Rumpun bahasa Austronesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 23: Baris 23:
Untuk mendapat ide akan tanah air dari bangsa Austronesia, cendekiawan menyelidiki bukti dari arkeologi dan ilmu genetika. Penelaahan dari ilmu [[genetika]] memberikan hasil yang bertentangan. Beberapa peneliti menemukan bukti bahwa tanah air bangsa Austronesia purba berada pada benua Asia. (seperti Melton dkk., 1998), sedangkan yang lainnya mengikuti penelitian linguistik yang menyatakan bangsa Austronesia pada awalnya bermukim di Taiwan. Dari sudut pandang [[ilmu sejarah bahasa]], bangsa Austronesia berasal dari [[Taiwan]] karena pada pulau ini dapat ditemukan pembagian terdalam bahasa-bahasa Austronesia dari rumpun bahasa Formosa asli. Bahasa-bahasa Formosa membentuk sembilan dari sepuluh cabang pada rumpun bahasa Austronesia <ref>Blust, R. (1999). "Subgrouping, circularity and extinction: some issues in Austronesian comparative linguistics" in E. Zeitoun & P.J.K Li (Ed.) 'Selected papers from the Eighth International Conference on Austronesian Linguistics' (pp. 31-94). Taipei: Academia Sinica.</ref>. [[Bernard Comrie|Comrie]] (2001:28) menemukan hal ini ketika ia menulis:
Untuk mendapat ide akan tanah air dari bangsa Austronesia, cendekiawan menyelidiki bukti dari arkeologi dan ilmu genetika. Penelaahan dari ilmu [[genetika]] memberikan hasil yang bertentangan. Beberapa peneliti menemukan bukti bahwa tanah air bangsa Austronesia purba berada pada benua Asia. (seperti Melton dkk., 1998), sedangkan yang lainnya mengikuti penelitian linguistik yang menyatakan bangsa Austronesia pada awalnya bermukim di Taiwan. Dari sudut pandang [[ilmu sejarah bahasa]], bangsa Austronesia berasal dari [[Taiwan]] karena pada pulau ini dapat ditemukan pembagian terdalam bahasa-bahasa Austronesia dari rumpun bahasa Formosa asli. Bahasa-bahasa Formosa membentuk sembilan dari sepuluh cabang pada rumpun bahasa Austronesia <ref>Blust, R. (1999). "Subgrouping, circularity and extinction: some issues in Austronesian comparative linguistics" in E. Zeitoun & P.J.K Li (Ed.) 'Selected papers from the Eighth International Conference on Austronesian Linguistics' (pp. 31-94). Taipei: Academia Sinica.</ref>. [[Bernard Comrie|Comrie]] (2001:28) menemukan hal ini ketika ia menulis:
{{cquote|... Bahasa-bahasa Formosa lebih beragam satu dengan yang lainnya dibandingkan seluruh bahasa-bahasa Austronesia digabung menjadi satu sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi perpecahan genetik dalam rumpun bahasa Austronesia di antara bahasa-bahasa Taiwan dan sisanya. Memang genetik bahasa di Taiwan sangatlah beragam sehingga mungkin saja bahasa-bahasa itu terdiri dari beberapa cabang utama dari rumpun bahasa Austronesia secara kesuluruhan.}}
{{cquote|... Bahasa-bahasa Formosa lebih beragam satu dengan yang lainnya dibandingkan seluruh bahasa-bahasa Austronesia digabung menjadi satu sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi perpecahan genetik dalam rumpun bahasa Austronesia di antara bahasa-bahasa Taiwan dan sisanya. Memang genetik bahasa di Taiwan sangatlah beragam sehingga mungkin saja bahasa-bahasa itu terdiri dari beberapa cabang utama dari rumpun bahasa Austronesia secara kesuluruhan.}}
[[Berkas:Austronesian_family.png|jmpl|Pembagian wilayah penyebaran utama rumpun bahasa Austronesia menurut Blust (1999)]]

Setidaknya sejak [[Edward Sapir|Sapir]] (1968), ahli bahasa telah menerima bahwa kronologi dari penyebaran sebuah keluarga bahasa dapat ditelusuri dari area dengan keberagaman bahasa yang besar ke area dengan keberagaman bahasa yang kecil. Walau beberapa cendekiawan menduga bahwa jumlah dari cabang-cabang di antara bahasa-bahasa Taiwan mungkin lebih sedikit dari perkiraan Blust sebesar 9 (seperti Li 2006), hanya ada sedikit perdebatan di antara para ahli bahasa dengan analisis dari keberagaman dan kesimpulan yang ditarik tentang asal dan arah dari migrasi rumpun bahasa Austronesia.
Setidaknya sejak [[Edward Sapir|Sapir]] (1968), ahli bahasa telah menerima bahwa kronologi dari penyebaran sebuah keluarga bahasa dapat ditelusuri dari area dengan keberagaman bahasa yang besar ke area dengan keberagaman bahasa yang kecil. Walau beberapa cendekiawan menduga bahwa jumlah dari cabang-cabang di antara bahasa-bahasa Taiwan mungkin lebih sedikit dari perkiraan Blust sebesar 9 (seperti Li 2006), hanya ada sedikit perdebatan di antara para ahli bahasa dengan analisis dari keberagaman dan kesimpulan yang ditarik tentang asal dan arah dari migrasi rumpun bahasa Austronesia.


Baris 37: Baris 37:
Agak sulit untuk mendefinisikan struktur kekeluargaan dari bahasa-bahasa Austronesia karena rumpun bahasa Austronesia terdiri dari bahasa-bahasa yang sangat mirip dan berhubungan erat dengan [[Dialect continuum|kesinambungan dialek]] yang besar sehingga sukar untuk mengenali batasan di antara cabang. Bahkan pada pembagian terbaik yang ada sekarang banyak grup di Filipina dan Indonesia dikelompokan dari letak geografisnya alih-alih dari keterkaitannya antara satu dengan yang lainnya. Namun adalah jelas bahwa keberagaman genealogis terbesar ditemukan pada bahasa-bahasa Taiwan dan keberagaman terkecil ditemukan pada kepulauan Pasifik sehingga mendukung teori penyebaran dari Taiwan atau Tiongkok.
Agak sulit untuk mendefinisikan struktur kekeluargaan dari bahasa-bahasa Austronesia karena rumpun bahasa Austronesia terdiri dari bahasa-bahasa yang sangat mirip dan berhubungan erat dengan [[Dialect continuum|kesinambungan dialek]] yang besar sehingga sukar untuk mengenali batasan di antara cabang. Bahkan pada pembagian terbaik yang ada sekarang banyak grup di Filipina dan Indonesia dikelompokan dari letak geografisnya alih-alih dari keterkaitannya antara satu dengan yang lainnya. Namun adalah jelas bahwa keberagaman genealogis terbesar ditemukan pada bahasa-bahasa Taiwan dan keberagaman terkecil ditemukan pada kepulauan Pasifik sehingga mendukung teori penyebaran dari Taiwan atau Tiongkok.


