-batas wilayah Kabupaten Bengkayang adalah sebagai berikut:

  • Utara  : Serawak-Malaysia Timur dan Kabupaten Sambas
  • Selatan  : Kabupaten Pontianak
  • Barat  : Laut Natuna dan Kota Singkawang
  • Timur  : Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Landak

Topografi dan Sungai

Ada dua kondisi alam yang membedakan wilayah Kabupaten Bengkayang. Kondisi alam yang pertama adalah pesisir pantai. Keseluruhan wilayah pesisir ini termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Sungai Raya. Kondisi alam yang kedua adalah daratan dan perbukitan yang terdiri dari Kecamatan Capkala, Samalantan, Monterado, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang, dan Siding. Ada tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) utama yang melintasi wilayah Kabupaten Bengkayang, yaitu: DAS Sambas, DAS Sungai Raya, dan DAS Sungai Duri. Dari ketiga DAS tersebut, yang paling besar adalah DAS Sambas yang luasnya meliputi 722.500 hektare sedangkan DAS Sungai Raya sebesar 50.000 hektare dan DAS Sungai Duri hanya sebesar 24.375 hektare.

Luas Wilayah

Secara keseluruhan, luas wilayah Kabupaten Bengkayang adalah sebesar 5.396,30 km2 atau sekitar 3,68 persen dari total luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Hal ini menjadikan Kabupaten Bengkayang sebagai kabupaten dengan cakupan wilayah terkecil di Kalimantan Barat. Pada tahun 2008, daerah pemerintahan Kabupaten Bengkayang dibagi menjadi 17 kecamatan. Dari sejumlah kecamatan yang ada, Kabupaten Bengkayang dibagi lagi menjadi 2 kelurahan dan 122 desa definitif. Dilihat dari luas masing-masing kecamatan, Jagoi Babang merupakan kecamatan yang paling luas di Kabupaten Bengkayang dengan cakupan wilayah sebesar 655 km2 atau sekitar 12,14 persen dari luas Kabupaten Bengkayang keseluruhan dan kecamatan dengan wilayah terkecil adalah Kecamatan Capkala dengan luas wilayah sebesar 46,35 km2 atau hanya sekitar 0,86 persen dari total luas Kabupaten Bengkayang. Dilihat dari jarak tempuh terjauh dari ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten di Kabupaten Bengkayang, Kecamatan Siding adalah kecamatan dengan jarak tempuh terjauh, yaitu sekitar 103,68 km disusul Kecamatan Jagoi Babang dan Kecamatan Sungai Raya.

Jenis Tanah

Dilihat dari jenis tanahnya, sebagian besar daerah Kabupaten Bengkayang adalah jenis tanah poldosit merah kuning, yaitu sebesar 322.347 hektare dan yang paling sedikit adalah jenis OGH, yaitu sebesar 6.700 hektare. Dilihat dari persebaran lerengnya, sebagian besar wilayah Kabupaten Bengkayang masuk pada kelas lereng 15-40 % dan hanya sebagian kecil yang masuk dalam kelas lereng lebih dari 40 %. Selanjutnya, dilihat dari tekstur tanahnya, sebagian besar masuk dalam tekstur sedang, yaitu sebesar 343.023 hektare. Luas wilayah tergenang di Kabupaten Bengkayang hanya sebesar 36.020 hektare dan luas wilayah yang tidak adalah tergenang sebesar 503.610 hektare.

Pulau-pulau

Walaupun hanya sebagian kecil wilayah Kabupaten Bengkayang yang merupakan wilayah perairan laut, Kabupaten Bengkayang juga memiliki sejumlah pulau, yaitu sebanyak 12 pulau. Dari sejumlah pulau tersebut, ada sebanyak 5 pulau masih belum berpenghuni dan 7 pulau sudah berpenghuni. Semua pulau yang ada terletak di wilayah perairan Laut Natuna. Pulau terbesar yang berpenghuni adalah Pulau Lemukutan dan Pulau Penatah Besar.

