Bandar Udara Internasional Minangkabau

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Koordinat: 00°47′12″S 100°16′50″E / 0.78667°S 100.28056°E / -0.78667; 100.28056

Bandar Udara Internasional Minangkabau

بانداراينتيرنسيونالمينڠكاباو
Berkas:Bandara Internasional Minangkabau.jpg
  • IATA: PDG
  • ICAO: WIPT
    PDG di Topografi Sumatera
    PDG
    PDG
    Letak BIM di Sumatera
Informasi
JenisSipil
PengelolaPT Angkasa Pura II
MelayaniKota Padang, Sumatera Barat, Indonesia
LokasiNagari Ketaping, kecamatan Batang Anai, kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat
Maskapai penghubung
Ketinggian dpl5 mdpl
Koordinat0°47′12″S 100°16′50″E / 0.78667°S 100.28056°E / -0.78667; 100.28056
Situs webMinangkabauAirport.com
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
15/33 2,749 9,020 Aspal
Tampak depan terminal BIM dari landasan pacu
Landasan pacu BIM tampak dari udara

Bandar Udara Internasional Minangkabau (kode IATA: PDG, kode ICAO: WIPT) atau biasa disingkat BIM adalah bandar udara bertaraf internasional utama di provinsi Sumatera Barat yang melayani penerbangan-penerbangan dari dan ke Kota Padang. Bandara ini berjarak sekitar 23 km dari pusat Kota Padang yang letaknya bukan di Padang melainkan di Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.[1]

Bandar Udara Internasional Minangkabau mulai dibangun pada tahun 2001, dan dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing.[2] Dinamakan sesuai dengan nama suku bangsa yang mendiami provinsi Sumatera Barat, yaitu Minangkabau, BIM merupakan bandara pertama dan satu-satunya di dunia yang menggunakan nama berdasarkan suku bangsa.[3]

Pada tahun 2006, bandara ini ditetapkan oleh Kementerian Agama sebagai tempat embarkasi dan debarkasi haji untuk wilayah provinsi Sumatera Barat, Bengkulu, dan sebagian Jambi. Sejak 1 Juli 2012, jam operasional bandara ini diperpanjang oleh PT Angkasa Pura II hingga pukul 24.00 WIB, yang sebelumnya hanya dibuka hingga pukul 21.00 WIB.[4]

Pembangunan

Bandar Udara Internasional Minangkabau dibangun sebagai pengganti Bandar Udara Tabing yang sudah tidak lagi memenuhi persyaratan dari segi keselamatan penerbangan setelah 34 tahun lamanya digunakan.[1] Pembangunan bandara ini mulai dilakukan pada tahun 2001 dengan menghabiskan biaya sekitar 9,4 miliar Yen, dengan 10% di antaranya (sekitar 97,6 miliar Rupiah) merupakan pinjaman lunak dari Japan Bank International Coorporation (JICB). Konstruksinya melibatkan kontraktor Shimizu dan Marubeni J.O. dari Jepang, dan Adhi Karya dari Indonesia.[2]

Bandar Udara Internasional Minangkabau berdiri di atas tanah seluas 4,27 km² dengan landasan pacu sepanjang 2.750 meter dengan lebar 45 meter.[5] Penerbangan domestik dan internasional dilayani oleh terminal seluas 12.570 m²[6] yang berkapasitas sekitar 2,5 juta penumpang setiap tahunnya.[7]

Bandara ini adalah bandara kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta yang pembangunannya dilakukan dari awal. Rencana induk pembangunan bandara ini dilakukan dalam tiga tahap, tahap keduanya dimulai pada tahun 2010. Setelah semua tahap selesai pengerjaannya, panjang landasan bandara ini akan diperpanjang menjadi 3.600 meter, yang juga dilengkapi dengan landasan penghubung (taxiway) paralel di sepanjang landasan.[8]

Akses

Bandar Udara Internasional Minangkabau dapat diakses baik menggunakan kendaraan pribadi, maupun kendaraan umum seperti bus dan taksi yang beroperasi setiap hari dari kota Padang dan kota-kota lain di sekitarnya.[2] Selain itu adapula bus Damri yang melayani rute BIM—Pasar Raya dan bus Tranex Mandiri rute BIM—Lubuk Begalung.