[[Berkas:Formosan languages.png|thumb|400px|Famili bahasa-bahasa Formosa sebelum kolonisasi Cina, per Blust (1999).]]
Penggolongan bahasa-bahasa Austronesia berikut diajukan oleh Blust. Penggolongan yang diajukannya bukanlah yang pertama dan bahkan ia juga mencantumkan paling sedikit tujuh belas penggolongan lainnya dan mendiskusikan fitur-fitur dan rincian dari pengelompokan tersebut. Beberapa ahli bahasa Formosa mempertentangkan rincian dari penggolongan itu namun penggolongan ini dalam garis besar tetap menjadi titik referensi untuk analisis ilmu bahasa saat ini. Dapat dilihat bahwa sembilan cabang utama dari bahasa Austronesia kesemuanya adalah bahasa-bahasa Formosa.
Penggolongan bahasa-bahasa Austronesia berikut diajukan oleh Blust. Penggolongan yang diajukannya bukanlah yang pertama dan bahkan ia juga mencantumkan paling sedikit tujuh belas penggolongan lainnya dan mendiskusikan fitur-fitur dan rincian dari pengelompokan tersebut. Beberapa ahli bahasa Formosa mempertentangkan rincian dari penggolongan itu namun penggolongan ini dalam garis besar tetap menjadi titik referensi untuk analisis ilmu bahasa saat ini. Dapat dilihat bahwa sembilan cabang utama dari bahasa Austronesia kesemuanya adalah bahasa-bahasa Formosa.


[[Berkas:Formosan languages.png|thumb|267x267px|Keluarga bahasa-bahasa Formosa sebelum kolonisasi Tiongkok, menurut Blust (1999)]]'''Austronesia'''
'''Austronesia'''
* '''Atayalik''' (Atayal, Seedik) [nama lain untuk Seediq:Truku, Taroko, Sediq]
* '''Atayalik''' (Atayal, Seedik) (nama lain: Seediq:Truku, Taroko, Sediq)
* '''Formosa Timur'''
* '''Formosa Timur'''
** '''Utara''' (Basai-Trobiawan, Kavalan)
** '''Utara''' (Basai-Trobiawan, Kavalan)
Baris 73: Baris 72:


== Kekerabatan dengan rumpun bahasa yang lain ==
== Kekerabatan dengan rumpun bahasa yang lain ==

Hubungan-hubungan genealogis antara rumpun bahasa Austronesia dan keluarga bahasa yang lainnya di [[Asia Tenggara]] telah diajukan dan umumnya disebut Filum Bahasa Austrik. Pada hipotesis filum Austrik dinyatakan bahwa semua bahasa di Tiongkok bagian selatan sebenarnya berkerabat yaitu rumpun bahasa Austronesia, [[bahasa Austro-Asia]], [[bahasa Tai-Kadai]] dan [[bahasa Hmong-Mien]] (juga disebut Miao-Yao).
Hubungan-hubungan genealogis antara rumpun bahasa Austronesia dan keluarga bahasa yang lainnya di [[Asia Tenggara]] telah diajukan dan umumnya disebut Filum Bahasa Austrik. Pada hipotesis filum Austrik dinyatakan bahwa semua bahasa di Tiongkok bagian selatan sebenarnya berkerabat yaitu rumpun bahasa Austronesia, [[bahasa Austro-Asia]], [[bahasa Tai-Kadai]] dan [[bahasa Hmong-Mien]] (juga disebut Miao-Yao).


Baris 89: Baris 87:


{| class="wikitable" style="margin:auto:"
{| class="wikitable" style="margin:auto:"
|Rumpun bahasa
|Contoh kata
|-
|-
|Austronesia purba||*mata ‘mata
|Austronesia purba||*mata ‘mata
Baris 95: Baris 95:
|-
|-
|Tai-Kadai purba||*taa ‘mata
|Tai-Kadai purba||*taa ‘mata
|-
|}
|}


Baris 124: Baris 123:
|-
|-
|[[Hawai]]||make
|[[Hawai]]||make
|-
|}
|}


Baris 145: Baris 143:
Di bawah disajikan sebagai contoh untuk menunjukkan kekerabatan, kata-kata bilangan dari satu sampai sepuluh dalam beberapa bahasa Austronesia. Catatan: /e/ harus dibaca sebagai pepet (misalkan dalam kata “keras”) dan /é/ sebagai taling (misalkan dalam kata “lémpar”). Jika ada kesalahan, para pembaca dipersilakan memperbaikinya.
Di bawah disajikan sebagai contoh untuk menunjukkan kekerabatan, kata-kata bilangan dari satu sampai sepuluh dalam beberapa bahasa Austronesia. Catatan: /e/ harus dibaca sebagai pepet (misalkan dalam kata “keras”) dan /é/ sebagai taling (misalkan dalam kata “lémpar”). Jika ada kesalahan, para pembaca dipersilakan memperbaikinya.


== Tabel perbandingan kata ==
{| cellpadding="2" cellspacing="2"
Dibawah ini adalah tabel perbandingan kata bilangan 1-10 dalam berbagai bahasa Austronesia yang memiliki penutur terbesar atau berstatus resmi.
|- bgcolor=#cccccc
{| class="wikitable"
! Bahasa !! 1 !! 2 !! 3 !! 4 !! 5 !! 6 !! 7 !! 8 !! 9 !! 10
!Bahasa
!0
!1
!2
!3
!4
!5
!6
!7
!8
!9
!10
|-
|-
|Proto-Austronesia
|align=center| Proto-Austronesia || *esa/isa || *duSa || *telu || *Sepat ||* lima|| *enem|| *pitu|| *walu || *Siwa|| *sa-puluq
|
|əsa
|dusa
|təlu
|səpat
|lima
|ənəm
|pito
|walu
|siwa
|(sa-)puluq
|-
|-
|[[Bahasa Aceh|Aceh]]
|align=center| [[Bahasa Paiwan|Paiwan]] || ita || dusa || c<sup>e</sup>lu || s<sup>e</sup>pac || lima || un<sup>e</sup>m || picu || alu || siva || ta-puluq
|sifar
soh
|sa
|duwa
|lhee
|peuet
|limong
|nam
|tujoh
|lapan
|sikureueng
|siploh
|-
|-
|[[Bahasa Bali|Bali]]
|align=center| [[Bahasa Tagalog|Tagalog]] || isá || dalawá || tatló || ápat || limá || ánim || pitó ||waló || siyám || sampû
|nul
|besik
siki
|dua
|telu
|papat
|lime
|nenem
|pitu
|kutus
|sia
|dasa
|-
|-
|[[Bahasa Banjar|Banjar]]
|align=center| [[Bahasa Ma'anyan|Ma'anyan]] || Isa' || rueh || telo || epat || dime || enem || pitu || Balu' || suei || sapuluh
|
|asa
|dua
|talu
|ampat
|lima
|anam
|pitu
|walu
|sanga
|sapuluh
|-
|-
|[[Rumpun bahasa Bikol|Bikol]]
|align=center| [[Bahasa Bugis|Bugis]] || seddi || dua || téllu || eppa || lima || enneng || pitu || aruwa || asera || seppulo
|wara
|sarô
|duwá
|tuló
|apat
|limá
|anom
|pitó
|waló
|siyám
|sampulû
|-
|-
|[[Bahasa Bugis|Bugis]]
|align=center| [[Bahasa Malagasy|Malagasy]] || iráy || róa || télo || éfatra || dímy || énina || fíto || válo || sívy || fólo
|
|ceddi
|dua
|telu
|empa
|lima
|enneng
|pitu
|arua
|asera
|seppulo
|-
|-
|[[Bahasa Cebú|Cebú]] (Bisaya)
|align=center| [[Bahasa Aceh|Aceh]] || sa || duwa || lhee || peuet || limöng || nam || tujôh || lapan || sikureueng || siplôh
|wala
|isa
usa
|duha
|tulo
|upat
|lima
|unom
|pito
|walo
|siyam
|napulo
pulo
|-
|-
|[[Bahasa Fiji|Fiji]]
|align=center| Toba [[Bahasa Batak|Batak]] || sada || dua || tolu || opat || lima || onom || pitu || walu || sia || sampulu(baca: /m/ hilang, menjadi /sappulu/
|saiva
|rua
|dua
|tolu
|vaa
|lima
|ono
|vitu
|walu
|ciwa
|tini
|-
|-
|[[Bahasa Hiligaynon|Hiligaynon]] (Ilonggo)
|align=center| [[Bahasa Bali|Bali]] || sa || dua || telu || papat || lima || enem || pitu || kutus || sia || dasa
|wala
|isa
|duha
|tatlo
|apat
|lima
|anom
|pito
|walo
|siyam
|napulo
|-
|-
|[[Bahasa Iloko|Iloko]]
|align=center| [[Bahasa Sasak|Sasak]] || esa || due || telu || empat || lime || enem || pitu’ || balu’ || siwa’ || sepulu
|awan
ibbong
|maysa
|dua
|tallo
|uppat
|lima
|innem
|pito
|walo
|siam
|sangapulo
|-
|-
|[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]-[[Bahasa Melayu|Melayu]]
|align=center| [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]] || sa || rwa || telu || pat || lima || nem || pitu || wwalu ||songo|| sapuluh
|kosong
nol
|satu
|dua
|tiga
|empat
|lima
|enam
|tujuh
|delapan
|sembilan
|sepuluh
|-
|-
|[[Bahasa Jawa|Jawa]]
|align=center| [[Bahasa Jawa|Jawa Baru]] || siji || loro || telu || papat || lima || nem || pitu || wolu ||songo|| sepuluh
|nol
|setunggal
siji
|kalih
loro
|tigo
telu
|sekawan
papat
|gangsal
lima
|enem
|pitu
|wolu
|songo
|sedasa
sepuluh
|-
|-
|[[Bahasa Madura|Madura]]
|align=center| [[Bahasa Sunda|Sunda]] || hiji || dua || tilu || opat || lima || genep || tujuh || dalapan || salapan || sapuluh
|nol
|settong
|dhuwa'
|tello'
|empa'
|lema'
|ennem
|petto'
|ballu'
|sanga'
|sapolo
|-
|-
|[[Bahasa Malagasi|Malagasi]]
|align=center| [[Bahasa Madura|Madura]] || settong || dhua || tello' || empa' || léma' || ennem || pétto' || ballu' || sanga' || sapolo
|aotra
|iray
isa
|roa
|telo
|efatra
|dimy
|enina
|fito
|valo
|sivy
|folo
|-
|-
|[[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]]
|align=center| [[bahasa Melayu|Melayu]] || satu || dua || tiga || empat || lima || enam || tujuh || delapan || sembilan || sepuluh
|
|ciek
|duo
|tigo
|ampek
|limo
|anam
|tujuah
|salapan
|sambilan
|sapuluah
|-
|-
|[[Bahasa Samoa|Samoa]]
|align=center| [[bahasa Minangkabau|Minangkabau]] || ciék || duo || tigo || ampék || limo || anam || tujuah || salapan || sambilan || sapuluah
|o
|kasi
tasi
|lua
|kolu
tolu
|fa
|lima
|ogo
ono
|fiku
fitu
|valu
|iva
|sefulu
|-
|-
|[[Bahasa Sunda|Sunda]]
|align=center| [[Bahasa Rapanui|Rapanui]] || tahi || rua || toru || ha || rima || ono || hitu || va'u || iva || 'ahuru
|nol
|hiji
|dua
|tilu
|opat
|lima
|genep
|tujuh
|dalapan
|salapan
|sapuluh
|-
|-
|[[Bahasa Tagalog|Tagalog]] (Filipino)
|align=center| [[Bahasa Hawaii|Hawaii]] || `ekahi || `elua || `ekolu || `eha: || `elima || `eono || `ehiku || `ewalu || `eiwa || `umi
|wala
|isa
|dalawa
|tatlo
|apat
|limá
|anim
|pito
|walo
|siyam
|sampu
|-
|-
|[[Bahasa Tahiti|Tahiti]]
|align=center| [[Bahasa Sama-Bajau|Sinama]] || issah || duah || talluh || mpat || limah || nnom || pitu' || walu' || siam || sangpu
|-
|
|hō'ē
|align=center| [[Bahasa Gayo|Gayo]] || sara || roa || tulu || opat || lime || onom || pitu || waloh || siwah || sepuluh
tahi
|-
|piti
|align=center| [[Bahasa Sikka|Sikka-Maumere]] || ha || rua || telu || hutu || lima || ena || pitu || walu || hiwa || puluh
|toru
|-
|maha
|align=center| [[Bahasa Toraja|Toraja]] || misa' || da'dua || tallu || a'pa' || lima || annan || pitu || karua || kasera || sangpulo
|-
|pae
|ōno
|align=center| [[Bahasa Duri|Enrekang]] || mesa || duwa || tallu || appa' || lima || annan || pitu || karua || kasera || sappulo
|hitu
|-
|va'u
|align=center| [[Bahasa Timor|Dawan-Timor]] || mese' || nua || teoun || ha || nim || ne' || hiut || fa'un || sea || bo'es
|-
|iva
|hō'ē'ahuru
|align=center| [[Bahasa Rote|Rote-Oenale]] || esa || rua || telu || ha || lima || ne || hitu || falu || sio || sanhulu
|-
|align=center| [[Bahasa kaili|Kaili(Rai)- Sulteng]] || saongu || randua || tatolu || ampa || alima || aono || papitu || uvalu || sasio || sampulu
|-
|align=center| [[Bahasa Sabu|Sabu- NTT]] || ahhi || dhue || tellu || eppa || lemmi || enna || pidu || aru || heo || henguru
|-
|align=center| [[Bahasa Kei|Kei- Maluku]] || sa || ru || tel || vak || lim || nen || fit || waw || siw || vut
|-
|-
|[[Bahasa Tetun|Tetun]]