Kondisi Perairan

Perairan sebelah barat dan timur pulau-pulau kecil Bengkayang merupakan pantai yang berarus dengan kecepatan yang relatif tinggi berkisar antara 0,45 - 0,75 m/dt rata-rata bulanannya. Pasang surut (pasut) di perairan Bengkayang bersifat campuran, yaitu di bagian utara tipe ganda lebih dominan (diurnal), dan arah selatan tipe tunggal lebih dominan (semi diurnal). Kisaran pasut pada waktu pasang purnama mencapai 1,2-1,7 m dan pada pasang perbani sekitar 0,4-0,8 m. Tinggi gelombang rata-rata di wilayah ini berkisar antara 10-30 cm dan yang dominan dari arah barat laut. Pada musim utara (Nopember-Pebruari), tinggi gelombang dapat mencapai rata-rata 0,75 m

Kondisi Ekonomi Perairan

Luasan hutan mangrove di Kabupaten Bengkayang sekitar 2.800 ha yang tersebar di muara Sungai Duri, Sungai Pangkalan, Sungai Raya, Sungai Jaga, Sungai Keran, Sungai Ruk, Sungai Pasir dan Sungai Soga. Adapun jenisnya antara lain api-api (Avicennia marina), bogem (Avecennia alba), perepat (Sonneratia alba), bakau (Rhizophora spp.), tancang (Bruguiera gymnorhiza), dan nyirih (Xylocarpus granatum). Sedangkan vegetasi pantai di pulau-pulau kecil umumnya adalah pandan, kelapa, dan semak belukar. Terumbu karang banyak terdapat di sekitar pulau-pulau kecil. Umumnya berupa terumbu karang pinggiran yang terdapat di Pulau. Kabung, P. Lemukutan, P. Randayan, P. Baru, P. Seluas, Pulau atau Gosong Baturakit, P. Penata Kecil dan Besar. Sedangkan terumbu karang penghalang umumnya menyebar dan tidak muncul di permukaan. Luas terumbu karang yang kondisinya masih baik, diperkirakan sekitar 1.500 ha dengan keanekaragaman yang tergolong tinggi. Potensi ikan karang yang ada di daerah ini didominasi oleh ikan konsumsi yang relatif beruaya. Jenis yang biasanya ditangkap para nelayan adalah kerapu (Cephalopholis miniata), kerapu sunu (Variola louti), kerapu karang (Cephalopholis boenack), kuweh (Caranx sexfasciatus), puka puteh (Caranx melampygus), jenaha (Lutjanus gibbus), kakap tanda-tanda (Lutjanus fulviflamma), dan baronang (Siganus sp.). Selain itu ditemukan juga ikan predator seperti Chaetodon lunula dan Chaetodon trifascialis. Kelompok ikan karang yang berperan di dalam rantai makanan diantaranya adalah jenis Amphibrion ocellaris dan A. Frenatus, Malacanthus latovittatus, dan Forcipige flavissimus. Rumput laut yang banyak dijumpai di daerah ini adalah jenis Eucheuma sp., dan Caulerpa sp. Jenis lainnya adalah Sargassum sp. Sedangkan lamun atau sea grass sangat minim dijumpai. Biota lain yang ditemukan antara lain teripang (Holothuria sp.), kima (Tridacna sp.), udang karang atau lobster (Panulirus spp.), dan bintang laut. Di samping itu di perairan antara P. Lemukutan dengan P. Penata Besar dan sekitarnya sering dijumpai ikan lumba-lumba. Penyu laut yang terdapat di lokasi ini adalah penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu hijau (Chelonia mydas) yang masing-masing dikenal oleh masyarakat lokal sebagai "sisik'" dan "penyo". Di pantai P. Randayan. P. Penata Besar, P. Seluas, dan P. Baru, merupakan tempat penyu bertelur hampir sepanjang tahun, dengan musim puncaknya sekitar bulan Desember - Maret yang bertepatan dengan musim utara. Sedangkan di P. Penata Kecil sering tertangkap penyu muda, dengan lebar karapas sekitar 25-30 cm.

Iklim

Iklim wilayah Kabupaten Bengkayang tergolong tropika berhujan tanpa bulan kering dengan curah hujan tahunan 2.787 mm. Distribusi curah hujan relatif merata sepanjang tahun. Musim kemarau biasanya terjadi selama 3 bulan yaitu Juni, Juli dan Agustus, dengan rata-rata curah hujan antara 128-200 mm. Musim hujan berlangsung lebih lama yaitu 9 bulan antara Oktober - Juni. Keadaan udara Kabupaten Bengkayang tergolong lembab sepanjang tahun. Rata-rata kelembaban udara tahunan adalah 85%. Suhu udara minimum 21,1°C, maksimum adalah 33,5°C.

