Kota Depok

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Depok)

Koordinat: 6°22′21″S 106°49′39″E / 6.37250°S 106.82750°E / -6.37250; 106.82750

Kota Depok
Transkripsi bahasa daerah
 • Pegonديڤوك
 • Aksara Sundaᮓᮨᮕᮧᮊ᮪
Dari atas ke bawah; kiri ke kanan: Balai Kota Depok, Universitas Indonesia, Masjid Dian Al-Mahri, dan Kawasan Margonda.
Bendera Kota Depok
Lambang resmi Kota Depok
Julukan: 
Kota Belimbing
Motto: 
Paricara dharma
(Sanskerta) Abdi kebaikan, kebenaran, dan keadilan
Kota Depok di Jawa Barat
Kota Depok
Kota Depok
Kota Depok di Jawa
Kota Depok
Kota Depok
Kota Depok di Indonesia
Kota Depok
Kota Depok
Koordinat: 6°24′18″S 106°49′02″E / 6.405031°S 106.8173077°E / -6.405031; 106.8173077
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Dasar hukumUndang-undang Nomor 15 tahun 1999
Hari jadi27 April 1999; 24 tahun lalu (1999-04-27)
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 11
  • Kelurahan: 63
Pemerintahan
 • Wali KotaMohammad Idris
 • Wakil Wali KotaImam Budi Hartono
 • Sekretaris DaerahSupian Suri
 • Ketua DPRDYusufsyah Putra
Luas
 • Total200,29 km2 (77,33 sq mi)
 • Luas perairan1,69 km2 (0,65 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2023)[1]
 • Total1.927.867
 • Peringkat8
 • Kepadatan9,600/km2 (25,000/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 93,16%
Kekristenan 6,37%
- Protestan 4,77%
- Katolik 1,51%
Buddha 0,28%
Hindu 0,17%
Konghucu 0,11%[2]
 • Bahasa
 • IPMKenaikan 81,86 (2022)
sangat tinggi[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3276
Kode area telepon021
Pelat kendaraanB xxxx E**/Z**
Kode Kemendagri32.76
Kode SNI 7657:2023DPK
APBDRp 3,3 miliar (2023)[4]
DAURp 946.332.371.000.- (2022)
Flora resmiBelimbing
Fauna resmiBurung Gagak
Situs webSitus web resmi


Kota Depok adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Depok merupakan bagian dari kawasan metropolitan Jabodetabekpunjur dan berada di bagian selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kota Depok dibentuk dari wilayah Kota Administratif Depok dengan penambahan wilayah dari Kecamatan Limo, Kecamatan Cimanggis, dan Kecamatan Sawangan, serta sebagian desa dari Kecamatan Bojonggede yang digabungkan dengan Kecamatan Pancoran Mas.[5] Tanggal peresmian Kota Depok ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Depok. Jumlah penduduk kota Depok berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia pada pertengahan tahun 2023 sebanyak 1.927.867 jiwa.[1][2]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Ketika zaman Hindia Belanda, masa pendudukan Jepang, hingga kemerdekaan Indonesia, wilayah Depok terpisah dalam tiga kawedanan yang berbeda di Kabupaten Bogor, diantaranya.[6][7]

Peta pembagian Kawedanan di Bogor sebelum kemerdekaan, dimana Wilayah Depok masih menjadi bagian dari Bogor.

