Lompat ke isi

Lawang Kidul, Muara Enim

Koordinat: 3°45′22″S 103°47′35″E / 3.756172°S 103.793180°E / -3.756172; 103.793180
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lawang Kidul
Lawang Kidul di Sumatra
Lawang Kidul
Lawang Kidul
Peta lokasi Kecamatan Lawang Kidul
Lawang Kidul di Indonesia
Lawang Kidul
Lawang Kidul
Lawang Kidul (Indonesia)
Koordinat: 3°45′22″S 103°47′35″E / 3.756172°S 103.793180°E / -3.756172; 103.793180
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Selatan
KabupatenMuara Enim
Populasi
 • Total71.886 jiwa
 • Kepadatan284/km2 (740/sq mi)
Kode pos
31711–31713
Kode Kemendagri16.03.07 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1603040 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan4 desa
3 kelurahan

Lawang Kidul adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Pusat pemerintahan atau ibu kota kecamatan ini berada di kelurahan Tanjung Enim. Kecamatan Lawang Kidul berdiri pada tanggal 16 Mei 1976 dengan luas wilayah 170.05 km².

Lawang Kidul berjarak sekitar 12 km dari ibu kota kabupaten, Muara Enim. Kawasan ini menjadi salah satu tempat tambang batu bara terbesar di Indonesia yang dikelola oleh Bukit Asam. Salah satu rumah sakit Bukit Asam juga ada di kecamatan Lawang Kidul. Pendirian tambang batu bara oleh Bukit Asam memiliki pengaruh besar terbentuknya kawasan dan berkembang Tanjung Enim atau Lawang Kidul sebagai kawasan pertambangan. Berdirinya Bukit Asam, rumah sakit Bukit Asam, menempatnya banyak masyarakat kemudian bermukim di Lawang Kidul, hingga Bukit Asam masih beroperasi hingga saat ini.[3]

Wilayah administrasi

[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Lawang Kidul dibagi menjadi wilayah administrasi 4 desa dan 3 kelurahan, yakni;

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Penduduk asli Kabupaten Muara Enim adalah orang Lematang, dan Basemah atau Pasemah. Penduduk Muara Enim juga terdiri dari berbagai suku bangsa lainnya seperti suku Melayu, Minang, Jawa, Batak, Tionghoa, dan beberapa suku lainnya dari Sumatera dan luar Sumatera. Suku ini menempati wilayah sepanjang sungai Lematang di sekitar kota Muara Enim dan Kota Prabumulih.[4] Mata pencaharian utama penduduk Muara Enim adalah di sektor pertanian.

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021, mencatat bahwa masyarakat Lawang Kidul memiliki beragam agama yang dianut. Adapun persentasi penduduk menurut agama yang dianut mayoritas menganut agama Islam sebanyak 97,55%. Kemudian yang menganut agama Kekristenan sebanyak 2,28%, dimana Protestan 1,68% dan Katolik 0,60%, umumnya adalah suku pendatang seperti orang Batak, Nias, Minahasa dan Tionghoa. Sebagian lagi menganut agama Buddha sebanyak 0,16% dan Hindu 0,01%.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 12 Januari 2022. 
  2. ^ Kabupaten Muara Enim Dalam Angka 2023. Kabupaten Muara Enim: BPS Kabupaten Muara Enim. 2023. hlm. 9. ISSN 0215-3955. 
  3. ^ "Sejarah Rumah Sakit". rsbam.co.id. Diakses tanggal 12 Januari 2022. 
  4. ^ Puspita, Melly. "Yuk Kenali Suku-Suku di Sumatera Selatan Part-2". Okezone.com. Diakses tanggal 12 Januari 2022.