Penduduk

Jumlah Peduduk

Berdasarkan hasil proyeksi BPS Kabupaten Bengkayang, jumlah penduduk Kabupaten Bengkayang pada tahun 2006 adalah sebesar 211.883 jiwa yang tersebar di 17 Kecamatan.

Dilihat menurut jenis kelaminnya, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 109.109 jiwa, sedangkan perempuannya sebanyak 102.774 jiwa. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung rasio jenis kelamin Kabupaten Bengkayang pada tahun 2006 adalah 106, angka ini berarti jika ada 106 penduduk laki-laki maka 100 penduduk perempuan. Penduduk Kabupaten Bengkayang termasuk dalam kelompok usia muda. Hal ini dilihat dari masih banyaknya penduduk yang masuk dalam kelompok usia muda (dibawah 20 tahun) yaitu sebesar 48,68 persen.

Sosial Ekonomi Budaya Penduduk

Kecamatan Bengkayang didominasi oleh suku Dayak (Dayak Bekati dan Dayak Ahe)yang menempati wilayah pegunungan, etnis Melayu yang berada di wilayah pesisir dan etnis Tionghoa berbahasa Tionghoa yang menempati wilayah perkotaan serta etnis pendatang yang rata-rata berasal dari jawa tinggal di wilayah transmigrasi/paket. Kecamatan Sungai Raya didominasi oleh suku melayu Pontianak dengan bahasa melayu berdialek Pontianak. Sedangkan penduduk asli di pedalaman adalah suku dayak dengan bahasa dayaknya. Selain itu juga terdapat masyarakat dari etnis Tionghoa dengan bahasa yang sehari-hari digunakan adalah bahasa Cina, dan Suku Bugis. Penduduk Kecamatan Bengkayang menganut kepercayaan Katholik Roma, Kristen Protestan, Islam, Buddha, Hindu dan Aliran Kepercayaan yang masih dipercaya oleh Adat Istiadat setempat. Penduduk Kecamatan Sungai Raya sebagian besar beragama Islam, disamping agama Hindu, Katholik, Protestan, Budha dan penganut aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga kebudayaan yang berkembang adalah kebudayaan melayu yang banyak dipengaruhi oleh agama Islam.

Potensi Alam

Obyek Wisata yang ada di Kabupaten Bengkayang adalah :

Air Terjun Merasap

Air terjun riam merasap terletak di Dusun Segonde desa Pisak Kecamatan Tujuh Belas dengan ketinggian 20 M, dengan jarak tempuh 62 Km dari kota Bengkayang, objek unggulan dari kawasan ini adalah air terjun, aneka flora dan fauna dan beberapa fasilitas pendukung lainnya seperti Patung Bunda Maria. Air terjun riam merasap dapat dikunjungi dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Air Terjun Berawan't

Ketinggian air terjun Berawan't 75 M, terletak di Kecamatan Seluas, untuk menempuh air terjun tersebut dari Ibu Kota Bengkayang dapat menggunakan roda dua dan roda empat 75 KM, dari Kecamatan Seluas dilanjutkan dengan berjalan kaki. Obyek unggulan dari kawasan ini adalah air terjun, aneka flora dan fauna. Terletak di Dusun Melayang Desa Sahan Kecamatan Seluas dengan ketinggian ± 75 meter jarak dari Bengkayang ± 80 km.Dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4 disambung dengan berjalan kaki selama + 30 menit.

Air Panas (Spax)

Kawasan obyek wisata yang terletak di Kecamatan Jagoi Babang, dengan jarak tempuh dari Ibukota Bengkayang 100 KM. Ciri khas dari air ini adalah air terasa hangat ; bisa digunakan untuk terapi kesehatan dan pengobatan reumatik. Di sekitar lokasi ini terdapat keindahan pesona alam yang cukup menjanjikan untuk pengembangannya.

Air Terjun Seraung

Merupakan kawasan yang terletak di Kecamatan Siding ; dengan jarak tempuh dari Ibukota Bengkayang 124 KM, dapat dikunjungi dengan kendaraan roda dua.