Pada tahun 1898, 1909, dan 1933, Kecamatan Depok berada di bawah Kawedanan Parung tersebut masuk ke dalam suatu distrik yang berpusat di Parung, Afdeling Buitenzorg.[10][11][12] Setelah dihapusnya kawedanan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 1963,[13] Kecamatan Depok setelah dihapusnya sistem kawedanan saat itu terdiri dari 11 desa, yaitu Depok, Depok Jaya, Pancoran Mas, Mampang, Rangkapan Jaya, Rangkapan Jaya Baru, Beji, Kemirimuka, Pondokcina, Tanahbaru, dan Kukusan.[14]

Depok pernah menjadi pusat Residensi Ommelanden van Batavia atau Keresidenan Daerah sekitar Jakarta berdasarkan Keputusan Gubernur Batavia yaitu en Ommelanden per tanggal 11 April 1949 Nomor Pz/177/G.R. yang dimuat di dalam Javasche Courant 1949 Nomor 31. Residensi ini membubarkan Regentschap Meester Cornelis yang terbentuk sejak 1925.[15]

Kota Depok (1999–sekarang)[sunting | sunting sumber]

Peresmian Jalan Juanda, 2003

Meningkatnya arus urbanisasi pada era 1960-an hingga 1970-an, Jakarta di masa pemerintahan gubernur Ali Sadikin melakukan kajian dalam upaya perluasan wilayah.[16] Saat itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik memetakan wilayah-wilayah yang berada di sekitar Jakarta, seperti Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Bekasi untuk menjadi sebuah kawasan baru yang dikembangkan. Menurut Ali Sadikin, gagasan tersebut akan memakai anggaran yang besar dan lebih dominan melibatkan pemerintah Jakarta.

Sebelumnya, pemerintah lebih dulu berinisiatif memperluas wilayah Jakarta hingga Ciawi, Cibinong, Bekasi, dan Tangerang. Oleh karenanya, Ali menugaskan jajarannya untuk mengkaji perluasan wilayah Jakarta. Alhasil, wilayah Cibinong, Bekasi, dan Depok dianggap strategis dan berpeluang untuk bergabung dengan Jakarta. Hal inilah yang menjadi cikal bakal kawasan Jabodetabekpunjur.

Sebelum diusulkan menjadi kotamadya, Walikota Administratif Depok, Badrul Kamal mengajukan beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor untuk bergabung dengan Depok. Pada saat itu, Kota Administratif Depok hanya memiliki tiga kecamatan, yaitu Pancoran Mas, Beji, dan Sukmajaya, di mana untuk membentuk sebuah kota diperlukan setidaknya enam kecamatan.[17]

Kemudian, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bogor mengadakan pertemuan untuk membahas pemekaran Kota Depok dari Kabupaten Bogor. Badrul menerangkan peluang Depok menjadi kotamadya dari segi sosial, ekonomi, demografi, kebudayaan, politik, dan sebagainya.[17] Hasil pertemuan tersebut dibahas kembali dalam sidang pleno dan menyetujui pembentukan Kota Depok. Sepuluh hari kemudian, hasil sidang pleno itu diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat dan pada akhirnya di tingkat pusat, yakni Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Kawasan Margonda tahun 2013

Kemudian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia akhirnya mengesahkan pembentukan Kota Depok bersamaan dengan Kota Cilegon pada tanggal 20 April 1999. Pengesahan undang-undang tersebut dikawal oleh tokoh masyarakat di Kota Depok. Seminggu setelahnya, Depok secara resmi berdiri sebagai kotamadya, sekaligus mengakhiri status Depok sebagai kota administratif.[5]

Beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor, diantaranya Limo, Cimanggis, dan Sawangan, dimasukkan ke wilayah Kota Depok. Tidak hanya itu, desa-desa di Kecamatan Bojonggede digabungkan dengan Kecamatan Pancoran Mas, seperti Bojong Pondok Terong, Ratujaya, Pondok Jaya, Cipayung, dan Cipayung Jaya. Peresmian Kota Depok sekaligus melantik Badrul Kamal sebagai penjabat sementara Walikota Depok.[17]

Pada tahun 2007, subwilayah di Kota Depok dimekarkan menjadi 11 kecamatan dan 63 kelurahan. Pemekaran tersebut disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok. Berikut merupakan daftar kecamatan dan kelurahan yang dimekarkan:

  1. Kecamatan Bojongsari yang dimekarkan dari Kecamatan Sawangan, meliputi beberapa kelurahan, diantaranya Bojongsari Lama, Bojongsaribaru, Serua, Pondokpetir, Curug, Durenmekar, Pengasinan, dan Durenseribu.
  2. Kecamatan Cilodong yang dimekarkan dari Kecamatan Sukmajaya, meliputi beberapa kelurahan, diantaranya Cilodong, Sukamaju, Kalibaru, Kalimulya, dan Jatimulya.
  3. Kecamatan Cinere yang dimekarkan dari Kecamatan Limo, meliputi beberapa kelurahan, diantaranya Cinere, Gandul, Pangkalan Jati, dan Pangkalan Jati Baru.
  4. Kecamatan Cipayung yang dimekarkan dari Kecamatan Pancoran Mas, meliputi beberapa kelurahan, diantaranya Cipayung, Cipayung Jaya, Ratujaya, Bojong Pondok Terong, dan Pondok Jaya.
  5. Kecamatan Tapos yang dimekarkan dari Kecamatan Cimanggis, meliputi beberapa kelurahan, diantaranya Tapos, Leuwinanggung, Sukatani, Sukamaju Baru, Jatijajar, Cilangkap, dan Cimpaeun.

Bergabungnya Kota Depok ke wilayah Jakarta kembali diwacanakan oleh Mohammad Idris.[18] Ia mencanangkan pembentukan Jakarta Raya seusai tidak lagi menjadi ibu kota Indonesia pada tahun 2024. Idris menuturkan bahwa Jakarta memiliki persamaan dengan daerah-daerah penyangganya, seperti Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Persamaan tersebut terkait dengan permasalahan-permasalahan yang ada, seperti kemacetan dan banjir, sehingga pembangunan dapat direalisasikan.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6° 19’ 00”–6° 28’ 00” Lintang Selatan dan 106° 43’ 00”–106° 55’ 30” Bujur Timur. Dengan luas wilayah sekitar 200,29 km², Depok merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 50-140 mdpl dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Depok dilalui sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Pesanggrahan.[19] Selain itu, ada juga 13 sub satuan wilayah aliran sungai dan 22 buah danau.

Batas wilayah[sunting | sunting sumber]

Secara administratif, Depok dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 15 tahun 1999 tentang terbentuknya Kota Depok dan Kota Cilegon. Pada tanggal 27 April 1999, Kota Administratif Depok dan Kota Administratif Cilegon berubah menjadi kotamadya. Batas sebelah utara Depok dengan Batavia ini tidak berubah setidaknya semenjak tahun 1933.[10]

Utara DKI Jakarta dan Provinsi Banten
Timur Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi
Selatan Kabupaten Bogor
Barat Kabupaten Bogor dan Provinsi Banten

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Wali Kota[sunting | sunting sumber]

Balaikota Depok

Wali kota Depok saat ini dijabat oleh Mohammad Idris, didampingi wakil wali kota, Imam Budi Hartono. Idris dan Imam adalah pemenang pada pemilihan umum wali kota Depok 2020. Serah terima jabatan dari pelaksana tugas harian wali kota Depok, Sri Utomo, kepada Idris, disaksikan perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, di Ruang Rapat Paripurna, Gedung DPRD Kota Depok, Komplek Perkantoran Kota Kembang, Grand Depok City, Cilodong, Depok, Jawa Barat. Sementara itu, Imam tidak hadir dalam serah terima jabatan, karena dalam kondisi pemulihan kesehatan akibat terjangkit Covid-19, dan hanya mengikuti acara tersebut secara virtual.[20][21]

Kemudian, pelantikan Idris dan Imam dilakukan oleh gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pada 26 Februari 2021 secara terpisah. Idris dilantik di Gedung Merdeka Bandung, sementara Imam dilantik secara virtual.[22]

Nomor urut Wali Kota Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Wakil Potret
(3) Mohammad Idris
(lahir 1961)
Independen 26 Februari 2021 Petahana 3 tahun, 21 hari V
(2020)
Imam Budi Hartono
2021–sekarang
PKS

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Depok berdasarkan asal partai politik dalam enam periode terakhir.

Partai Perolehan kursi pascapemilu
1999–2004 2004–2009 2009–2014 2014–2019 2019–2024 2024–2029
Partai Keadilan Sejahtera
3 / 45
(sebagai Partai Keadilan)
12 / 45
11 / 50
6 / 50
12 / 50
13 / 50
Partai Gerakan Indonesia Raya n/a n/a
3 / 50
9 / 50
10 / 50
8 / 50
Partai Golongan Karya
6 / 45
8 / 45
7 / 50
5 / 50
5 / 50
7 / 50
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
12 / 45
5 / 45
5 / 50
11 / 50
10 / 50
6 / 50
Partai Kebangkitan Bangsa
2 / 45
2 / 45
1 / 50
1 / 50
3 / 50
5 / 50
Partai Demokrat n/a
8 / 45
15 / 50
5 / 50
3 / 50
5 / 50
Partai Amanat Nasional
7 / 45
5 / 45
6 / 50
6 / 50
4 / 50
2 / 50
Partai Persatuan Pembangunan
7 / 45
4 / 45
1 / 50
4 / 50
2 / 50
2 / 50
Partai Nasional Demokrat n/a n/a n/a
1 / 50
0 / 50
1 / 50
Partai Solidaritas Indonesia n/a n/a n/a n/a
1 / 50
1 / 50
Partai Hati Nurani Rakyat n/a n/a
0 / 50
2 / 50
0 / 50
0 / 50
Partai Bulan Bintang
1 / 45
0 / 45
0 / 50
0 / 50
0 / 50
0 / 50
Partai Keadilan dan Persatuan
1 / 45
0 / 45
0 / 50
0 / 50
0 / 50
N/A
Partai Damai Sejahtera n/a
1 / 45
1 / 50
n/a n/a n/a
Partai Persatuan
1 / 45
n/a n/a n/a n/a n/a
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (fraksi)
5 / 45
n/a n/a n/a n/a n/a
Jumlah anggota 45 Steady 45 Kenaikan 50 Steady 50 Steady 50 Steady 50
Jumlah partai 10 Penurunan 8 Kenaikan 9 Kenaikan 10 Penurunan 9 Kenaikan 10


Kecamatan[sunting | sunting sumber]

Daftar Kecamatan dan Kelurahan di Kota Depok, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Ibu kota Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
32.76.06 Beji Beji 6
32.76.11 Bojongsari Bojongsari Lama 7
32.76.08 Cilodong Cilodong 5
32.76.02 Cimanggis Cisalak Pasar 6
32.76.09 Cinere Cinere 4
32.76.07 Cipayung Cipayung 5
32.76.04 Limo Limo 4
32.76.01 Pancoran Mas Depok 6
32.76.03 Sawangan Sawangan Lama 7
32.76.05 Sukmajaya Mekarjaya 6
32.76.10 Tapos Tapos 7
Jumlah 63


Demografi[sunting | sunting sumber]

Suku bangsa[sunting | sunting sumber]

Tari Lenggang Nyai Betawi.

Karakteristik suku bangsa penduduk Kota Depok memiliki keberagaman. Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia 2000, sebagian besar penduduk Kota Depok adalah orang Betawi, Jawa, dan Sunda. Jumlah yang signifikan juga berasal dari suku Batak dan Minangkabau. Keberagaman suku bangsa di Kota Depok memengaruhi perbedaan budaya dan adat istiadat masyarakat. Berikut adalah besaran penduduk Kota Depok berdasarkan suku bangsa sesuai data Sensus Penduduk tahun 2000;[23]

