Lompat ke isi

Pengguna:Imam Syamsuddin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ustadz Imam Syamsuddin An-Nakhrawi (Uwak Imam Soden)

Ustaz Muhammad Imam Syamsuddin bin Muhammad Yasin bin Muhammad Niman Nakhrawi bin Haji Ibrahim An-Nakhrawi Lahir di kota Pahlawan, Surabaya pada tanggal 21 bulan 6 atau bulan Juni pada tahun 2000.Orang Tua Imam Syamsudin bernama Muhammad (Moch.) Yasin (Ayah) Sedangkan (Ibu) bernama Neneng Qomariyatul Fitriyah

Ayah Dari Imam Syamsuddin yaitu Moch. Yasin lahir dari pasangan (Alm.) Bpk. Niman Nahrawi dan (Almh.) Ibu Kiptijah (dibaca : Kiptiyah) dilahirkan juga di Surabaya dibulan Agustus tahun 1976 pendidikan terakhir dari ayah Imam Syamsuddin adalah Diploma 4 atau S1 dan sempat mengenyam dunia Pesantren di daerah Dampit, Malang begitu pula kakek dan nenek dari Imam Syamsuddin kakek (Alm. Bpk. Niman) beliau juga mengenyam dunia pesantren di daerah Dampit dan Wajak, keduanya termasuk dalam daerah Kabupaten Malang , sedangkan nenek beliau (Almh. Ibu Kiptijah) juga mengenyam dunia pesantren bahkan di Ponpes Lan Bulan Sampang karena beliau kelahiran Sampang Madura, Jawa Timur dan juga di Pondok Pesantran di daerah Dampit, Malang. kakek Imam Syamsudin Keturunan Seorang Mudin dan Petani Bernama Ibrahim beristrikan Romlah yang dimana keduanya warga desa Karang Pandan, Kab. Malang. Sedangkan neneknya keturunan Seorang Banser yang terkenal pada masanya masa disaat menumpas kaum komunis PKI yang bernama Pak Kamrad ber-Ayahkan Abah Lantas yang masih keturunan Arab.

Sedangkan keluarga dari Ibunda Imam Syamsuddin yaitu Neneng Qomariyatul Fitriyah berasal dari Jombang yang terkenal akan sebutan kota Santri, karena memang Jombang terkenal dengan tokoh tokoh terkemuka yang mereka semua berasal dari kehidupan ala pesantren atau santri.

Jadi didalam diri beliau (Imam Syamsuddin) mengalir darah pejuang, darah pemberani, darah pekerja keras, darah sakera, dan juga darah santri. Jadi beliau (Imam Syamsuddin) terkenal berani mati, tidak pernah takut pada apapun dan siapapun.

Pendidikan Imam Syamsuddin dimulai dari taman kanak-kanak yaitu di TK Bahrul Ulum Surabaya dilanjutkan di SDN Banyu Urip VIII/522 Surabaya setelah lulus dilanjutkannya di SMP Antartika Surabaya setelah lulus dilanjutkannya di Sekolah Kejuruan yaitu SMK Pawiyatan Surabaya dengan mengambil jurusan Multimedia namun hanya 2 tahun ia memutuskan untuk keluar dikarena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya ia memutuskan untuk mengulang lagi untuk meneruskan Sekolah Menengah dan beliau memilih SMA Antartika Surabaya dan IPS sebagai jurusannya beliau memilih SMA itu dikarenakan dekat dengan rumah karena hanya berjarak 1 gang saja.

prestasinya yang paling banyak adalah melalui Organisasi Sosial, beliau banyak mengikuti Ormas-Ormas, LSM-LSM baik Agamis maupun Nasionalis. Beliau terdaftar didalam berbagai ormas tetutama ormas Islam khususnya, dan juga Majelis - Majelis Ilmu, Majelis - Majelis Maulid, Majelis - Majelis Dzikir, dan Majelis - Majelis Lainnya.

Di usia yang masih sangat kecil atau mudah sekitar 11-12 tahun Imam Syamsuddin banyak mengikuti kajian - kajian, namun kajian yang Imam Syamsuddin ikuti adalah kajian Salafy atau masyarakat yang biasa kenal adalah dengan sebutan Wahabi. Kenapa Imam S mengikuti Salafy? karena dalam benak beliau ketika itu lingkungan sekitaran terlalu ekstrim dalam hal membicaran Salafy dan timbulah rasa penasaran dalam benak Imam Syamsuddin dan desakan Neneknya (Almh. Ibu Kiptiyah) agar Imam Syamsuddin menuntut ilmu seluas-luasnya! apapun madzabnya, apapun golongannya, selama masih Islam maka diizinkan oleh Neneknya bahkan merestui karena keyakinan yang telah ditanam sejak dini neneknya pun tak khawatir bahwa cucunya akan terpengaruh dengan hal-hal yang menyimpang karena kerasnya dan tegasnya didikan sejak dini tentang Tauhid, Akhlaq, dan Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Tidak hanya Salafy yang diikuti Imam S. beliau juga bergabung dengan NU, Muhammadiyah, LDII, HTI, FPI, MMI, Jamaah Tabligh, Salik ASW, Persis,Banser, MTA, YDSF, DUMJH Surabaya dan berbagai ormas Islam lainnya.