Danau Taipi

Terletak di Kecamatan Monterado, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat, jarak danau Taipi dari Ibukota Bengkayang 53,18 KM. Panorama kawasan danau ini masih indah dan asli.

Riam Pelayo

Terletak 7 KM dari Ibukota Bengkayang, tepatnya di Desa Cipta Karya Dusun Riam Kecamatan Sungai Betung, obyek unggulan dari riam ini adalah air terjun dengan ketinggian 10 M, aneka flora dan fauna, tempat luncuran dengan panjang 6 M, riam ini dapat dikunjungi dengan menggunakan kemdaraan roda dua dan roda empat.

Riam Marum

Terletak di Dusun Dawar Desa Pisak Kecamatan Tujuhbelas dengan ketinggian ± 50 meter jarak dari Bengkayang + 85 km.Dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4 disambung dengan berjalan kaki selama + 20 menit

Riam Sangadum

Terletak di Dusun Melayang Desa Sahan Kecamatan Seluas dengan ketinggian ± 15 meter, jarak dari Bengkayang + 80 km. Dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4 disambung dengan berjalan kaki selama + 20 menit.

Riam Bangaram

Terletak di Dusun Melayang Desa Sahan Kecamatan Seluas dengan ketinggian ± 10 M, jarak dari Bengkayang + 75 km. Dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4 disambung dengan berjalan kaki selama + 20 menit.

Riam Baro

Riam Baro terletak di Dusun Melayang Desa Sahan Kecamatan Seluas, riam ini memiliki tingkat sebanyak 2 buah tingkat pertama ketinggiannya ± 10 meter dan tingkat kedua ketinggiannya ± 8 meter, di riam ini juga terdapat batu yang berbentuk Kapal dengan ketinggian ± 16 meter, jarak dari Kabupaten Bengkayang sekitar 85 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4 disambung dengan berjalan kaki selama 40 menit.

Riam Pain’t Batah

Riam Pain’t Batah terletak di Dusun Melayang Desa Sahan Kecamatan Seluas dengan ketinggian ± 8 meter, jarak dari Kabupaten Bengkayang sekitar 80 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4 disambung dengan berjalan kaki selama 15 menit.

Riam Erang

Riam Erang terletak di Dusun Melayang Desa Sahan Kecamatan Seluas dengan 2 tingkat, tingkat pertama dengan ketinggian ± 8 meter dan tingkat kedua dengan ketinggian ± 12 meter, jarak dari Kabupaten Bengkayang 85 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4 dan disambung dengan berjalan kaki selama 10 menit.

Hutan Adat

Hutan Adat Pengajit atau Hutan Pikol terletaknya di Dusun Melayang Desa Sahan Kecamatan Seluas dengan luas 100 Ha, hutan Adat ini telah diresmikan oleh Bapak Bupati Kabupaten Bengkayang Jacobus Luna, M.Si pada tanggal 15 Oktober 2002, jarak dari Kabupaten Bengkayang sekitar 80 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4.

Riam Jugan

Riam Jugan terletak di Sanggau Ledo Desa Lembang Kecamatan Sanggau Ledo dengan ketinggian ± 15 meter jarak dari Kabupaten Bengkayang sekitar 50 km, dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4.

Riam Susok

Riam Susok terletak di Dusun Pejampi Desa Mayak Kecamatan Seluas dengan ketinggian ± 20 meter jarak dari Kabupaten Bengkayang sekitar 66 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4 disambung dengan berjalan kaki selama 10 menit.

Riam Mangkamang

Riam Mangkamang terletak di Dusun Pejampi Desa Mayak Kecamatan Seluas dengan ketinggian ± 15 meter jarak dari Kabupaten Bengkayang sekitar 66 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4 disambung dengan berjalan kaki selama 10 menit.

Budaya

Kabupaten Bengkayang memiliki aneka ragam budaya dan kesenian tradisional diantaranya : Pesta Gawai Dayak, Festival Bumi Sebalo, Pesta Naik Dango, Nyubeng, Cap Go Meh, Kesenian Barongsai, Tarian Adat dari etnis Dayak, Melayu, Tionghoa, dan Jawa.