No Suku Jumlah 2000 %
1 Betawi 390.419 34,20%
2 Jawa 320.770 28,10%
3 Sunda 292.706 25,65%
4 Batak 32.776 2,87%
5 Minangkabau 26.928 2,36%
6 Tionghoa 3.383 0,30%
7 Cirebon 833 0,07%
8 Lainnya 73.601 6,45%
Kota Depok 1.141.416 100%

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Perkembangan Kota Depok dari aspek geografi, demografi maupun sumber pendapatan begitu pesat.[24] Ada beberapa indikator yang dapat dipergunakan sebagai acuan tentang pertumbuhan ekonomi di Kota Depok, diantaranya:

  1. Indeks daya beli masyarakat Depok semakin meningkat dan mengalami peningkatan dari 576,76 pada tahun 2006 menjadi 648,58 pada tahun 2010.[25]
  2. Capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Depok meningkat dari 6,54% pada 2016 menjadi 7,28% pada 2017.[26]
  3. Terjadi peningkatan dari tahun ke tahun pada peranan sektor tersier, yaitu dari 50,42% pada tahun 2006 menjadi 58,92% pada tahun 2010.[27]

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Pendidikan Formal TK atau RA SD atau MI SMP atau MTs SMA atau MA SMK Perguruan Tinggi Lainnya
Negeri 3 207 34 15 4 5
Swasta 498 352 293 84 126 30 606
Total 501 559 327 99 130 35 606
Data Sekolah di Kota Depok
Sumber:[28][29]

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Transportasi umum yang tersedia di Kota Depok, yakni KAI Commuter (B Commuter Line Bogor), LRT Jabodebek (CB Lin Cibubur), layanan bus Transjakarta yang tersedia di Depok, Universitas Indonesia, dan di Cibubur Junction[30] dan layanan feeder bus Trans Pakuan yang juga tersedia di Stasiun LRT Harjamukti.[31] Ada juga layanan bus menuju atau dari Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta[32], bus raya terpadu Depok Go Lancar, Trans Grand Depok City, dan layanan bus Miniarta.[33]

Terminal[sunting | sunting sumber]

Stasiun kereta api[sunting | sunting sumber]

Fasilitas[sunting | sunting sumber]

Masjid Al-Maghfiroh Depok

Perumahan[sunting | sunting sumber]

Menurut data Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok tahun 2022, jumlah perumahan di Depok hingga kini ada sekitar 520 perumahan.[36]

Tempat ibadah[sunting | sunting sumber]

Depok memiliki 387 Masjid [37] dan 83 Musala, 33 Gereja Kristen, 5 Gereja Katolik Roma, 2 Pura, 1 Wihara, dan 1 Klenteng yang tersebar di 11 kecamatan.[38]

Museum[sunting | sunting sumber]

Kota Depok saat ini per tahun 2021-2022 sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan[39] untuk membangun pusat sejarah, dikarenakan Depok dulunya memiliki kaitan dengan Hindia Belanda. Terbukti dengan adanya Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein di Jalan Pemuda dan gereja-gereja berarsitektur Hindia Baru di sekitaran Depok Lama. Bahkan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns,[40] serius dalam menanggapi program penataan kawasan heritage yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Depok.[41]

Taman[sunting | sunting sumber]

Wali kota Depok Mohammad Idris menyebutkan ada hampir 100 taman di Kota Depok atau lebih tepatnya sekitar 65 taman. Angka ini lebih banyak apabila dibandingkan dengan Kota Bandung yang terkenal memiliki berbagai macam taman dengan beragam konsep yang kreatif.[42]

Stadion sepak bola[sunting | sunting sumber]

Pemerintah Kota Depok meresmikan 5 stadion diantaranya 4 stadion umum dan 1 stadion internasional. Stadion ini diresmikan dikarenakan minat pemuda terhadap sepak bola cukup tinggi terlebih di Kota Depok. Berikut beberapa stadion yang sudah diresmikan:

