Radiograf dada

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Radiograf dada
Intervensi
Radiograf dada normal posisi posteroanterior tanpa ada kelainan. (Dx untuk kanan dan Sin untuk kiri)
ICD-9-CM87.3-87.4
MeSHD013902
MedlinePlus003804

Radiograf dada atau foto sinar-X dada atau foto toraks adalah pemeriksaan sinar-X diagnostik yang paling sering dilakukan untuk menilai paru-paru, jantung, dan rongga dada. Foto torak menghasilkan gambaran jantung, saluran pernapasan, pembuluh darah, tulang belakang, dan tulang dada.[1]

Bagian yang dinilai pada pemeriksaan foto toraks adalah jantung, paru-paru, apeks paru, pintu atas rongga toraks, sudut kostrofrenikus, bagian bawah hemidiafragma, daerah di belakang jantung, dan sudut kardiofrenikus.

Proyeksi pemeriksaan foto dada adalah proyeksi AP (anteroposterior), PA (posteroanterior), lateral, dekubitus lateral, AP oblik, dan lordotik (AP apikal).

Pola kelainan yang diamati pada pemeriksaan foto toraks adalah ada atau tidaknya kolaps paru, konsolidasi paru, ground glass opacity (GGO), massa, nodul, garis abnormal, dan kavitas.

Penggunaan[sunting | sunting sumber]

Foto toraks adalah pemeriksaan pertama yang akan dilakukan untuk keluhan kesulitan bernapas, batuk persisten, nyeri atau luka di daerah dada, batuk darah, dan demam.[1][2]

Pemeriksaan ini digunakan untuk mendiagnosis penyakit pneumonia, masalah jantung, emfisema, kanker paru-paru, trauma dada, masalah pernapasan, emboli paru, TBC, pneumotoraks, penumpukan cairan atau udara di sekeliling paru-paru, dan kondisi lainnya.[1][2]

Penilaian[sunting | sunting sumber]

Bagian yang dinilai pada foto toraks adalah:

Jantung

Ukuran diameter transversal (melintang) maksimal jantung tidak melebihi setengah dari diameter transversal maksimum dada pada posisi posteroanterior standar. Ukuran ini disebut rasio kardiotoraks.[3]

Paru-paru

Radiologis Amerika, Benjamin Felson memberikan istilah tanda Silhouette. Felson menyatakan hanya ada 3 densitas yang tampak pada pemeriksaan radiografi yaitu densitas untuk tulang, udara, dan jaringan lunak.[3]

Apeks paru

Merupakan bagian paru-paru paling atas dan paling sedikit mengandung parenkim paru. Di bagian ini terdapat juga gambaran bagian depan tulang rusuk pertama dan bagian belakang tulang rusuk ketiga dan keempat. Penilaian apeks paru adalah dengan cara membandingkan antara gambaran yang kiri dan kanan.[4]

Pintu atas rongga toraks (apertura toraks superior)

Struktur yang ada di bagian ini adalah trakea, pembuluh darah yang berasal dari arkus aorta, dan vena kava superior. Kelainan yang ada di area ini umumnya adalah limfadenopati akibat pembesaran tiroid atau pelebaran dan penyempitan trakea.[4]

Sudut kostofrenikus

Bentuk sudut ini harus tajam (diafragma dan dinding dada harus membentuk sudut yang jelas). Sudut kostofrenikus yang tumpul menunjukkan adanya jaringan lunak dari penebalan pleura atau akumulasi cairan. Garis septal (Kerley B lines) merupakan tanda adanya infiltrat paru interstisiel akibat gagal jantung atau limfangitis karsinomatosa.[5]

Bagian bawah hemidiafragma

Pada bagian ini terdapat hati (liver) di sebelah kanan dan lambung di sebelah kiri. Normalnya pada sisi kiri akan terlihat udara memenuhi fundus gaster persis di bawah diafragma.[6]

