Bujang Timpang Berang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bujang Timpang Berang adalah nama sebuah Meriam terkenal yang dipergunakan Panglima Rentap seorang Kepala Suku Dayak Iban ketika mempertahankan Bukit Sadok dari serangan Raja Putih James Brooke.

Bahan[sunting | sunting sumber]

Berbeda dengan meriam lain yang biasanya terbuat dari Perunggu, meriam Bujang Timpang Berang terbuat dari Besi.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Menurut legenda, meriam Bujang Timpang Berang adalah sebuah meriam Rampasan Perang dari VOC Belanda yang berhasil direbut Inggris ketika terjadi sebuah pertempuran di Pontianak di masa lalu. Tidak ada catatan bagaimana kemudian meriam tersebut jatuh kepada James Brooke, yang kemudian dipergunakan untuk mempertahankan sebuah kubu di tepi Sungai Skrang. Kubu tersebut diserang Rentap tahun 1844 dan meriam tersebut jatuh ke tangan Rentap, dan dipergunakan untuk mempertahankan Bukit Sadok.

Kejatuhan Bukit Sadok[sunting | sunting sumber]

Untuk merebut Bukit Sadok James Brooke tidak main-main, dia memimpin sendiri serangan dan mengerahkan hampir 4000 prajurit dan banyak artileri, dan di antara meriam yang dibawanya bernama "Bujang Sadok" sebagai tandingan bagi Meriam Bujang Timpang Berang. Bukit Sadok akhirnya jatuh pada tahun 1863, konon kekalahan tersebut akibat tidak bisa berfungsinya meriam Bujang Timpang Berang karena tertembaknya sang juru isi Mesiu dan darahnya membasahi mesiu meriam.

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

^ Rentap Wira Orang Iban, Buku Sejarah Malaysia.

  • Sejarah Bukit Sadok Dan Panglima Rentap,

http://theborneopost.com