Vulcan (roket)
Fungsi | Roket peluncur |
---|---|
Produsen | United Launch Alliance |
Negara asal | Amerika Serikat |
Biaya per peluncuran (2024) | US$~82 - ~200 million (Vulcan Centaur Heavy)[1][2] |
Ukuran | |
Tinggi | 616 m (2.021 ft)[3] |
Diameter | 54 m (177 ft)[4] |
Massa | 546,700 kg (1.205,27 pon) |
Tingkatan | 2 dengan 0–6 motor pendorong |
Kapasitas | |
Muatan menuju Orbit rendah (28.7°) | |
Massa | 27.200 kg (60.000 pon)[5] (Vulcan Centaur Heavy) |
Muatan menuju GTO (27°) | |
Massa | 14.400 kg (31.700 pon)[5] (Vulcan Centaur Heavy) |
Muatan menuju GEO | |
Massa | 7.200 kg (15.900 pon)[5] (Vulcan Centaur Heavy) |
Muatan menuju TLI | |
Massa | 12.100 kg (26.700 pon)[5] (Vulcan Centaur Heavy) |
Sejarah peluncuran | |
Tempat peluncuran | |
Penerbangan perdana | Rencana: Juli 2021[7] |
Pendorong | |
Jumlah pendorong | 0–6[8] |
Motor | GEM-63XL[9] |
Daya dorong | 22.017 kN (4.950.000 lbf) |
Bahan bakar | HTPB |
Tingkat pertama | |
Diameter | 54 m (177 ft) |
Mesin | 2 × BE-4 |
Daya dorong | 4.900 kN (1.100.000 lbf) |
Bahan bakar | CH4/LOX |
Tingkat kedua – Centaur V | |
Diameter | 54 m (177 ft) |
Mesin | 2 × RL-10[10] |
Daya dorong | 212 kN (48.000 lbf)[11] |
Impuls spesifik | 4.485 detik (43,98 km/s) |
Bahan bakar | LH2 / LOX |
Tingkat kedua – ACES (rencana) | |
Diameter | 54 m (177 ft) |
Bahan bakar | LH2 / LOX |
Vulcan adalah roket peluncur kelas berat yang saat ini sedang dikembangkan oleh United Launch Alliance (ULA) untuk memenuhi kebutuhan program Peluncuran Keamanan Antariksa Nasional (NSSL) Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF).
Peluncuran perdana Vulcan dijadwalkan pada Juli 2021, dengan membawa pendarat Bulan Peregrine milik Astrobotic.[7]
Deskripsi peluncur
[sunting | sunting sumber]Vulcan adalah desain roket peluncur pertama yang dikerjakan oleh ULA dengan mengadopsi berbagai teknologi yang sebelumnya telah dikembangkan untuk roket Atlas V dan Delta IV dari program EELV USAF. Tangki propelan tahap pertama memiliki diameter yang sama dengan tangki Common Booster Core yang digunakan oleh Delta IV. Akan tetapi, tangki ini akan diisi oleh propelan kriogenik temperatur rendah metana cair dan oksigen cair, bukan hidrogen cair dan oksigen cair seperti pada Delta IV.[12]
Tahap atas Vulcan menggunakan Centaur V, varian terbaru dari Common Centaur/Centaur III yang saat ini digunakan pada Atlas V. Versi panjang dari Centaur V akan digunakan pada Vulcan Centaur Heavy. Centaur V rencananya akan diperbaharui menggunakan teknologi Integrated Vehicle Fluids hingga nantinya disebut Advanced Cryogenic Evolved Stage (ACES).[13] Vulcan juga rencananya akan menjalani proses sertifikasi supaya nantinya dapat melakukan misi antariksa berawak menggunakan wahana antariksa Boeing CST-100 Starliner atau versi masa depan dari pesawat luar angkasa Dream Chaser yang dikembangkan oleh Sierra Nevada.[14]
Bagian pendorong Vulcan akan memiliki diameter luar sebesar 54 m (177 ft) supaya dapat mengangkut bahan bakar metana yang digunakan untuk pembakaran mesin Blue Origin BE-4.[15] BE-4 dipilih sebagai mesin untuk tahap pertama Vulcan pada September 2018 setelah menang bersaing dengan mesin AR1 buatan Aerojet Rocketdyne.[16]
Nol hingga enam[8] pendorong padat (SRB) GEM-63XL[17] dapat dipasang pada tahap pertama dalam konfigurasi berpasangan.[18] SRB ini akan memberikan dorongan tambahan selama peluncuran tahap pertama. Vulcan Centaur Heavy yang memiliki enam SRB dapat meluncurkan muatan yang lebih berat daripada Atlas V 551 atau Delta IV Heavy.[19]
Vulcan akan memiliki fairing (bagian hidung) berdiameter 5,4 m yang tersedia dalam dua varian panjang. Varian fairing terpanjang adalah fairing dengan panjang 21 m, dan volume 317 m 3.[8]
Vulcan Heavy
[sunting | sunting sumber]Pada bulan September 2020, ULA mengumumkan bahwa mereka tengah mempelajari varian "Vulcan Heavy" dengan tiga inti pendorong. Spekulasi tentang varian baru telah merebak selama berbulan-bulan setelah gambar model versi tersebut muncul di media sosial. CEO ULA Tory Bruno kemudian mencuitkan gambar model yang lebih jelas dan mengatakan bahwa model tersebut masih dalam tahap studi.