Daerah di belakang jantung

Foto radiograf dada yang baik akan memperlihatkan proyeksi tulang belakang melalui bayangan jantung dengan demikian kelainan (benjolan atau pembengkakan) pada tulang belakang dapat diidentifikasi. Struktur lain yang berada di belakang jantung adalah aorta desendens. Jika terdapat kelainan pada sudut azigo-esofageal kemungkinan karena tumor di daerah mediastinum atau limfadenopati.[7]

Sudut kardiofrenikus

Pada sudut ini dapat terlihat gambaran dengan densitas rendah akibat bantalan lemak perikardium yang menyelimuti jantung.[8]

Proyeksi[sunting | sunting sumber]

Posisi PA radiograf dada
Radiograf dada dengan sudut tulang iga dan beberapa penanda lainnya.

Toraks PA paru posisi berdiri[sunting | sunting sumber]

Syarat utama adalah bagian puncak (apeks) paru harus terlihat, pajanan radiasi dilakukan pada saat inspirasi penuh (iga ke-10 posterior dan iga ke-6 anterior) harus tampak di atas diafragma, bagian bawah diafragma termasuk sudut kostofrenikus terlihat pada dua sisi, struktur paru-paru dan tulang belakang dapat terlihat di belakang jantung.[9]

Teknis pemeriksaan: bahu penderita diposisikan ke depan dengan ditekan, diminta untuk menarik napas panjang, dan menahan napasnya saat foto diambil. [9]

Toraks lateral paru posisi berdiri[sunting | sunting sumber]

Syarat utama adalah apeks paru harus terlihat, sternum (tulang dada) tampak lurus dari depan, dan bagian bawah diafragma terlihat dengan jelas.[10]

Teknis pemeriksaan: posisi penderita agak sedikit membungkuk (condong ke depan), kedua tangan diangkat lurus ke depan (diletakkan di atas lengan alat roentgen), menarik napas dalam lalu menahan sebentar sementara foto diambil.[10]

Toraks AP paru posisi duduk[sunting | sunting sumber]

Dilakukan pada penderita yang tidak mampu berdiri.[11]

Syarat utama dan teknis pemeriksaan sama seperti toraks PA posisi berdiri, tetapi yang ini dilakukan dalam posisi duduk.[11]

Toraks lateral paru posisi duduk[sunting | sunting sumber]

Syarat utama dan teknis pemeriksaan sama seperti toraks PA posisi berdiri, tetapi yang ini dilakukan dalam posisi duduk.[12]

Toraks AP paru posisi berbaring[sunting | sunting sumber]

Dilakukan pada penderita yang hanya bisa berbaring.[13]

Syarat utama dan teknis pemeriksaan sama seperti toraks PA posisi berdiri, tetapi yang ini dilakukan dalam posisi berbaring.[13]

Toraks AP apikal (lordotik)[sunting | sunting sumber]

Teknis pemeriksaan: penderita duduk condong ke belakang dengan bahu bersandar pada tempat film, kedua tangan diletakkan di belakang kepala, penderita menarik napas dalam dan menahannya beberapa waktu saat gambar diambil.[14]

Toraks dekubitus lateral[sunting | sunting sumber]

Ini merupakan proyeksi tambahan untuk melihat cairan di dalam rongga pleura.[15]

Teknis pemeriksaan: penderita berbaring pada sisi kanan (PA) atau kiri (AP) dengan arah sinar mendatar (horisontal) sesuai dengan posisi cairan yang dicurigai, pada bagian bahu dan pinggang diberi bantal keras (bagian rongga dada tanpa bantal) agar cairan dapat menempati bagian terendah, penderita mengembuskan napas, dan menahan napas saat gambar diambil.[15]

Iga oblik AP posisi berdiri atau duduk[sunting | sunting sumber]

