Kabupaten Cianjur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Cianjur
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮎᮤᮃᮔ᮪ᮏᮥᮁ
Dari kiri ke kanan; ke bawah: Masjid Agung Cianjur, Situs Gunung Padang, dan Tugu Tauco
Bendera Kabupaten Cianjur
Lambang resmi Kabupaten Cianjur
Julukan: 
Kota Tauco[butuh rujukan]
Motto: 
Sugih Mukti
(Sunda) Kaya dan makmur
Peta
Peta
Cianjur di Cianjur
Cianjur
Cianjur
Peta
Cianjur di Jawa Barat
Cianjur
Cianjur
Cianjur (Jawa Barat)
Cianjur di Jawa
Cianjur
Cianjur
Cianjur (Jawa)
Cianjur di Indonesia
Cianjur
Cianjur
Cianjur (Indonesia)
Koordinat: 6°49′16″S 107°08′24″E / 6.82122221°S 107.14010111°E / -6.82122221; 107.14010111
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Dasar hukumUU Nomor 14 Tahun 1950[1]
Hari jadi12 Juli 1677 (umur 346)
Ibu kotaCianjur
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 32
  • Kelurahan: 348
Pemerintahan
 • BupatiHerman Suherman[2]
 • Wakil BupatiTubagus Mulyana Syahrudin[3]
Luas
 • Total3.840,16 km2 (1,482,69 sq mi)
Populasi
 (2021)[4]
 • Total2.372.459
 • Kepadatan616,83/km2 (1,597,6/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 99,36%
Kristen 0,55%
Protestan 0,43%
Katolik 0,12%
Buddha 0,08%
Hindu 0,01%[4]
 • BahasaIndonesia (resmi), Sunda
 • IPMKenaikan 65,56 (2021)
Penurunan 65,36 (2020)
( Sedang )[5]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3203
Kode area telepon+62 263
Pelat kendaraanF xxxx W*/X*/Y*/Z*
Kode Kemendagri32.03
DAURp 1.630.344.869.000,00 (2020)
Semboyan daerahCianjur Manjur (Mandiri, Maju, Religius)
Situs webwww.cianjurkab.go.id


Kabupaten Cianjur (Sunda: aksara Sunda: ᮎᮤᮃᮔ᮪ᮏᮥᮁ) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya berada di kecamatan Cianjur. Kabupaten Cianjur merupakan kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten Sukabumi. Wilayah barat laut Kabupaten ini meliputi, Kecamatan Cipanas, Pacet, Sukaresmi dan Cugenang yang merupakan bagian dari kawasan Metropolitan Jabodetabekjur atau Jabodetabekpunjur, yang disahkan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2008 Diarsipkan 2017-08-28 di Wayback Machine.. Kabupaten Cianjur berbatasan dengan Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Purwakarta di sebelah Utara, kemudian Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Garut di sebelah Timur, dan Samudra Hindia di sebelah Selatan, serta Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor di sebelah Barat.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Titik ekstrem Kabupaten Cianjur
Barat 7°24′21″S 106°46′35″E / 7.405713569614538°S 106.77646808308042°E / -7.405713569614538; 106.77646808308042 Bojongkaso, Agrabinta, Cianjur
Selatan 7°30′21″S 107°25′25″E / 7.505881539152046°S 107.42371768344529°E / -7.505881539152046; 107.42371768344529 Karangwangi, Cidaun, Cianjur
Timur 7°21′14″S 107°29′05″E / 7.3537504661202195°S 107.48477862514481°E / -7.3537504661202195; 107.48477862514481 Cibuluh, Cidaun, Cianjur
Utara 6°36′08″S 107°13′38″E / 6.60214985553119°S 107.22708743255637°E / -6.60214985553119; 107.22708743255637 Cigunungherang, Cikalongkulon, Cianjur

Sebagian besar wilayah Cianjur adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Lahan-lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Keadaan itu ditunjang dengan banyaknya sungai besar dan kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya pengairan tanaman pertanian. Sungai terpanjang di Cianjur adalah Sungai Cibuni, yang bermuara di Samudra Hindia.

Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar, pemanfaatannya meliputi 83.034 Ha (23,71 %) berupa hutan produktif dan konservasi, 58,101 Ha (16,59 %) berupa tanah pertanian lahan basah, 97.227 Ha (27,76 %) berupa lahan pertanian kering dan tegalan, 57.735 Ha (16,49 %) berupa tanah perkebunan, 3.500 Ha (0,10 %) berupa tanah dan penggembalaan / pekarangan, 1.239 Ha (0,035 %) berupa tambak / kolam, 25.261 Ha (7,20 %) berupa pemukiman / pekarangan dan 22.483 Ha (6.42 %) berupa penggunaan lain-lain.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Regent Cianjur dan isterinya naik mobil di depan kediaman mereka pada tahun 1920-an

Pemukiman di sekitar kecamatan Cianjur saat ini pertama kali dibuka oleh Raden Jayasasana, putra Aria Wangsa Goparana yang berasal dari Talaga (sekarang Majalengka selatan) dan masih keturunan Sunan Talaga. Di abad ke-17, ia membawa 100 cacah (rakyat) yang ditugaskan oleh Sultan Sepuh I dari Cirebon untuk membuka wilayah baru yang bernama Cikundul (sekarang Cikalongkulon). Dikarenakan Cirebon saat itu merupakan vasal dari Mataram, Jayasasana ditugaskan menjaga wilayah barunya dari kemungkinan serbuan Banten yang bermusuhan dengan Mataram. Ia kemudian berhasil menahan serangan Banten terhadap mempertahankan wilayahnya sehingga ia dianugerahi gelar panglima Wira Tanu. Sehingga Jayasasana akhirnya dikenal dengan gelar Raden Aria Wira Tanu. Sementara itu Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang (berarti lautan jernih) di Subang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu nagari tempat pemukiman rakyat Jayasasana.

Setelah Jayasasana atau Aria Wira Tanu I wafat, pemerintahan dilanjutkan oleh anaknya Wira Tanu II, yang memindahkan pusat nagari ke daerah Pamoyanan, dimana pusat nagari ini mulai tahun 1680 disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer), yang namanya berasal dari sungai Ci Anjur yang membelah daerah ini.[6][7]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Bupati dan Wakil[sunting | sunting sumber]

Bupati adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintahan Kabupaten Cianjur. Bupati Cianjur bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Jawa Barat atas wilayah tersebut. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Cianjur ialah Herman Suherman, didampingi oleh wakil bupati Tubagus Mulyana Syahrudin. Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Cianjur 2020. Herman dan Mulyana dilantik oleh gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pada 18 Mei 2021 di Kota Bandung, untuk periode 2021-2026.[8]

Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Ket. Wakil Bupati
Herman Suherman 18 Mei 2021 petahana (2020) Periode 39 Tubagus Mulyana Syahrudin

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Cianjur dalam tiga periode terakhir.[9][10][11]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009-2014 2014-2019 2019-2024
PKB 3 Kenaikan 4 Kenaikan 5
Gerindra 2 Kenaikan 5 Kenaikan 11
PDI-P 7 Steady 7 Penurunan 5
Golkar 8 Steady 8 Steady 8
NasDem (baru) 1 Kenaikan 6
PKS 5 Steady 5 Steady 5
PPP 6 Penurunan 3 Penurunan 2
PAN 0 Kenaikan 1 Kenaikan 3
Hanura 2 Kenaikan 4 Penurunan 0
Demokrat 14 Penurunan 10 Penurunan 5
PBB 3 Penurunan 2 Penurunan 0
Jumlah Anggota 50 Steady 50 Steady 50
Jumlah Partai 9 Kenaikan 11 Penurunan 9


Kecamatan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Cianjur memiliki 32 kecamatan, 6 kelurahan, dan 354 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduk mencapai 2.246.663 jiwa dengan luas wilayah 3.840,16 km² dan sebaran penduduk 585 jiwa/km².[12][13]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Cianjur, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Kelurahan Desa Status Daftar
Desa/Kelurahan
32.03.22 Agrabinta 11 Desa
32.03.06 Bojongpicung 11 Desa
32.03.15 Campaka 11 Desa
32.03.25 Campaka Mulya 5 Desa
32.03.01 Cianjur 6 5 Desa
Kelurahan
32.03.03 Cibeber 18 Desa
32.03.20 Cibinong 14 Desa
32.03.23 Cidaun 14 Desa
32.03.29 Cijati 10 Desa
32.03.26 Cikadu 10 Desa
32.03.12 Cikalongkulon 18 Desa
32.03.04 Cilaku 10 Desa
32.03.28 Cipanas 7 Desa
32.03.05 Ciranjang 9 Desa
32.03.11 Cugenang 16 Desa
32.03.27 Gekbrong 8 Desa
32.03.31 Haurwangi 8 Desa
32.03.17 Kadupandak 14 Desa
32.03.07 Karangtengah 16 Desa
32.03.30 Leles 12 Desa
32.03.08 Mande 12 Desa
32.03.24 Naringgul 11 Desa
32.03.10 Pacet 7 Desa
32.03.18 Pagelaran 14 Desa
32.03.32 Pasirkuda 9 Desa
32.03.21 Sindangbarang 11 Desa
32.03.09 Sukaluyu 10 Desa
32.03.14 Sukanagara 10 Desa
32.03.13 Sukaresmi 11 Desa
32.03.16 Takokak 9 Desa
32.03.19 Tanggeung 12 Desa
32.03.02 Warungkondang 11 Desa
TOTAL 6 354

