Terowongan Wilhelmina
Terowongan Wilhelmina atau yang sering disebut Terowongan Sumber adalah terowongan yang terletak di bawah Desa Pamotan dan Desa Bagolo di Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. Terowongan kereta api jalur Banjar–Cijulang yang diberi nama Wilhelmina merupakan salah satu terowongan sisa peninggalan zaman Belanda. Terowongan Wilhelmina juga dinobatkan sebagai terowongan terpanjang dan terindah dari 10 terowongan yang ada di Indonesia lantaran pemandangan alam mulai dari pegunungan dan pantai bisa terlihat jelas. Gunung di jalur ini sangat indah.[1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Nama Wilhemina diambil dari Ratu Belanda, Wilhelmina Helena Pauline Maria. Terowongan itu dibangun pada tahun 1914 dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 1924. Nama Wilhelmina sendiri, diambil dari nama seorang ratu dari Kerajaan Belanda yang memiliki nama lengkap Wilhelmina Helena Pauline Maria. Terowongan dan sekaligus jalur Banjar – Cijulang ditutup total pada 1 Januari 1982. Berkali-kali reaktivasi digaungkan untuk jalur ini, tetapi tidak pernah terealisasikan.[1] Namun pada tahun 2018, pihak PT. KAI menggaungkan realisasi pengaktifan kembali jalur tersebut bersama jalur-jalur KA mati di Jawa Barat. Rencananya reaktivasi dilakukan setelah jalur kereta api Cibatu–Cikajang direaktivasi karena lahan yang masih memungkinkan dibandingkan Rancaekek–Tanjungsari dan Cikudapateuh–Ciwidey. Belum ada progres reaktivasi untuk jalur ini.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Okta, Maria (2017-03-14). "Hanya Cerita yang Tersisa dari Terowongan KA Wilhelmina di Pangandaran". KabarPenumpang.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-03. Diakses tanggal 2020-02-08.
- ^ "Kegiatan Pelestarian Terowongan Wilhelmina". kai.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-21. Diakses tanggal 2020-02-08.