Kemampuan massa muatan
[sunting | sunting sumber]Hingga November 2019, massa muatan yang dapat diluncurkan oleh Vulcan Centaur adalah sebagai berikut:
Versi: | Jumlah SRB | Muatan ke LEO (kg) | Muatan ke ISS (kg) | Muatan ke orbit polar LEO (kg) | Muatan ke GTO (kg) | Muatan ke GEO (kg) |
---|---|---|---|---|---|---|
Vulcan Centaur 502 | 0 | 10.600 | 9.000 | 8.300 | 2,900 | T / A |
Vulcan Centaur 522 | 2 | 18.500 | 16.100 | 15.000 | 7,600 | 2,600 |
Vulcan Centaur 542 | 4 | 23.900 | 21.000 | 19.500 | 10.800 | 4,800 |
Vulcan Centaur 562 | 6 | 27.200 | 25.300 | 23.200 | 13.600 | 6.500 |
Vulcan Centaur Heavy 5H2 | 6 | 27.200 | 26.200 | 24.000 | 14.400 | 7,200 |
Persyaratan NSSL[20] | 6,800 | 17.000 | 8.165 | 6.600 |
Keterangan: Muatan ke LEO adalah muatan yang dapat diangkut menuju orbit melingkar setinggi 200 km pada inklinasi 28,7 derajat; muatan ke ISS untuk kemampuan muatan menuju orbit melingkar setinggi 407 km pada inklinasi 51,6 derajat; muatan ke orbit polar LEO untuk orbit melingkar 200 km pada inklinasi 90 derajat. Kemampuan ini didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi persyaratan NSSL USAF, dengan kemungkinan peningkatan kemampuan di masa depan.[20]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]United Launch Alliance meneruskan pengelolaan keluarga roket peluncur Atlas V dan Delta IV ketika perusahaan itu dibentuk pada 2006. Kedua roket tersebut diterbangkan pertama kali pada tahun 2002.[butuh rujukan]
Pada awal 2014, sudah jelas bahwa ULA harus mengembangkan roket peluncur baru untuk menggantikan armada yang sudah ada. Selain itu, pendorong Atlas V menggunakan mesin RD-180 Rusia yang memicur kritik politis terutama saat krisis Ukraina 2014. Mengandalkan perangkat keras asing untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa keamanan nasional yang kritis juga dipandang kontroversial dan tidak diinginkan. Untuk menyelesaikan masalah itu, ULA merilis kontrak studi formal pada Juni 2014 untuk beberapa pemasok mesin roket di AS.[21] Pada Juli 2014, Kongres Amerika Serikat memperdebatkan apakah akan membuat undang-undang tentang larangan penggunaan RD-180 di masa depan.[22]
Selain masalah mesin RD-180, ULA juga menghadapi persaingan dari SpaceX yang mulai memasuki pasar ULA untuk peluncuran militer AS.
