Kata sedeng

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Senarai kata sedeng yang terdapat dalam buku tata bahasa Sunda yang berbahasa Belanda Soendaneesche Spraakkunst (1904) karya Sierk Coolsma.

Kata sedeng atau kecap sedeng (aksara Sunda baku: ᮊᮨᮎᮕ᮪ ᮞᮨᮓᮨᮀ, pengucapan bahasa Sunda: [kə.t͡ʃap.sə.dəŋ]) adalah kosakata bahasa Sunda yang digunakan dalam ragam bahasa hormat ka sorangan. Sesuai dengan penggunaannya, kata ini digunakan untuk menghormati sekaligus merendahkan diri sendiri di hadapan lawan bicara. Pada zaman dahulu, kata sedeng juga digunakan untuk membicarakan orang lain di hadapan atasan, hal ini dilakukan karena penggunaan kata lemes dirasa terlalu tinggi dan kata loma/kasar dirasa terlalu rendah.[1] Sedeng sendiri memiliki arti sedang. Kata ini terkadang sering dipertukarkan pengertiannya dengan kata panengah.[2][3]

Dalam kamus-kamus atau buku tata bahasa Sunda, kata sedeng biasanya ditandai dengan S atau s.[3]

Kosakata[sunting | sunting sumber]

Contoh[sunting | sunting sumber]

Di bawah ini adalah contoh kata sedeng (yang ditebali) dengan padanannya dalam kata loma dan kata lemes.[3]

Indonesia Loma Sedeng Lemes
pulang balik wangsul mulih
bawa bawa bantun candak
malu éra isin lingsem
kambuh karugrag kanceuh kaseuit
tahu apal terang uninga
rumah imah rorompok bumi
istri pamajikan bojo geureuha

Pembentukan[sunting | sunting sumber]

Di bawah ini dijabarkan beberapa proses pembentukan kata sedeng dari kata loma.

Perubahan bunyi akhir

  • Akhiran -ntun:[4]
    • bawa (ᮘᮝ) menjadi bantun (ᮘᮔ᮪ᮒᮥᮔ᮪), bawa
  • Akhiran -os:[4]
    • miang (ᮙᮤᮃᮀ) menjadi mios (ᮙᮤᮇᮞ᮪), pergi/berangkat
    • tanya (ᮒᮑ) menjadi taros (ᮒᮛᮧᮞ᮪), tanya

Perubahan vokal

perubahan a → i:[4]

  • muga (ᮙᮥᮌ) menjadi mugi (ᮙᮥᮌᮤ), semoga

Perubahan huruf awal

  • kata kerja:[5]
    • bisa (ᮘᮤᮞ) menjadi tiasa (ᮒᮃᮞ), bisa

Perubahan kata secara keseluruhan

  • kata kerja:[4]
    • dahar (ᮓᮠᮁ) menjadi neda (ᮔᮨᮓ), makan
    • saré (ᮞᮛᮦ) menjadi mondok (ᮙᮧᮔ᮪ᮓᮧᮊ᮪), tidur
    • tempo (ᮒᮨᮙ᮪ᮕᮧ) menjadi tingal (ᮒᮤᮍᮜ᮪), lihat
    • boga (ᮘᮧᮌ) menjadi gaduh (ᮌᮓᮥᮂ), punya
  • kata benda:[4]
    • imah (ᮄᮙᮂ) menjadi rorompok (ᮛᮧᮛᮧᮙ᮪ᮕᮧᮊ᮪), rumah

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Coolsma 1985, hlm. 41.
  2. ^ Kats 1982, hlm. 15.
  3. ^ a b c Coolsma 1985, hlm. 14.
  4. ^ a b c d e Kats 1982, hlm. 2-4.
  5. ^ Kats 1982, hlm. 7.

Daftar Pustaka[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]