Pulau Marabatuan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Marabatuan
Pulau Danauwan, Pulau Payungpayungan, Pulau Marabatuan yang berada di Laut Jawa
P. Marabatuan di Kalimantan
P. Marabatuan
P. Marabatuan
Lokasi Pulau Marabatuan di sekitar wilayah Kalimantan.
Geografi
LokasiLaut Jawa
Koordinat4°22′13″S 115°48′20″E / 4.37028°S 115.80556°E / -4.37028; 115.80556Koordinat: 4°22′13″S 115°48′20″E / 4.37028°S 115.80556°E / -4.37028; 115.80556
Luas3,415 km2
Panjang... km
Lebar... km
Titik tertinggi... m
Pemerintahan
NegaraIndonesia
ProvinsiKalimantan Selatan
KabupatenKotabaru
KecamatanPulau Sembilan
DesaTanjung Nyiur, Tengah
Kependudukan
Penduduk2.000 jiwa (2015)
Info lainnya
Zona waktu

Pulau Marabatuan adalah sebuah pulau yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan.[1]

Pulau ini terdiri dari dua desa yaitu desa Tengah dan desa Tanjung Nyiur dengan pusat perkampungan berada di utara dan timur pulau. Mata pencaharian warga adalah nelayan dan sebagian berkebun pisang, ubi dan cengkeh.[2]

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Sejarah penamaan pulau ini tidak ada yang mengetahui secara pasti karena pada saat kedatangan suku Mandar pada 1930-an ke pulau ini sudah bernama pulau Marabatuan dan dihuni oleh suku Banjar.[2]

Penamaan ini kemungkinan berasal dari bahasa Banjar yaitu dari kata 'mara' yang artinya melangkah dan 'batuan' yang artinya bebatuan. Sehingga marabatuan artinya adalah pulau yang didalamnya terdapat batu. Dimana sepanjang yang dilihat hanya nampak batuan saja.[3]

Sarana dan prasarana[sunting | sunting sumber]

Berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan Pulau Sembilan, maka fasilitas di pulau ini lebih lengkap dengan adanya polsek dan koramil.[4] Di pulau ini juga terdapat kantor kecamatan dan dua kantor desa. Terdapat juga fasilitas pendidikan dari TK hingga SMA. Selain itu juga terdapat puskesmas dan dua puskesmas pembantu. Untuk sarana penerangan masih mengandalkan PLTD yang dibangun sejak 1995 dan dikelola oleh PLN secara profesional.[2]

Permasalahan utama di pulau ini adalah ketersediaan air bersih.

Akses[sunting | sunting sumber]

Untuk menuju pulau ini bisa menggunakan kapal perintis dengan jadwal dua minggu sekali namun tidak ada jadwal pasti, sehingga harus menghubungi pihak Administrasi Pelabuhan. Perjalanan ditempuh selama 12 jam.

Kini pulau Marabatuan sudah dilengkapi dengan dermaga permanen yang bisa digunakan sebagai tempat naik dan turunnya penumpang kapal perintis.[5]

Atraksi wisata[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa pantai seperti pantai Jodoh, pantai Biru dan pantai Sumur Tujuh yang dijadikan tempat wisata oleh penduduk setempat.[2]

Selain itu juga bisa mengunjungi pulau-pulau kecil di sekeliling pulau Marabatuan seperti pulau Sarang di sebelah selatan, pulau Payungpayungan, pulau Batu dan pulau Anak payungpayungan di sebelah tenggara. Juga terdapat pulau Batuadang selatan dan pulau Batuadang utara di bagian selatan arah tenggara dan pulau Batu barat di sebelah barat untuk wisata memancing.[2]

Ekosistem[sunting | sunting sumber]

Kondisi terumbu karang di perairan Marabatuan bervariasi dari kategori karang baik, karang rusak mendekati baik dan karang rusak. Penyebab kerusakan karang ini akibat pengambilan terumbu karang sebagai bahan bangunan, jangkar nelayan, penggunaan bahan peledak dan perubahan iklim. Hal ini diperparah oleh adanya tumpukan sampah yang mengapung di perairan pulau ini yang terjadi setiap tahun ketika mendekati akhir tahun [6]

Ditemukan 74 jenis karang keras di perairan pulau Marabatuan berupa karang Poritiid, Porites lutea dan P. lobata, karang Agariciid, Coeloseris mayeri, karang Faviid, Favia speciosa dan.juga terdapat karang Api serta karang Biru.[7]

Pada November 2020 dilaporkan ada kemunculan Buaya muara di perairan pulau Marabatuan.[8]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Pulau Marabatuan". www.ppk-kp3k.kkp.go.id. Diakses tanggal 2020-08-05. 
  2. ^ a b c d e Batubara, Rido Miduk Sugandi (2015). Kalimantan Selatan: Antara Laut Jawa dan Selat Makassar. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 8–9. ISBN 978-979-709-854-4. 
  3. ^ Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Selatan (2009). Program Peningkatan Budaya Kelautan dan Wawasan Maritim Kepada Masyarakat (PDF). Banjarmasin: CV Alam Lestari. ISBN 978-602-96129-0-5. 
  4. ^ Herliansyah (2020-07-26). "KalselPedia - Desa Pulau Sembilan Kotabaru, Hanya 3 Pulau yang Dihuni". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  5. ^ "Dermaga Marabatuan Dan Matasiri Siap Dioperasikan Melayani Masyarakat". hubla.dephub.go.id. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  6. ^ "Sampah di Perairan Marabatuan Ganggu Aktivitas Nelayan". sariagri.id. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  7. ^ Munasik; Siringoringo, Rikoh (2011). "Struktur Komunitas Karang Keras (Scleractinia)di Perairan Pulau Marabatuan dan Pulau Matasirih, Kalimantan Selatan". Ilmu Kelautan. 16 (1): 49–58. 
  8. ^ Tanbu, Barlis (2020-11-07). "Kemunculan Satwa Buaya Hebohkan Warga Pulau Marabatuan, BKSDA Kalsel Imbau Warga Berhati-Hati". SuaraKalimantan.com. Diakses tanggal 2022-06-01.