Pandemi Covid-19 di Salatiga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pandemi koronavirus di Salatiga
PenyakitCOVID-19
Galur virusSARS-CoV-2
LokasiKota Salatiga
Kasus pertamaKelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga
Tanggal kemunculan31 Maret 2020 (2020-03-31)
(4 tahun lalu)
AsalAmerika Serikat
Kasus terkonfirmasi9
Kasus sembuh1
Kematian
0
Situs web resmi

corona.salatiga.go.id
corona.jatengprov.go.id

Pandemi koronavirus di Salatiga pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 31 Maret 2020 di Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.[1] Sampai tanggal 22 April 2020, telah terkonfirmasi adanya 7 kasus positif COVID-19 di Kota Salatiga.

Pandemi koronavirus atau pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit yang disebabkan oleh salah satu koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2.[2] Virus ini pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok pada tanggal 17 November 2019.[3][4] Penderita yang terpapar COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas.[5][6] Pada penderita yang paling rentan, penyakit ini dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan multiorgan.[7] Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan bahwa pandemi koronavirus sebagai pandemi dunia pada tanggal 11 Maret 2020.[8][9][10]

Kronologi[sunting | sunting sumber]

Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga menetapkan status tanggap darurat COVID-19 selama 60 hari[11] sejak tanggal 31 Maret 2020 setelah seorang warganya terinfeksi koronavirus.[1][12][13] Pasien itu berjenis kelamin laki-laki dan berprofesi sebagai dosen[1] di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga.[14] Sebelumnya, dia diketahui melakukan perjalanan ke Amerika Serikat.[13] Yuliyanto (Wali Kota Salatiga) mengatakan bahwa pasien ini sempat melakukan karantina mandiri di rumah sambil berkonsultasi dengan dokter. Namun, beberapa hari kemudian dia merasakan gejala yang mengarah pada infeksi COVID-19, seperti demam dan sesak nafas. Mendapati kondisi tersebut, yang bersangkutan lantas mendapatkan perawatan di RSP dr. Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga dengan status pasien dalam pengawasan (PDP).[1][15] Ketika hasil laboratorium keluar, dia terindikasi positif COVID-19 dan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi Semarang.[1]

Pada tanggal 7 April 2020, Salatiga mencatat kasus kedua COVID-19. Pasien kedua ini sempat berinteraksi dengan pasien pertama yang terlebih dahulu dinyatakan positif COVID-19 serta berstatus sebagai orang dalam pemantauan (ODP).[14][16][17]

Reaksi[sunting | sunting sumber]

Sebelum menetapkan status tanggap darurat COVID-19, Pemkot Salatiga telah meliburkan kegiatan belajar sejak tanggal 16 Maret 2020, mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran koronavirus yang semakin meluas di Jawa Tengah. Yuliyanto mengatakan bahwa para guru dapat memanfaatkan kegiatan pembelajaran siswa di rumah melalui alat telekomunikasi atau daring.[18]

Pada tanggal 31 Maret 2020, Pemkot Salatiga menetapkan status tanggap darurat COVID-19 setelah mengkonfirmasi kasus pertamanya. Pemkot Salatiga bersama Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga lantas melakukan pelacakan terhadap orang yang sempat berkontak dengan pasien tersebut untuk mencegah terjadinya penyebaran.[1] Selain itu, Rochadi selaku Kepala Dinas Sosial Salatiga juga telah menyiapkan 5.531 paket sembako yang dibagikan kepada warga terdampak status tanggap darurat COVID-19.[12][13]

Pemkot Salatiga dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Salatiga selanjutnya melakukan sosialisasi pemakaian masker melalui spanduk dan baliho yang dipasang di beberapa titik dan sekitar pintu masuk Salatiga.[19] Kapolres Salatiga, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Rahmad Hidayat, menegaskan bahwa telah mengintruksikan kepada anggotanya untuk berpatroli masker.[20] Yuliyanto sendiri mengimbau kepada masyarakat menaati imbauan pembatasan sosial untuk memutus rantai penularan COVID-19.[17]

Pada tanggal 9 April 2020, Pemkot Salatiga mengalokasikan dana sebesar 15 juta ke seluruh Rukun Warga (RW) di Salatiga dan Rp 70 miliar pada skala kota untuk penanganan penyebaran koronavirus. Dana tersebut berasal dari pergeseran anggaran sebesar Rp 18 miliar dan biaya tak terduga Rp 52 miliar.[11]

Pengaruh[sunting | sunting sumber]