Kabupaten Cianjur terdiri atas 32 Kecamatan, 342 Desa dan 6 Kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Cianjur.

Demografi[sunting | sunting sumber]

Suku bangsa[sunting | sunting sumber]

Seorang wanita Cianjur pemetik teh, antara tahun 1945-1955

Kabupaten Cianjur, menurut Sensus Penduduk 2000, berpenduduk 1.931.480 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 982.164 jiwa dan perempuan 949.676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23 %. Kecamatan yang jumlah penduduknya terbesar adalah Kecamatan Pacet sebanyak 170.224 jiwa dan Kecamatan Cianjur sebanyak 140.374 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya di atas 100.000 jiwa adalah Kecamatan Cibeber (105.0204 jiwa), Kecamatan Warungkondang (101.580 jiwa) dan Kecamatan Karangtengah (123.158 jiwa). Kecamatan yang jumlah penduduknya terkecil adalah Kecamatan Cikadu sebanyak 36.212 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya antara 40.000–50.000 jiwa adalah Kecamatan Sindangbarang, Takokak, dan Sukanagara. Kemudian, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur tahun 2022, jumlah penduduk kabupaten Cianjur pada tahun 2021 sebanyak 2.506.682 jiwa, dengan kepadatan 694 jiwa/km2.[14]

Penduduk asli kabupaten Cianjur adalah orang Sunda, dan menjadi mayoritas di kabupaten ini. Suku lain yang ada di Cianjur diantaranya ialah orang Jawa, dan sebagian lagi orang Betawi, Cirebon, serta suku pendatang lainnya seperti Batak, Tionghoa, Minangkabau, Banten, dan lainnya. Dari data Sensus penduduk Indonesia tahun 2000, berikut adalah besaran penduduk Kabupaten Cianjur berdasarkan suku bangsa;[15]

No Suku Populasi (2000) %
1 Sunda 1.884.962 96,94%
2 Jawa 17.999 0,93%
3 Betawi 3.014 0,15%
4 Tionghoa 2.132 0,11%
5 Minangkabau 1.620 0,08%
6 Batak 1.551 0,08%
7 Cirebon 201 0,01%
8 Banten 188 0,01%
9 Suku lainnya 32.863 1,69%
Kabupaten Cianjur 1.944.530 100%

Agama[sunting | sunting sumber]

Masjid Agung Cianjur

Penduduk Kabupaten Cianjur mayoritas memeluk agama Islam yang mencapai 99,36%, sedangkan penduduk beragama lainnya mencapai 0,64%. Jumlah penduduk Kabupaten Cianjur berdasarkan agama yang dianut tahun 2021, yakni [4] beragama Islam sebanyak 2.372.459 jiwa (99,36%). Kemudian, penduduk beragama Kristen sebanyak 13.160 jiwa (0,55%), umumnya berada di ibu kota kabupaten yakni kecamatan Cianjur, kemudian Ciranjang dan Karangtengah. Penduduk yang beragama Buddha sebanyak 1.958 jiwa (0,08%), umumnya berada di ibu kota kabupaten yakni kecamatan Cianjur. Selebihnya pemeluk agama Hindu, Konghucu, dan kepercayaan sebanyak 164 orang (0,01%), umumnya berada di ibu kota kabupaten yakni kecamatan Cianjur.

