Kejadian 1

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pasal pertama kitab B'reshit, atau Kitab Kejadian, ditulis pada sebutir telur, koleksi Museum Israel.

Kejadian 1 (disingkat Kej 1) adalah pasal pertama dari Kitab Kejadian dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Termasuk dalam kumpulan kitab Taurat yang disusun oleh Musa.[1][2]

Teks

Struktur

diteruskan ke pasal 2:

Ayat-ayat terkenal

  • Kejadian 1:1: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
  • Kejadian 1:26–27: Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
  • Kejadian 1:31: Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Allah melihat bahwa semuanya itu baik

וירא אלהים כי־טוב
wa i·yar· e·lo·him ki-to·wb.
Allah melihat bahwa semuanya itu baik.[3]

Tujuh kali Allah menyatakan bahwa apa yang telah diciptakan-Nya itu "baik" (bahasa Ibrani: טוב, ṭō·wḇ; dibaca "tob"):

  1. Kejadian 1:4
  2. Kejadian 1:10
  3. Kejadian 1:12
  4. Kejadian 1:18
  5. Kejadian 1:21
  6. Kejadian 1:25
  7. Kejadian 1:31

Setiap bagian dari ciptaan Allah secara sempurna memenuhi kehendak dan maksud-Nya. Allah menciptakan dunia ini untuk mencerminkan kemuliaan-Nya dan untuk menjadi tempat di mana umat manusia dapat mengambil bagian dalam sukacita dan hidup-Nya. Perhatikan bagaimana Allah mencipta menurut suatu rencana dan tatanan tertentu.[4]

Jadilah petang dan jadilah pagi

ויהי־בקר יום הששי׃ פ
wa ye·hi-e·reb wa ye·hi-bo·ker y·om ha·syi·syi: (p̄).
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.[5]

Sebutan ini diulang enam kali dalam pasal ini dan selalu diikuti dengan perhitungan hari:

  • יום אחד׃ yom ekhad (Kejadian 1:5) = hari pertama (Ahad; Minggu).
  • יום שני׃ yom syeni (Kejadian 1:8) = hari kedua (Senin).
  • יום שלישי׃ yom syelisyi (Kejadian 1:13) = hari ketiga (Selasa).
  • יום רביעי׃ yom rebi'i (Kejadian 1:19) = hari keempat (Rabu).
  • יום חמישי׃ yom khamisyi (Kejadian 1:23) = hari kelima (Kamis).
  • יום הששי׃ yom hasyisyi (Kejadian 1:31) = hari keenam (Jumat)

Kata Ibrani untuk hari adalah יום (yom). Biasanya kata ini artinya suatu hari sepanjang 24 jam (bandingkan Kejadian 7:17; Matius 17:1), atau bagian siang dari suatu hari ("hari" sebagai lawan dari "malam"). Tetapi kata ini bisa juga dipakai untuk jangka waktu yang tidak tentu (misal: "musim panen," Amsal 25:13). Banyak orang percaya bahwa hari-hari penciptaan merupakan hari dalam arti 24 jam karena digambarkan sebagai terdiri atas "petang" dan "pagi" (ayat Kejadian 1:5; bandingkan Keluaran 20:11). Yang lain percaya bahwa "petang" dan "pagi" hanya berarti bahwa suatu petang mengakhiri tahap penciptaan tersebut dan keesokan paginya merupakan awal yang baru lagi.[4]

Ayat 1

Bahasa Ibrani: בראשית ברא אלהים את השמים ואת הארץ׃
Transliterasi Ibrani: be·re·syit ba·ra e·lo·him et ha·sha·ma·yim we·'et ha·'a·retz.
Terjemahan Baru: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.[6]

"Pada mulanya" di sini adalah tegas dan mengarahkan perhatian kepada suatu permulaan yang nyata. Agama-agama kuno lainnya ketika membicarakannya menunjukkan bahwa penciptaan itu dilaksanakan dengan sesuatu yang sudah ada. Mereka melihat sejarah sebagai siklus kejadian yang berulang-ulang terus. Alkitab memahami sejarah sebagai satu garis lurus dengan arah yang ditetapkan oleh Allah dalam peranan-Nya selaku Pencipta. Allah mempunyai rencana dalam penciptaan, dan itu akan diwujudkan-Nya. Berbagai implikasi muncul dari kebenaran yang dinyatakan oleh ayat Alkitab yang pertama.