Selama tahun 2011, jumlah penumpang di bandara ini telah mencapai 1,3 juta, dua kali lipat lebih dari yang ditargetkan pada tahun 2010 yaitu 622.000 penumpang. Sejalan dengan perkembangan bandara, pemerintah daerah telah membangun jalan layang di perempatan jalan masuk menuju bandara, yang disusul dengan pelebaran ruas jalan Tabing—Duku sepanjang 10 km yang merupakan bagian dari ruas jalan Padang—Bukittinggi.[2]

Di sisi lain, PT (Persero) Kereta Api berencana menambah jalur kereta api baru sepanjang 4,2 km dari Stasiun Simpang Haru, Padang menuju Bandara Internasional Minangkabau.[9] Untuk itu, satu set railbus atau kereta api jalur pendek telah didatangkan untuk melayani rute ini. Railbus buatan PT Industri Kereta Api (Inka) Madiun dengan kapasitas 150 penumpang tersebut sampai di Stasiun Simpang Haru pada 31 Desember 2012 dan diangkut melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada 9 Desember 2012 menuju Pelabuhan Teluk Bayur, Padang.[10] Namun, karena belum rampungnya infrastruktur, railbus ini untuk sementara akan dioperasikan sebagai angkutan wisata dari Padang menuju Stasiun Pariaman sampai pembangunan rel baru menuju Bandara Internasional Minangkabau selesai dibangun.[11]

Maskapai dan tujuan

Sejumlah penerbangan yang dilayani bandara ini sama seperti bandara sebelumnya, yaitu Bandar Udara Tabing. Untuk penerbangan domestik, antara lain dengan Jakarta, Batam, Medan, Bengkulu, Sungaipenuh, dan Sipora. Sementara untuk penerbangan internasional yaitu dengan Kuala Lumpur dan Singapura.

Bandar Udara Internasional Minangkabau dapat menampung pesawat berbadan lebar seperti Airbus A300 atau MD 11. Kelengkapan fasilitas yang jauh berbeda dengan Bandar Udara Tabing, terbukti menggairahkan aktivitas penerbangan di bandara ini. Hingga saat ini tercatat sebanyak sepuluh maskapai penerbangan nasional dan dua maskapai penerbangan asing yang telah beroperasi di bandara ini, antara lain adalah sebagai berikut.[12]

Berikut daftar penerbangan langsung melalui Bandara Internasional Minangkabau:

Penumpang

MaskapaiTujuanTerminal
AirAsiaKuala Lumpur Internasional
Citilink[13] Batam, Jakarta Domestik
Garuda Indonesia Jakarta, Pekanbaru [mulai 15 April 2013], Medan [mulai 15 April 2013] Domestik
Lion AirJakarta, Medan, Batam Domestik
Mandala Airlines JakartaDomestik
Mandala AirlinesSingapura[14] Internasional
Nusantara Buana AirSipora Domestik
Pelita Air Service Sungaipenuh Domestik
Susi Air Bengkulu Domestik
Sriwijaya AirJakarta, Batam, Medan Domestik

Fasilitas

Gambar skematis landasan pacu BIM

Bandara ini memiliki empat garbarata yang menghubungkan terminal dengan pesawat. Fasilitas pendukung yang dimiliki bandara ini adalah area parkir yang luas, toko yang menjual aneka suvenir, dan makanan. Dan sekarang Bandara ini telah mendirikan "Garuda Executive Lounge" yang terletak di ruang tunggu Garuda Indonesia bagi penerbangan kelas executive dan pemilik kartu GFF Gold dan Platinum.

Kecelakaan dan insiden

Hingga saat ini, baik kecelakaan maupun insiden sama sekali tidak terjadi di Bandar Udara Internasional Minangkabau.

Referensi

  1. ^ a b "Profil di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26. 
  2. ^ a b c d "Info di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26. 
  3. ^ "Sumatera Barat". Situs web resmi mengenai informasi pariwisata dan perjalanan Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Diakses tanggal 2012-06-26. 
  4. ^ "Jam Operasional Empat Bandara Diperpanjang". VIVAnews. 2012-07-03. Diakses tanggal 2012-07-03. 
  5. ^ "Bandara Internasional Minangkabau Tambah Landasan Pacu". Okezone.com. 2012-07-20. Diakses tanggal 2012-06-26. 
  6. ^ "Bandara Minangkabau di situs Skyscanner.co.id". Diakses tanggal 2012-06-26. 
  7. ^ www.investor.co.id AP II Tuntaskan Pengembangan 6 Bandara
  8. ^ "Fasilitas di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26. 
  9. ^ Febrianti (4 Januari 2013). "Sumatera Barat Buat Railbus ke Bandara". Tempo.co. Diakses tanggal 31 Januari 2013. 
  10. ^ "Kapasitas 150 Penumpang, 100 Km/Jam". Padang Ekspres. 2013-01-14. Diakses tanggal 2013-31-01. 
  11. ^ "Sumbar Operasikan Railbus Pertama di Sumatera". Metro TV News. 2013-01-02. Diakses tanggal 2013-31-01. 
  12. ^ "Informasi kedatangan pesawat di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26. 
  13. ^ "Buka Rute ke Padang, Citilink Tebar Promo Kursi Murah". Detik.com. 23 November 2011. Diakses tanggal 23 November 2011. 
  14. ^ Tiger Mandala fly to Jakarta & Singapore

Pranala luar