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

  1. Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini[per kapan?] mencapai 373 per 100.000 kelahiran, turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 420 per 100.000 kelahiran.
  2. Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 62,00 per 1.000 kelahiran hidup, turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 65,38 per 1.000 kelahiran hidup.
  3. Angka Harapan Hidup (AHH) mencapai rata-rata 66,45 tahun, naik dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 62 tahun.[butuh rujukan]

Catatan BKKBN menyebutkan bahwa Cianjur, bersama dengan Bandung, Cirebon, dan Garut, di tahun 2022, menjadi daerah berstatus darurat stunting. Hal ini disebabkan persentase stunting pada anak berusia di bawah 12 tahun[butuh rujukan] mencapai lebih dari 30%.[16]

Sungai Ci Anjur yang menjadi asal nama Kabupaten Cianjur

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

  1. Angka Partisipasi Kasar SD/MI Tahun 2000 mencapai 84,52 %
  2. Angka Pastisipasi Kasar SMP mencapai 38,50 %
  3. Angka Partisipasi Kasar SMA mencapai 11,98 %
  4. Angka Partisipasi Kasar KULIAH mencapai 20,18 %

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Lapangan pekerjaan penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian yaitu sekitar 62.99 %. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu sekitar 42,80 %. Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan jasa yaitu sekitar 14,60%. dan pengiriman pembantu 30%

Gempa November 2022[sunting | sunting sumber]

Bangunan rusak akibat gempa di Cianjur, 21 November 2022
Presiden Indonesia, Joko Widodo mendatangi lokasi gempa Cianjur, Jawa Barat.

Kabupaten Cianjur dilanda gempa bumi dengan kekuatan 5.6 Mw dengan kedalaman 10 km, pada tanggal 21 November 2022 pukul 13.21 WIB.[17] Gempa ini dirasakan di Kota Bandung, DKI Jakarta, hingga provinsi Lampung.[18][19]

Pada 29 November 2022, Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat jumlah korban meninggal dunia sebanyak 327 jiwa. Sementara kerusakan infrastruktur, sebanyak 26.237 rumah rusak berat, 14.196 rumah rusak sedang, dan 22.786 rumah rusak ringan. Kerusakan bangunan lainnya, terdapat 471 sekolah rusak, 170 rumah ibadah, 14 fasilitas kesehatan, dan 17 gedung perkantoran. Total jumlah pengungsi sebanyak 100.330 jiwa, yang tersebar di 449 titik pengungsian.[20]

Kepala BMKG, Dwikorita Karmawati, mengatakan bahwa gempa Cianjur terjadi karena adanya pergerakan Sesar Cimandiri, yakni sesar atau patahan kapur yang membentang dari Teluk Pelabuhan Ratu, Sukabumi hingga ke arah timur laut Kabupaten Subang.[21] Lokasi dengan kerusakan paling terdampak yakni berada di kecamatan Cugenang. Pada 24 November 2022, presiden Indonesia, Joko Widodo, mendatangi kecamatan Cugenang untuk meninjau proses evakuasi penduduk setempat.[22]

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Kereta Api[sunting | sunting sumber]

Stasiun Cianjur, Cianjur.

Bus[sunting | sunting sumber]

Angkutan Kota[sunting | sunting sumber]

Berikut adalah rute trayek Angkutan Kota di Wilayah Kabupaten Cianjur.