Pada September 2014, ULA mengumumkan bahwa mereka telah menjalin hubungan kerjasama dengan Blue Origin untuk mengembangkan mesin BE-4 berbahan bakar metana cair (CH4) dan oksidator oksigen cair (LOX) untuk menggantikan RD-180 pada pendorong tahap pertama roket baru. Pada saat itu, ULA berharap pendorong roket baru dapat mulai terbang tidak lebih awal dari 2019. ULA secara konsisten menyebut Vulcan sebagai 'sistem peluncuran generasi berikutnya'.[23][24]
Konsep awal
[sunting | sunting sumber]Pada 13 April 2015, CEO ULA Tory Bruno memperkenalkan roket peluncur baru bernama Vulcan yang akan menggabungkan teknologi-teknologi handal, dengan nama "Vulcan" merupakan nama yang dipilih melalui jajak pendapat daring. ULA bertujuan untuk menjual Vulcan varian dasar dengan harga setengah dari harga roket Atlas V yang bernilai $164 juta pada saat itu. Penambahan SRB untuk meluncurkan satelit berat akan meningkatkan harganya.[25] Rencana awal untuk peluncuran perdananya dijadwalkan pada 2019.[22]
ULA mengumumkan pendekatan tambahan untuk meluncurkan kendaraan dan teknologinya.[12] Kehadiran awal Vulcan akan dimulai dengan tahap pertama baru yang didasarkan pada diameter tangki roket dan proses produksi Delta IV. Vulcan awalnya akan menggunakan dua mesin BE-4, dengan mesin AR1 sebagai alternatif. Fase awal untuk tahap kedua roket rencananya menggunakan Common Centaur/Centaur III dari Atlas V, dengan mesin RL10 yang sudah ada. Melalui pembaharuan selanjutnya, ULA akan menggunakan Advanced Cryogenic Evolved Stage (ACES) sebagai tahap kedua Vulcan.
Tahap atas ACES merupakan tahap atas oksigen cair (LOX) dan hidrogen cair (LH2) yang ditenagai oleh satu hingga empat mesin roket. ACES akan memiliki teknologi Integrated Vehicle Fluids yang memungkinkan umur pakai di orbit lebih lama hingga beberapa minggu.[12][26]
Penggunaan kembali dengan konsep SMART
[sunting | sunting sumber]Juga diumumkan pada 13 April 2015 adalah konsep penggunaan kembali Sensible Modular Autonomous Return Technology (SMART). Pada konsep ini, mesin pendorong, avionik, dan struktur pendorong akan dilepaskan menjadi sebuah modul yang terpisah dari tangki propelan setelah mesin pendorong dimatikan. Modul tersebut kemudian memasuki atmosfer dengan bantuan pelindung panas yang dapat mengembang. Setelah parasut mengembang, modul akan ditangkap oleh helikopter di udara. ULA memperkirakan bahwa konsep ini dapat mengurangi biaya produksi sistem propulsi tahap pertama sebesar 90%, atau 65% dari total biaya produksi tahap pertama.[27]
Pendanaan
[sunting | sunting sumber]Pada beberapa tahun pertama, dewan direksi ULA membuat komitmen pendanaan triwulanan untuk pengembangan roket peluncur Vulcan Centaur.[28] Hingga Oktober 2018[update], pemerintah AS telah berkomitmen untuk memberikan sekitar US$1,2 milyar dalam program kemitraan pemerintah-swasta untuk pengembangan Vulcan Centaur. Pendanaan di masa depan akan bergantung pada bagaimana ULA dapat memenangkan kontrak NSSL.[29]
Pada Maret 2016, Angkatan Udara AS telah mengalokasikan pendanaan hingga US$202 juta untuk pengembangan Vulcan. Pada saat itu, ULA belum memperkirakan biaya total pengembangan Vulcan, tetapi CEO Tory Bruno mencatat bahwa "(pengembangan) roket baru biasanya membutuhkan $2 miliar, termasuk $1 miliar untuk pengembangan mesin utama." [28] Pada bulan April 2016, anggota Dewan Direksi ULA dan Presiden Divisi Network and Space Systems (N&SS) Boeing, Craig Cooning, menyatakan keyakinannya akan kemungkinan pendanaan USAF lebih lanjut untuk pengembangan Vulcan.[30]
Pada bulan Maret 2018, CEO ULA Tory Bruno menyatakan bahwa Vulcan-Centaur telah "75 persen didanai" pada saat itu.[31] Pada Oktober 2018, setelah menjalani tahap permintaan proposal dan evaluasi teknis, ULA diberi pendanaan senilai $967 juta untuk mengembangkan sistem peluncuran purwarupa Vulcan sebagai bagian dari program National Security Space Launch. Dua kontraktor lainnya, Blue Origin dan Northrop Grumman Innovation Systems, juga diberi pendanaan untuk pengembangan.[29]
