Satyaka

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Setyaka putra Kresna dalam bentuk wayang gaya Surakarta.

Satyaka adalah nama seorang tokoh figuran dalam wiracarita Mahabharata. Ia hanya dikenal sebagai ayah Satyaki, sekutu penting para Pandawa dalam perang Baratayuda.

Dalam pewayangan Jawa, hubungan Satyaki dengan Satyaka bukan anak dan ayah, tetapi paman dan keponakan.

Versi Mahabharata[sunting | sunting sumber]

Satyaka adalah putra dari Sini, seorang pahlawan sakti dari bangsa Wresni. Sini merupakan tokoh yang melamar Dewaki sebagai istri Basudewa. Untuk bisa memenangkan Dewaki, Sini terlebih dahulu harus mengalahkan pelamar lainnya, yaitu Somadatta raja Kerajaan Bahlika. Sini akhirnya berhasil membawa pulang Dewaki dan mempersembahkannya kepada Basudewa. Dari perkawinan itu lahir tokoh penting dalam Mahabharata, yaitu Kresna.

Sini memiliki anak bernama Satyaka. Kemudian Satyaka memiliki anak bernama Yuyudhana, atau yang lebih terkenal dengan sebutan Satyaki. Satyaki terlibat dalam perang Bharatayuda sebagai sekutu penting para Pandawa, yaitu keponakan-keponakan Basudewa. Dalam perang tersebut, Satyaki berhasil membunuh Burisrawa putra Somadatta.

Sekitar 36 tahun kemudian, terjadi perang saudara di kalangan bangsa Wresni karena pengaruh minuman keras. Mahabharata bagian ke-16 atau Mosalaparwa mengisahkan, pada suatu hari bangsa Wresni atau Yadawa pergi berpesta di tepi lautan. Di sana mereka melanggar larangan Kresna, yaitu minum minuman keras.

Dalam keadaan mabuk, Satyaki dan Kertawarma saling mengejek, mengungkit kecurangan masing-masing ketika dulu ikut serta dalam perang Bharatayuda. Satyaki yang sudah mabuk berat akhirnya membunuh Kertawarma. Para pendukung Kertawarma maju mengeroyok Satyaki. Satyaka maju membela anaknya. Akhirnya keduanya pun tewas bersama.

Setelah kematian Kertawarma, Satyaki, dan Satyaka, bangsa Wresni yang telah dikuasai minuman keras tersebut saling serang dan menyebabkan kemusnahan mereka.

Versi Pewayangan Jawa[sunting | sunting sumber]

Dalam versi pewayangan jawa, tokoh Satyaka sering dieja dengan sebutan Setyaka. Ia merupakan putra bungsu Kresna yang lahir dari Satyaboma, kakak perempuan Satyaki. Dengan kata lain, Satyaka versi Jawa adalah keponakan Satyaki. Adapun nama ayah Satyaki dan Satyaboma dalam pewayangan adalah Satyajit.

Satyaka merupakan putra Kresna yang paling cerdik. Tempat tinggalnya bernama Kasatriyan Tambak Mas. Satyaka tidak terlibat dalam perang Bharatayuda, karena ditugasi ayahnya untuk menjaga Baladewa yang sedang bertapa.

Baladewa kakak Kresna telah memutuskan untuk tidak memihak Pandawa ataupun Korawa dalam perang saudara tersebut. Ia hanya ingin menonton jalannya perang dari awal sampai akhir. Namun karena sifatnya yang emosional membuat Kresna khawatir ia mudah terbujuk oleh rayuan para Korawa.

Untuk mencegah supaya kakaknya tidak memihak musuh, Kresna menyusun tipu muslihat dengan cara membujuk Baladewa supaya bertapa menyucikan diri di Grojogan Sewu sebelum menonton jalannya perang. Kresna juga berjanji akan menjemput Baladewa jika perang Bharatayuda dimulai. Satyaka pun ditugasi untuk melayani keperluan Baladewa selama bertapa.

Perang akhirnya meletus. Namun karena kepandaian Satyaka merahasiakan hal itu, membuat Baladewa tidak mengetahuinya. Akhirnya lama-lama Baladewa pun sadar kalau selama ini telah dibohongi Satyaka. Satyaka pun diusirnya sedangkan dirinya berangkat menuju medan peperangan. Di sana ia hanya sempat menyaksikan pertarungan terakhir, yaitu antara Bimasena melawan Duryudana.

Versi lain menyebutkan, karena kemarahannya, Baladewa sempat memukul kepala Satyaka. Meskipun pukulan tersebut tidak disengaja, Satyaka langsung tewas karena kekuatan Baladewa.