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Catatan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyebutkan bahwa Depok sendiri di tahun 2022, merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Barat dengan persentase stunting terendah, yakni hanya sebesar 12,3%.[43]

Rumah sakit[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 23 September 2023. 
  2. ^ a b "Kota Depok Dalam Angka 2023" (pdf). depokkota.bps.go.id. hlm. 43, 105. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-18. Diakses tanggal 18 Maret 2023. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 18 Maret 2023. 
  4. ^ "Raperda APBD Kota Depok Tahun 2023 Disahkan". Pemerintah Kota Depok. Berita Depok. 22 November 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-03. Diakses tanggal 3 Januari 2023. 
  5. ^ a b "Undang-Undang Nomor 15 tahun 1999". Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-15. Diakses tanggal 3 Januari 2023. 
  6. ^ "Sejarah Depok". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-08. Diakses tanggal 2022-01-30. 
  7. ^ P1ntum4suk (2017-09-01). "Inilah Sejarah Kota Depok Yang Jarang Diketahui". Depok News (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-02. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  8. ^ "Sejarah Depok Dahulu hanya bagian Kawedanan Parung – Depok.go.id Pilihan" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-05. Diakses tanggal 2022-10-24. 
  9. ^ Arjanto, Dwi (ed.). "Kisah Jonggol Pernah Digadang Jadi Ibu Kota Baru karena Dekat DKI Jakarta". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-06. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  10. ^ a b "Landbouwstatistiekkaart" (Peta). Perpustakaan Universitas Leiden. 1:150.000 (dalam bahasa (Belanda)). Batavia: Topographische Dienst. 1933. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-01. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  11. ^ "Overzichtskaart van de Residentie Batavia" (Peta). Koleksi Digital Universitas Leiden. 1:250000 (dalam bahasa (Belanda)). Batavia: Topographische Bureau. 1898. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-24. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  12. ^ "Overzichtskaart van de Residentie Batavia" (Peta). Koleksi Digital Universitas Leiden. 1:250.000 (dalam bahasa (Belanda)). Batavia: Topographische Inrichting. 1909. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-02. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  13. ^ "PERPRES No.22 Tahun 1963 tentang Penghapusan Keresidenan dan Kewedanaan [JDIH BPK RI]". peraturan.bpk.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-02. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  14. ^ Ariefana, Pebriansyah (2021-11-24). "Sejarah Kota Depok, Dulu Hutan Belantara dan Mantan Kecamatan di Bogor". Suara.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  15. ^ Pemerintah Kotapraja Jakarta Raya 1958, hlm. 127.
  16. ^ Huda, Larissa, ed. (17 Juli 2022). "Wacana Depok Gabung ke Jakarta: Pernah Diinisiasi Bang Ali, berujung Sindiran Gubernur Solihin". Kompas.com. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-07. Diakses tanggal 7 Januari 2023. 
  17. ^ a b c Depok di Pundak Badrul 2009, hlm. 4-5.
  18. ^ Chaerul Halim, Muhammad (15 Juli 2022). Sari, Nursita, ed. "Wali Kota Depok Usul Jabodetabek Digabung Jadi Jakarta Raya, Ini Penjelasannya". Kompas.com. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-07. Diakses tanggal 7 Januari 2023. 
  19. ^ "13 Sungai Yang Membelah Kota Jakarta | Daerah Kita - Sajian Artikel Ringan dan Informatif Nusantara". www.daerahkita.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-28. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  20. ^ Mantalean, Vitorio (21 Januari 2021). Asril, Sabrina, ed. "KPU Depok Tetapkan Idris-Imam Wali Kota dan Wakil Wali Kota Terpilih". Kompas.com. Diakses tanggal 21 Januari 2021. 
