Stasiun Patukan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bimabudisatria (bicara | kontrib)
Penambahan pranala
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{infobox stasiun
{{infobox stasiun
|image=Stasiun Patukan 2017.jpg
| image = Stasiun Patukan 2017.jpg
|caption=Stasiun Patukan.
| caption = Stasiun Patukan.
|name=Patukan
| name = Patukan
|prov=Yogyakarta
| prov = Yogyakarta
|kabupaten=Sleman
| kabupaten = Sleman
|kecamatan kabupaten=Gamping
| kecamatan kabupaten = Gamping
|desa=Ambarketawang
| desa = Ambarketawang
|kode=PTN
| kode = PTN
|wilayah operasi = 6.A Yogyakarta
| wilayah operasi = 6.A Yogyakarta
|tinggi=+88 m
| tinggi = +88 m
|line=''Hanya untuk persusulan antarkereta api.''
| line = ''Hanya untuk persusulan antarkereta api.''
|operator=[[Daerah Operasi VI Yogyakarta]]
| operator = [[Daerah Operasi VI Yogyakarta]]
|class=3 (Tiga)
| class = III/kecil
|nomor=3014
| nomor = 3014
|letak=km 538+253 lintas [[Stasiun Bogor|Bogor]]-[[Stasiun Bandung|Bandung]]-[[Stasiun Banjar|Banjar]]-[[Stasiun Kutoarjo|Kutoarjo]]-[[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]]
| letak = km 538+253 lintas [[Stasiun Bogor|Bogor]]-[[Stasiun Bandung|Bandung]]-[[Stasiun Banjar|Banjar]]-[[Stasiun Kutoarjo|Kutoarjo]]-[[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]]
|track=5 (jalur II dan III: jalur lurus)
| track = 5 (jalur II dan III: jalur lurus)
|platform=3 (satu peron sisi dan dua peron pulau yang sama-sama agak tinggi, namun tidak ada peron di antara jalur II dengan jalur III dan jalur IV dengan jalur 5)
| platform = 3 (satu peron sisi dan dua peron pulau yang sama-sama agak tinggi, namun tidak ada peron di antara jalur II dengan jalur III dan jalur IV dengan jalur 5)
|persinyalan=Elektrik tipe [[Westinghouse Rail Systems]]' ''Train Radio and Advanced Control'' (Westrace)<ref name=susanti>{{cite thesis |last= Susanti|first=D.M. |date=Januari 2008 |title=Kajian atas Pengelolaan Pengetahuan dalam Pengoperasian Teknologi Persinyalan Kereta Api (Studi Kasus Daop 2 Bandung) |type=S2 |chapter= |publisher=Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Pengembangan, dan Perencanaan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung |docket= |oclc= |access-date=}}</ref>
| persinyalan = Elektrik tipe [[Westinghouse Rail Systems]]' ''Train Radio and Advanced Control'' (Westrace)<ref name=susanti>{{cite thesis |last= Susanti|first=D.M. |date=Januari 2008 |title=Kajian atas Pengelolaan Pengetahuan dalam Pengoperasian Teknologi Persinyalan Kereta Api (Studi Kasus Daop 2 Bandung) |type=S2 |chapter= |publisher=Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Pengembangan, dan Perencanaan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung |docket= |oclc= |access-date=}}</ref>
}}
}}
'''Stasiun Patukan''' atau '''Stasiun Pathukan (PTN)''' ([[Hanacaraka]]: {{jav|ꦱꦼꦠꦱꦶꦪꦸꦤ꧀​ꦥꦛꦸꦏꦤ꧀}}, ''Sêtasiyun Pathukan'') merupakan [[stasiun kereta api]] kelas 3 (tiga) yang terletak di [[Ambarketawang, Gamping, Sleman]], tepatnya sekitar 100 meter sebelah timur jalan raya [[Sidoarum, Godean, Sleman|Sidoarum]]-[[Gamping, Sleman|Gamping]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +88 meter ini termasuk dalam [[Daerah Operasi VI Yogyakarta]] dan merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling barat di [[Kabupaten Sleman]].
'''Stasiun Patukan''' atau '''Stasiun Pathukan (PTN)''' ([[Hanacaraka]]: {{jav|ꦱꦼꦠꦱꦶꦪꦸꦤ꧀​ꦥꦛꦸꦏꦤ꧀}}, ''Sêtasiyun Pathukan'') merupakan [[stasiun kereta api]] kelas 3 (tiga) yang terletak di [[Ambarketawang, Gamping, Sleman]], tepatnya sekitar 100 meter sebelah timur jalan raya [[Sidoarum, Godean, Sleman|Sidoarum]]-[[Gamping, Sleman|Gamping]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +88 meter ini termasuk dalam [[Daerah Operasi VI Yogyakarta]] dan merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling barat di [[Kabupaten Sleman]].