|nol
Basis Data Perbendaharan Kata Bahasa-Bahasa Austronesia (pranala diberikan dibawah artikel) mencatat kata-kata (dikodekan menurut keseasalan) untuk sekitar 500 bahasa Austronesia.
|ida

|rua
== Tipologi dan struktur ==
|tolu
Sukar untuk menarik sebuah generalisasi yang berarti tentang bahasa-bahasa yang menyusun rumpun yang seberagam rumpun bahasa Austronesia. Pada garis besarnya, bahasa-bahasa Austronesia dapat dibagi menjadi tiga kelompok bahasa: tipe Filipina, tipe Indonesia, dan tipe pasca-Indonesia <ref>Ross, John (2002). "Final words: research themes in the history and typology of western Austronesian languages" in Wouk, Fay & Malcolm Ross (Eds.) The history and typology of Western Austronesian voice systems (pp. 451-474). Canberra: Pacific Linguistics</ref>. Kelompok yang pertama diwatakkan dengan urutan kata kata kerja-pertama dan pengubahan suara gramatik ala bahasa Filipina, fenomena yang seringkali dirujuk sebagai pemfokusan. Literatur yang berhubungan mulai menjauhi penggunaan istilah ini karena banyak ahli bahasa merasa bahwa fenomena pada bahasa bertipe ini lebih baik disebut sebagai suara gramatik.
|hat

|lima
Bahasa-bahasa Austronesia umumnya menggunakan pengulangan kata.
|nen

|hitu
[[Fonologi]] bahasa-bahasa Austronesia tergolong sederhana dengan aturan pembentukan suku kata yang sangat terbatas dan jumlah fonem yang sedikit.
|ualu
Banyak dari bahasa-bahasa Austronesia tidak memperbolehkan sukukata dan gugusan konsonan. Beberapa bahasa memang memiliki gugusan-gugusan konsonan namun ini merupakan pengaruh dari bahasa-bahasa lain, terutama dari [[bahasa Arab]], [[bahasa Sanskerta]], dan [[bahasa Indo-Eropa]] lainnya.
|sia

|sanulu
Beberapa bahasa bahkan meminjam [[fonem]] dari bahasa lain seperti [[retrofleks]] dalam bahasa Jawa dan [[fonem berhembus]] dalam bahasa Madura yang diduga diserap dari bahasa Sanskerta. Namun banyak para pakar yang menentang bahwa fonem-fonem ini dipinjam dari bahasa Sanskerta. Mereka berpendapat bahwa fonem-fonem ini merupakan perkembangan sendiri saja.
|}


== Jumlah penutur ==
== Jumlah penutur ==
Secara total jumlah penutur bahasa Austronesia sekitar 300 juta jiwa. Berikut adalah bahasa-bahasa Austronesia diurutkan dari bahasa dengan penutur terbanyak.
Penutur bahasa Austronesia memiliki jumlah sekitar 386 juta jiwa. Berikut adalah bahasa-bahasa Austronesia diurutkan dari bahasa dengan penutur Ibu (L1) terbanyak.
{| class="wikitable"