  21. ^ Amelia, Vini Rizki (3 Maret 2021). Baskhara, Panji, ed. "Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono Resmi Memimpin Kota Depok: Kami akan Tunaikan Sebaik-baiknya". Tribunnews.com. 
  22. ^ "Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok Periode 2021-2026". berita.depok.go.id. Diakses tanggal 24 September 2023. 
  23. ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.jabar.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-19. Diakses tanggal 10 Mei 2022. 
  24. ^ Pramisti, Nurul Qomariyah. "Salah Urus Ekonomi Kota Depok - Kolumnis Tirto.ID". tirto.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-08. Diakses tanggal 2022-09-08. 
  25. ^ Virdhani, Marieska Harya (2011-11-08). "Tingkat Daya Beli Masyarakat Depok Tertinggi di Jabar". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-08. Diakses tanggal 2022-09-08. 
  26. ^ Antara (2018-05-04). Suseno, ed. "Pengangguran Berkurang, Pertumbuhan Ekonomi Kota Depok Meningkat". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-08. Diakses tanggal 2022-09-08. 
  27. ^ Pratiwi, Angela Gerda; Muta&#39, Lutfi; ali (2018). "Perkembangan Ekonomi Wilayah dan Peran Sektor Tersier di Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek)". Jurnal Bumi Indonesia. 7 (3): 260738. ISSN 1858-1110. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-05. Diakses tanggal 2022-09-08. 
  28. ^ "Data Jumlah Keseluruhan TK/RA, KB/TPA/SPS di Depok". kemendikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-09. Diakses tanggal 2021-09-09. 
  29. ^ "Data Jumlah Keseluruhan SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK di Depok". kemendikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-09. Diakses tanggal 2021-09-09. 
  30. ^ "Peta Rute". Jakarta: PT Transportasi Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-24. Diakses tanggal 2022-05-29. 
  31. ^ "Bus Trans Pakuan Bogor Jadi Feeder LRT Jabodebek". Republika. Jakarta. 2023-07-21. Diakses tanggal 2023-09-25. 
  32. ^ "Rute Transportasi Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta". Tangerang: PT Angkasa Pura II. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-25. Diakses tanggal 2022-07-30. 
  33. ^ "Rute Trayek Angkutan Umum di Kota Bogor - Terminal Baranangsiang". Bogor: Dinas Perhubungan Kota Bogor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-09. Diakses tanggal 2022-07-30. 
  34. ^ "Data Terminal". Jakarta: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. Diakses tanggal 2021-09-04. [pranala nonaktif permanen]
  35. ^ "Data Terminal". Dinas Perhubungan Kota Depok. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-04. Diakses tanggal 2021-09-05. 
  36. ^ "Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok". sirumkim.inweb.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-16. Diakses tanggal 2022-02-04. 
  37. ^ "Daftar Nama Masjid di 7 Kecamatan Kota Depok". www.infodepok.my.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-10. Diakses tanggal 2023-01-10. 
  38. ^ "Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat". jabar.kemenag.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-11. Diakses tanggal 2022-02-04. 
  39. ^ "Depok Siap Lakukan Percepat Pembangunan pada 2021 | Republika Online Mobile". republika.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-29. Diakses tanggal 2022-09-29. 
  40. ^ Ridha, Rasyid. "Dubes Belanda Berkunjung ke Depok Lama, Ini Tujuannya". JPNN.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-29. Diakses tanggal 2022-09-29. 
  41. ^ Islam, M. Fathra Nazrul. "Daerah Ini Bakal Disulap Menjadi Kawasan Heritage Kota Depok". JPNN.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-29. Diakses tanggal 2022-09-29. 
  42. ^ "Taman di Depok Lebih Banyak dari Bandung". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-09. Diakses tanggal 2022-02-04. 
  43. ^ Arifianto, Bambang; Fahas, Eva; Nurulliah, Novianti; Kasumaningrum, Yulistyne (19 Agustus 2022). "Jabar Masih Harus Terus Berbenah". Pikiran Rakyat. Bandung. hlm. 1. 

Kepustakaan[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]