Erpangir ku lau

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Erpangir ku lau adalah salah satu ritual masyarakat Batak Karo untuk membersihkan diri seseorang atau sekeluarga dari kesulitan, malapetaka, dan sejenisnya.[1]. Erpangir berasal dari kata pangir, yang berarti mandi atau langir.[2] Oleh sebab itu erpangir, artinya adalah mandi dan berlangir.[2] Erpangir Ku Lau adalah lanjutan dari ritus maba anak ku lau (membawa anak turun mandi) dan juma tiga (upacara memperkenalkan anak kepada dasar pekerjaan tradisional Karo, yakni bertani).[2]

Tujuan[sunting | sunting sumber]

Adapun beberapa tujuan dilakukannya proses erpangir ku lau adalah sebagai berikut.[3]

  1. Upacara syukuran kepada Dibata (Tuhan).[3]
  2. Menghidarkan suatu malapetaka yang mungkin terjadi. Dalam hal ini orang Karo melakukan upacara erpangir sebagai upaya untuk menghindarkan suatu malapetaka yang akan terjadi. Hal ini biasanya didahului dengan firasat atau mimpi buruk.[3]
  3. Menyembuhkan suatu penyakit.[3] Erpangir adakalanya diadakan sebagai upaya untuk mengobati suatu jenis penyakit tertentu.[3] Misalnya untuk mengobati orang gila, atau yang diserang oleh begu (setan), atau jenis – jenis hantu lainnya.[3]
  4. Mencapai maksud tertentu.[3] Adakalanya erpangir ini dikakukan sebagai upaya untuk memohon sesuatu kepada Dibata (Tuhan).[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Bangun 1986, hlm. 48.
  2. ^ a b c (Indonesia)Ginting, Malem Ukur. 2008. Adat Karo.Medan: Sirulo.
  3. ^ a b c d e f g h (Indonesia)Peranginangin, Marthin Luther. 2004. Orang Karo Di antaraOrang Batak.Jakarta: Pustaka Sora Mido.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]