Teknis pemeriksaan: penderita dalam posisi berdiri atau duduk dengan kedua tangan diangkat ke atas kepala (jika tidak mampu mengangkat tangan, sedapatnya tangan dijauhkan dari batang tubuh), penderita menarik napas dalam lalu menahannya saat gambar diambil.[16]

Iga oblik AP posisi baring[sunting | sunting sumber]

Teknis pemeriksaan: penderita telentang dengan posisi oblik kanan atau kiri, posisikan bantal di bawah kepala dan punggung (untuk menahan posisi menyamping penderita), jika penderita miring ke kanan tangan kiri diletakkan di hadapan wajah (lengan bawah sejajar wajah) sejauh mungkin dari badan dan berlaku sebaliknya saat miring ke kiri, penderita menarik napas panjang lalu menahan napas saat gambar diambil.[17]

Toraks PA bayi[sunting | sunting sumber]

Teknis pemeriksaan: jika bayi posisi berdiri, orang dewasa mengangkat kedua tangan bayi setinggi mungkin dan berdiri di belakang anak, punggung anak bersandar pada bagian depan tempat film, orang dewasa yang memegangi anak harus mengenakan apron timbal dan sedapat mungkin mengenakan sarung tangan timbal, dan mengusahakan mengambil foto saat anak sedang inspirasi.[18] Jika posisi bayi telentang, satu orang dewasa memegang kedua tangannya dan satu lagi memegang kakinya, kedua orang dewasa mengenakan apron dan sarung tangan timbal, dan mengusahakan mengambil foto anak saat sedang inspirasi.[19][20]

Kesalahan diagnosis[sunting | sunting sumber]

  • Pneumotoraks palsu dapat timbul akibat lipatan kulit yang menjebak udara sehingga pada pemeriksaan foto dada menyerupai sudut paru-paru yang mengalami pneumotoraks. Gambaran ini biasanya terlihat pada proyeksi AP dengan penderita posisi berbaring.[21][22]
  • Posisi penderita yang memutar akan memberikan gambaran peningkatan jarak antara ujung medial klavikula (tulang selangka) dengan prosesus spinosus tulang belakang. Gerakan memutar pasien juga akan menyebabkan peningkatan transradiansi (warna hitam yang dihasilkan oleh gambaran udara) paru-paru sehingga penderita tampak seperti memiliki gambaran pembesaran jantung dan efusi pleura.[23]
  • Inspirasi yang tidak maksimal saat pengambilan foto akan menghasilkan foto yang memuat kurang dari 6 gambaran tulang iga. Gambaran pembuluh darah di bagian bawah juga akan tampak lebih ramai, hilus paru akan tertekan dan terlihat lebih berisi/cembung.[24][25]
  • Terkadang pembuluh darah vena paru yang memasuki atrium kiri akan memberikan gambaran opasitas di belakang sisi kanan jantung yang menyerupai gambaran adanya benjolan. Untuk memastikan hal ini, dapat dibandingkan dengan hasil pemeriksaan posisi lateral.[26]
  • Dalam perkembangannya, vena azigos dapat melengkung di atas bronkus kanan ke dalam vena kava superior. Lipatan pleura, fisura azigos, dan vena azigos akan membentuk gambaran lobus azigos dan sering kali salah dianggap sebagai kondisi patologis.[27]
  • Jika posisi penderita agak memutar ke arah kanan, bagian manubrium tulang dada akan tampak seperti limfadenopati paratrakeal.[28]

Pola kelainan[sunting | sunting sumber]

Kolaps paru[sunting | sunting sumber]

Kolaps pada paru dapat terjadi pada lobus bagian atas, lobus tengah, lobus bawah, atau keseluruhan bagian lobus. Pada kolaps paru lobus kanan atas, dari depan akan tampak sebagai peningkatan densitas di daerah tersebut dengan batas bawah ditandai oleh fisura horisontal. Jika penyebab kolaps lobus kanan atas ini adalah tumor yang menyumbat bronkus, pada bagian hilus paru akan tampak gambaran huruf "S".[29]

