Duruka, Muna

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Duruka
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tenggara
KabupatenMuna
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri74.03.17
Kode BPS7402072
Luas11,52 km²
Desa/kelurahan5/2

Duruka adalah sebuah kecamatan di Kota Raha, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kecamatan ini terdiri atas 2 kelurahan dan 5 desa, sebagai berikut:

  1. Kelurahan Palangga
  2. Kelurahan Wapunto
  3. Desa Ghonsume
  4. Desa Lagasa
  5. Desa Ghonebhalano
  6. Desa Lasunapa
  7. Desa Banggai

Geografis[sunting | sunting sumber]

Secara astronomis, Kecamatan Duruka terletak di bagian Selatan Pulau Muna. Secara geografis, Duruka terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara 4.830 – 4.870 Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur diantara 122.710 - 122.770 Bujur Timur. Batas wilayah administrasi Kecamatan Duruka sebagai berikut:

  1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Katobu.
  2. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton.
  3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lohia.
  4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga.

Secara administratif, Kecamatan Duruka terdiri dari 8 kelurahan. Dari jumlah kelurahan yang ada, yang memiliki wilayah terluas adalah Desa Banggai dengan luas 2,65 Km2 (23 %), sedangkan Desa/Kelurahan yang memiliki Wilayah terkecil adalah desa Ghonebhalano dan Kelurahan Palangga dengan luas 1,00 Km2 (8,68 %) dari luas Kecamatan Duruka.

Kabupaten Muna mempunyai iklim tropis seperti sebagian besar daerah di Indonesia, dengan suhu rata-rata sekitar 25 °C–31 °C. Demikian juga dengan musim, Kabupaten Muna mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Pada umumnya musim hujan terjadi pada bulan Desember sampai Juni dimana angin yang mengandung banyak uap air bertiup dari Benua Asia dan Samudra Pasifik sehingga menyebabkan hujan. Sedangkan musim kemarau terjadi antara Juli sampai November, pada bulan ini angin bertiup dari Benua Australia yang sifatnya kering dan mengandung uap air.

Secara rata-rata, banyaknya hari hujan tiap bulan pada tahun 2018 adalah 13 hari dengan rata-rata curah hujan 201,9 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November sebesar 792,0 mm dengan jumlah hari hujan sebesar 18 hari hujan.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Duruka merupakan kecamatan yang berada di bawah administrasi pemerintahan Kabupaten Muna. Ibukota Kecamatan Duruka adalah Wapunto yang merupakan pusat pemerintahan kecamatan Duruka.

Kecamatan Duruka terdiri dari 5 desa dan 2 kelurahan. Kelurahan di kecamatan Duruka yaitu Palangga dan Wapunto. Desa di kecamatan Duruka yaitu Banggai, Lasunapa, Ghonsume, Ghonebhalano dan Lagasa. Dalam membantu menjalankan pemerintahan, aparat desa dibantu oleh kepala dusun dan kepala RT. Rata-rata 1 dusun terdiri dari dari 2 RT. Jumlah dusun di kecamatan Duruka sebanyak 26 dusun. Sedangkan jumlah RT mencapai 45 RT.

Kependudukan[sunting | sunting sumber]

Penduduk Kecamatan Duruka berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2018 sebanyak 12.563 jiwa yang terdiri atas 6.110 jiwa penduduk laki-laki dan 6.453 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah rumah tangga sebanyak 2.815 rumah tangga. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2018 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 95.

Kepadatan penduduk di Kecamatan Duruka tahun 2018 mencapai 1.091 jiwa/ km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga adalah 4 orang. Kepadatan Penduduk di kecamatan Duruka cukup beragam. Kepadatan penduduk tertinggi adalah desa Lagasa dengan kepadatan sebesar 2.648 jiwa/ km2 dan terendah di desa Banggai sebesar 600 jiwa/km2.

Berikut Jumlah Penduduk di Desa/Kelurahan Kecamatan Duruka :

  1. Banggai, luas 2,65 km2, penduduk 1.590 jiwa, kepadatan 600 jiwa/km2.
  2. Lasunapa, luas 1,99 km2, penduduk 1.375 jiwa, kepadatan 691 jiwa/km2.
  3. Ghonsume, luas 2,18 km2, penduduk 1.566 jiwa, kepadatan 718 jiwa/km2.
  4. Wapunto, luas 1,56 km2, penduduk 2.179 jiwa, kepadatan 1.397 jiwa/km2.
  5. Ghonebhalano, luas 1 km2, penduduk 722 jiwa, kepadatan 722 jiwa/km2.
  6. Lagasa, luas 1,14 km2, penduduk 3.019 jiwa, kepadatan 2.648 jiwa/km2.
  7. Palangga, luas 1 km2, penduduk 2.112 jiwa, kepadatan 2112 jiwa/km2.

