Kejadian 7

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kejadian 7 (disingkat Kej 7) adalah bagian dari Kitab Kejadian dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Termasuk dalam kumpulan kitab Taurat yang disusun oleh Musa.[1][2]

Teks

Struktur

Ayat 11

Pada waktu umur Nuh enam ratus (600) tahun, pada bulan yang kedua (ke-2), pada hari yang ketujuh belas (ke-17) bulan itu, pada hari itulah terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit.[3]

Dua peristiwa yang membawa perubahan besar mempercepat terjadinya air bah: ledakan tempat-tempat penyimpanan air yang besar di bawah tanah, mungkin disebabkan oleh gempa bumi dengan gelombang-gelombang pasang yang besar dari samudera, dan hujan yang amat lebat selama 40 hari (ayat 12).

  1. Demikianlah, semua makhluk hidup di luar bahtera yang biasanya hidup di tanah kering mati, baik manusia maupun hewan (Kejadian 7:21–22; Matius 24:37–39; 1 Petrus 3:20; 2 Petrus 2:5).
  2. Air naik begitu tinggi sehingga "ditutupinyalah segala gunung tinggi di seluruh kolong langit" (Kejadian 7:19–20); yaitu, seluruh bumi terendam air. Kenyataan ini menunjuk suatu banjir menyeluruh dan bukan sekedar banjir lokal di tempat tertentu saja (bandingkan 2 Petrus 3:6). Air mulai surut setelah 150 hari (ayat 24). Bahtera Nuh akhirnya terdampar di salah satu puncak gunung Ararat (sekarang Armenia), 800 kilometer dari tempat semula (Kejadian 8:4).
  3. Bumi mulai mengering, dan Nuh meninggalkan bahtera 377 hari setelah air bah dimulai (Kejadian 8:13–14).
  4. Rasul Petrus menyatakan bahwa dunia sebelum air bah "binasa" (2 Petrus 3:6). Ini menunjukkan bahwa oleh karena suatu pergolakan topografikal yang sangat besar, bumi pra-air bah berubah secara radikal, baik secara fisik maupun secara geologis, menjadi bumi sebagaimana adanya saat ini.[4]

Ayat 12

Dan turunlah hujan lebat meliputi bumi empat puluh (40) hari empat puluh (40) malam lamanya.[5]

Ayat 13

Pada hari itu juga masuklah Nuh serta Sem, Ham (tokoh Alkitab) dan Yafet, anak-anak Nuh, dan isteri Nuh, dan ketiga isteri anak-anaknya bersama-sama dengan dia, ke dalam bahtera itu,[6]

Ayat 17

Empat puluh (40) hari lamanya air bah itu meliputi bumi; air itu naik dan mengangkat bahtera itu, sehingga melampung tinggi dari bumi.[7]

Ayat 24

Dan berkuasalah air itu di atas bumi seratus lima puluh (150) hari lamanya.[8]

Lebih dari satu saksi mata

Dalam cerita "air bah", Graf-Wellhausen mengidentifikasi 2 narator, sedangkan Jean Astruc menemukan 3 narator dalam catatan Kitab Kejadian pasal 7. Dari frasa toledot (artinya "riwayat" atau "keturunan") di akhir seluruh kisah "air bah", yakni di Kejadian 10:1, dapat dilihat bahwa catatan riwayat ini ditulis dan dimiliki oleh ketiga putra Nuh, yaitu Sem, Ham dan Yafet. Jadi merupakan catatan saksi mata, apalagi karena mereka termasuk 8 orang yang benar-benar mengalami hal itu.[9] Jean Astruc melihat bahwa ada 3 "pernyataan" yang berulang dalam cerita air bah ini, misalnya pada pasal 7 di ayat-ayat berikut:

  • Kejadian 7:18: "Ketika air itu makin bertambah-tambah dan naik dengan hebatnya di atas bumi...".
  • Kejadian 7:19: "Dan air itu sangat hebatnya bertambah-tambah meliputi bumi...".
  • Kejadian 7:20: "Sampai 15 hasta di atasnya bertambah-tambah air itu..."

Juga:

  • Kejadian 7:21: "Lalu mati binasalah segala yang hidup, yang bergerak di bumi..."
  • Kejadian 7:22: "Matilah segala yang ada nafas hidup dalam hidungnya, segala yang ada di darat.".
  • Kejadian 7:23: "Demikianlah dihapuskan Allah segala yang ada, segala yang di muka bumi".

Hal in dapat dijelaskan dari 2 fakta penting yang dikemukakan oleh Wiseman:

  1. Akhir dari lempengan ini menunjukkan lebih dari satu orang yang menulis kisah ini, karena inilah riwayat dari "ketiga putra Nuh".
  2. Berbagai pengulangan dalam kisah ini mencerminkan kesaksian sejumlah saksi mata.[9]

Sejumlah pakar beranggapan cerita air bah di Alkitab meminjam dari mitos Babel, tetapi dari perbandingan kedua dokumen itu, nyatalah bahwa dokumen dari Alkitab lebih sederhana dan berisi fakta yang lebih konkrit daripada kisah supernatural di dokumen Babel.

Referensi

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 9794158151, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 9794153850, 9789794153857
  3. ^ Kejadian 7:11
  4. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  5. ^ Kejadian 7:12
  6. ^ Kejadian 7:13
  7. ^ Kejadian 7:17
  8. ^ Kejadian 7:24
  9. ^ a b Wiseman, P.J. Ancient records and the structure of Genesis: A case for literary unity. T. Nelson Publishers. 1985. ISBN 978-0840775023

Lihat pula

Pranala luar