Kolaps paru lobus kiri atas akan tampak sebagai peningkatan densitas di daerah tersebut, tetapi tanpa adanya fisura horisontal. Kolapsnya paru di lobus ini akan mengaburkan bayangan aorta.[30]

Kolaps paru lobus kanan tengah akan menyebabkan penekanan pada fisura horisontal yang tidak akan tampak pada foto. Ketiadaan batas yang jelas menyebabkan sulitnya diagnosis untuk kondisi ini dari posisi AP. Posisi terbaik untuk mendiagnosis kolaps paru lobus kanan tengah adalah posisi lateral dan posisi lordotik.[30]

Kolaps paru lobus kanan bawah akan mengarah ke bagian medial (mendekati garis tengah tubuh) sehingga akan terdapat peningkatan densitas daerah di belakang dan sekitarnya. Adanya batas yang tegas di sebelah lateral (yang ditandai dengan fisura oblik) akan memberikan gambaran yang lebih jelas dengan penekanan hilus di sebelah kanan. [31]

Kolaps paru lobus kiri bawah juga akan mengarah ke bagian medial dan memberikan batas yang tegas di bagian lateral dan penekanan hilus di bagian hilus kiri. Selain itu, mediastinum juga akan bergeser ke sebelah kiri.[32]

Kolaps keseluruhan paru baik kiri atau kanan disebabkan karena obstruksi di bronkus utama. Gambaran radiograf dada yang diberikan adalah putih di lapangan pandang paru yang mengalami kolaps. Gambaran ini akan tampak serupa dengan efusi pleura yang dibedakan dengan adanya pergeseran mediastinum ke sisi yang kolaps sedangkan efusi pleura akan menggeser mediastinum ke sisi yang sehat.[32][33]

Konsolidasi[sunting | sunting sumber]

Konsolidasi adalah gambaran bercak berawan pada lapang paru. Konsolidasi terjadi ketika udara yang biasanya mengisi saluran udara kecil di paru-paru digantikan dengan sesuatu yang lain seperti cairan, nanah, atau darah. Pembuluh darah di daerah yang bersebelahan dengan konsolidasi tidak akan terlihat. Jumlah cairan dalam kecil akan memperlihatkan air bronchogram atau terdapat batas antara udara dan cairan.[34][35]

Ground glass opacity (GGO)[sunting | sunting sumber]

Jika paru-paru terisi oleh cairan, organ ini akan mengalami peningkatan densitas jaringan yang muncul sebagai gambaran opasitas. Jika cairan yang dihasilkan terlalu banyak dan memenuhi alveoli, tidak akan tampak gambaran air bronchogram dan sebagai gantinya adalah gambaran ground glass opacity (GGO). GGO merupakan tanda proses inflamasi seperti infeksi atau edema paru.[36][37]

Massa[sunting | sunting sumber]

Massa pada paru adalah opasitas yang diameternya 3 cm atau lebih dan terdapat batas yang jelas antara massa dengan jaringan paru yang sehat. Namun, jika massanya melekat pada dinding toraks, batasnya akan mengabur. Massa yang batas medialnya terlihat jelas, tetapi batas lateralnya menghilang, kemungkinan merupakan massa yang berasal dari pleura. Massa yang berasal dari mediastinum batas medialnye menghilang, tetapi batas lateralnya jelas.[38][39]

Nodul[sunting | sunting sumber]

Nodul adalah massa yang diameternya kurang dari 3 cm. Nodul pada paru bisa bersifat soliter atau multipel.[40] Penyebab nodul multipel pada paru adalah:

