Sejarah Palestina

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Terletak strategis di antara tiga benua, wilayah Palestina (juga dikenal sebagai Tanah Israel dan Tanah Suci) memiliki sejarah yang penuh gejolak sebagai persimpangan agama, budaya, perdagangan, dan politik. Palestina adalah tempat kelahiran Yudaisme dan Kristen, dan telah dikuasai oleh banyak kerajaan dan kekuatan, termasuk Mesir Kuno, Israel Kuno dan Yehuda, Kekaisaran Persia, Alexander Agung dan penerusnya, Hasmonean, Kekaisaran Romawi, beberapa kekhalifahan Muslim, dan tentara salib. Di zaman modern, wilayah tersebut dikuasai oleh Kesultanan Utsmaniyah, kemudian Kerajaan Inggris, dan sejak tahun 1948 telah terbagi menjadi Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.

Ringkasan[sunting | sunting sumber]

Wilayah Palestina sebelum masa kolonial dan pendirian Negara[sunting | sunting sumber]

Masa Klasik[sunting | sunting sumber]

Sekitar 2500 tahun SM Palestina merupakan nama untuk wilayah barat daya negeri Syam, yaitu wilayah yang terletak di bagian barat Asia dan bagian pantai timur Laut Tengah. Nama klasik wilayah Palestina adalah Kan’an karena dalam sejarah tercatat bangsa yang pertama kali bermukim di Palestina adalah Bangsa Kan’an yang datang dari Jazirah Arab.

Bangsa Kan’an membangun kurang lebih 200 kota dan desa di Palestina seperti Pisan, Alqolan, Aka, Haifa, Bi’ru Al Shaba (Bersyeba), dan Betlehem. Kota besar Kan’an saat itu adalah Shekeem dan diikuti wilayah yang masih bisa ditemui sekarang adalah Asdod, Acco, Gaza, Al-Majdal. Jagga, Askelan, Ariha, Jericho, dan Bisan.

Kedatangan Nabi di Palestina[sunting | sunting sumber]

Sekitar 1900 SM, Kedatangan nabi di Palestina diawali kedatangan Nabi Ibrahim yang pada saat itu kekuasaan Palestina (Al-Quds) dipegang oleh Malki Shadiq. Kemudian Nabi Ya’qub yang mempunyai anak sebanyak dua belas orang. Keturunan nabi Ya’qub kemudian dinamakan sebagai Bani Israel (Israel adalah julukan bagi Nabi Ya’qub a.s.). Kekejaman Fir’aun ketika itu memaksa Bani Israil keluar dari Palestina dan mendiami wilayah Mesir.

Nabi Musa di Palestina[sunting | sunting sumber]

Pada abad ke 13 SM, Nabi Musa datang untuk menyelamatkan Bani Israel dari kekejaman Fir’aun, tetapi Nabi Musa berpulang sebelum membawa kembali Bani Israel ke wilayah Palestina.

Nabi Yusya bin Nun a.s memimpin Bani Israel[sunting | sunting sumber]

Pada 1190 SM, Sepeninggalan Nabi Musa, Bani Israil dipimpin oleh Nabi Yusya bin Nun a.s yang kemudian membawa Bani Israil menguasai daerah bagian timur Palestina.

Nabi Dawud memerintah Palestina[sunting | sunting sumber]

Pada (963-923 SM), Tercatat Nabi Dawud a.s. juga pernah memerintah di wilayah Palestina setelah menghancurkan Raja Jalut dan menggantikan Raja Thalut. Kepemimpinan Nabi Dawud kemudian dilanjutkan oleh Nabi Sulaiman a.s. Saat kepemimpinan Sulaiman a.s., Palestina berada pada kondisi tertinggi dalam segala aspek kehidupan namun setelah Nabi Sulaiman a.s. wafat, kondisi negara terpecah menjadi dua. Muncul dua negara yang saling bermusuhan, yaitu kerajaan Israel dan kerajaan Yahuda. Kerajaan Israel tidak bertahan lama dibandingkan kerajaan Yahuda yang terus berlanjut sampai 586 SM dengan ibukota Al Quds.

Asal kata Palestina[sunting | sunting sumber]

Sekitar 800 SM, asal kata Palestina disebutkan berasal dari kata philsta dalam catatan Asiria selama masa Raja Assyiria (Addizari III).

