Kekejian yang membinasakan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kekejian yang membinasakan (Inggris: abomination of desolation atau desolating sacrilege; "Kejijikan yang menghancurkan") adalah suatu istilah yang dicatat dalam Kitab Daniel pada Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Juga ditemukan dalam Kitab 1 Makabe, yang adalah Deuterokanonika Perjanjian Lama, dan dalam Injil sinoptik (Injil Matius dan Injil Markus) pada Perjanjian Baru. Istilah ini dalam bahasa Ibrani adalah shiqǔts mishômēm (שִׁקּוּץ מְשׁמֵם); sedangkan terjemahan dalam bahasa Yunani Koine adalah τὸ βδέλυγμα τῆς ἐρημώσεως.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Dalam Alkitab Ibrani maupun Mishnah, kata "kekejian" atau "kejijikan" (Ibrani: שִׁקּוּץ, shiqǔts; Inggris: abomination adalah istilah yang dikenal untuk menyebutkan "berhala",[1] dan karenanya dianggap mempunyai aplikasi yang sama dalam Kitab Daniel, sehingga dapat sewajarnay ditafsirkan serupa dengan pada Ezra 9:1–4 "kekejian yang tidak bergerak" ("motionless abomination") atau juga "kekejian yang menjijikkan" ("appalling abomination").[2]

Catatan Alkitab[sunting | sunting sumber]

Kitab Daniel[sunting | sunting sumber]

Frasa "kekejian yang membinasakan" dijumpai pada tiga tempat dalam Kitab Daniel, semua dalam konteks sastra penglihatan mengenai akhir zaman (apokaliptik).

  • Daniel 9:27: "Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
  • Daniel 11:31: "Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan."
  • Daniel 12:11: "Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari."

Kitab 1 Makabe[sunting | sunting sumber]

Menurut 1 Makabe 1:54, "kekejian" itu pernah didirikan di atas mezbah persembahan bakaran.[3]

Injil sinoptik[sunting | sunting sumber]

Dalam Injil Matius dan Injil Markus istilah ini diucapkan oleh Yesus Kristus pada waktu menyampaikan Khotbah di atas Bukit Zaitun, sebagai kutipan secara langsung dari perkataan yang disampaikan dalam Kitab Daniel.[4]

Matius 24:15-16: "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel--para pembaca hendaklah memperhatikannya--"
Markus 13:14: "Namun, bilamana kamu melihat si pembinasa keji, yang disebutkan oleh Nabi Daniel, sedang berdiri di tempat yang tidak seharusnya, --yang membaca hendaklah dia mengerti-- pada waktu itu mereka yang ada di Yudea hendaklah melarikan diri ke pegunungan." (MILT, 2008)

Pada khotbah di atas Bukit Zaitun dalam Injil Lukas, peringatan Yesus mengenai kekejian yang membinasakan ini tidak dicatat, tetapi tanda untuk meninggalkan Yerusalem dicatat secara jelas yaitu pada waktu Yerusalem dikepung oleh tentara (Lukas 21:20–21)

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ 1 Raja-raja 11:5; 2 Raja-raja 23:13; Sifra, Ḳedoshim, awal, dan Mekilta, Mishpatim, xx. ed. Weiss, 107.
  2. ^ "Abomination of Desolation - Jewish Encyclopedia". jewishencyclopedia.com. 
  3. ^ Apocalypse Against Empire: Theologies of Resistance in Early Anathea Portier-Young - 2011 "The precise referent or form of the desolating abomination remains obscure, yet it appears closely connected with new sacrificial practices.26 According to 1 Maccabees 1:54, the abomination was erected on the altar of burnt offering.
  4. ^ Dalam Injil Markus, frasa "yang diucapkan oleh Daniel sang nabi" tidak dimuat dalam Codex Sinaiticus, sehingga sejumlah versi Alkitab modern tidak menyebutkannya, tetapi frasa ini dijumpai pada semua naskah lain, termasuk yang lebih tua.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]