AirAsia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Capital A Berhad
IATA ICAO Kode panggil
AK AXM RED CAP
Didirikan20 Desember 1993
Mulai beroperasi18 November 1996
Pusat operasi
Program penumpang setiaBIG Loyalty Programme
Armada255 (termasuk anak perusahaan)
Tujuan165 (termasuk anak perusahaan)
SloganFor Everyone
Perusahaan indukTune Group
Kantor pusatBandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Sepang, Selangor, Malaysia
Tokoh utamaTony Fernandes (Group CEO)
Riad Asmat (CEO)
Kamarudin Meranun (Ketua)
Situs webwww.airasia.com

Capital A Berhad, (MYX: 5099) beroperasi sebagai AirAsia (tulisan airasia) adalah sebuah maskapai penerbangan bertarif rendah (low-cost carrier) multinasional yang berpusat di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia. AirAsia sendiri adalah maskapai swasta terbesar di Malaysia. Dengan jaringan rute di Indonesia, Arab Saudi, Jepang, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam serta rute carter menuju Tiongkok dan Hong Kong, AirAsia menjadikan dirinya sebagai pemain Regional yang akan berkompetisi dengan Lion Air dari Indonesia.

Maskapai afiliasi AirAsia meliputi Thai AirAsia, Indonesia AirAsia, Philippines AirAsia, dan AirAsia India masing-masing memiliki basis di bandara Bangkok–Don Mueang, Jakarta–Soekarno-Hatta, Manila–Ninoy Aquino, dan Bengaluru–Kempegowda, sementara maskapai kembarannya, AirAsia X, berfokus pada rute jarak jauh.

AirAsia secara konsisten dinobatkan sebagai maskapai berbiaya rendah terbaik dunia selama 11 tahun oleh Skytrax berturut-turut dalam penghargaan perjalanan internasional dan maskapai penerbangan, termasuk penghargaan terbaru untuk tahun 2019.[1]

Data Kode[sunting | sunting sumber]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Awalnya AirAsia dimiliki oleh DRB-HICOM milik Pemerintah Malaysia namun maskapai ini memiliki beban yang berat dan akhirnya dibeli oleh mantan eksekutif Time Warner, Tony Fernandes, dengan harga simbolik 1 Ringgit pada 2 Desember 2001. Tony melakukan turnaround dan AirAsia berhasil membukukan laba pada 2002 dengan berbagai rute baru dan harga promosi serendah 10 RM bersaing dengan Malaysia Airlines.

Pada 2003, dibukalah pangkalan kedua di Bandara Senai, Johor Bahru dekat Singapura dan AirAsia melakukan penerbangan internasionalnya ke Thailand. Sejak itu, dibukalah Thai AirAsia dan dilakukanlah berbagai penambahan rute seperti ke Singapura dan Indonesia. Penerbangan ke Makau dimulai pada Juni 2004 sedangkan penerbangan ke Manila dan Xiamen dimulai pada April 2005. Rute lain yang akan dibuka adalah ke Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Laos.

KLIA LCCT, yang menaungi kantor pusat AirAsia hingga pembukaan RedQuarters[2]

Selain Thai AirAsia, di Indonesia juga terdapat perusahaan AirAsia yaitu Indonesia AirAsia (sebelumnya bernama AWAIR) yang terbang dari Jakarta ke Yogyakarta, Denpasar untuk tujuan lokal, dan dari Surabaya ke Medan untuk rute domestik lainnya, selain itu penerbangan dilakukan keluar Indonesia melalui kota-kota besar seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Solo, Balikpapan dan Makassar

Pada hari kamis (17/11/2011) terminal AirAsia di bandara Soekarno Hatta, Indonesia secara resmi berpindah dari terminal 2 menjadi terminal 3, di mana melanyani penerbangan domestik maupun internasional, tetapi sejak Agustus 2016 kembali dipindah ke terminal 2. Kini, AirAsia Indonesia melayani 26 rute dengan 52 penerbangan yang terkoneksi melalui lima bandara hub (penghubung), yakni Cengkareng, Bandung, Denpasar, Surabaya, dan Medan.[3][4]

Pada awal 2013, laba AirAsia meningkat 168% dari tahun ke tahun dibandingkan dengan periode yang sama di 2012. Pada kuartal yang berakhir 31 Desember 2012, laba bersih maskapai mencapai 350,65 juta ringgit (US$114,08 juta). Meskipun harga bahan bakar rata-rata naik 1%, maskapai ini mencatat keuntungan 1,88 miliar ringgit untuk tahun fiskal 2012 penuh.[5]

Pada Oktober 2021, AirAsia memulai kembali penerbangan internasional setelah Pemerintah Malaysia mencabut pembatasan perjalanan.[6]