! rowspan="2" |Bahasa
{| class="wikitable" style="margin:auto:"
! colspan="2" |Jumlah Penutur
|+caption | '''Jumlah penutur bahasa-bahasa Austronesia'''
|-
|-
|Penutur Ibu (L1)
|rospan=2 align="center"|Bahasa
|Penutur Keseluruhan
|colspan=2 align="center"|Jumlah Penutur
|-
|-
|Jawa
|||Sebagai Bahasa Ibu||Sebagai Bahasa Resmi
|76.000.000
|95.000.000+
|-
|-
|Indonesia-Melayu
|Bahasa Jawa||76.000.000||
|60.000.000+
|250.000.000+
|-
|-
|Bahasa Sunda||42.000.000||
|Sunda
|42.000.000
|48.000.000
|-
|-
|Tagalog
|Bahasa Melayu||19.000.000*||
|28.000.000
|70.000.000+
|-
|-
|Cebú
|Bahasa Indonesia||25.000.000*||220.000.000
|21.000.000
|30.000.000+
|-
|-
|Malagasi
|Bahasa Tagalog||24.000.000||70.000.000
|18.000.000
|20.000.000+
|-
|-
|Madura
|Bahasa Cebu||15.000.000||30.000.000
|15.000.000
|17.000.000+
|-
|-
|Iloko
|Bahasa Malagasy||17.000.000||
|9.100.000
|10.000.000+
|-
|-
|Hiligaynon
|Bahasa Batak||14.000.000||
|7.000.000
|9.300.000
|-
|-
|Minangkabau
|Bahasa Madura||14.000.000||
|6.500.000
|8.000.000+
|-
|-
|Bugis
|Bahasa Ilokano||8.000.000||10.000.000
|5.000.000
|6.000.000+
|-
|-
|Banjar
|Bahasa Minangkabau||7.000.000||
|4.500.000
|5.000.000+
|-
|-
|Bali
|Bahasa Hiligaynon||7.000.000||11.000.000
|4.000.000+
|4.500.000+
|-
|-
|Aceh
|Bahasa Bikol||4.600.000||
|4.000.000
|-
|Bahasa Banjar||4.500.000||
|4.500.000+
|-
|Bahasa Bali||4.000.000||
|-
|Bahasa Bugis||4.000.000||
|-
|Bahasa Tetum||800.000||
|-
|Bahasa Samoa||370.000||
|-
|Bahasa Fiji||350.000||550.000
|-
|Bahasa Tahiti||120.000||
|-
|Bahasa Tonga||108.000||
|-
|Bahasa Māori||100.000||
|-
|Bahasa Kiribati||100.000||
|-
|Bahasa Chamorro||60.000||
|-
|Bahasa M̧ajeļ||44.000||
|-
|Bahasa Nauru||6.000||
|-
|Bahasa Hawai'i||1.000||8.000
|-
|-
|[[Bahasa Waray-waray|Waray-waray]]
|3.400.000
|3.800.000+
|}
|}

<nowiki>*</nowiki> Statistik untuk kedua bahasa diperdebatkan.


== Status resmi ==
== Status resmi ==
Baris 317: Baris 538:
* http://www.gbarto.com/languages/austronesian.html
* http://www.gbarto.com/languages/austronesian.html
* http://linguistics.byu.edu/classes/ling450ch/reports/austronesian.html
* http://linguistics.byu.edu/classes/ling450ch/reports/austronesian.html
|}
|}|}|}|}|}


[[Kategori:Rumpun bahasa|Austronesia]]
[[Kategori:Rumpun bahasa|Austronesia]]

Revisi per 28 Juni 2017 01.16

Rumpun bahasa
Austronesia
PersebaranAsia Tenggara, Oseania, Madagaskar, Taiwan, Suriname, Tonga, Selandia Baru, Pulau Paskah, Tahiti, dan Hawai[1]
Penggolongan bahasa
  • Salah satu rumpun bahasa utama di dunia; meski hubungan dengan rumpun-rumpun lain sudah diajukan, namun belum ada yang diterima secara luas
Lokasi penuturan
Peta penyebaran bahasa Austronesia di dunia
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Rumpun bahasa Austronesia (atau kadang disebut "bahasa kepulauan") adalah sebuah rumpun bahasa yang sangat luas penyebarannya di dunia. Dari Taiwan dan Hawaii di ujung utara sampai Selandia Baru (Aotearoa) di ujung selatan dan dari Madagaskar di ujung barat sampai Pulau Paskah (Rapanui) di ujung timur.

Kebanyakan bahasa-bahasa Austronesia tidak mempunyai sejarah panjang dalam bentuk tertulis, sehingga upaya untuk merekonstruksi bentuk-bentuk yang lebih awal, yaitu sampai pada Proto-Austronesia, menjadi lebih sulit. Prasasti tertua dalam bahasa Cham, yaitu Prasasti Dong Yen Chau yang diperkirakan dibuat pada abad ke-4 Masehi, sekaligus merupakan contoh bukti tertulis tertua pula bagi rumpun bahasa Austronesia.

Istilah Austronesia

Austronesia mengacu pada wilayah geografis yang penduduknya menuturkan bahasa-bahasa Austronesia. Wilayah tersebut mencakup Pulau Formosa, Kepulauan Nusantara (termasuk Filipina), Mikronesia, Melanesia, Polinesia, dan Pulau Madagaskar. Secara harafiah, Austronesia berarti "Kepulauan Selatan" dan berasal dari bahasa Latin austrālis yang berarti "selatan" dan bahasa Yunani nêsos (jamak: nesia) yang berarti "pulau".

Jika bahasa Jawa di Suriname dimasukkan, maka cakupan geografi juga mencakup daerah tersebut. Studi juga menunjukkan adanya masyarakat penutur bahasa Melayu di pesisir Sri Langka[2].

Asal usul bangsa Austronesia

Untuk mendapat ide akan tanah air dari bangsa Austronesia, cendekiawan menyelidiki bukti dari arkeologi dan ilmu genetika. Penelaahan dari ilmu genetika memberikan hasil yang bertentangan. Beberapa peneliti menemukan bukti bahwa tanah air bangsa Austronesia purba berada pada benua Asia. (seperti Melton dkk., 1998), sedangkan yang lainnya mengikuti penelitian linguistik yang menyatakan bangsa Austronesia pada awalnya bermukim di Taiwan. Dari sudut pandang ilmu sejarah bahasa, bangsa Austronesia berasal dari Taiwan karena pada pulau ini dapat ditemukan pembagian terdalam bahasa-bahasa Austronesia dari rumpun bahasa Formosa asli. Bahasa-bahasa Formosa membentuk sembilan dari sepuluh cabang pada rumpun bahasa Austronesia [3]. Comrie (2001:28) menemukan hal ini ketika ia menulis:

Pembagian wilayah penyebaran utama rumpun bahasa Austronesia menurut Blust (1999)

Setidaknya sejak Sapir (1968), ahli bahasa telah menerima bahwa kronologi dari penyebaran sebuah keluarga bahasa dapat ditelusuri dari area dengan keberagaman bahasa yang besar ke area dengan keberagaman bahasa yang kecil. Walau beberapa cendekiawan menduga bahwa jumlah dari cabang-cabang di antara bahasa-bahasa Taiwan mungkin lebih sedikit dari perkiraan Blust sebesar 9 (seperti Li 2006), hanya ada sedikit perdebatan di antara para ahli bahasa dengan analisis dari keberagaman dan kesimpulan yang ditarik tentang asal dan arah dari migrasi rumpun bahasa Austronesia.