Nama stasiun ini berasal dari nama [[dusun]] tempat stasiun ini berada. Jika sore hari, tempat ini ramai dikunjungi masyarakat sekitar stasiun, bahkan dari daerah-daerah di sekitar Dusun Pathukan. Tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi persusulan antarkereta api atau saat emplasemen Yogyakarta dan Lempuyangan penuh sehingga KA harus singgah terlebih dahulu di stasiun ini untuk menunggu antrian.
Nama stasiun ini berasal dari nama [[dusun]] tempat stasiun ini berada. Jika sore hari, tempat ini ramai dikunjungi masyarakat sekitar stasiun, bahkan dari daerah-daerah di sekitar Dusun Pathukan. Tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi persusulan antarkereta api, atau dalam kasus yang sangat jarang terjadi, saat emplasemen [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]] dan [[Stasiun Lempuyangan|Lempuyangan]] penuh sehingga KA harus singgah terlebih dahulu di stasiun ini untuk menunggu antrean.


Awalnya, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur I merupakan jalur lurus.<ref>Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian No. SK.02/DJKA/K.2/01/06</ref> Sejak beroperasinya [[jalur ganda]] di segmen Kutoarjo–Yogyakarta pada tahun 2006-2007, tata letak stasiun ini mengalami perubahan total, dengan jalur I lama dijadikan jalur II arah hulu (Yogyakarta), dan jalur II lama menjadi jalur III arah hilir (Kutoarjo). Jalur I baru dan jalur IV dijadikan jalur belok atau jalur sayap, lalu jalur 5 yang berfungsi sebagai jalur simpan dan dipasang perintang sarana tipe kupu-kupu. Selain itu, stasiun ini kini menggunakan bangunan baru yang dibangun oleh [[Direktorat Jenderal Perkeretaapian]]; bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan DKA terkena dampak pembangunan jalur I baru sehingga harus dirobohkan. Pada peron dekat ruang kepala stasiun terdapat prasasti peresmian jalur ganda Kutoarjo–Yogyakarta. Prasasti ini dipasang pada November 2007, yang proses pembangunannya mendapat pinjaman dari Jepang melalui [[Japan Bank for International Cooperation]].<ref>{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/108335/jalur-rel-ganda-kutoarjo-yogya-solo-dioperasikan|title=Jalur Rel Ganda Kutoarjo-Yogya-Solo Dioperasikan|date=2007-09-25|newspaper=Tempo|language=id-ID|access-date=2018-02-17}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-834636/jalur-ganda-yogya-kutoarjo-dapat-dioperasikan-saat-lebaran|title=Jalur Ganda Yogya-Kutoarjo Dapat Dioperasikan Saat Lebaran|website=detiknews|access-date=2019-07-08}}</ref>
Awalnya, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan jalur lurus.<ref>Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian No. SK.02/DJKA/K.2/01/06</ref> Sejak beroperasinya [[jalur ganda]] di segmen Kutoarjo–Yogyakarta pada tahun 2006-2007, tata letak stasiun ini mengalami perubahan total, dengan jalur 1 lama dijadikan jalur 2 arah hulu (Yogyakarta), dan jalur 2 lama menjadi jalur 3 arah hilir (Kutoarjo). Jalur 1 baru dan jalur 4 dijadikan jalur belok atau jalur sayap, lalu jalur 5 yang berfungsi sebagai jalur simpan dan dipasang [[perintang sarana]] tipe kupu-kupu. Selain itu, stasiun ini kini menggunakan bangunan baru yang dibangun oleh [[Direktorat Jenderal Perkeretaapian]]; bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan DKA terkena dampak pembangunan jalur I baru sehingga harus dirobohkan. Pada peron dekat ruang kepala stasiun terdapat prasasti peresmian jalur ganda Kutoarjo–Yogyakarta. Prasasti ini dipasang pada November 2007, yang proses pembangunannya mendapat pinjaman dari Jepang melalui [[Japan Bank for International Cooperation]].<ref>{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/108335/jalur-rel-ganda-kutoarjo-yogya-solo-dioperasikan|title=Jalur Rel Ganda Kutoarjo-Yogya-Solo Dioperasikan|date=2007-09-25|newspaper=Tempo|language=id-ID|access-date=2018-02-17}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-834636/jalur-ganda-yogya-kutoarjo-dapat-dioperasikan-saat-lebaran|title=Jalur Ganda Yogya-Kutoarjo Dapat Dioperasikan Saat Lebaran|website=detiknews|access-date=2019-07-08}}</ref>


Dahulu stasiun ini memiliki percabangan menuju [[Pabrik Gula Demakijo]], tetapi setelah PG tersebut berubah menjadi [[Kompi Kavaleri Panser 2]] dan Kompi Senapan C, jalur tersebut ditutup untuk pembangunan Jalan Ring Road Barat [[Kota Yogyakarta]].
Dahulu stasiun ini memiliki percabangan menuju [[Pabrik Gula Demakijo]], tetapi setelah PG tersebut berubah menjadi [[Kompi Kavaleri Panser 2]] dan Kompi Senapan C, jalur tersebut ditutup untuk pembangunan Jalan Ring Road Barat [[Kota Yogyakarta]].