Anak perusahaan[sunting | sunting sumber]

Anak perusahaan saat ini[sunting | sunting sumber]

Mantan anak perusahaan[sunting | sunting sumber]

Destinasi[sunting | sunting sumber]

Karena pandemi COVID-19, daftar rute (terutama untuk tujuan internasional) mungkin tidak diperbarui, namun, dapat dilanjutkan setelah kondisi perdagangan mengizinkan. Namun, karena model bisnis berbiaya rendah, hal ini tidak mungkin terjadi dan ada kemungkinan bahwa sejumlah besar destinasi dapat dihentikan untuk mengoptimalkan efisiensi rute. AirAsia memiliki 180 penerbangan setiap hari, tidak termasuk maskapai anak perusahaannya. AirAsia X memiliki 21 penerbangan setiap hari.

Armada[sunting | sunting sumber]

Armada saat ini[sunting | sunting sumber]

Per November 2021, armada AirAsia (khususnta Malaysia AirAsia) terdiri dari pesawat-pesawat berikut:[7][8]

Armada AirAsia
Pesawat Beroperasi Pesanan Penumpang Catatan
Airbus A320-200 68 180
Airbus A320neo 29 186
Airbus A321neo 2[9] 362[10] 236
Airbus A330-300 1 N/A 9M-VVA dikonversi dari AirAsia X
Total 100 362

Insiden[sunting | sunting sumber]

  • 10 Januari 2011 - AirAsia AK 5218 tergelincir dari landasan pacu Bandar Udara Internasional Kuching. 4 orang mengalami cedera ringan sehingga akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Sarawak untuk mendapat perawatan.[11]
  • 28 Desember 2014 - AirAsia QZ8501, berangkat dari kota Surabaya dari Bandara Juanda menuju ke Bandara Changi, Singapura jatuh di perairan Laut Jawa pada kedalaman kurang lebih dari 30 meter. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 162 tewas.[12]
  • 30 Desember 2014 - AirAsia Zest Z2272 tergelincir di Bandara Internasional Kalibo, Filipina.[13] AirAsia Z2272 merupakan pesawat jenis Airbus A320 dengan rute Manila ke Bandara Internasional Kalibo, dekat kawasan turis Boracay, Filipina. Peristiwa ini disebabkan karena badai tropis Seniang.[14] Tak ada korban dalam insiden ini.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "World's Best Low-Cost Airlines of 2021". SKYTRAX (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-29. 
  2. ^ "Annual Report 2013" (). AirAsia. Retrieved on 29 August 2014. p. 33/306. "HEAD OFFICE LCC Terminal, Jalan KLIA S3 Southern Support Zone, KLIA, 64000 Sepang, Selangor Darul Ehsan, Malaysia" and "REGISTERED OFFICE AirAsia Berhad (Company No. 284669-W) B-13-15, Level 13, Menara Prima Tower B Jalan PJU 1/39, Dataran Prima 47301 Petaling Jaya Selangor Darul Ehsan, Malaysia"
  3. ^ http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/11/15/12580949/Penerbangan.Internasional.AirAsia.dari.Terminal.3.Soekarno-Hatta. AirAsia Indonesia pindak ke terminal 3, diakses pada 21/06/2012
  4. ^ http://www.destinasian.com/airline-news/airasia-jakarta-terminal-3/ diakses pada 21/06/2012
  5. ^ France-Presse, Agence (2013-02-27). "AirAsia profit soars, bullish on outlook". INQUIRER.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-29. 
  6. ^ "AirAsia to reopen all Malaysian routes, push for overseas flights". Nikkei Asia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-29. 
  7. ^ "AirAsia up-gauges with a 100 A321neo order; outlook improves and China in its sights". CAPA - Centre for Aviation (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-29. 
  8. ^ "AirAsia Fleet Details and History". www.planespotters.net. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  9. ^ "AirAsia to reach greater heights with Airbus A321neo planes | New Straits Times". www.nst.com.my. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  10. ^ "AirAsia upsizes A320neo order to larger A321neo | Airbus". www.airbus.com. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  11. ^ "AirAsia Statement: Flight AK 5218 Incident in Kuching International Airport". Borneo Post Online (dalam bahasa Inggris). 2011-01-11. Diakses tanggal 2023-01-15. 
  12. ^ "#TrenSosial: Pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang". BBC Indonesia. 28 Desember 2014. Diakses tanggal 28 Desember 2014. 
  13. ^ Artikel:"" di Kompas.com
  14. ^ Artikel:"Pesawat AirAsia di Filipina Tergelincir Hingga Keluar Landasan " di Detik.com