Nomor Trayek Warna Rute yang Dilewati
01 Merah - Hijau Terminal Pasirhayam - Jl. KH. Sudjai - Jl. Siliwangi - Jl. Siti Jenab - Jl. Otista II - Jl. Taifur Yusuf - Jl. Suroso - Jl. KH. Hasyim Ashari - Jl. KH. Asnawi - Jl. Barisan Banteng - Jl. Arif Rahman Hakim - Jl. Prof. Moh. Yamin - Jl. Perintis Kemerdekaan - Terminal Pasirhayam
02 Merah - Kuning Terminal Pasirhayam - Jl. Perintis Kemerdekaan - Prof. Moch. Yamin - Jl. KH. Hasyim Ashari - Jl. Suroso - Jl. Taifur Yusuf - Jl. Otista II - Jl. Siliwangi - Jl. Armin Sucipta - Jl. Aria Cikondang - Jl. Siliwangi - Jl. KH. Sudjai - Terminal Pasirhayam
03 Merah - Putih Terminal Rawabango - Jl. Raya Bandung - Jl. Arif Rahman Hakim - Jl. Barisan Banteng - Jl. Pasar Baru Ruko Ramayana - Jl. Dr Muwardi - Jl. Ir. H. Juanda - Jl. Limbangansari - Jl. Raweuy - Jl. Caringin - Gasol - Jl. Caringin - Jl. Gombong - Jl. Pangeran Hidayatullah - Jl. Siliwangi - Jalan Siti Jenab - Jl. Ir. H. Juanda - Jl. Dr. Muwardi - Jl. Aria Wiratanudatar - Jl. Pramuka - Jl. Raya Bandung - Terminal Rawanbago
04 Merah - Ungu Terminal Rawabango - Jl. Raya Bandung - Jl. Arif Rahman Hakim - Jl. Prof. Moch. Yamin - Jl. Amalia Rubini - Jl. Aria Cikondang - Jl. Siliwangi - Jl. Pangeran Hidayatullah - Jl. Gombong - Jl. Raweuy - Jl. Limbangansari - Jl. Ir. H. Juanda - Jl. Dr Muwardi - Jl. Aria Wiratanudatar - Jl. Simpang Dishub - Jl. Raya Bandung - Terminal Rawabango
05 Merah - Gold Terminal Rawabango - Jl. Halte Maleber – Jl. KH. Opo Mustofa - Jl. Didi Prawirakusumah - Jl. Prof Moch Yamin – Jl. Raya Bandung - Terminal Rawabango
06 Merah - Pink Terminal Rawabango - Jl. Raya Bandung - Jl. Pramuka - Jl. Aria Wiratanudatar - Jl. Gunteng - Jl. Raya Bandung - Jl. Arif Rahman Hakim - Jl. KH. Hasyim Ashari - Jl. Suroso - Jl. Taifur Yusuf - Jl. Otista II - Jl. Siti Jenab - Jl. Siliwangi - Jl. Armin Sucipta - Jl. Amalia Rubini - Jl. Prof Moch Yamin - Jl. Didi Prawirakusuma - Jl. KH Opo Mustofa - Jl. Halte Maleber - Terminal Rawabango
07 Merah - Coklat Terminal Pasirhayam - Jl. KH. Sudjai - Jl. Siliwangi - Jl. Gatot Mangkupraja - Jl. Koleberes - Awilarangan - Jl. Koleberes - Jl. Gatot Mangkupraja - Jl. Siliwangi - Jl. KH. Sudjai - Terminal Pasirhayam
08 Avocado - Hitam Terminal Pasirhayam - Jl. KH. Sudjai - Jl. Raya Sukabumi - Jl. KH. Abdullah Bin Nuh - Jl. Ir. H. Djuanda - Jl. Panembong Kaler - Jl. Babakan Karet - Cibeureum - Jl. Babakan Karet - Jl. Panembong Kaler - Jl. Ir. H. Djuanda - Jl. KH. Abdullah Bin Nuh - Jl. Raya Sukabumi - Jl. KH. Sudjai - Terminal Pasirhayam
09 Biru Tua - Hitam Terminal Pasirhayam - Jl. Veteran - Jl. Sinagar - Terminal Rawabango - Jl. Sinagar - Jl. Veteran - Terminal Pasirhayam
10 Merah - Biru Terminal Rawabango - Jl. Raya Bandung - Jl. Pramuka - Jl. Aria Wiratanudatar - Jl. Baros - Cibeureum - Jl. Baros - Jl. Aria Wiratanudatar - Jl. Simpang Dishub - Jl. Raya Bandung - Terminal Rawa Bango

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Situs Gunung Padang Cianjur
Gunung Pangrango merupakan batas Kab. Cianjur di barat laut

kabupaten Cianjur memiliki beragam tempat pariwisata. Beberapa tempat wisata yang ada di ialah situs megalitikum Situs Gunung Padang yang berada di kecamatan Campaka. Sebagian wilayah Cianjur berbatasan dengan laut, wisata lain yang ada di Cianjur yakni wisata pantai. Berikut beberapa wisata yang ada di Kabupaten Cianjur:[23]

  • Gunung Gede
  • Gunung Pangrango
  • Istana Presiden Cipanas
  • Telaga Biru
  • Curug CIbeureum
  • Curug Ciismun
  • Alun-alun Suryakencana
  • Tirta Jangari
  • Waduk Cirata
  • Pantai Jayanti
  • Pantai Apra
  • Curug Citambur
  • Taman Bunga Nusantara
  • Kota Bunga
  • Kebun Raya Cibodas
  • Situs Megalitikum Gunung Kasur
  • Danau Leuwi Soro
  • Kebun Teh Panyairan
  • Kebun Teh Gedeh