Revisi per 31 Oktober 2019 07.45

Stasiun Patukan

Stasiun Patukan.
Lokasi
Koordinat7°47′18″S 110°19′31″E / 7.78833°S 110.32528°E / -7.78833; 110.32528Koordinat: 7°47′18″S 110°19′31″E / 7.78833°S 110.32528°E / -7.78833; 110.32528
Ketinggian+88 m
Operator
Letak
Jumlah peron3 (satu peron sisi dan dua peron pulau yang sama-sama agak tinggi, namun tidak ada peron di antara jalur II dengan jalur III dan jalur IV dengan jalur 5)
Jumlah jalur5 (jalur II dan III: jalur lurus)
LayananHanya untuk persusulan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Fasilitas dan teknis
Tipe persinyalanElektrik tipe Westinghouse Rail Systems' Train Radio and Advanced Control (Westrace)[3]
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Patukan atau Stasiun Pathukan (PTN) (Hanacaraka: ꦱꦼꦠꦱꦶꦪꦸꦤ꧀​ꦥꦛꦸꦏꦤ꧀, Sêtasiyun Pathukan) merupakan stasiun kereta api kelas 3 (tiga) yang terletak di Ambarketawang, Gamping, Sleman, tepatnya sekitar 100 meter sebelah timur jalan raya Sidoarum-Gamping. Stasiun yang terletak pada ketinggian +88 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta dan merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling barat di Kabupaten Sleman.

Nama stasiun ini berasal dari nama dusun tempat stasiun ini berada. Jika sore hari, tempat ini ramai dikunjungi masyarakat sekitar stasiun, bahkan dari daerah-daerah di sekitar Dusun Pathukan. Tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi persusulan antarkereta api, atau dalam kasus yang sangat jarang terjadi, saat emplasemen Yogyakarta dan Lempuyangan penuh sehingga KA harus singgah terlebih dahulu di stasiun ini untuk menunggu antrean.

Awalnya, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan jalur lurus.[4] Sejak beroperasinya jalur ganda di segmen Kutoarjo–Yogyakarta pada tahun 2006-2007, tata letak stasiun ini mengalami perubahan total, dengan jalur 1 lama dijadikan jalur 2 arah hulu (Yogyakarta), dan jalur 2 lama menjadi jalur 3 arah hilir (Kutoarjo). Jalur 1 baru dan jalur 4 dijadikan jalur belok atau jalur sayap, lalu jalur 5 yang berfungsi sebagai jalur simpan dan dipasang perintang sarana tipe kupu-kupu. Selain itu, stasiun ini kini menggunakan bangunan baru yang dibangun oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian; bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan DKA terkena dampak pembangunan jalur I baru sehingga harus dirobohkan. Pada peron dekat ruang kepala stasiun terdapat prasasti peresmian jalur ganda Kutoarjo–Yogyakarta. Prasasti ini dipasang pada November 2007, yang proses pembangunannya mendapat pinjaman dari Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation.[5][6]

Dahulu stasiun ini memiliki percabangan menuju Pabrik Gula Demakijo, tetapi setelah PG tersebut berubah menjadi Kompi Kavaleri Panser 2 dan Kompi Senapan C, jalur tersebut ditutup untuk pembangunan Jalan Ring Road Barat Kota Yogyakarta.

Insiden

Pada tanggal 24 November 2016, seorang warga tewas ditabrak kereta api Gajah Wong saat hendak memasuki Stasiun Patukan. Pihak PT KAI Daop VI Yogyakarta kemudian mengimbau kepada warga agar tidak beraktivitas di jalur kereta api.[7]

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Susanti, D.M. (Januari 2008). Kajian atas Pengelolaan Pengetahuan dalam Pengoperasian Teknologi Persinyalan Kereta Api (Studi Kasus Daop 2 Bandung) (Tesis S2). Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Pengembangan, dan Perencanaan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. 
  4. ^ Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian No. SK.02/DJKA/K.2/01/06
  5. ^ "Jalur Rel Ganda Kutoarjo-Yogya-Solo Dioperasikan". Tempo. 2007-09-25. Diakses tanggal 2018-02-17. 
  6. ^ "Jalur Ganda Yogya-Kutoarjo Dapat Dioperasikan Saat Lebaran". detiknews. Diakses tanggal 2019-07-08. 
  7. ^ "KA Gajah Wong Tabrak Orang, KAI Ingatkan Masyarakat Tak Beraktivitas Dekat Rel". krjogja.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-02-17. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia   Stasiun berikutnya
Templat:KAI lines

Koordinat: 7°47′27″S 110°19′31″E / 7.790861°S 110.3254098°E / -7.790861; 110.3254098{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman