Lompat ke isi

Bahasa Galatia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Galatia
WilayahGalatia, Anatolia
EtnisSuku Galatia
KepunahanKemungkinan abad ke-6 M
Alfabet Yunani
Kode bahasa
ISO 639-3xga
LINGUIST List
LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
xga
Glottologgala1252[1]
IETFxga
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Extinct

Galatia diklasifikasikan sebagai bahasa yang telah punah (EX) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Referensi: [2][3]
Lokasi penuturan
Provinsi Galatia di Romawi
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Galatia adalah suatu bahasa Kelt yang pernah dituturkan oleh orang-orang Galatia di Anatolia tengah dari abad ke-3 SM hingga sekitar abad ke-4 M, walaupun terdapat sumber yang menunjukkan bahwa bahasa ini mungkin masih dituturkan hingga abad ke-6 M.[4] Secara linguistik, bahasa ini memiliki hubungan kekerabatan terdekat dengan bahasa Galia di Eropa tengah dan barat,[5][6] dan masuk ke Anatolia pada abad ke-3 SM setelah suku-suku Keltik (terutama Tectosages, Trocmii, dan Tolistobogii) datang dari Balkan di utara. Bahasa ini merupakan satu-satunya bahasa Kelt yang diketahui dituturkan di luar Eropa sebelum masehi.

Tidak banyak yang diketauhi mengenai bahasa ini, dan bukti mengenai keberadaannya diperoleh dari penafsiran oleh penulis-penulis kuno atau nama-nama yang terpencar di beberapa prasasti berbahasa Yunani dan Latin. Secara keseluruhan jumlah kosakata yang telah ditemukan mencapai sekitar 120 kata, termasuk nama tempat dan orang. Beberapa kosakata yang disebutkan keberadaannya oleh orang Yunani adalah άδάρκα (adarka) yaitu sejenis tumbuhan, αδες (ades) berarti "kaki", βαρδοί (bardoi) berarti "penyair yang berkumandang", μάρκα (marka) berarti "kuda", dan τριμαρκισία (trimarkisia) berarti "taktik tempur tiga pasukan kuda".[7][8]

Kemunculan

[sunting | sunting sumber]

Bahasa Galatia, berdasarkan bukti onomastik (karena tidak ada naskah atau prasasti yang ditulis sepenuhnya dalam bahasa Galatia yang ditemukan), sepertinya sangat mirip dengan bahasa Galia di Eropa Barat dan Tengah.[9] Bahasa ini dibawa ke Anatolia pada abad ke-3 SM, ketika suku-suku Kelt yaitu Tectosages, Trocmii, dan Tolistobogii berpindah dari Balkan. Menurut Strabo, suku Tectosages di Anatolia berkerabat dekat dengan orang Volcae Tectosages dari bangsa Galia; suku induk dari kedua cabang, orang Volcae awalnya bermukim di Eropa Tengah.

Sumber Romawi

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 48–55 M, Rasul Paulus menulis Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia dalam bahasa Yunani, sebuah basantara yang dituturkan di Kekaisaran Romawi bagian timur. Hal tersebut mungkin berarti bahwa orang-orang Galatia pada saat itu sudah menguasai dwibahasa dalam bahasa Yunani (selain bahasa mereka), sesuai dengan yang dilaporkan oleh Hieronimus kemudian. Namun, para ahli masih memperdebatkan mengenai apakah Paulus menulis kepada bangsa Yunani yang bermukim di Galia atau kepada keturunan bangsa Kelt Galatia yang telah terhelenisasi.[10][11]

Lukianos mencatat pada sekitar tahun 180 M bahwa Aleksander dari Abonouteikhos dapat menemukan penerjemah berbahasa Kelt untuk ramalannya di Paflagonia (sekitar Galatia timur laut).[12][13]

Tabib Galenus pada akhir abad ke-2 M mengeluh bahwa bahasa Yunani Koine yang umum digunakan pada zamannya telah dirusak oleh serapan kata-kata asing dari beberapa bahasa seperti Galatia.[14][15]

Pada abad ke-4, Hieronimus menulis penafsiran tentang Surat Galatia yang ditulis oleh Rasul Paulus bahwa "selain bahasa Yunani yang digunakan di seluruh Timur [Romawi], suku Galatia memiliki bahasa aslinya sendiri, hampir sama dengan bahasa orang Treveri". Ibukota Treveri adalah Trier, tempat Hieronimus menetap sebentar setelah belajar di Roma.[16][17]

Bertahan hingga Abad Pertengahan Awal

[sunting | sunting sumber]

Pada abad ke-6 M, Imam Kirilos Skithopolites menerangkan[18] bahwa bahasa tersebut masih digunakan pada zamannya sendiri ketika dia menceritakan sebuah kisah bahwa seorang biarawan dari Galatia sempat dirasuki oleh Setan dan tidak dapat berbicara; ketika dia pulih dari "kerasukan", dia dapat menjawab pertanyaan orang lain hanya dalam bahasa Galatia aslinya.[19]