  1. Karena Allah adalah sumber dari segala sesuatu yang ada, manusia dan alam tidak berdiri sendiri, tetapi menerima keberadaan dan kelangsungannya dari Dia.
  2. Seluruh keberadaan dan hidup adalah baik jikalau terkait secara benar dengan-Nya dan bergantung pada-Nya.
  3. Seluruh hidup dan ciptaan dapat penuh makna dan arti selalu.
  4. Allah memiliki hak berdaulat atas seluruh ciptaan karena Dia Penciptanya. Di dalam dunia yang telah jatuh, Allah menuntut hak-hak-Nya melalui penebusan (Keluaran 6:6; 15:13; Ulangan 21:8; Lukas 1:68; Roma 3:24; Galatia 3:13; 1 Petrus 1:18).[4]

Ayat 2

Bahasa Ibrani: והארץ היתה תהו ובהו וחשך על־פני תהום ורוח אלהים מרחפת על־פני המים׃
Transliterasi Ibrani: we·ha·'a·retz ha·ye·tah to·hu wa·bo·hu we·ko·syekh al-pe·ni te·hom we·ru·ah e·lo·him me·ra·ke·fet al-pe·ni ha·ma·yim
Terjemahan Baru: Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air[7]

Ayat 3

Bahasa Ibrani: ויאמר אלהים יהי אור ויהי־אור׃
Transliterasi Ibrani: wa yo·mer e·lo·him ye·hi o·wr wa ye·hi o·wr.
Terjemahan Baru: Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.[8]

Kata Ibrani untuk "terang" ialah אור (o·wr [or]) yang menunjuk kepada gelombang-gelombang energi terang yang mula-mula mendatangi bumi. Allah kemudian menempatkan "benda-benda penerang" (bahasa Ibrani: מָאוֹר, ma'or, bentuk jamak: מארת, mə·’ō·rōṯ, secara harafiah, "pembawa terang", ayat Kejadian 1:14) di cakrawala sebagai pembangkit dan pemantul cahaya secara tetap dari gelombang-gelombang cahaya. Maksud utama dari benda-benda penerang itu ialah menjadi tanda-tanda musim, hari, dan tahun (ayat Kejadian 1:5,14).[4]

Ayat 5

Bahasa Ibrani: ויקרא אלהים ׀ לאור יום ולחשך קרא לילה ויהי־ערב ויהי־בקר יום אחד׃ פ
Transliterasi Ibrani: wa·yiq·ra e·lo·him la·'o·wr yom we·la·ko·syekh q·ra la·ye·lah way·hi-e·reb way·hi-bo·ker yom e·khad. (p)
Terjemahan Baru: Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama[9]

Referensi silang: Mazmur 74:16, Mazmur 136:7–9.

Ayat 8

Bahasa Ibrani: ויקרא אלהים לרקיע שמים ויהי־ערב ויהי־בקר יום שני׃ פ
Transliterasi Ibrani: wa·yiq·ra e·lo·him la·ra·qi·a' sya·ma·yim way·hi-e·reb way·hi-bo·ker yom sye·ni. (p)
Terjemahan Baru: Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.[10]

Ayat 27

Bahasa Ibrani: ויברא אלהים ׀ את־האדם בצלמו בצלם אלהים ברא אתו זכר ונקבה ברא אתם׃
Transliterasi Ibrani: wa·yib·ra e·lo·him et-ha·'a·dam be·tsal·mo, be·tse·lem e·lo·him ba·ra o·to, za·khar u·ne·qe·bah ba·ra o·tam.
Terjemahan Baru: Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.[11]