Bukti dari ilmu arkeologi menyarankan bahwa bangsa Austronesia bermukim di Taiwan sekitar delapan ribu tahun yang lalu [4]. Dari pulau ini para pelaut bermigrasi ke Filipina, Indonesia, kemudian ke Madagaskar dekat benua Afrika dan ke seluruh Samudra Pasifik, mungkin dalam beberapa tahap, ke seluruh bagian yang sekarang diliputi oleh bahasa-bahasa Austronesia [5]. Bukti dari ilmu sejarah bahasa menyarankan bahwa migrasi ini bermula sekitar enam ribu tahun yang lalu [6]. Namun, bukti dari ilmu sejarah bahasa tidak dapat menjembatani celah antara dua periode ini.

Pandangan bahwa bukti dari ilmu bahasa menghubungkan bahasa Austronesia purba dengan bahasa-bahasa Tiongkok-Tibet seperti yang diajukan oleh Sagart (2002), adalah pandangan minoritas seperti yang dinyatakan oleh Fox (2004:8):

Analisis kebahasaan dari bahasa Austronesia purba berhenti pada pesisir barat Taiwan. Bahasa-bahasa Austronesia yang pernah dituturkan di daratan Cina tidak bertahan. Satu-satunya pengecualian, bahasa Chamic, adalah migrasi yang baru terjadi setelah penyebaran bangsa Austronesia [7].

Penggolongan

Agak sulit untuk mendefinisikan struktur kekeluargaan dari bahasa-bahasa Austronesia karena rumpun bahasa Austronesia terdiri dari bahasa-bahasa yang sangat mirip dan berhubungan erat dengan kesinambungan dialek yang besar sehingga sukar untuk mengenali batasan di antara cabang. Bahkan pada pembagian terbaik yang ada sekarang banyak grup di Filipina dan Indonesia dikelompokan dari letak geografisnya alih-alih dari keterkaitannya antara satu dengan yang lainnya. Namun adalah jelas bahwa keberagaman genealogis terbesar ditemukan pada bahasa-bahasa Taiwan dan keberagaman terkecil ditemukan pada kepulauan Pasifik sehingga mendukung teori penyebaran dari Taiwan atau Tiongkok.

Penggolongan bahasa-bahasa Austronesia berikut diajukan oleh Blust. Penggolongan yang diajukannya bukanlah yang pertama dan bahkan ia juga mencantumkan paling sedikit tujuh belas penggolongan lainnya dan mendiskusikan fitur-fitur dan rincian dari pengelompokan tersebut. Beberapa ahli bahasa Formosa mempertentangkan rincian dari penggolongan itu namun penggolongan ini dalam garis besar tetap menjadi titik referensi untuk analisis ilmu bahasa saat ini. Dapat dilihat bahwa sembilan cabang utama dari bahasa Austronesia kesemuanya adalah bahasa-bahasa Formosa.

Keluarga bahasa-bahasa Formosa sebelum kolonisasi Tiongkok, menurut Blust (1999)

Austronesia

  • Atayalik (Atayal, Seedik) (nama lain: Seediq:Truku, Taroko, Sediq)
  • Formosa Timur
    • Utara (Basai-Trobiawan, Kavalan)
    • Tengah (Amis, Nataoran, Sakizaya)
    • Barat Daya (Siraya)
  • Puyuma
  • Paiwan
  • Rukai
  • Tsouik (Tsou, Saaroa, Kanakanabu)
  • Bunun
  • Dataran Rendah Barat
    • Dataran Tengah-Barat (Taokas-Babuza, Papora-Hoanya)
    • Thao
  • Formosa Barat Laut (Saisiyat, Kulon-Pazeh)
  • Malayo-Polinesia (Lihat di bawah)

Penggolongan bahasa cabang Melayu-Polinesia

Berikut adalah klasifikasi bahasa cabang Melayu-Polinesia yang disederhanakan oleh Wouk & Ross (2002)

Bahasa Melayu-Polinesia

Salah satu cabang terbesar adalah cabang Sundik yang menurunkan bahasa-bahasa Austronesia dengan jumlah penutur terbesar yaitu: Bahasa Jawa, Bahasa Melayu (dan Bahasa Indonesia), Bahasa Sunda, Bahasa Madura, Bahasa Aceh, Bahasa Batak dan Bahasa Bali.

Kekerabatan dengan rumpun bahasa yang lain

Hubungan-hubungan genealogis antara rumpun bahasa Austronesia dan keluarga bahasa yang lainnya di Asia Tenggara telah diajukan dan umumnya disebut Filum Bahasa Austrik. Pada hipotesis filum Austrik dinyatakan bahwa semua bahasa di Tiongkok bagian selatan sebenarnya berkerabat yaitu rumpun bahasa Austronesia, bahasa Austro-Asia, bahasa Tai-Kadai dan bahasa Hmong-Mien (juga disebut Miao-Yao).

Secara skematis rumpun bahasa Austrik secara hipotetis adalah sebagai berikut:

Austrik

  • Austronesia
  • Tai-Kadai
  • Hmong-Mien
  • Austro-Asiatik

Para penutur keempat rumpun bahasa yang diduga berkerabat ini bermukim di daerah yang sekarang termasuk Tiongkok bagian selatan sampai kurang lebih pada antara tahun 2000 SM1000 SM. Kala itu suku bangsa Han, yang merupakan penutur bahasa Sino-Tibet, dari Tiongkok utara menyerbu ke selatan dan para penutur bahasa Austrik tercerai-berai. Hal ini yang diduga sebagai alasan mengapa kaum Austronesia lalu bermigrasi ke Taiwan dan ke kepulauan Asia Tenggara dan Samudra Pasifik lainnya.