Proses produksi
[sunting | sunting sumber]Pada September 2015, ULA dan Blue Origin sepakat untuk meningkatkan kemampuan produksi mesin BE-4 yang saat itu masih dalam tahap pengembangan dan pengujian.[32]
Pada Januari 2016, ULA merancang dua versi tahap pertama Vulcan. Salah satu versi tangki memiliki diameter 5,4 m agar dapat mengangkut bahan bakar metana yang memiliki massa jenis rendah.[15]
Pada akhir 2017, diputuskan bahwa Vulcan akan menggunakan Centaur V sebagai tahap atas dan keseluruhan roket peluncur dinamai Vulcan Centaur.[31] Dengan konfigurasi seperti ini, Vulcan Centaur tanpa SRB memiliki kemampuan untuk meluncurkan muatan "30% lebih berat" daripada yang dapat diluncurkan oleh Delta IV Heavy.[33]
Pada Mei 2018, ULA memilih mesin RL10 produksi Aerojet Rocketdyne untuk tahap atas Vulcan Centaur.[34] Pada September 2018, ULA mengumumkan pemilihan mesin BE-4 produksi Blue Origin untuk bagian pendorong Vulcan.[35][36]
Pada Oktober 2018, USAF merilis persyaratan tambahan untuk kontraktor program NSSL. Hal ini menyebabkan ditundanya peluncuran awal Vulcan hingga April 2021 dari yang sebelumnya direncanakan pada tahun 2020.[37][38][39]
Pada 8 Juli 2019 CEO ULA Tory Bruno merilis gambar dua artikel uji Vulcan di Twitter. Artikel uji tersebut berupa tangki metana cair (bahan bakar)[40] dan struktur pendorong.[41] Pada 9 Juli 2019, sebuah foto Adaptor Muatan Vulcan (PAF) dirilis oleh Peter Guggenbach, CEO RUAG Space.[42] Pada tanggal 31 Juli 2019, dua gambar tangki LNG yang dirangkai dengan struktur pendorong Vulcan dirilis oleh CEO Tory Bruno di Twitter.
Pada 2 Agustus 2019, Blue Origin merilis di foto mesin BE-4 yang sedang diuji coba. Pada 6 Agustus 2019, dua bagian pertama platform peluncur Vulcan (MLP) diangkut ke Spaceflight Processing Operations Center (SPOC) dekat situs peluncuran SLC-40 dan SLC-41, Cape Canaveral. MLP setinggi 183 kaki (56 m) dirancang untuk bergerak dengan kecepatan 3 mph (4,8 km/h) menuju situs peluncuran.
Pada 12 Agustus 2019, ULA mengajukan Vulcan Centaur dalam kompetisi fase kedua layanan peluncur USAF. Pada saat itu, Vulcan Centaur dijadwalkan melakukan peluncuran perdana pada tahun 2021.[43] Pada Februari 2020, tangki untuk roket operasional kedua sedang dibangun di pabrik ULA di Decatur, Alabama.[44]
Penerbangan sertifikasi
[sunting | sunting sumber]Pada 14 Agustus 2019, diumumkan bahwa penerbangan sertifikasi kedua Vulcan adalah misi SNC Demo-1. Misi tersebut merupakan peluncuran pertama dari enam misi Dream Chaser dalam kontrak CRS-2. Peluncuran Vulcan Centaur akan dimulai pada 2021 dan akan menggunakan konfigurasi Vulcan dengan empat SRB.[45]
Pada 19 Agustus 2019, diumumkan bahwa pendarat Peregrine milik Astrobotic akan diluncurkan pada penerbangan sertifikasi pertama Vulcan. Peregrine rencananya akan meluncur pada tahun 2021 dari SLC-41 di Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral.[46]
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]- OmegA
- New Glenn
- Falcon 9
- Falcon Heavy
- Perbandingan sistem peluncuran orbital
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Clark, Stephen. "ULA needs commercial customers to close Vulcan rocket business case". Spaceflight Now. Diakses tanggal 22 April 2015.
- ^ Shalal, Klotz, Andrea, Irene. "'Vulcan' rocket launch in 2019 may end U.S. dependence on Russia". Reuters. Diakses tanggal 13 April 2015.
- ^ "Vulcan Centaur Cutaway Poster" (PDF). ULA. November 2019. Diakses tanggal April 14, 2020.
- ^ Peller, Mark. "United Launch Alliance" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-04-12. Diakses tanggal 2016-03-30.