Dari bahasa ini, hanya beberapa glosa dan penafsiran singkat oleh penulis-penulis kuno dan nama-nama yang tersebar di prasasti bertahan. Secara keseluruhan, mereka mencantumkan hingga sekitar 120 kata, termasuk nama tempat dan orang. Istilah kosakata tersebar yang disebutkan oleh penulis Yunani termasuk ἀδάρκα (adarka) yaitu sejenis tanaman; αδες (ades), berarti "kaki" (jamak); βαρδοί (bardoi) berarti "mengumandangkan puisi" atau "penyair"; μάρκα (marka) berarti "kuda"; dan τριμαρκισία (trimarkisia) berarti "kelompok pertempuran tiga kuda".[20][21]

Kata benda umum

[sunting | sunting sumber]

Hanya tiga kata benda umum yang tercantum, dan hanya dua di antaranya yang khas Kelt. Semua dibuktikan dalam sumber-sumber Yunani dan diyakini bukan kosakata bahasa Yunani.[9]

  • τασκός, taskos, berarti "badger eropa" (Meles meles)
  • δρουγγός, droungos, berarti "moncong" atau "hidung"
  • ὗς, hus, berarti "ek kermes" (Quercus coccifera)

Baik taskos maupun droungos dicantumkan oleh Epifanius dalam catatan berjudul Panarion yang menjelaskan upaya suatu sekte gnostik bernama Tascodrugites. Meskipun dia memiliki arti yang benar untuk droungos, dia mengartikan taskos sebagai "pasak", padahal sebenarnya berarti "badger".[22] Istilah hus bukan kata khas Kelt, tetapi diserap dari bahasa lain yang tidak diketahui.[9]

Nama orang

[sunting | sunting sumber]

Nama-nama pribadi Galatia yang tertulis mirip dengan yang ditemukan di tempat lain yang berbahasa Kelt kuno. Banyak nama majemuk yang mengandung akar Kelt umum seperti *brog- berarti "negeri" atau "wilayah" (bandingkan mruig dalam Irlandia Kuno, bro dalam Wales dan Breton; berkerabat dengan kata margo dalam Latin dan marka dalam Goth), *epo- berarti "kuda" (ech dalam Irlandia Kuno, eb- [dalam ebol berarti "kuda poni" dan kata majemuk ebrwydd berarti "tangkas"] dalam Wales), *māro- (bandingkan -māros dalam Galia, mór dalam Irlandia Kuno, mawr dalam Wales, meur dalam Breton) berarti "hebat"; dan *rig(o)- berarti "raja" (bandingkan -rīx/-reix dalam Galia, dalam Irlandia, rhi dalam Wales; berkerabat dengan -reiks dalam Goth, rēx dalam Latin). Contoh-contohnya antara lain:[23]

  • Ἀδιατόριξ (Adiatorīx)
  • Βιτοριξ (Bitorīx)
  • Βρογιμάρος (Brogimāros)
  • Κάμμα (Cāmmā)
  • Δομνείων (Domneiū)
  • Ἐπόνη (Eponī)
  • Ολοριξ (Olorīx)
  • Σμερτομάρα (Smertomārā)
  • Τεκτομάρος (Tectomāros)

Nama-nama suku seperti Ambitouti (imm- dalam Irlandia Kuno, am dalam Wales, keduanya berarti "sekitar"; tuath dalam Irlandia Kuno, tut dalam Wales, keduanya berarti "suku"), Ριγόσαγες (Rigosages berarti "Pencari Raja"; bandingkan saigid dalam Irlandia berarti "pergi menuju" atau "mencari tahu", haedu dalam Wales, akhiran kata kerja -ha berarti "mencari"), dan Τεκτόσαγες (Tectosages, bandingkan dengan nama suku Volcae Tectosages dari Galia, berarti "pencari perjalanan"; techt dalam Irlandia Kuno berarti "pergi" atau "melanjutkan ", taith dalam Wales berarti "perjalanan" atau "berlayar").