Beberapa hipotesis filum Austrik juga mengajukan akan perubahan dari akar kata dwisuku kata di mana bahasa Austronesia menyimpan kedua suku kata sedangkan bahasa Austro-Asiatik menyimpan suku kata pertama dan bahasa Tai-Kadai menyimpan suku kata kedua. Sebagai contoh:

Rumpun bahasa Contoh kata
Austronesia purba *mata ‘mata
Austro-Asiatik purba *măt ‘mata'’
Tai-Kadai purba *taa ‘mata


Namun, satu-satunya proposal dari yang mematuhi metode perbandingan adalah hipotesis "Austro-Tai" yang menghubungkan rumpun bahasa Austronesia dengan rumpun bahasa Tai-Kadai. Roger Blench (2004:12) mengetakan tentang Austro-Tai bahwa:

Atau dengan kata lain, pengelompokan dibawah Tai-Kadai akan menjadi cabang dari bahasa Kalimantan-Filipina. Namun, tidak ada dari proposal tersebut yang mendapat sambutan luas dari komunitas ilmu bahasa.

Contoh perbandingan kosakata dalam rumpun bahasa pada masing-masing wilayah[1]
Jawa mati pati
Malayu mati
Bugis mate
Malagasi mattē
Tagalog matay patay
Tonga mate
Selandia Baru mate
Tahiti māte
Hawai make


Klasifikasi bahasa Jepang

Telah diajukan juga hipotesis bahwa bahasa Jepang mungkin adalah saudara jauh dari rumpun bahasa Austronesia. [Ada yang mengelompokkan bahasa ini dalam rumpun bahasa Austronesia berdasarkan beberapa kata-kata dan fonologi bahasa Jepang. Namun yang lain berpendapat bahwa bahasa Jepang termasuk rumpun bahasa Altai dan terutama mirip dengan cabang bahasa Mongol. Bahasa Korea kemungkinan besar termasuk rumpun bahasa yang sama pula. Bahasa Korea mirip dengan bahasa Jepang namun sejauh ini belum ada yang menghubungkannya dengan rumpun bahasa Austronesia. Namun perlu diberi catatan pula bahwa rumpun bahasa Altai masih dipertentangkan pula.

Sebagai contoh adalah beberapa kata dari bahasa Jepang yang diduga berasal dari rumpun bahasa Austronesia:

  • hi yang berarti api dan berasal dari *PAN (Proto-Austronesia): *Xapuy
  • ke yang berarti kayu

Beberapa kata dari bahasa Sikka - Maumere (Flores) yang diduga berasal dari rumpun bahasa Austronesia:

  • ai yang berarti kayu
  • api yang berarti api

Hipotesis akan hubungn bahasa Jepang sebagai saudara dari bahasa-bahasa Austronesia ditolak oleh hampir seluruh pakar ilmu bahasa karena hanya ada sedikit bukti akan hubungan antara bahasa Jepang dan rumpun bahasa Austronesia dan kebanyakan ahli bahasa berpikir bahwa kesamaan yang sedikit ini adalah hasil dari pengaruh bahasa-bahasa Austronesia pada bahasa Jepang, mungkin melalui substratum. Mereka yang mengajukan skenario ini menyarankan bahwa rumpun bahasa Austronesia dulunya pernah meliputi pulau-pulau di utara dan selatan dari Taiwan. Lebih lanjut, tidak ada bukti genetis untuk hubungan yang dekat antara penutur bahasa-bahasa Austronesia dan bahasa-bahasa Japonik, sehingga apabila ada interaksi pra-sejarah antara penutur bahasa Austronesia purba dengan bahasa Japonik purba lebih mungkin interaksi itu adalah sebuah pertukaran budaya yang sederhana alih-alih percampuran etnis yang signifikan. Analisis genetis menunjukan secara konsisten bahwa orang-orang Ryukyu di antara Taiwan dan pulau-pulau utama Jepang lebih mirip dengan orang Jepang daripada orang asli Taiwan. Hal ini menyarankan bahwa apabila ada interaksi antara bangsa Austronesia purba dan bangsa Japonik purba, interaksi ini kemungkinan terjadi di benua Asia timur sebelum pengenalan bahasa-bahasa Austronesia ke Taiwan (atau setidaknya sebelum kepunahan hipotetis bahasa-bahasa Austronesia dari daratan Tiongkok), dan bahasa-bahasa Japonik ke Jepang.

Perbendaharaan kata

Rumpun bahasa Austronesia didefinisikan menggunakan metode perbandingan bahasa untuk menemukan kata-kata yang seasal, yaitu kata-kata yang mirip dalam bunyi dan makna dan dapat ditunjukan berasal dari kata yang sama dari bahasa Austronesia purba menurut sebuah aturan yang regular. Beberapa kata seasal sangatlah stabil, sebagai contoh kata untuk mata pada banyak bahasa-bahasa Austronesia adalah "mata" juga mulai dari bahasa paling utara di Taiwan sampai bahasa paling selatan di Aotearoa.

Di bawah disajikan sebagai contoh untuk menunjukkan kekerabatan, kata-kata bilangan dari satu sampai sepuluh dalam beberapa bahasa Austronesia. Catatan: /e/ harus dibaca sebagai pepet (misalkan dalam kata “keras”) dan /é/ sebagai taling (misalkan dalam kata “lémpar”). Jika ada kesalahan, para pembaca dipersilakan memperbaikinya.

Tabel perbandingan kata

Dibawah ini adalah tabel perbandingan kata bilangan 1-10 dalam berbagai bahasa Austronesia yang memiliki penutur terbesar atau berstatus resmi.

Bahasa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Proto-Austronesia əsa dusa təlu səpat lima ənəm pito walu siwa (sa-)puluq
Aceh sifar

soh

sa duwa lhee peuet limong nam tujoh lapan sikureueng siploh
Bali nul besik

siki

dua telu papat lime nenem pitu kutus sia dasa
Banjar asa dua talu ampat lima anam pitu walu sanga sapuluh
Bikol wara sarô duwá tuló apat limá anom pitó waló siyám sampulû
Bugis ceddi dua telu empa lima enneng pitu arua asera seppulo
Cebú (Bisaya) wala isa

usa

duha tulo upat lima unom pito walo siyam napulo

pulo

Fiji saiva rua dua tolu vaa lima ono vitu walu ciwa tini
Hiligaynon (Ilonggo) wala isa duha tatlo apat lima anom pito walo siyam napulo
Iloko awan

ibbong

maysa dua tallo uppat lima innem pito walo siam sangapulo
Indonesia-Melayu kosong

nol

satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan sembilan sepuluh
Jawa nol setunggal

siji

kalih

loro

tigo

telu

sekawan

papat

gangsal

lima

enem pitu wolu songo sedasa

sepuluh

Madura nol settong dhuwa' tello' empa' lema' ennem petto' ballu' sanga' sapolo
Malagasi aotra iray

isa

roa telo efatra dimy enina fito valo sivy folo
Minangkabau ciek duo tigo ampek limo anam tujuah salapan sambilan sapuluah
Samoa o kasi

tasi

lua kolu

tolu

fa lima ogo

ono

fiku

fitu

valu iva sefulu
Sunda nol hiji dua tilu opat lima genep tujuh dalapan salapan sapuluh
Tagalog (Filipino) wala isa dalawa tatlo apat limá anim pito walo siyam sampu
Tahiti hō'ē

tahi

piti toru maha pae ōno hitu va'u iva hō'ē'ahuru
Tetun nol ida rua tolu hat lima nen hitu ualu sia sanulu