- ^ a b c d "Rocket Rundown – A Fleet Overview" (PDF). ULA. November 2019. Diakses tanggal April 14, 2020.
- ^ Clark, Stephen (October 12, 2015). "ULA selects launch pads for new Vulcan rocket". Spaceflight Now. Diakses tanggal October 12, 2015.
- ^ a b Wall, Mike. "SpaceX Falcon 9 Rocket Will Launch Private Moon Lander in 2021". Space.com. 2 October 2019. Quote: "But Peregrine will fly on a different rocket, United Launch Alliance's Vulcan Centaur, which is still in development. The 2021 Peregrine mission will be the first for both the lander and its launch vehicle".
- ^ a b c @ToryBruno (1 Juli 2019). "Vulcan is configurable with 0 to 6 SRBs. 2 fairing lengths, the longer, 70 ft fairing having a massive 11,000 cuft (317cu-m) payload volume" (Tweet) – via Twitter. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "brunojul1" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ Rhian, Jason. "ULA selects Orbital ATK's GEM 63/63XL SRBs for Atlas V and Vulcan Boosters". Spaceflight Insider. Diakses tanggal 2015-09-25.
- ^ "United Launch Alliance Selects Aerojet Rocketdyne's RL10 Engine". ULA. May 11, 2018. Diakses tanggal May 13, 2018.
- ^ "Aerojet Rocketdyne RL10 Propulsion System" (PDF). Aerojet Rocketdyne. March 2019. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-06-29. Diakses tanggal 2020-06-05.
- ^ a b c Gruss, Mike (2015-04-13). "ULA's Vulcan Rocket To be Rolled out in Stages". SpaceNews. Diakses tanggal 2015-04-17.
- ^ Bruno, Tory (October 10, 2017). "Building on a successful record in space to meet the challenges ahead". Space News.
- ^ Tory Bruno. ""@A_M_Swallow @ULA_ACES We intend to human rate Vulcan/ACES"". Twitter.com. Diakses tanggal August 30, 2016.
- ^ a b de Selding, Peter B. (2016-03-16). "ULA intends to lower its costs, and raise its cool, to compete with SpaceX". SpaceNews. Diakses tanggal 2016-03-19.
Methane rocket has a lower density so we have a 5.4 meter design outside diameter, while drop back to the Atlas V size for the kerosene AR1 version.
- ^ "United Launch Alliance Building Rocket of the Future with Industry-Leading Strategic Partnerships". September 28, 2018.
- ^ Jason Rhian (September 23, 2015). "ULA selects Orbital ATK's GEM 63/63 XL SRBs for Atlas V and Vulcan boosters". Spaceflight Insider.
- ^ @ (July 1, 2019). "No. Vulcan SRBs come in pairs" (Tweet) – via Twitter. Missing or empty |user=; Missing or empty |number= (help)
- ^ "United Launch Alliance Unveils America's New Rocket – Vulcan: Innovative Next Generation Launch System will Provide Country's Most Reliable, Affordable and Accessible Launch Service". ULA. April 13, 2015. Diakses tanggal April 14, 2020.
- ^ a b Space and Missile Systems (October 5, 2018). "EELV LSA RFP OTA". Diarsipkan dari versi asli tanggal February 3, 2019. Diakses tanggal June 22, 2019.
table 10 of page 27
- ^ Ferster, Warren (2014-09-17). "ULA To Invest in Blue Origin Engine as RD-180 Replacement". Space News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-18. Diakses tanggal 2014-09-19.
- ^ a b Gruss, Mike (2015-04-24). "Evolution of a Plan : ULA Execs Spell Out Logic Behind Vulcan Design Choices". Space News. Diakses tanggal April 25, 2015.
- ^ Fleischauer, Eric (February 7, 2015). "ULA's CEO talks challenges, engine plant plans for Decatur". Decatur Daily. Diakses tanggal 2015-04-17.
- ^ Avery, Greg (2014-10-16). "ULA plans new rocket, restructuring to cut launch costs in half". Denver Business Journal. Diakses tanggal 2015-04-17.
- ^ Clark, Stephen (April 22, 2015). "ULA needs commercial business to close Vulcan rocket business case". Spaceflight Now. Diakses tanggal April 23, 2015.
- ^ "America, meet Vulcan, your next United Launch Alliance rocket". Denver Post. 2015-04-13. Diakses tanggal 2015-04-17.