Salah satu pengaruh pandemi koronavirus di Salatiga dalam bidang olahraga adalah penundaan Kompetisi Liga 3 Jawa Tengah 2020. Sebelumnya, penundaan tersebut dimulai tanggal 17 Maret 2020 hingga 5 April 2020, tetapi kemudian diperpanjang hingga waktu yang tidak ditentukan. Kondisi itu berpengaruh pada sejumlah peserta yang berencana mulai membentuk skuad, termasuk tim PSISa Salatiga. Tim tersebut awalnya mulai menggelar seleksi bulan Maret 2020, tetapi urung terlaksana akibat pandemi.[21]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f Iswinarno, Chandra (31 Maret 2020). "Salatiga Kini Berstatus Siaga Darurat, Setelah Satu Warganya Positif Corona". Suara.com. Diakses tanggal 11 April 2020. 
  2. ^ BBC News (11 Februari 2020). "Coronavirus Disease Named COVID-19". BBC News. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  3. ^ Hadi, Fadjar (13 Maret 2020). "COVID-19 Diduga Muncul Pertama Kali pada 17 November 2019 di Hubei". Kumparan. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  4. ^ Mangihot, Johannes (19 Maret 2020). "Pasien Pertama di China Ditemukan, Seorang Berumur 55 Tahun dari Hubei". Kompas. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  5. ^ Centers for Disease Control and Prevention (tanpa tanggal). "Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)". U.S. Department of Health and Human Services. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  6. ^ Hessen, Margaret Trexler (27 Januari 2020). "Novel Coronavirus Information Center". Elsevier. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  7. ^ World Health Organization (9 Maret 2020). "Question and Answer on Coronaviruses (COVID-19)". World Health Organization. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  8. ^ World Health Organization (11 Maret 2020). "WHO Director-General's Opening Remarks at the Media Briefing on COVID-19 - 11 March 2020". World Health Organization. Diakses tanggal 14 Maret 2020. 
  9. ^ Damaledo, Yandri Daniel (12 Maret 2020). "COVID-19 Jadi Pandemi, Apa Bedanya dengan Wabah dan Endemi?". Kumparan. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  10. ^ BBC News (13 Maret 2020). "Koronavirus: Status Pandemi Global, Pemerintah 'Harus Lebih Keras' Telusuri Pasien COVID-19". BBC News. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  11. ^ a b Permana, Dian Ade (9 April 2020). Aprian, Dony, ed. "Dana Penanganan Covid-19 di Salatiga Rp 70 Miliar, Setiap RW Kebagian Rp 15 Juta". Kompas.com. Diakses tanggal 11 April 2020. 
  12. ^ a b Permana, Dian Ade (31 Maret 2020). Arief, Teuku Muhammad Valdy, ed. "Salatiga Tanggap Darurat Covid-19, Ribuan Paket Sembako Disiapkan untuk Warga Terdampak". Kompas.com. Diakses tanggal 11 April 2020. 
  13. ^ a b c Fardianto, Fariz (31 Maret 2020). "Pulang dari Amerika Serikat, Warga Salatiga Positif COVID-19". IDN Times Jawa Tengah. Diakses tanggal 11 April 2020. 
  14. ^ a b Mawarni, Nadia Lutfiana (7 April 2020). "Dua Pasien Positif COVID-19 di Salatiga Berkontak Erat". Solopos. Diakses tanggal 11 April 2020. 
  15. ^ Setiawan, Aries (15 Maret 2020). "Gubernur Jawa Tengah Umumkan Dua Pasien Baru Koronavirus". Viva News. Diakses tanggal 13 April 2020. 
  16. ^ Mawarni, Nadia Lutfiana (7 April 2020). "Tambah! Pasien Positif COVID-19 Salatiga Kini Jadi Dua Orang". Solopos. Diakses tanggal 11 April 2020. 
  17. ^ a b Permana, Dian Ade (7 April 2020). Aprian, Dony, ed. "Kontak dengan PDP, Pasien Positif Corona di Salatiga Bertambah". Kompas.com. Diakses tanggal 11 April 2020. 
  18. ^ Arista, Budi (15 Maret 2020). "Antisipasi COVID-19, Pemkot Salatiga Liburkan Semua Sekolah". Gatra. Diakses tanggal 11 April 2020. 
  19. ^ Ariefana, Pebriansyah (7 April 2020). "Warga Salatiga Didenda Duit Kalau Keluyuran Tak Pakai Masker". Suara.com. Diakses tanggal 11 April 2020. 
  20. ^ Permana, Dian Ade (6 April 2020). Arief, Teuku Muhammad Valdy, ed. "Pemkot Salatiga Wacanakan Denda untuk Warga yang Tak Tertib Kenakan Masker". Kompas.com. Diakses tanggal 11 April 2020. 
  21. ^ Celebes Top News (10 April 2020). "COVID-19 Buat Keinginan Eks Timnas Hidupkan Klub Mati Suri Tertunda". Celebes Top News. Diakses tanggal 13 April 2020. [pranala nonaktif permanen]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]