Jumlah penutur

Penutur bahasa Austronesia memiliki jumlah sekitar 386 juta jiwa. Berikut adalah bahasa-bahasa Austronesia diurutkan dari bahasa dengan penutur Ibu (L1) terbanyak.

Bahasa Jumlah Penutur
Penutur Ibu (L1) Penutur Keseluruhan
Jawa 76.000.000 95.000.000+
Indonesia-Melayu 60.000.000+ 250.000.000+
Sunda 42.000.000 48.000.000
Tagalog 28.000.000 70.000.000+
Cebú 21.000.000 30.000.000+
Malagasi 18.000.000 20.000.000+
Madura 15.000.000 17.000.000+
Iloko 9.100.000 10.000.000+
Hiligaynon 7.000.000 9.300.000
Minangkabau 6.500.000 8.000.000+
Bugis 5.000.000 6.000.000+
Banjar 4.500.000 5.000.000+
Bali 4.000.000+ 4.500.000+
Aceh 4.000.000 4.500.000+
Waray-waray 3.400.000 3.800.000+

Status resmi

Bahasa Austronesia terpenting ditilik dari status resminya ialah bahasa Melayu, yang menjadi bahasa resmi di Indonesia (sebagai bahasa Indonesia), Malaysia, dan Brunei. Bahasa Indonesia juga berstatus bahasa kerja di Timor Leste m. Bahasa Filipina (Filipino), yang merupakan bentuk baku dari bahasa Tagalog, adalah bahasa resmi Filipina. Di Timor Leste, bahasa Tetum, yang juga termasuk sebuah bahasa Austronesia, menjadi bahasa resmi di samping bahasa Portugis. Di Madagaskar, bahasa Malagasi adalah bahasa resmi. Di Aotearoa (Selandia Baru), bahasa Maori juga memiliki status bahasa resmi di samping bahasa Inggris.

Catatan kaki

  1. ^ a b von Humboldt, Wilhelm (2010). Über Die Kawi-Sprache Auf Der Insel Jav: Bd. Über Die Kawi-Sprache. Über Den Malayischen Sprachstamm. Beilage Zur Einleitung Des Ersten Bandes. Nabu Press. hlm. 604. ISBN 1-143-43662-8 ISBN 978-1-143-43662-8. 
  2. ^ Vajracharya S. [http://www.wako.ac.jp/souken/touzai_b04/tzb0407.html Malay Minority of Sri Lanka: Defending Their Identity]
  3. ^ Blust, R. (1999). "Subgrouping, circularity and extinction: some issues in Austronesian comparative linguistics" in E. Zeitoun & P.J.K Li (Ed.) 'Selected papers from the Eighth International Conference on Austronesian Linguistics' (pp. 31-94). Taipei: Academia Sinica.
  4. ^ Peter Bellwood, Prehistory of the Indo-Malaysian archipelago, Honolulu, University of Hawai'i Press, 1997
  5. ^ Diamond, Jared M (2000). Taiwan's gift to the world. (PDF). Nature 403:709-710.
  6. ^ Blust, R. (1999). "Subgrouping, circularity and extinction: some issues in Austronesian comparative linguistics" in E. Zeitoun & P.J.K Li (Ed.) 'Selected papers from the Eighth International Conference on Austronesian Linguistics' (pp. 31-94). Taipei: Academia Sinica.
  7. ^ Thurgood, Graham (1999). From Ancient Cham to Modern Dialects. Two Thousand Years of Language Contact and Change. Oceanic Linguistics Special Publications No. 28. Honolulu: University of Hawai'i Press.

Daftar pustaka

  • Bellwood, Peter, 1979, Man’s Conquest of the Pacific. The Prehistory of Southeast Asia and Oceania, New York: Oxford University Press.
  • Bellwood, Peter, 1985, Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago, Orlando, Florida: Academic Press.
  • Bellwood, Peter, 1987, The Polynesians: Prehistory of an Island People, New York: Oxford University Press.
  • P. Benedict, 1975, Austro-Thai Language and Culture. With a Glossary of Roots, New Haven: HRAF Press.
  • O.C. Dahl, 1951, Malgache et Maanjan., Oslo: Egede Instituttet.
  • Dempwolff, Otto, 1956, Perbendaharaan Kata-kata dalam Berbagai Bahasa Polinesia, Terjemahan Sjaukat Djajadiningrat. Jakarta: Pustaka Rakyat.
  • Diamond, Jared, 1997, Guns, Germs and Steel, W.W. Norton & Company.
  • Isidore Dyen, 1956, “Language Distribution and Migration Theory”, di Language, 32: 611-626.
  • Fox, James J., 1995, Austronesian societies and their transformations, Canberra: Department of Anthropology, Research School of Pacific and Asian Studies, The Australian National University.
  • Kern, Hendrik, 1956, Pertukaran Bunyi dalam Bahasa-bahasa Melayu-Polinesia, Terjemahan Sjaukat Djajadiningrat. Jakarta: Pustaka Rakyat.
  • Hendrik Kern, 1957, Berbagai-bagai Keterangan berdasarkan Ilmu Bahasa dipakai untuk Menetapkan Negeri Asal Bahasa-Bahasa Melayu-Polinesia, Terjemahan Sjaukat Djajadiningrat. Jakarta: Pustaka Rakyat.
  • Wolff, John U., "Comparative Austronesian Dictionary. An Introduction to Austronesian Studies", Language, vol. 73, no. 1, pp. 145-56, Mar 1997, ISSN-0097-8507

Pranala luar

|}