Penyakit jantung koroner
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Penyakit arteri koroner atau yang dikenal juga sebagai penyakit jantung arteriosklerosis, penyakit jantung koroner, atau penyakit jantung iskemik adalah suatu penyakit yang terjadi ketika ada penyumbatan parsial aliran darah ke jantung.
Masalah ini dapat berdampak pada penumpukan plak di arteri. Ini disebut arteriosklerosis yang merupakan pengerasan pembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkan penggumpalan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung atau strok. Pengerasan pembuluh darah dan penyumbatan arteri utama adalah salah satu penyebab utama kematian. Bahkan pada penyakit jantung sendiri membunuh lebih banyak orang setiap tahunnya.
Ada sejumlah faktor yang terkait dengan penyakit jantung iskemik. Faktor-faktor yang berisiko sebagai penyebab penyakit jantung iskemik adalah merokok, kadar kolesterol yang tinggi dan diabetes mellitus. Beberapa penelitian lebih lanjut mengungkapkan faktor genetik dan keturunan sebagai faktor potensial lain yang menyebabkan timbulnya penyakit jantung iskemik.
Penyebab
[sunting | sunting sumber]Penyebab penyakit jantung koroner selalu berhubungan dengan aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan kondisi penumpukan zat di sepanjang dinding arteri. Zat yang menumpuk ada dua jenis, yaitu lemak dan kolesterol dalam bentuk lunak, atau kalsium yang mengeras. Penumpukan zat ini menimbulkan plak yang menutupi atau menyumbat seluruh lumen arteri.[1] Kondisi aterosklerosis menyebabkan arteri mengalami perubahan struktur dan fungsi. Akibatnya, pengaliran darah menuju ke jantung mengalami penurunan selama penyempitan lumen arteri.[2]
Tingkat bahaya
[sunting | sunting sumber]Di negara-negara yang termasuk negara maju, penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian. Pada tahun 2006. Organisasi Kesehatan Dunia mencatat kematian akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 17,5 juta jiwa. Penyakit-penyakit yang menjadi penyebab utamanya meliputi penyakit jantung koroner, strok, dan penyakit jantung rematik.[3] Di Amerika, rata-rata kematian akibat penyakit jantung koroner sebanyak 550 orang.[4] Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab terjadinya henti jantung mendadak. Pada orang yang berusia di bawah 35 tahun, persentasenya hanya sebesar 10%. Namun, pada orang yang berusia di atas 35 tahun, persentasenya sebesar 80%.[5]
Penyembuhan
[sunting | sunting sumber]Terapi revaskularisasi
[sunting | sunting sumber]Terapi revaskularisasi merupakan alternatif untuk penyembuhan penyakit jantung koroner selain daripada terapi medis. Beberapa metode terapi revaskularisasi yang dapat diterapkan yaitu intervensi koroner perkutan atau bedah pintas arteri koroner.[6]
Pencegahan
[sunting | sunting sumber]Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Mencegah penyakit jantung koroner sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner.
Pola Makan Sehat
[sunting | sunting sumber]Mengadopsi pola makan yang sehat sangat penting untuk kesehatan jantung. Konsumsi makanan yang kaya akan:
- Buah-buahan
- Sayuran
- Biji-bijian
- Sumber protein sehat seperti ikan
dan disarankan untuk membatasi asupan:
- Lemak jenuh
- Garam
- Gula
Aktivitas Fisik Teratur
[sunting | sunting sumber]Aktivitas fisik yang teratur berkontribusi pada kesehatan jantung. Disarankan untuk melakukan olahraga minimal 150 menit setiap minggu. Beberapa pilihan kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Berjalan cepat
- Bersepeda
- Berenang
Olahraga membantu menjaga berat badan dan mengoptimalkan kesehatan jantung.
Berhenti Merokok
[sunting | sunting sumber]Rokok memiliki efek merusak pada pembuluh darah dan dapat mempercepat penumpukan plak di arteri. Dengan berhenti merokok, individu dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner.
Kelola Stres
[sunting | sunting sumber]Stres yang berkepanjangan dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan jantung. Untuk mengelola stres, individu dapat mencoba:
- Meditasi
- Olahraga
Kegiatan-kegiatan ini dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan kesehatan mental serta fisik.
Kontrol Tekanan Darah, Kolesterol, dan Gula Darah
[sunting | sunting sumber]Rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah adalah langkah penting. Hal ini membantu individu mengambil tindakan lebih awal jika terdapat masalah. Dokter mungkin meresepkan obat jika diperlukan berdasarkan hasil pemeriksaan.
Batasi Konsumsi Alkohol
[sunting | sunting sumber]Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol. Jika memilih untuk mengonsumsi alkohol, lakukan dengan jumlah yang moderat untuk menjaga kesehatan jantung.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, risiko terkena Penyakit Jantung Koroner dapat diminimalkan, serta kualitas hidup dapat ditingkatkan.[7]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Setiadi, A. P., dan Halim, S. V. (2018). Penyakit Kardiovaskular: Seri Pengobatan Rasional (PDF). Yogyakarta: Graha Ilmu. hlm. 2.
- ^ Hariyono (2021). Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Panyakit Jantung Koroner Dengan Self Regulatory Intervention (SRI) (PDF). Jombang: ICME Press. hlm. 42. ISBN 978-623-6056-04-2.
- ^ Santosa, W. N., dan Baharuddin (2020). "Penyakit Jantung Koroner dan Antioksidan" (PDF). KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran. 1 (2): 98. doi:10.24123/kesdok.v1i2.2566.
- ^ Karyatin (2019). "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner". Jurnal Ilmiah Kesehatan. 11 (1): 37. ISSN 2301-9255.
- ^ Rampengan, Starry Homenta (2014). Buku Praktis Kardiologi (PDF). Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hlm. 101. ISBN 978-979-496-836-9.
- ^ Oktaviono, Yudi Her (2019). Perkembangan Terapi Intervensi pada Penyakit Jantung Koroner (PDF). Surabaya: Airlangga University Press. hlm. 1. ISBN 978-602-473-171-7.
- ^ "Waspadai Penyakit Jantung Koroner: Bahaya Tersembunyi yang Mengintai Kesehatan Anda". heartology.id.