Sedangkan ormas atau perkumpulan selain keagamaan adalah : PSPD, PN, PSHT,PSHW, IKSPI, BHS, ACT, dsb..

ketika Imam Syamsuddin Remaja ber-Usia 17 tahunan. Imam Syamsuddin telah menemukan sebuah keindahan Agama Islam yang selama ini dianutnya dan merubah pola pikirnya terhadap orang yang berbeda pendapat dengannya.

Hal yang ditemukan ialah sebuah persatuan Umat Islam Indonesia yaitu peristiwa 2 Desember 2017 atau aksi 212, peristiwa tersebut merubah sikap Imam Syamsuddin terhadap orang lain yang berbeda madzab, pikiran, dan golongan

bahkan orang yang berbeda keyakinan dengannya pun.

Hal tersebut adalah karunia, rahmat Allah Yang Maha Esa, Imam Syamsuddin pun menemukan sosok yang selama ini ia cari tidak lain dan tidak bukan ialah Sang Singa Allah dan Singa Rasul yaitu AssadurRosulillah Fii Hadza Zaman Al-Imam Al-Mukarrom Sayyidil Walid Al-Habib DR Muhammad Rizieq bin Hussein Syihab Lc,MA,DPMSS,Phd Hafidzahullahu Ta'ala Matanallahu bi Hayati (Imam Besar Umat Islam Indonesia).


Memang Habibana Rizieq tidak hanya mengubah pola pikir Imam Syamsuddin saja banyak sudah yang telah merubah pola pikirnya ketika munculnya 212.

Hal itu langsung membuat Imam Syamsuddin merambah dunia dakwah

dimulai ketika mendirikan sebuah Bantuan Sosial di Masjid ditempatnya yang bernama Masjid Jam'iyatul Hidah. masjid ini tempat syiar keluarga dari Imam Syamsuddin dimulai dari zaman kakeknya (Alm. Ust. Niman) yang berdakwah melalaui arsitek dan pembangunan. Kakeknya adalah Seksi Pembanguna di Masjid ini. sedangkan sang cucu telah bersama-sama tokoh mendirikan sebuah lembaga yang bernama Dana Umat Masjid Jam'iyatul Hidayah atau disingkat DUMJH dengan menjabat sebagai sekretaris menggantikan sahabatnya tercinta yang telah meninggalkannya yaitu Alm.Sdr. Thoriq Nur Muhammad Ibnu Syai'an. Namun DUMJH hanya berumur jagung yaitu hanya 5 tahun saja setelah DUMJH bubar para pengurus mengambil jalan dakwah masing masing.

Imam Syamsuddin yang telah ditinggal juga oleh Neneknya tercinta (Almh. Ibu Kiptiyah) 2 tahun setelah sahabatnya wafat. Imam Syamsuddin lebih memilih berdakwah dengan mengajarkan Al-Quran dan Imam Syamsuddin menyebut dakwahnya dengan Ngaji Keliling karena memang Ngajinya dari satu rumah ke rumah yang lain hingga saat ini.

Sedangkan politik ia tergabung dalam pengurus Anak Ranting PDIP wilayah Banyu Urip sebelumnya bergabung menjadi relawan PKB. untuk urusan politik Imam Syamsuddin lebih memilih pendapat Para Ulama. Bila para Ulama sudah berbicara maka dibuang semua kata kata partainya walaupun itu partainya sendiri. karena Imam Syamsuddin lebih memilih Islam sebagai rujukan dalam berbagai aspek apapun mulai dari segi Tauhid, Akhlaq, Fiqih, Muamalah, Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, hingga Politik. Imam Syamsuddin lebih memilih Islam sebagai rujukan karena Islam diturunkan Oleh Allah Ta'ala sedangkan Allah Ta'ala adalah Tuhan Semesta Alam, karena manusia hidup di bumi Allah Ta'ala maka dari itu manusia harus ikut aturan Allah, dan aturan itu ada didalam Islam. maka manusia harus menjadikan Islam sebagai rujukan didalam segi apapun.

ada kata kata persatuan yang menarik dari Imam Syamsuddin

bunyinya :

" Kita Umat Islam Disatukan Di Bawah Bendera Laa Ilaaha Illallah, sedangkan untuk Anda yang berAgama lain kita hidup di Negara Indonesia maka dari itu Kita Disatukan Di Bawah Bendera Merah Putih Indonesia sedangkan untuk Anda yang berada diluar Indonesia Kita Disatukan Atas Nama Kemanusiaan, sedangkan Anda yang bukan Manusia Kita Disatukan Atas Nama Sesama Makhluk Ciptaan Tuhan ".


Referensi  : https://uwakimamsoden212.blogspot.com/