Kata kerja yang dipakai tiga kali dalam ayat 27 ini adalah "bara" (atau "b'ra"; ברא) yang diterjemahkan sebagai "menciptakan" (atau dalam bentuk pasifnya "diciptakan") sama dengan kata kerja yang digunakan pada ayat 1. Kata tunggal "dia" mengacu pada "manusia" sebagai suatu jenis makhluk tertentu, yang diciptakan menurut[12] gambar[13] Allah. Secara jamak ("mereka") makhluk manusia itu diciptakan dalam dua jenis kelamin: laki-laki dan perempuan. Keseluruhannya dalam Kejadian 1:26–28 kita membaca tentang penciptaan manusia; Kejadian 2:4–25 memberikan rincian yang lebih lengkap mengenai penciptaan dan lingkungan mereka. Kedua kisah ini saling melengkapi dan mengajarkan beberapa hal.

  • (1) Baik laki-laki maupun wanita diciptakan secara khusus oleh Allah, mereka bukan hasil proses evolusi (Kejadian 1:27; Matius 19:4; Markus 10:6).
  • (2) Laki-laki dan wanita keduanya diciptakan menurut "gambar" dan "rupa" Allah. Berdasarkan gambar ini, mereka dapat menanggapi dan bersekutu dengan Allah dan secara unik mencerminkan kasih, kemuliaan dan kekudusan-Nya. Mereka harus melakukannya dengan mengenal dan menaati-Nya (Kejadian 2:15–17).
    • (a) Manusia memiliki keserupaan moral dengan Allah, karena mereka tidak berdosa dan kudus, memiliki hikmat, hati yang mengasihi dan kehendak untuk melakukan yang benar (Efesus 4:24). Mereka hidup dalam persekutuan pribadi dengan Allah yang meliputi ketaatan moral (Kejadian 2:16–17) dan hubungan yang intim. Ketika Adam dan Hawa berdosa, keserupaan moral dengan Allah ini tercemar (Kejadian 6:5). Dalam proses penebusan, orang percaya harus diperbaharui kepada keserupaan moral itu lagi (Efesus 4:22–24; Kolose 3:10).
    • (b) Adam dan Hawa memiliki keserupaan alamiah dengan Allah. Mereka diciptakan sebagai makhluk yang berkepribadian dengan roh, pikiran, perasaan, kesadaran diri, dan kuasa untuk memilih (Kejadian 2:19–20; Kejadian 3:6–7; 9:6).

(c) Sampai batas tertentu susunan jasmaniah laki-laki dan wanita itu menurut gambar Allah. Hal ini tidak berlaku untuk hewan. Allah memberikan kepada manusia gambar yang dengannya Dia akan tampil kepada mereka (Kejadian 18:1–2) dan bentuk yang akan dipakai Anak-Nya kelak (Lukas 1:35; Filipi 2:7; Ibrani 10:5).

  • (3) Penciptaan manusia dalam rupa Allah tidak berarti bahwa mereka adalah ilahi. Manusia diciptakan pada tingkat yang lebih rendah dan tergantung kepada Allah (Mazmur 8:6).
  • (4) Seluruh kehidupan manusia pada mulanya berasal dari Adam dan Hawa (Kejadian 3:20; Roma 5:12).[4]

Referensi

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 9794158151, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 9794153850, 9789794153857
  3. ^ Kejadian 1:10
  4. ^ a b c d e The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  5. ^ Kejadian 1:31
  6. ^ Kejadian 1:1
  7. ^ Kejadian 1:2
  8. ^ Kejadian 1:3
  9. ^ Kejadian 1:5
  10. ^ Kejadian 1:8
  11. ^ Kejadian 1:27
  12. ^ Kata "menurut" dalam bahasa Ibrani ditulis sebagai awalan ב, be.
  13. ^ Dua kali digunakan kata "gambar" Ibrani: צלמ, tselem; sebelumnya juga "tsalmo" dengan akhiran "-o" (= akhiran bahasa Indonesia "-nya") yang berarti "gambar-Nya"

Lihat pula

Pranala luar