Terowongan Ijo
Terowongan Ijo | |
---|---|
Kategori bangunan hikmat: terowongan | |
![]() Terowongan Ijo lama yang sudah ditutup | |
Letak | |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten | Kebumen |
Kecamatan | Rowokele |
Desa | Bumiagung |
Posisi | Sebelah timur Stasiun Ijo, menembus perbukitan Gunung Malang |
Sejarah | |
Tahun dibangun | 1885-1886 |
Tahun ditutup | 2020 (terowongan lama) |
Informasi bangunan | |
Operator | Daerah Operasi V Purwokerto |
Panjang terowongan | 580 m |
Letak | km 425+125 |
Nomor bangunan hikmat | 1649 |
Singkatan | IJ |
Layanan | Argo Wilis, Argo Lawu, Argo Dwipangga, Gajayana, BIMA, Taksaka, Turangga, Fajar Utama Yogya dan Solo, Senja Utama Yogya dan Solo, Mutiara Selatan, Lodaya, Sawunggalih, Malabar, Ranggajati, Wijayakusuma Bogowonto, Gajah Wong, Jaka Tingkir, Singasari, Anjasmoro, Bengawan, Gaya Baru Malam, Kahuripan, Kutojaya Selatan dan Utara, Logawa, Pasundan, Progo, ketel minyak, dan angkutan semen. |
Terowongan Ijo (IJ) adalah terowongan kereta api yang berada di sebelah timur Stasiun Ijo sejauh 347 m dan terletak di Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Terowongan ini menembus perbukitan kapur Gunung Malang di ujung utara Kawasan Karst Gombong Selatan.
Terdapat dua terowongan, yaitu terowongan Ijo lama yang berada pada trase jalur tunggal dan terowongan Ijo baru yang berada pada trase jalur ganda. Terowongan Ijo dikenal sebagai terowongan dengan lalu lintas yang sangat tinggi dengan padatnya persilangan dan persusulan serta pernah digunakan sebagai lokasi syuting film Kereta Api Terakhir dan Daun di Atas Bantal.[1] Terowongan ini memiliki nomor bangunan hikmat 1649.[1]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Era jalur tunggal (1887–2020)[sunting | sunting sumber]
Pembangunan rel kereta api lintas selatan Jawa adalah paket pertama pembangunan jalur kereta api yang dilakukan oleh Staatsspoorwegen (SS). Pembangunan jalur ini akan menghubungkan Bogor dengan Yogyakarta. Salah satu paket pembangunan jalur ini adalah jalur kereta api Cilacap–Yogyakarta yang dimulai tahun 1885 dan selesai pada 20 Juli 1887. Mengingat kontur perbukitan kapur di barat Gombong yang menghalangi pembangunan jalur kereta api, maka dibangunlah terowongan yang memiliki panjang 580 meter. Terowongan ini kemudian diberi nama Ijo yang konstruksinya dimulai pada tahun 1885 dan selesai pada tahun 1886 mengikuti angka tahun yang dipampang di atas bibir terowongan.[2][3][4]
Era jalur ganda (2020–sekarang)[sunting | sunting sumber]
Pembangunan jalur ganda Purwokerto–Kroya–Kutoarjo akan menyambung jalur ganda yang sudah ada sebelumnya, yaitu Cirebon–Purwokerto dan Kutoarjo–Solo Balapan. Pembangunan jalur ganda tersebut memiliki banyak kendala akibat terowongan yang hanya bisa menampung jalur tunggal, sehingga Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) memutuskan untuk membangun terowongan baru. DJKA memutuskan membangun terowongan baru ini dengan menggaet dua kontraktor, Wijaya Karya (Wika) dan Jaya Konstruksi. Pembangunannya dikoordinasi oleh Satuan Kerja Pengembangan Lintas Selatan Jawa seksi 2 (Satker PLS 2) yang dibentuk oleh Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jawa bagian Tengah.[5]
Terowongan Ijo baru ini berada di sebelah utara terowongan lama. Terowongan baru tersebut memiliki panjang 581 m dan diameter 9 m serta mampu menampung dua jalur kereta api sekaligus. Kedua jalur tersebut merupakan slab track, yang mana jalur relnya diikat dengan bantalan beton yang ditanam dalam landasan beton cor tanpa adanya batu balast/kricak sama sekali. Selain itu, dibangun juga Stasiun Ijo baru untuk menggantikan Stasiun Ijo lama. Sejak 21 April 2020, terowongan dan stasiun baru tersebut diaktifkan sebagian dan baru bisa digunakan sepenuhnya sejak 5 Mei 2020 bersamaan dengan diaktifkannya jalur ganda lintas Kroya–Kutoarjo, sedangkan terowongan dan stasiun lama dinonaktifkan dan dijadikan cagar budaya.[6]
Referensi[sunting | sunting sumber]
![]() |
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Ijo Tunnel. |
- ^ a b Majalah Kereta Api, edisi Maret 2009, 32: 10-11.
- ^ Prasetya, S. (2014). "Ijo (IJ): Akses Termudah Nyepot Foto Terowongan". Majalah KA. 96: 19.
- ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997-). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980.
- ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor en Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken.
- ^ Istimewa. "Melihat Proyek Terowongan Jalur Ganda Kereta Lintas Selatan Jawa". detikfinance. Diakses tanggal 2020-05-31.
- ^ djka.dephub.go.id. "TEROWONGAN IJO, SAMPAI DIMANAKAH PROGRESNYA?". djka.dephub.go.id. Diakses tanggal 2020-01-26.
Koordinat: 7°36′52.5″S 109°27′00.4″E / 7.614583°S 109.450111°E
![]() | Artikel bertopik perkeretaapian ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |