Ampet

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ampet
Ampet, Typha angustifolia
dari Wotgalih, Yosowilangun, Lumajang
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
T. angustifolia
Nama binomial
Typha angustifolia
Sinonim[2][3]
  • Massula angustifolia (L.) Dulac
  • Typha angustifolia subsp. javanica (Schnizl. ex Rohrb.) Graebn.
  • Typha domingensis Pers.
  • Typha elatior Boenn.
  • Typha foveolata Pobed.
  • Typha glauca Seg.-Vianna (Nama tidak sah)
  • Typha gracilis Rchb. (Nama tidak sah)
  • Typha media C.C.Gmel.
  • Typha minor Curtis
  • Typha pontica Klok. fil. & A. Krasnova

Lembang, ampet, atau embet (Typha angustifolia L.) adalah sejenis tumbuhan serupa rumput besar yang menghuni rawa-rawa, terutama dekat pantai namun juga di pegunungan. Ia dikenal dengan nama-nama daerah seperti lèmbang (Btw.); wawalingian, asiwung raja mantri (Sd.); embĕt (Jw.); ampĕt (Md.); takténas (Tim.).[4] Dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini disebut lesser bulrush, narrowleaf cattail, atau lesser reedmace. Dalam bahasa Aceh, disebut bak dah atau sering disebut batang obor.

Pengenalan[sunting | sunting sumber]

Pelat botani

Tumbuhan rawa serupa rumput yang menahun, tegak, kekar, tinggi 1,5-3 m, dengan batang membulat. Daun bentuk garis, agak meruncing, 8-22 cm × 6-16 mm, terbagi dalam banyak ruang dan tumbuh dalam seludang.[5] Perbungaan tersusun dalam rupa bulir berbentuk cerutu; bunga-bunga jantan terkumpul di bagian ujung sepanjang 15–30 cm, dan bunga-bunga betina mengelompok serupa cerutu yang lebih pendek, dipisahkan oleh tangkai yang telanjang sepanjang 0,5–12 cm. Di antara bunga-bunga itu terdapat rambut-rambut panjang seperti wol.[6] Bunganya yang jantan sama panjangnya dengan bunga betina, tapi lebih kurus dan ramping. Adapun akarnya, ada pada sisi dasar daun. Ia berbentuk rimpang yang rebah. Panjangnya 70 cm dengan diameter 2 cm. Perbanyakan dilakukan dengan rimpang, atau rumpunnya. Di alam liar, bijinya diterbangkan oleh angin, sehingga membentuk tanaman baru.[5]

Ekologi dan sebaran[sunting | sunting sumber]

Tanaman lembang banyak ditemui di Bawean, Madura, dan Karimunjawa, tetapi sayang tanaman ini tak begitu dikenali.[7] Umumnya lembang tumbuh di paya-paya dataran rendah dan di perairan payau; namun didapati pula di rawa-rawa pegunungan hingga ketinggian 1.725 m dpl. Di belakang pantai, lembang kerap berasosiasi dengan vegetasi mangrove. Umum dijumpai, tetapi sering melimpah secara lokal saja. Tanaman ini acapkali suka menggerombol.[6]

Marga Typha, tidak terkecuali lembang, menyebar di kawasan tropika, ke utara hingga lingkar kutub dan ke selatan hingga sekitar 35°LS. Di Asia Tenggara, embet tercatat dari Burma, Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Singapura, Brunei, Indonesia, Timor Timur dan Papua Nugini. Di Indonesia didapati di pulau-pulau Sumatra, Jawa, Karimunjawa, Bawean, Madura, Kangean dan Papua.[6]

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Tumbuh di rawa bercampur dengan eceng gondok

Tangkai-tangkainya, di Pekalongan, dimanfaatkan sebagai bahan anyaman. Daun-daunnya untuk membuat tikar dan topi. Tangkai dan daunnya, dahulu, di Aceh digunakan untuk membuat kipas tradisional. Rambut-rambut bunganya, dulu, di sekitar Jakarta dipakai sebagai pengganti kapuk untuk mengisi jok kereta. Tongkol buahnya yang belum masak betul digunakan sebagai sumbu mesiu. Tunas-tunasnya yang muda diambil untuk sayuran.[4]

Embet juga tidak jarang ditanam sebagai tanaman hias di kolam-kolam halaman rumah.[4] Biasa dipadukan dengan eceng gondok atau selada air. Tanaman semacam ini dari famili Typhaceae dapat pula digunakan sebagai ornamen rangkaian bunga potong.[5] Belakangan ini embet mulai dimanfaatkan sebagai tanaman filter untuk meningkatkan efektivitas rawa buatan sebagai bagian dari instalasi pengolah air limbah industri[8][9]

Perawakan

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Linné, C. von & L. Salvius. 1753. Species plantarum :exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus... Tomus II: 971. Holmiae :Impensis Laurentii Salvii.
  2. ^ Tropicos: Typha angustifolia
  3. ^ The Plant List: Typha angustifolia
  4. ^ a b c Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I: 115. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (versi berbahasa Belanda -1922- I: 58, sebagai Typha domingensis Pers. var. javanica Gèze)
  5. ^ a b c Marianto, Lukito Adi (2005). Merawat Tanaman Air. hlm.36 – 37. Depok: Agromedia Pustaka. ISBN 979-3084-13-8.
  6. ^ a b c Giesen, W., S. Wulffraat, M. Zieren & L. Scholten. 2006. Mangrove Guidebook for Southeast Asia: 324-5. RAP Publication 2006/07. FAO and Wetlands International.
  7. ^ Sastrapradja, Setijati; Bimantoro, Rahadian (1981). Tanaman Air. 23:10 – 11. Jakarta: LBN - LIPI bekerjasama dengan Balai Pustaka.
  8. ^ Abdulgani, H., M. Izzati, Sudarno. 2013. Pengolahan limbah cair industri kerupuk dengan sistem subsurface flow constructed wetland menggunakan tanaman Typha angustifolia. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013. ISBN 978-602-17-0011-2
  9. ^ Febriani, S., Zulfarina, & Suwondo. t.t. Pertumbuhan Typha angustifolia akibat pendedahan limbah cair pabrik kelapa sawit, sebagai sumber belajar pencemaran lingkungan bagi siswa SMA. Makalah tidak diterbitkan.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]