Objek Sejarah

Disamping itu, terdapat objek – objek Sejarah diantaranya :

  • Rumah Betang Panjang Samalantan di Kecamatan samalantan.
  • Benteng Pertahanan Belanda di Gunung Vandreng di Kecamatan Samalantan dan Kecamatan Sungai Betung.
  • Tiang Bendera Raksasa di Kecamatan Monterado.
  • Gedung Pancasila di Kecamatan Bengkayang.
  • Meriam Kuno di Pulau Penata Kecil Kecamatan Sungai Raya Kepulauan.
  • Tangsi (Barak Militer) Belanda di Kecamatan Sanggau Ledo
  • tugu sam tio kio kongsi di desa kinande (pasar boedoek)kec. lembah bawang
  • Rumah Adat Baluk di Desa Sebujit Kecamatan Siding.

Perekonomian

PDRB Kabupaten Bengkayang atas dasar harga berlaku pada tahun 2005 adalah sebesar Rp. 1.272.128,52 juta rupiah dan meningkat menjadi Rp. 1.460.852,76 juta rupiah pada tahun 2006. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku yang terjadi antara tahun 2005-2006 adalah sebesar 20,30 persen. Selanjutnya, PDRB Kabupaten Bengkayang atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2005 adalah sebesar 895.704,54 juta rupiah dan naik menjadi 952.088,58 juta rupiah pada tahun 2006. Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000, perekonomian Kabupaten Bengkayang pada tahun 2006 tumbuh sebesar 9,07 persen dibanding dengan pertumbuhan perekonomian tahun sebelumnya, yaitu sebesar 6,68 persen. Ini berarti bahwa perekonomian Kabupaten Bengkayang mengalami banyak kemajuan.

Jika dilihat per sektornya maka sektor yang memberikan kontribusi terbesar pada PDRB Kabupaten Bengkayang adalah sektor pertanian diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Kontribusi sektor pertanian pada PDRB Kabupaten Bengkayang tahun 2006 adalah sebesar 43,94 persen sedangkan sektor perdaga-ngan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi sebesar 28,19 persen pada tahun 2006. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa struktur perekonomian Kabupaten Bengkayang masih bersifat agraris karena kontribusi sektor tersebut paling besar dibanding dengan sektor yang lain. Dengan kata lain, penopang utama perekonomian masih berasal dari sektor pertanian. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sektor perekonomian yang mempunyai kontribusi pada PDRB Kabupaten Bengkayang masih relatif sama.

Mata Pencaharian

Mata pencaharian utama masyarakat di Sungai Raya adalah nelayan.

Perikanan

Perairan Laut di Kabupaten Bengkayang, memiliki potensi sumberdaya ikan yang cukup besar, terutama ikan pelagis, demersal, dan ikan karang. Potensi lain adalah budidaya laut (penangkaran dan pembesaran) serta budidaya ikan/udang. Penangkapan ikan pada umumnya dapat dilakukan sepanjang tahun, dengan puncaknya pada bulan Juli sampai September. Armada penangkapan yang digunakan adalah perahu tanpa motor, motor tempel, dan kapal motor. Sedangkan jenis alat tangkap yang digunakan adalah jenis gillnet, rawai, pukat udang, bagan tancap, togo, dan bubu.

Pendekatan Konservasi

Pendekatan konservasi dalam menetapkan Pulau Randayan dan pulau-pulau sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Bengkayang adalah karena kawasan ini sebagai salah satu kawasan terumbu karang, padang lamun dan tempat berkembang biaknya berbagai biota laut yang sangat potensial untuk pengembangan sumberdaya perikanan dan kelautan yang bernilai ekonomis tinggi. Selain itu, kawasan ini juga merupakan daerah peneluran penyu yang berlangsung sepanjang tahun.

Pariwisata

Kegiatan pariwisata bahari di pesisir Kecamatan Sungai Raya sangat potensial untuk dikembangkan. Wisata yang ditawarkan berupa snorkeling, diving (menyelam), memancing dan rekreasi pantai. Daerah-daerah tersebut diantaranya adalah:

  • Pulau Penata, Pulau Randayan, Pulau Seluas dan sekitar wilayah Pulau Lemukutan dengan ekosistem terumbu karang yang cukup indah untuk dinikmati.
  • Pulau Randayan dikenal sebagai habitat tempat bertelurnya penyu tersedia penginapan berupa villa.
  • Beberapa lokasi sepanjang wilayah pesisir Kecamatan Sungai Raya dengan pantai berpasirnya.

Referensi

Pranala luar