Kampung Jawa, Tondano Utara, Minahasa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
AWG97 (bicara | kontrib)
k memindah foto
Baris 1: Baris 1:
{{refimprove}}
{{refimprove}}

{{kelurahan
{{kelurahan
|nama=Kampung Jawa
|nama=Kampung Jawa
Baris 13: Baris 12:
|kepadatan=
|kepadatan=
}}
}}
[[Berkas:Masjid-jaton.jpg|jmpl|300px|Jawa Tondano]]

'''Kampung Jawa''' disebut juga ''Kampung Jawa Tondano'', merupakan salah satu [[kelurahan]] yang berada di kecamatan [[Tondano Utara, Minahasa|Tondano Utara]], [[Kabupaten Minahasa]], provinsi [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]. Tempat ini berada di sebelah utara [[Danau Tondano]] dan berjarak sekitar 40 km arah selatan dari [[kota Manado]] sekitar 60 menit perjalanan menggunakan mobil, atau berjarak 2 km dari [[kota Tondano]]. dengan populasi yang bercampur.
'''Kampung Jawa''' disebut juga ''Kampung Jawa Tondano'', merupakan salah satu [[kelurahan]] yang berada di kecamatan [[Tondano Utara, Minahasa|Tondano Utara]], [[Kabupaten Minahasa]], provinsi [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]. Tempat ini berada di sebelah utara [[Danau Tondano]] dan berjarak sekitar 40 km arah selatan dari [[kota Manado]] sekitar 60 menit perjalanan menggunakan mobil, atau berjarak 2 km dari [[kota Tondano]]. dengan populasi yang bercampur.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[Berkas:Masjid-jaton.jpg|jmpl|300px|Jawa Tondano]]


Berawal dari ditangkapnya [[Kyai Modjo]] yang merupakan Penasehat Agama sekaligus Panglima perang dari [[Pangeran Diponegoro]] pada [[Perang Jawa]] (1825-1830), pada 1828. kemudian dibawa ke Batavia, selanjutnya [[Kyai Modjo]] dan 63 orang pengikutnya diasingkan [[Belanda]] sebagai [[tahanan politik]] ke [[Minahasa]] [[Sulawesi Utara]]. Kyai Mojo tiba di Tondano pada tahun [[1829]] hingga meninggal di sana pada tanggal [[20 Desember]] [[1848]] dalam usia 84 tahun. Kecuali Kyai Mojo, semua pengikutnya (semuanya [[pria]] [[suku Jawa|Jawa]]) menikahi perempuan [[Suku Minahasa|Minahasa]] asli Tondano dan keturunan mereka mendiami kampung yang saat ini dikenal dengan Kampung Jawa Tondano. Selain Rombongan [[Kyai Modjo]], ada juga rombongan atau tokoh tokoh lain yang diasingkan ke Tondano oleh [[Belanda]] setelah rombongan [[Kyai Modjo]] berada di Tondano, diantaranya dari [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Kalimantan]] dan [[Maluku]]. Termasuk [[Pangeran Perbatasari]] bin [[Panembahan Muhammad Said]] bin [[Pangeran Antasari]] dari [[Kesultanan Banjar]] yang ditangkap Belanda saat berada di [[Muara Pahu, Kutai Barat | Pahu]], [[Kesultanan Kutai|Kutai]] untuk meminta bantuan perang pada tahun [[1885]].
Berawal dari ditangkapnya [[Kyai Modjo]] yang merupakan Penasehat Agama sekaligus Panglima perang dari [[Pangeran Diponegoro]] pada [[Perang Jawa]] (1825-1830), pada 1828. kemudian dibawa ke Batavia, selanjutnya [[Kyai Modjo]] dan 63 orang pengikutnya diasingkan [[Belanda]] sebagai [[tahanan politik]] ke [[Minahasa]] [[Sulawesi Utara]]. Kyai Mojo tiba di Tondano pada tahun [[1829]] hingga meninggal di sana pada tanggal [[20 Desember]] [[1848]] dalam usia 84 tahun. Kecuali Kyai Mojo, semua pengikutnya (semuanya [[pria]] [[suku Jawa|Jawa]]) menikahi perempuan [[Suku Minahasa|Minahasa]] asli Tondano dan keturunan mereka mendiami kampung yang saat ini dikenal dengan Kampung Jawa Tondano. Selain Rombongan [[Kyai Modjo]], ada juga rombongan atau tokoh tokoh lain yang diasingkan ke Tondano oleh [[Belanda]] setelah rombongan [[Kyai Modjo]] berada di Tondano, diantaranya dari [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Kalimantan]] dan [[Maluku]]. Termasuk [[Pangeran Perbatasari]] bin [[Panembahan Muhammad Said]] bin [[Pangeran Antasari]] dari [[Kesultanan Banjar]] yang ditangkap Belanda saat berada di [[Muara Pahu, Kutai Barat | Pahu]], [[Kesultanan Kutai|Kutai]] untuk meminta bantuan perang pada tahun [[1885]].

Revisi per 19 Oktober 2021 06.35

Kampung Jawa
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Utara
KabupatenMinahasa
KecamatanTondano Utara
Kodepos
95614
Kode Kemendagri71.02.16.1003
Kode BPS7102251005
Luas40-50 km²
Jawa Tondano

Kampung Jawa disebut juga Kampung Jawa Tondano, merupakan salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Tempat ini berada di sebelah utara Danau Tondano dan berjarak sekitar 40 km arah selatan dari kota Manado sekitar 60 menit perjalanan menggunakan mobil, atau berjarak 2 km dari kota Tondano. dengan populasi yang bercampur.

Sejarah

Berawal dari ditangkapnya Kyai Modjo yang merupakan Penasehat Agama sekaligus Panglima perang dari Pangeran Diponegoro pada Perang Jawa (1825-1830), pada 1828. kemudian dibawa ke Batavia, selanjutnya Kyai Modjo dan 63 orang pengikutnya diasingkan Belanda sebagai tahanan politik ke Minahasa Sulawesi Utara. Kyai Mojo tiba di Tondano pada tahun 1829 hingga meninggal di sana pada tanggal 20 Desember 1848 dalam usia 84 tahun. Kecuali Kyai Mojo, semua pengikutnya (semuanya pria Jawa) menikahi perempuan Minahasa asli Tondano dan keturunan mereka mendiami kampung yang saat ini dikenal dengan Kampung Jawa Tondano. Selain Rombongan Kyai Modjo, ada juga rombongan atau tokoh tokoh lain yang diasingkan ke Tondano oleh Belanda setelah rombongan Kyai Modjo berada di Tondano, diantaranya dari Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Maluku. Termasuk Pangeran Perbatasari bin Panembahan Muhammad Said bin Pangeran Antasari dari Kesultanan Banjar yang ditangkap Belanda saat berada di Pahu, Kutai untuk meminta bantuan perang pada tahun 1885.

Etnis

Penduduk Kampung Jawa Tondano sendiri adalah merupakan etnis baru percampuran Suku Jawa, Suku Sumatra ( Palembang, Aceh ), Suku Banjar, Suku Arab dengan Suku Minahasa. Percampuran etnis ini mempengaruhi budaya dan kesenian di Jawa Tondano.

Penyebaran

Selain Kampung Jawa Tondano Sendiri, Terjadi Penyebaran penduduk keluar daerah Tondano, dan mendirikan Kampung Jawa juga. Paling Banyak berada di Gorontalo, diantaranya:

Galeri