Penyebab nodul multipel paru[40]
Ukuran Densitas Distribusi Penyakit
< 2 mm Jaringan lunak Menyebar Infeksi jamur
Tuberkulosis miliaris
Lebih banyak di bagian bawah paru Pneumonitis hipersensitivitas
Di daerah tengah paru Pneumokoniosis pekerja tambang
Sarkoid
Di daerah bawah paru Alveolitis fibroid
2–5 mm Densitas tinggi Menyebar Hemosiderosis
Siderosis
Stanosis
Mikrolitiasis alveolar
Daerah tengah paru Silikosis
Baritosis
> 5 mm tetapi < 3 cm Jaringan lunak Menyebar dan berbeda ukuran Karsinoma
Limfoma
Sarcoidosis
Menyebar, tetapi cenderung berkelompok Pneumonia
Edema paru
Di daerah bawah paru dan cenderung berkelompok Pneumonitis hipersensitivitas
Di perifer dan cenderung berkelompok Emboli lemak
Kalsifikasi, kavitasi tergantung pada tipe selnya Menyebar Metastasis
Umumnya terdapat kavitasi Menyebar Abses
Terdapat kavitasi dan kalsifikasi Lobus atas Koksidiomikosis
Jumlahnya sedikit, kemungkinan dengan kalsifikasi Di mana saja Histoplasmosis
Terdapat kavitasi, batas jelas Menyebar Granulomatosis Wegener
Terdapat kavitasi Bagian bawah paru, perifer Nodul reumatoid
Terdapat kavitasi, kalsifikasi, dengan latar belakang pneumokoniosis Di mana saja Sindrom Caplan
Batas jelas berbentuk bulat Di mana saja Malformasi arteri-vena

Garis[sunting | sunting sumber]

Ada empat macam garis yang dapat dinilai dalam radiografi dada yaitu:

  • Bayangan berbentuk pita dengan ukuran ketebalan 1–3 cm dan panjang 2–4 cm. Paling sering terlihat di bagian bawah paru. Gambaran ini menunjukkan kemungkinan atelektasis paru subsegmental akibat pneumonia, emboli paru, atau setelah operasi abdomen.[41]
  • Kurvalinear ditemukan pada kondisi emfisema bulosa. Garis ini jarang terlihat, tetapi dengan sudut yang tepat antara dinding dada dan sinar-X, garis ini akan tampak.[42]
  • Garis septal (garis Kerley A dan B) disebabkan oleh akumulasi cairan di septum interlobular. Penyebab timbulnya garis ini adalah kegagalan fungsi jantung kiri, pneumokoniosis, karsinoma limfangitis, dan sarkoid.[43][44]
  • Retikulasi adalah penebalan jaringan interstisium paru. Polanya adalah garis yang saling bersilangan yang membuatnya sulit diidentifikasi karena harus dibedakan dengan pola pembuluh darah. Penyebabnya adalah edema paru atau penebalan jaringan akibat proses fibrosis.[45]

Kavitas[sunting | sunting sumber]