Nama-nama dewa yang dibuktikan termasuk βουσσουριγίος (Bussurīgios) dan Σουωλιβρογηνός (Suolibrogēnos), penghulu para dewa Yunani Zeus, dan Ούινδιεινος (Uindieinos) mungkin dewa pelindung kota Ούινδια (Uindia) pada suku Tolistobogii.[24][25]

Nama tempat

[sunting | sunting sumber]

Nama tempat yang dibuktikan termasuk Acitorīgiāco ("[permukiman] Acitorīx"; bandingkanAcitodunum dalam Galia), Άρτικνιακόν (Articniācon, "[permukiman] Articnos" ["anak beruang"]), Δρυνέμετον (Drunemeton; < diturunkan dari *dru- dalam Proto-Kelt berarti "ek" dan secara umum berarti "hebat"; bandingkan druí dalam Irlandia Kuno, dryw [< *dru-wid-s] dalam Wales, keduanya berarti "druid", "orang bijak" [secara harfiah berarti "sangat bijaksana"], neimed dalam Irlandia Kuno, nyfed dalam Wales, keduanya berarti "tempat suci" atau "hutan suci") yaitu tempat pertemuan para tetrakh dan hakim Galatia; serta Ούινδια (Uindia berarti "cerah"/"putih"/"tempat suci"; finn dalam [[Bahasa Irlandia Kuno|Irlandia Kuno, gwyn dalam Wales [maskulin], gwen [feminin], keduanya berarti "cerah", "putih", "suci").[25]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Galatia". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  3. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  4. ^ Koch, John T. (2006). "Galatian language". Dalam John T. Koch. Celtic culture: a historical encyclopedia. Volume III: G—L. Santa Barbara, California: ABC-CLIO. hlm. 788. ISBN 1-85109-440-7. Late classical sources—if they are to be trusted—suggest that it survived at least into the 6th century AD. 
  5. ^ Primarily based on onomastic evidence, as no texts written in Galatian have yet been discovered.
  6. ^ Koch, John (ed.), Celtic Culture: a historical encyclopedia, ABC-CLIO, 2006, hlm. 788.
  7. ^ Freeman, Philip, The Galatian Language, Edwin Mellen, 2001, hlm. 15–18.
  8. ^ Delamarre, Xavier, Dictionnaire de la langue gauloise, Une approche linguistique du vieux-celtique continental, Errance, coll. « Hespérides », 2003.
  9. ^ a b c Eska 2006, hlm. 788.
  10. ^ The Catholic Study Bible (2nd edition, 2011, Oxford), p. 1643.
  11. ^ The New Interpreter's Study Bible (2003, Abingdon Press), p. 2079.
  12. ^ Lucian, Alexander, 51: "He [Alexander] often gave oracles to barbarians if anyone asked a question in his [the questioner's] native tongue, whether Syrian or Celtic, as he [Alexander] easily found strangers in the city of the same origin as the questioners."
  13. ^ Freeman 2001, hlm. 10.
  14. ^ Galen, De Differentia Pulsum, 8.585: "three words from Cilicia, four from Syria, five from Galatia, and six from Athens".
  15. ^ Freeman 2001, hlm. 10–11.
  16. ^ St. Jerome [Hieronymus], Comentarii in Epistolam ad Galatos, II:3: "Galatas excepto sermone Graeco, quo omnis oriens loquitur propriam linguam eamdem pene habere quam Treviros."
  17. ^ Freeman 2001, hlm. 11.
  18. ^ Cyril of Scythopolis, Vita S. Euthymii, 55.
  19. ^ Freeman 2001, hlm. 11–12.
  20. ^ Freeman 2001, hlm. 15–18.
  21. ^ Delamarre 2003.
  22. ^ Joshua T. Katz (1998), "Hittite tašku- and the Indo-European Word for 'Badger'", Historische Sprachforschung, 111 (1): 61–82, JSTOR 41288957 .
  23. ^ Freeman 2001, hlm. 23–64.
  24. ^ Derks, Ton; Roymans, Nico. Ethnic Constructs in Antiquity: The Role of Power and Tradition. Amsterdam University Press, 2009. pp. 132=133. ISBN 9789089640789.
  25. ^ a b Klein, Jared; Wenthe, Mark. Handbook of Comparative and Historical Indo-European Linguistics: An International Handbook. Vol. 2. Walter de Gruyter, 2017. p. 1257. ISBN 9783110523874

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Delamarre, Xavier (2003). Dictionnaire de la langue gauloise, Une approche linguistique du vieux-celtique continental. Paris: Errance, coll. « Hespérides ». ISBN 2-87772-237-6. 
  • Freeman, Philip (2001). The Galatian Language: A Comprehensive Survey of the Language of the Ancient Celts in Greco-Roman Asia Minor. Lewiston, New York: Mellen Press. ISBN 0-7734-7480-3. 
  • Weisgerber, L. (1931). Galatische Sprachreste. In Natalicium Johannes Geffcken zum 70. Geburtstag 2. Mai 1931 gewidmet von Freunden, Kollegen und Schülern, 151–75. Heidelberg: Carl Winter.

Pustaka lanjutan

[sunting | sunting sumber]
  • Rance, Philip. “Drungus, Δρουγγος, and Δρουγγιστί: A Gallicism and Continuity in Late Roman Cavalry Tactics.” Phoenix 58, no. 1/2 (2004): 96–130. https://doi.org/10.2307/4135199.