Sosial[sunting | sunting sumber]

Pelaksanaan pembangunan pendidikan di kecamatan Duruka terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu indikator yang dapat mengukur tingkat perkembangan pembangunan pendidikan di kecamatan Duruka adalah banyaknya sekolah, guru dan murid.

Jumlah fasilitas pendidikan di kecamatan Duruka sebanyak 30 unit yang terdiri dari 12 unit TK sederajat, 12 unit SD sederajat, 3 unit SMP sederajat, dan 3 unit SMA sederajat.

Salah satu indikator untuk mengukur perkembangan kesehatan di kecamatan Duruka adalah ketersediaan infrastruktur kesehatan hingga ke desa-desa. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Duruka hingga tahun 2018 yaitu 17 unit, yang terdiri dari 1 unit rumah bersalin, 1 unit puskesmas, 1 unit pustu, 13 unit posyandu, 0 unit klinik/balai kesehatan, dan 0 unit polindes.

Tenaga medis yang ada di Kecamatan Duruka yaitu 1 orang Dokter umum, 9 orang bidan, 15 orang perawat, dan 24 tenaga kesehatan lainnya. Perkembangan keagamaan di kecamatan Duruka juga dapat dilihat dari ketersediaan saranan peribadatan. Pada tahun 2018 jumlah tempat peribadatan di kecamatan Duruka berjumlah 16 unit, terdiri dari 15 unit mesjid dan 1 unit mushola.

Pertanian[sunting | sunting sumber]

Penggunaan lahan di kecamatan Duruka digunakan untuk perumahan dan pekarangan. Luas lahan sawah tahun 2018 mencapai Durukaha yang terdiri dari Durukaha sawah irigasi dan Duruka hektar sawah non irigasi.

Tanaman pangan yang diusahakan di kecamatan Duruka yang utama yaitu; padi sawah, jagung, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar. Ragam tanaman hortikultura yang diusahakan di di kecamatan Duruka cukup bervariasi.

Untuk tanaman sayuran terdapat cabai rawit, kacang panjang, kangkung, petsai/sawi, cabai besar, bawang daun, tomat, terung, ketimun, dan lainnya. Tanaman menghasilkan produksi yang paling besar adalah kacang panjang, dan kangkung. Tanaman buah-buahan seperti, jeruksiam, pisang, pepaya, dan rambutan menjadi komoditas utama di kecamatan Duruka.

Jambu mete menjadi komoditi perkebunan yang paling banyak diusahakan di kecamatan Duruka. Tahun 2018 luas tanam jambu mete mencapai 292 hektar. Selain itu, terdapat tanaman kelapa, cokelat dengan luas tanam masing-masing sebesar 21 hektar,dan 19.75 hektar.

Produksi perikanan di kecamatan Duruka terdiri dari perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Pada tahun 2018 produksi perikanan tangkap mencapai 5100.24 ton. Produksi perikanan di kecamatan Duruka sebagian besar didominasi oleh perikanan laut.

Industri dan Energi[sunting | sunting sumber]

Pembangunan dibidang industri ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja, meratakan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor, menunjang pembangunan daerah, serta memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Di Kecamatan Duruka tahun 2018 tercatat ada 217 usaha dan menyerap tenaga kerja sebanyak 321. Jumlah industri terbanyak terdapat di desa Lagasa berjumlah 57 industri .

Kebutuhan listrik rumah tangga di kecamatan Duruka sebagian besar diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Jumlah rumah tangga pengguna listrik di Kecamatan Duruka tahun 2018 yaitu sebanyak 2815 rumah tangga.

Pemenuhan kebutuhan air bersih di Kecamatan Duruka sebagian besar diperoleh dari air sumur. Pada tahun 2018, pelanggan PDAM/bukan PDAM baik menggunakan meteran maupun non meteran sebanyak 1256 pelanggan.

Perdagangan[sunting | sunting sumber]

Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang mampu menggerakkan perekonomian suatu wilayah. Kecamatan Duruka terletak di wilayah kepulauan sehingga transaksi yang terjadi sebagian merupakan perdagangan antar pulau.

Salah satu indikator menilai perkembangan perdagangan adalah ketersediaan sarana perdagangan mandiri. Hingga tahun 2018, di kecamatan Duruka terdapat 3 unit pasar permanen/ tidak permanen dan 338 unit toko kelontong.

Mata pencaharian utama penduduk di Kecamatan ini kebanyakan sebagai pedagang dan buruh lepas. Di kecamatan ini terdapat lokasi pariwisata yang indah, terutama pada desa desa yang terletak di tepi pantai. Diantaranya Pantai Lagili dan Kompleks Permandian Katilombu. [[1]]

Referensi[sunting | sunting sumber]