Keruntuhan Kerajaan Yahuda[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 586 SM, Kerajaan Yahuda runtuh setelah dikalahkan oleh orang-orang Babilonia di bawah kepemimpinan Nebukadnezar 11. Palestina setelah itu dikuasai oleh kerajaan Persia (539-332 SM) yang dipimpin oleh Darius. Darius membagi wilayah atau negara bagian Persia menjadi dua belas wilayah dan menjadikan Palestina sebagai wilayah kelima dengan nama Aramen (Abr Nahra) yang berarti seberang sungai.

Kerajaan Romawi menguasai Palestina[sunting | sunting sumber]

Sejarah kemudian menyatakan Kerajaan Romawi menguasai Palestina setelah mengalahkan kekuasaan Helenisme Yunani di bawah kepemimpinan Paranormal Agung (332-63 SM). Saleh menyatakan bahwa Bangsa Romawi (Bizantium) menguasai Palestina pada tahun 63 SM dalam bentuk otonomi kekuasaan dan barulah pada 6 M pemerintahan diambil alih langsung oleh Romawi.

Palestina disebutkan sebagai tanah Kan'an[sunting | sunting sumber]

Pertengahan abad ke-5, Palestina dalam sejarah kuno disebutkan sebagai tanah Kan’an dalam laporan pemimpin tentara King Mary. Nama itu tertulis di tugu Adrimi, seorang Raja Alkha (Tal Al A’tashenah).

Peninggalan purbakala[sunting | sunting sumber]

Pada 500-14.000 SM, terdapat peninggalan purbakala yang mengindikasikan manusia sudah mendiami Palestina sejak zaman batu, hal ini diketahui saat Bangsa Kan’an datang dari Jazirah Arab. Sisa peninggalan purbakala tersebut berupa tulang belulang manusia yang ditemukan di dalam gua-gua di Palestina seperti Gua Al-Amira, Irc Al-Ahmar, Al-Wad, Kubarah, dan di Pegunungan Gurun Negev.

Abad Pertengahan[sunting | sunting sumber]

Pada 636 M, Ekspansi Islam ke wilayah Palestina terjadi pada saat kekhalifahan Umar bin Khattab r.a. Perebutan wilayah Palestina ditandai dengan perang Ajnadid yang serupa dengan perang Yarmuk yang memakan banyak korban dari tentara Muslim dan Romawi dan dalam jangka waktu yang lama, namun pasukan muslim di bawah panglima perang Abu Ubaidah dan Khalid bin Walid memenangkan peperangan tersebut dan pasukan Romawi menarik diri ke kota Yerusalem.

Masa kolonial[sunting | sunting sumber]

Masa Kolonial Inggris dan Imigrasi Yahudi Eropa ke Palestina[sunting | sunting sumber]

Setelah jatuhnya Kekhalifahan Utsmaniyah, Palestina menjadi jajahan Inggris. Inggris menduduki selatan Palestina dan bagian tengahnya pada Desember 1917.[1]

Pada 2 November 1917, Deklarasi Balfour terjadi dengan menandatangani perjanjian penyerahan Palestina kepada Zionis, padahal saat itu Palestina belum menjadi jajahan Inggris.[2][3][butuh sumber yang lebih baik] Saat perjanjian Balfour dilaksanakan, tercatat sebesar 56.000 Yahudi menatap di Palestina, yang termasuk 8 persen dari penduduk Palestina.

Pada September 1918, Inggris menjajah Palestina.

Pada 1939-1945, Eksodus Yahudi ke Palestina tidak bisa dilepaskan dari tragedi Holokaus yang didengungkan Eropa. Holokaus muncul karena perbuatan Nazi pada Perang Dunia II.

  1. ^ Allenby, Edmund Henry Hynman Allenby, Viscount (2004). Allenby in Palestine : the Middle East correspondence of Field Marshal Viscount Allenby, June 1917-October 1919. Matthew Hughes, Army Records Society. Stroud: Published by Sutton for the Army Records Society. ISBN 0-7509-3841-2. OCLC 57574991. 
  2. ^ Nailufar, Nibras Nada, ed. (2021-06-27). "Deklarasi Balfour, Awal Pendudukan Zionis di Palestina". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-07-14. 
  3. ^ Balfour, Arthur. Balfour Declaration (Isi Deklarasi Balfour).