Lautan api

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lautan api (Inggris: lake of fire, atau sea of fire) adalah suatu tempat setelah kematian dalam agama Mesir kuno dan Kristen, untuk menghancurkan orang-orang jahat. Istilah ini digunakan pada sejumlah ayat dalam kitab Wahyu kepada Yohanes pada bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Lautan api juga muncul pada tulisan Plato, "Phaedo", secara eksplisit diidentifikasi sebagai "Tartarus", di mana jiwa-jiwa orang jahat disiksa sampai waktunya untuk dilahirkan kembali, dan di mana sejumlah jiwa akan tinggal di sana selamnya. Gambaran ini juga digunakan oleh orang Kristen mula-mula, seperti Hippolitus dari Roma pada sekitar tahun 200 dan terus digunakan oleh orang Kristen modern. Dikaitkan dengan istilah bahasa Ibrani Gehenna yang serupa dengan neraka, merupakan sebuah lembah di dekat Yerusalem, Israel, yang merupakan tempat pembakaran sampah.

Catatan Alkitab[sunting | sunting sumber]

Wahyu kepada Yohanes[sunting | sunting sumber]

Kitab Wahyu kepada Yohanes, yang ditulis pada paruh kedua abad pertama Masehi, memuat istilah "lautan api" pada sejumlah ayat:

Wahyu 19:20: "Maka tertangkaplah binatang itu[1] dan bersama-sama dengan dia nabi palsu,[2] yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang."
Wahyu 20:10 "Dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya."
Wahyu 20:14 "Lalu maut dan kerajaan maut itu[3] dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api."
Wahyu 20:15 "Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu."
Wahyu 21:8 "Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."[4]

Injil Matius[sunting | sunting sumber]

Di dalam Injil Matius, Yesus menggunakan istilah "dapur api" untuk menyebut tempat penghukuman bagi orang jahat:

Matius 13:42,50 "Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi." "Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."

Selain itu dalam Injil Matius, Yesus menyebut istilah "kegelapan yang paling gelap" untuk menyebut tempat penghukuman bagi orang-orang Israel yang tidak bertobat:

Matius 8:11-12 "Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan [Israel yang tidak beriman] itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Matius 22:13-14 "Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya [orang yang tidak berpakaian pesta di pesta perjamuan] dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih"
Matius 25:30 "Dan campakkanlah hamba [yang mendapat satu talenta] yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Injil Markus[sunting | sunting sumber]

Dalam Injil Markus, Yesus menggunakan istilah "api yang tak terpadamkan" dalam konteks "neraka" (bahasa Yunani: gehenna; yaitu tempat pembakaran sampah yang terus menyala di dekat Yerusalem pada zaman itu)

Markus 9:43-48 "Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung daripada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, daripada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam. Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu daripada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.


Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Lihat Wahyu 11:7; Wahyu 13:1–4; Wahyu 13:11–18; Wahyu 14:9–11; Wahyu 15:2; Wahyu 16:2; Wahyu 16:10–13; Wahyu 17:3–17; Wahyu 19:19; Wahyu 20:4
  2. ^ Lihat Wahyu 16:13
  3. ^ Wahyu 20:14–15 Versi Raja James dan "21st Century King James Version" menggunakan istilah "hell" ("neraka") sementara versi modern lainnya memuat "Hades" (transliterasi dari kata Yunani teks itu, untuk "kerajaan maut").
  4. ^ Lihat Wahyu 2:11; Wahyu 20:6

Pranala luar[sunting | sunting sumber]