Kavitas adalah rongga berisi udara di dalam jaringan atau massa.[46] Penyebabnya adalah aspergillosis,[47] sarkoidosis,[47] emboli septik,[47] keganasan (karsinoma bronkogenik, metastasis karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, sarkoma), infeksi (tuberkulosis, pneumonia, melioidosis, kriptokokkosis paru), granuloma (granuloma dengan poliangitis, nodul reumatoid), trauma (pneumatokel), kongenital (malformasi adenomatoid kistik kongenital, sequestrasi paru, kista bronkogenik), dan karena infark pembuluh darah paru.[48][49]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c "X-ray (Radiography) Chest". Radiologyinfo.org. 15 Juni 2020. Diakses tanggal 4 Februari 2022. 
  2. ^ a b Jones, Jeremy. "Chest radiograph". Radiopaedia. Diakses tanggal 4 Februari 2022. 
  3. ^ a b Kelly, Barry (2012-9). "The Chest Radiograph". The Ulster Medical Journal. 81 (3): 143–148. ISSN 0041-6193. PMC 3632825alt=Dapat diakses gratis. PMID 23620614. 
  4. ^ a b Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 21.
  5. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 23.
  6. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 23-24.
  7. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 25.
  8. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 26.
  9. ^ a b Sandström, Staffan 2003, hlm. 6.
  10. ^ a b Sandström, Staffan 2003, hlm. 7.
  11. ^ a b Sandström, Staffan 2003, hlm. 8.
  12. ^ Sandström, Staffan 2003, hlm. 9.
  13. ^ a b Sandström, Staffan 2003, hlm. 10.
  14. ^ Sandström, Staffan 2003, hlm. 11.
  15. ^ a b Sandström, Staffan 2003, hlm. 12.
  16. ^ Sandström, Staffan 2003, hlm. 13.
  17. ^ Sandström, Staffan 2003, hlm. 14.
  18. ^ Sandström, Staffan 2003, hlm. 15.
  19. ^ Sandström, Staffan 2003, hlm. 16.
  20. ^ Ng, Jessica Hui Shi. "Chest radiograph (pediatric) | Radiology Reference Article | Radiopaedia.org". Radiopaedia. Diakses tanggal 28 Februari 2022. 
  21. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 27.
  22. ^ Niazi, Azfar K; Minko, Paul; Nahrstedt, Colin J; Morris, Adam R; Saha, Partha J; Elliott, Kavita; Ghaly, Tamer; Ayad, Sabry. "A Case of Pseudo-pneumothorax with Complications". Cureus. 10 (9): e3263. doi:10.7759/cureus.3263. ISSN 2168-8184. PMC 6219861alt=Dapat diakses gratis. PMID 30430052. 
  23. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 28.
  24. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 29.
  25. ^ Krantz, William. "Chest Radiograph". saem.org. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  26. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 30-31.
  27. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 31.
  28. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 32.
  29. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 37.
  30. ^ a b Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 38.
  31. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 39.
  32. ^ a b Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 40.
  33. ^ Gaillard, Frank. "Lobar lung collapse | Radiology Reference Article | Radiopaedia.org". Radiopaedia. Diakses tanggal 28 Februari 2022. 
  34. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 41.
  35. ^ Hacking, Craig. "Lobar consolidation | Radiology Reference Article | Radiopaedia.org". Radiopaedia. Diakses tanggal 28 Februari 2022. 
  36. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 43.
  37. ^ Amini, Behrang. "Ground-glass opacification | Radiology Reference Article | Radiopaedia.org". Radiopaedia. Diakses tanggal 28 Februari 2022. 
  38. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 43-44.
  39. ^ Jones, Jeremy. "Pulmonary mass | Radiology Reference Article | Radiopaedia.org". Radiopaedia. Diakses tanggal 28 Februari 2022. 
  40. ^ a b Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 46.
  41. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 48.
  42. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 49.
  43. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 50.
  44. ^ Wright, F.W. (2002). Radiology of the Chest and Related Conditions. London: CRC Press. hlm. 8.11. ISBN 9780415281416. 
  45. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 51.
  46. ^ Gadkowski, L. Beth; Stout, Jason E. (2008-4). "Cavitary Pulmonary Disease". Clinical Microbiology Reviews. 21 (2): 305–333. doi:10.1128/CMR.00060-07. ISSN 0893-8512. PMC 2292573alt=Dapat diakses gratis. PMID 18400799. 
  47. ^ a b c Parkar, Anagha P.; Kandiah, Panchakulasingam. "Differential Diagnosis of Cavitary Lung Lesions". Journal of the Belgian Society of Radiology. 100 (1): 100. doi:10.5334/jbr-btr.1202. ISSN 2514-8281. PMC 6100641alt=Dapat diakses gratis. PMID 30151493. 
  48. ^ Gaillard, Frank. "Pulmonary cavities | Radiology Reference Article | Radiopaedia.org". Radiopaedia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-28. 
  49. ^ Ellis, Stephen M. 2006, hlm. 51-52.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]