Malam Jumat Kliwon (film 1986)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Malam Jumat Kliwon
SutradaraSisworo Gautama Putra
ProduserRam Soraya
SkenarioNaryono Prayitno
CeritaS. Gatra
PemeranSuzanna
Alan Nuari
Rukman Herman
Soendjoto Adibroto
Doddy Sukma
Yorita Murni
Bokir
Karsiman Gada
Johny Matakena
Dorman Borisman
Ali Albar
SinematograferThomas Susanto
PenyuntingMuryadi
DistributorSoraya Intercine Films
Tanggal rilis
  • 1987 (1987)
Durasi88 menit
NegaraIndonesia

Malam Jumat Kliwon adalah film horor Indonesia yang dirilis pada tahun 1987. Film yang disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra ini dibintangi antara lain oleh Suzanna dan Alan Nuari.

Plot[sunting | sunting sumber]

Film dimulai dengan seorang wanita bernama Ayu Minati (Suzzanna) di suatu rumah yang sedang hamil tua. Ia disantet. Lalu, tiba-tiba perutnya bergejolak dan bayinya berpindah ke belakang perut. Di belakang perut itulah, bulatan tempat bayinya menggembung hebat dan meletus. Mengeluarkan darah dan seorang bayi dari sana.

Beberapa tahun kemudian Gadis Cantik bernama Ayu Trisnaningrat (Suzanna) adalah seorang novelis misteri. Ia merasa bahwa di tengah penulisan novel terbarunya ini, ia tidak dapat berkonsentrasi penuh seperti biasanya. Setelah mengutarakan hal itu kepada kekasihnya Anton (Alan Nuari), Anton mengajak Ayu untuk menulis novelnya di luar kota. Iseng untuk mencari jalan baru untuk referensi menulis novel, mereka malah terhenti di jalur buntu yang berdekatan dengan sungai. Karena masih terhanyut perasaan senang, mereka melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki dan menemukan sebuah rumah yang cukup besar. Ayu berkata kepada Anton bahwa ia seperti pernah mengenal rumah itu. Mereka berduapun masuk saat mengetahui bahwa pintunya tidak terkunci. Rumah itu sudah seperti tidak ada penghuninya, tetapi masih tetap bersih, kecuali satu kamar, kamar itu adalah kamar yang ada di awal film. Ayu mulai menyadari ada yang aneh di rumah itu, tetapi merasa rumah itu sudah “Cukup terasa nyaman” dirinya. Ayu ingin menulis disana. Kemudian mereka berangkat kembali ke mobil dan memutar hingga sampai ke sebuah rumah dekat rumah besar itu. Mereka tiba-tiba bertemu dengan seseorang bernama Pak Tomo (Rukman Herman) yang merawat Raden Mas Ngabei Arya Tejo (Doddy Sukma), seorang yang sudah sepuh usianya, yang kelihatannya adalah pemilik rumah. Saat Ayu dan Anton bertandang ke rumah, Raden merasa ketakutan saat melihat Ayu. Beberapa hari kemudian, Ayu telah diijinkan. Ia akan tinggal menulis sendiri dirumah itu hanya bersama pembantu rumah, yaitu bernama Pak Ardan (Soendjoto Adibroto). Setelah diantar Anton, Ayu pun mulai menulis proyeknya.

Ditengah penulisannya, ia kerap diganggu hal-hal yang menakutkan. Hal itu membuatnya menanyakan apa yang sebenarnya terjadi di rumah itu dengan Pak Ardan yang bersikap tidak bersahabat. Tiba-tiba Pak Ardan berniat memerkosa dan hendak membunuh Ayu. Ayu kontan kaget dan berlari hingga keatas, disana, Pak Ardan dikejar Sundel Bolong berwujud seperti Ayu Tresna hingga tenggelam di sungai. Hal itu membuat Ayu semakin ketakutan, sekaligus penasaran. Saat perbincangan singkat dengan Pak Ardan dulu, Pak Ardan pernah menyebut nama seseorang yaitu Karsiman (Karsiman Gada). Orang itu ditemui Ayu akhirnya disebuah pertenakan ayam. Karsiman, saat ditanyai oleh Ayu juga bertindak sangat kasar hingga mengejar Ayu dengan mobil. Ayu yang saat itu mengendarai motor, nyaris ditabrak oleh Karsiman, sebelum Sundel Bolong menghadang mobil Karsiman dan membuat Karsiman kecelakaan. Ayu menghampiri mobil Karsiman, Karsiman bangkit dan disaat ia terluka di kepala, ia masih ingin membunuh Ayu. Ayu dikejar hingga disebuah pabrik batu bata. Di mana akhirnya saat Ayu nyaris dibunuh oleh sekop, disaat Sundel Bolong melayangkan sekop itu ke dada Karsiman.

Pak Tomo pergi ke rumah saat pagi hari, memberikan berita ditemukannya mayat Pak Ardan dan Karsiman, dan Ayu akan menjadi saksi. Pak Tomo menduga itu semua dilakukan oleh arwah Minati, kakak ipar Pak Tomo yang ternyata adalah adik Raden, Minati tewas karena melahirkan dari punggung yang ada di awal film. Ayu memberikan keterangan bahwa pembunuhan itu benar, dan Ayu berkata bahwa ia dan Minati sangat mirip, apalagi Ayu sejak kecil dititipkan di panti asuhan. Anton ditelepon dan dipanggil ke rumah Raden untuk diceritakan tentang hal itu oleh Raden. Raden menceritakan bahwa saat pada Malam Jumat Kliwon adalah kelahiran Ayu, selir Raden yang bernama Roro Ayu Punirah (Yorita Murni) bekerjasama dengan seorang dukun teluh (Johny Matakena) serta Ardan dan Karsiman, menyantet Minati karena mereka benci dengannya dan ingin menguasai harta milik Raden. Raden mengetahui hal itu dan membunuh dukun dan selirnya. Kemudian, Ardan dan Karsiman yang tahu hal itu memaksa Raden untuk menyerahkan sepertiga dari kekayaannya untuk mereka berdua, agar pembunuhan itu tidak diketahui pihak berwajib. Raden akhirnya meninggal setelah bercerita. Di sisi Ayu, ia diceritakan hal yang sama oleh Minati yang kemudian menghilang ketika selesai berpelukan dengan anaknya. Dan itu bisa disimpulkan bahwa Minati adalah Sundel Bolong yang meninggal saat melahirkan sedangkan Ayu adalah anaknya Minati.

Film berakhir dengan Ayu melukis potret dirinya bersama Raden dan Minati, didampingi oleh Anton yang ternyata sudah memperistri Ayu. Mereka memulai hidup berbahagia mereka dirumah Raden dan Minati, rumah kelahiran Ayu.

Pemeran[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]