Zionisme Kristen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Kristen Zionisme)

Kristen Zionisme adalah suatu keyakinan di antara orang-orang Kristen bahwa kembalinya orang-orang Yahudi ke Tanah Perjanjian, dan pembentukan dari negara Israel pada tahun 1948. Adalah sesuai dengan nubuat Alkitab. Istilah Kristen Zionisme dipopulerkan pada pertengahan abad ke-20.[1]

Beberapa Kristen Zionis meyakini bahwa "berkumpulnya" orang-orang Yahudi di Israel adalah suatu prasyarat untuk Kedatangan Kedua Yesus Kristus. Keyakinan ini utamanya berhubungan dengan Dispensasionalisme Kristen meskipun tidak secara eksklusif. Ide bahwa orang Kristen harus secara aktif mendukung kembalinya orang-orang Yahudi ke Tanah Israel, bersamaan dengan ide paralel bahwa orang Yahudi harus didorong untuk menjadi Kristen, sebagai sarana pemenuhan nubuat Alkitab telah umum di kalangan Protestan sejak Reformasi.[2]

Banyak dari Kristen Zionis menyakini bahwa orang Israel tetaplah umat pilihan Tuhan, bersama-sama dengan Kristen non-Yahudi yang “dicangkokkan” Roma 11:17-24. Efek inilah yang membuat Kristen Zionis menjadi pendukung Zionisme Yahudi.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Di Kerajaan Inggris[sunting | sunting sumber]

Pemikiran yang mendukung restorasi orang Yahudi di Palestina atau Tanah Israel menjadi wacana publik Inggris pada tahun 1830-an.

Pada tahun 1839, Gereja Skotlandia mengutus Andrew Bonar, Robert Murray M'Cheyne, Alexander Black, dan Alexander Keith untuk sebuah misi guna melaporkan kondisi kaum Yahudi di Palestina. Keith menuliskan perjalanan itu dalam bukunya tahun 1844, The Land of Israel According to the Covenant with Abraham, with Isaac, and with Jacob Di dalam buku itu pula Keith menggunakan slogan yang menjadi populer di kalangan Restorasionis Kristen lainnya, "a land without a people for a people without a land".

Janji Musa[sunting | sunting sumber]

Dalam bagian terakhir dari kitab Ulangan, when Moses is about to depart from the People of Israel he prophesies about the destiny of the People of Israel. Their destiny will not be promising, curses would come upon People of Israel and they will go into exile, but later on they will return to their homeland and their situation will be as good as it has been in the past, and so said Moses:

1. "Maka apabila segala hal ini berlaku atasmu, yakni berkat dan kutuk yang telah kuperhadapkan kepadamu itu, dan engkau menjadi sadar dalam hatimu di tengah-tengah segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, menghalau engkau,

2. dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya sesuai dengan segala yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, baik engkau maupun anak-anakmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,

3. maka TUHAN, Allahmu, akan memulihkan keadaanmu dan akan menyayangi engkau. Ia akan mengumpulkan engkau kembali dari segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, telah menyerakkan engkau.

4. Sekalipun orang-orang yang terhalau dari padamu ada di ujung langit, dari sanapun TUHAN, Allahmu, akan mengumpulkan engkau kembali dan dari sanapun Ia akan mengambil engkau.

5. TUHAN, Allahmu, akan membawa engkau masuk ke negeri yang sudah dimiliki nenek moyangmu, dan engkaupun akan memilikinya pula. Ia akan berbuat baik kepadamu dan membuat engkau banyak melebihi nenek moyangmu.

Ulangan 30:1-5 [1]

Dalam proses berkumpulnya bangsa Israel dari pembuangan, Musa menekankan poin berikut:

  1. Following conditions attached to: "and you will return to the Lord, your God."
  2. The exiles "at the end of the heavens" will also return.
  3. The situation will be improved after the Ingathering of the Exiles of Israel in the Land of Israel: "and He will do good to you, and He will make you more numerous than your forefathers."

Janji para nabi[sunting | sunting sumber]

Setelah kehancuran Bait Suci yang pertama, yaitu Bait Suci yang dibangun oleh Salomo, para nabi bernubuat dengan mengulangi kata-kata Musa agar memacu orang-orang Israel yang berada di pembuangan supaya kembali ke tanah leluhurnya.

Pada pasal 11 nabi Yesaya berkata:

11. Pada waktu itu Tuhan akan mengangkat pula tangan-Nya untuk menebus sisa-sisa umat-Nya yang tertinggal di Asyur dan di Mesir, di Patros, di Etiopia dan di Elam, di Sinear, di Hamat dan di pulau-pulau di laut.

12. Ia akan menaikkan suatu panji-panji bagi bangsa-bangsa, akan mengumpulkan orang-orang Israel yang terbuang, dan akan menghimpunkan orang-orang Yehuda yang terserak dari keempat penjuru bumi.

Yesaya 11:11-12 [2]

Pada pasal 29 nabi Yeremia berkata:

14. Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu.

Yeremia 29:14 [3]

Pada pasal 20 nabi Yehezkiel, yang tinggal di pembuangan, berkata:

41. Seperti kepada persembahan yang harum Aku berkenan kepadamu pada waktu Aku mengeluarkan kamu dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari negeri-negeri, di mana kamu berserak, dan Aku akan menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan bangsa-bangsa.

42. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada waktu Aku membawa kamu masuk ke tanah Israel, ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada nenek moyangmu.

Yehezkiel 20:41-42 [4]

Tokoh Pendukung[sunting | sunting sumber]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ http://www.lamblion.com/articles/articles_jewishlife6.php
  2. ^ Oren, Michael, Power, Faith and Fantasy: America in the Middle East: 1776 to the Present, W.W. Norton, 2007
  3. ^ Brog, David, Standing with Israel, FrontLine, 2006.
  4. ^ Lindsey, Hal, The Late Great Planet Earth. Zondervan, 1970. pp. 42-58.
  5. ^ Clark, Victoria, Allies for Armageddon: The Rise of Christian Zionism, Yale University Press, 2007.
  6. ^ Walvoord, John F. Armageddon, Oil and the Middle East Crisis. Zondervan, 1970, rev. ed. 1990. pp. 65-108.
  7. ^ Audio: Reverend Manning Talks About American Black-Jewish Relations