Hasibuan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hasibuan
Tugu Raja Hasibuan di Sibuntuon, Uluan, Toba.
Aksara Batak
Nama margaHasibuan
Nama/
penulisan
alternatif
Silsilah
Jarak
generasi
dengan
Siraja Batak
1Si Raja Batak
2Raja Isumbaon
3Tuan Sorimangaraja
4Tuan Sorbadibanua
(Raja Nai Suanon)
5Si Raja Sobu
6Hasibuan
Nama lengkap
tokoh
Si Raja Hasibuan
Nama istriMangiring Omas boru Simatupang
Nama anak
Nama boru
  • Si Boru Turasi
  • Si Boru Tumandi
  • Si Boru Taripar Laut
  • Si Boru Sande Balige
  • Si Boru Nauli
Kekerabatan
Induk margaSi Raja Sobu
Kerabat
marga
Sitompul
Mata ni Ari
Binsar
Simatupang
Asal
SukuBatak
Etnis
Paguyuban
Lokasi tuguSibuntuon
2°25′36″N 99°05′56″E / 2.42667°N 99.09889°E / 2.42667; 99.09889

Hasibuan (Surat Batak Toba: ᯂᯘᯪᯅᯮᯀᯉ᯲) adalah salah satu marga Batak Toba yang awalnya menyebar dari daerah Silindung. Beberapa kelompok keturunan marga ini termasuk pula ke dalam masyarakat Batak Angkola dan Batak Mandailing.[1]

Asal-usul[sunting | sunting sumber]

Raja Sobu
Raja Tinandangan (Sitompul)Raja Hasibuan
Hobol BatuRaja ManjaloGuru MangaloksakGuru HinibaanGuru ManitiRaja Marjalang
LumbantoruanLumbandolokSiringkironSibangebangeRaja Nabarat (Hutabarat)Raja PanggabeanRaja HutagalungRaja HutatoruanOmpu SodoguronOmpu Jobur (Dasopang Banualahi)
LumbanratusSimorangkirLumbansiagianRaja MiralopakRaja InainaHutapeaRaja Tobing (Lumbantobing)
Raja Inaina IIDasopangMatungRaja NajurjurSariburaja (Mismis)

Hasibuan merupakan keturunan Si Raja Sobu. Si Raja Sobu yang hidup pada abad pertengahan XV, kurang lebih sekitar tahun 1455, merupakan anak dari Tuan Sorba Di Banua.[butuh rujukan]

Turunan[sunting | sunting sumber]

Keturunan Raja Hasibuan dengan istrinya Mangiring Omas boru Simatupang, yaitu:

  • Raja Manjalo, yang tinggal di Sigaol, Uluan dan tetap memakai marga Hasibuan. Raja Manjalo membuka perkampungan baru yang diberi nama Hariaramarjalo di Lumban Bao Sigaol saat ini, Hariara. (Pohon ara) marjalo (namanya) dan membuat pertanda dengan menamakan pohon Hariara (ara) yang sampai saat ini masih berdiri kukuh dan di sampingnya telah dibangun Tugu Raja Hasibuan yang sudah diresmikan pada tahun 2002 lalu.
  • Guru Mangaloksa, pergi merantau ke wilayah Silindung dan menetap di sana di kampung Marsaitbosi dan menikah dengan Si Bulan Soli boru Pasaribu. Keturunan Guru Mangaloksa telah menurunkan kelompok marga baru, yaitu marga Hutabarat, marga Panggabean, marga Hutagalung, dan marga Hutatoruan (Hutapea dan Lumban Tobing), sementara keturunan marga Panggabean ada yang menjadi marga Simorangkir dan keturunan dari Guru Mangaloksa ini di kemudian hari dikenal dengan sebutan "Si Opat Pusoran" atau "Si Opat Pisoran". Menurut cerita bahwa sebagian keturunan Guru Mangaloksa yang merantau ke Sipirok, Tapanuli Selatan tetap memakai marga Hasibuan, begitu juga dengan marga Hasibuan dan marga Lumban Tobing yang bermukim di Laguboti.
  • Guru Hinobaan, pergi ke Barus/Sibolga atau Asahan dan tetap memakai marga Hasibuan.
  • Raja Manjalang/Guru Marjalang: pergi merantau ke Padang Bolak/Sibuhuan Tapanuli Selatan dan tetap memakai Marga Hasibuan.
  • Raja Maniti: dikabarkan pergi merantau ke daerah Aceh (Nanggroe Aceh Darussalam), dan kemungkinan keturunan inilah yang mengaku Batak Sampulu Pitu (17) yang bermukim di Alas saat ini, dan hingga saat ini Parsadaan Pomparan ni Raja Hasibuan di mana pun berada masih menanti kembalinya keturunan anak yang hilang ini.
  • Lima putri Raja Hasibuan:
  1. Si Boru Turasi boru Hasibuan: marhamulian/marhuta kawin dengan Raja Margumis II Sitorus Pane di Lumban Lobu,
  2. Si Boru Tumandi boru Hasibuan: marhamulian/marhuta kawin dengan Raja Situngo Naiborngin Panjaitan di Sitorang,
  3. Si Boru Taripar laut boru Hasibuan: marhamulian/marhuta kawin dengan Raja Parsuratan Simanjuntak di Sitandohan Balige,
  4. Si Boru Sande Balige boru Hasibuan: marhamulian/marhuta kawin dengan Ompu Raja Tuan Parluhutan Siahaan di Sibuntuon, Balige, dan
  5. Si Boru Nauli boru Hasibuan: marhamulian/marhuta kawin dengan Raja Siringoringo II di Muara.

Ketika diadakan perayaan Tugu Raja Hasibuan di Lumban Bao Hariaramarjalo tahun 2002 lalu semua perwakilan dari Raja Hasibuan dan boru hadir bersama rombongannya masing-masing, kecuali keturunan dari Guru Maniti yang tidak hadir.

Pemakaian marga Hasibuan[sunting | sunting sumber]

Keturunan Hasibuan yang tetap menggunakan marga Hasibuan[sunting | sunting sumber]

  • Raja Marjalo
  • Guru Hinobaan
  • Guru Marjalang
  • Guru Maniti

Keturunan Hasibuan yang tidak menggunakan marga Hasibuan[sunting | sunting sumber]

Keturunan Hasibuan yang tidak memakai marga Hasibuan adalah:

Namun ada juga beberapa keturunan Guru Mangaloksa yang memakai marga Hasibuan, yakni keturunan Guru Mangaloksa yang sudah lama tinggal di perantauan dan sepakat untuk memakai marga Hasibuan, hal ini biasanya dilakukan karena jumlah yang dianggap kurang banyak dalam suatu pelaksanaan upacara adat.

Tokoh[sunting | sunting sumber]

Beberapa tokoh yang bermarga Hasibuan, di antaranya adalah:

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Hutagalung, W. M. (1991). Pustaha Batak: Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak (dalam bahasa Batak). Medan: Tulus Jaya. OCLC 33133368. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-18. Diakses tanggal 2023-02-18. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]