- ^ Ray, Justin (April 14, 2015). "ULA chief explains reusability and innovation of new rocket". Spaceflight Now. Diakses tanggal 2015-04-17.
- ^ a b Gruss, Mike (2016-03-10). "ULA's parent companies still support Vulcan … with caution". SpaceNews. Diakses tanggal 2016-03-10.
- ^ a b Erwin, Sandra (2018-10-10). "Air Force awards launch vehicle development contracts to Blue Origin, Northrop Grumman, ULA". SpaceNews.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-10-11.
- ^ Host, Pat (2016-04-12). "Cooning Confident Air Force Will Invest In Vulcan Development". Defense Daily. Diakses tanggal 2016-04-13.
- ^ a b Erwin, Sandra (March 25, 2018). "Air Force stakes future on privately funded launch vehicles. Will the gamble pay off?". SpaceNews. Diakses tanggal 2018-06-24.
- ^ "Boeing, Lockheed Differ on Whether to Sell Rocket Joint Venture". Wall Street Journal. September 10, 2015. Diakses tanggal 2015-09-12.
- ^ ToryBruno (President & CEO of ULA). "Vulcan Heavy?". Reddit.com. Diakses tanggal 2018-04-12.
- ^ Tribou, Richard (May 11, 2018). "ULA chooses Aerojet Rocketdyne over Blue Origin for Vulcan's upper stage engine". Orlando Sentinel. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-13. Diakses tanggal May 13, 2018.
- ^ "United Launch Alliance Building Rocket of the Future with Industry-Leading Strategic Partnerships – ULA Selects Blue Origin Advanced Booster Engine for Vulcan Centaur Rocket System" (Siaran pers) (dalam bahasa Bahasa Inggris). United Launch Alliance. 27 September 2018.
- ^ Johnson, Eric M.; Roulette, Joey (September 27, 2018). "Jeff Bezos' Blue Origin to supply engines for Vulcan rocket". Reuters. Diakses tanggal September 28, 2018.
- ^ Foust, Jeff (October 25, 2018). "ULA now planning first launch of Vulcan in 2021". SpaceNews. Diakses tanggal November 11, 2018.[pranala nonaktif permanen]
- ^ @jeff_foust (18 January 2018). "Tom Tshudy, ULA: with Vulcan we plan to maintain reliability and on-time performance of our existing rockets, but at a very affordable price. First launch mid-2020" (Tweet) – via Twitter.
- ^ Foust, Jeff. "ULA now planning first launch of Vulcan in 2021"[pranala nonaktif permanen]. Space News, October 25, 2018.
- ^ @ToryBruno (8 Juli 2019). "I spy a Vulcan booster LNG qualification tank just finished and heading off to structural testing..." (Tweet) – via Twitter.
- ^ @ToryBruno (8 Juli 2019). "How do you get over a million pounds of thrust from a pair of BE4 rocket engines efficiently into the rest of the rocket? With a ultra high performance thrust structure. Here's Vulcan's on its way to structural testing" (Tweet) – via Twitter.
- ^ @ (July 9, 2019). (Tweet) https://twitter.com/ – via Twitter. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) Missing or empty |user= (help) - ^ "Vulcan Centaur Rocket on Schedule for First Flight in 2021: ULA Submits Proposal for U.S. Air Force's Launch Services Competition". www.ULAlaunch.com. ULA. 12 August 2019. Diakses tanggal 12 August 2019.
- ^ Sandlin, Destin (February 29, 2020). "How Rockets Are Made (Rocket Factory Tour - United Launch Alliance) - Episode 231". YouTube (dalam bahasa English). Diakses tanggal March 7, 2020.
- ^ "SNC Selects ULA for Dream Chaser® Spacecraft Launches: NASA Missions to Begin in 2021". ULALaunch. 14 August 2019. Diakses tanggal 14 August 2019.
- ^ "Astrobotic Selects United Launch Alliance Vulcan Centaur Rocket to Launch its First Mission to the Moon". ULALaunch. 19 August 2019. Diakses tanggal 19 August 2019.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Situs web resmi Vulcan
- xTTkrxVR_20 ISPCS 2015 Keynote, Mark Peller, Manajer Program Pengembangan Utama di ULA dan Manajer Program Vulcan membahas Vulcan pada 8 Oktober 2015. Diskusi mengenai Vulcan dapat ditemukan pada menit 12:20 dalam video tersebut.
- 7a758ea8_0 Gambar ULA Vulcan Centaur terkini dengan fairing 5,4 m