Kuliner[sunting | sunting sumber]

Bubur ayam Cianjur

Bubur ayam menjadi salah satu ikon kuliner Cianjur. Hal ini diperkuat dengan adanya Tugu Bubur Ayam di Cianjur. Bubur ayam telah dijual di Cianjur sejak 1975, salah satu yang terkenal ialah bubur ayam Sampurna. Bubur Cianjur terbuat dari bahan beras Pandan Wangi, beras asli Cianjur. Bagian toping, ditambahkan kerupuk dan pais. Pais merupakan olahan dari usus ayam, kunyit, bawang putih, bawang merah, bawang daun, dan juga garam, ditumis dengan menggunakan minyak. Pais ini kemudian menjadikannya sebagai bubur ayam khas Cianjur.[24]

Ayam Pelung[sunting | sunting sumber]

Ayam pelung merupakan ayam peliharaan asal Cianjur, sejenis ayam asli Indonesia dengan tiga sifat genetik. Ciri ayam Pelung, memiliki suara berkokok yang panjang mengalun, kemudian pertumbuhannya cepat, dan memiliki postur badan yang besar. Bobot ayam pelung jantan dewasa bisa mencapai 5 – 6 kg dengan tinggi antara 40 sampai 50 cm.[25] Nama ayam pelung berasal dari bahasa sunda Mawelung atau Melung yang artinya melengkung, karena dalam berkokok menghasilkan bunyi melengkung juga karena ayam pelung memiliki leher yang panjang dalam mengahiri suara atau kokokannya dengan posisi melengkung.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). otda.kemendagri.go.id. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 2 Juli 2022. 
  2. ^ "Profil Bupati". cianjurkab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-01-09. Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  3. ^ "Profil Wakil Bupati". cianjurkab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-24. Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  4. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  5. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  6. ^ Suryaningrat, Bayu. Sajarah Cianjur sareng Raden Aria Wira Tanu. Rukun Warga Cianjur, Jakarta. 
  7. ^ "Hikayat Cianjur: Berawal dari Kadaleman Cikundul, Pernah Diincar Kesultanan Banten". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). 2022-07-23. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-19. Diakses tanggal 2023-06-19. 
  8. ^ Muhammad, Afsal (15 Mei 2021). "Pelantikan Herman-Mulyana sebagai Bupati dan Wakil Bupati Cianjur Ditetapkan 18 Mei 2021". www.cianjurtoday.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022. 
  9. ^ "Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2012". Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. 05-02-2013. Diakses tanggal 15-02-2023. 
  10. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Cianjur 2014-2019
  11. ^ "Gerindra pimpin perolehan suara pileg di Cianjur". Antara News. 08-05-2019. Diakses tanggal 10-08-2019. 
  12. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  13. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  14. ^ "Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2021" (pdf). cianjurkab.bps.go.id. 26 Februari 2021. hlm. 7, 47. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022. 
  15. ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.jabar.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-19. Diakses tanggal 29 November 2022. 
  16. ^ Arifianto, Bambang; Fahas, Eva; Nurulliah, Novianti; Kasumaningrum, Yulistyne (19 Agustus 2022). "Jabar Masih Harus Terus Berbenah". Pikiran Rakyat. Bandung. hlm. 1. 
  17. ^ "Gempa bumi dengan magnitudo 5,6 melanda barat daya Cianjur". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-01. Diakses tanggal 2022-11-29. 
  18. ^ "Gempa Cianjur M 5,6 Terasa di Sejumlah Daerah Jabar". Detik.com. 21 November 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-22. Diakses tanggal 2022-11-29. 
  19. ^ "Gempa M 5,6 di Cianjur Juga Terasa di Bandung". CNN Indonesia. 21 November 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-22. Diakses tanggal 2022-11-29. 
  20. ^ Triatmojo, Danang (29 November 2022). Adi Suhendi, ed. "Update Gempa Cianjur BNPB Catat 327 Korban Meninggal Dunia". Dtribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022. 
  21. ^ Sandi, Ferry (22 November 2022). "Gempa Cianjur Diduga Sesar Tertua Jabar, Ini Lokasinya". www.cnbcindonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022. 
  22. ^ Taufiqqurahman, Firman (24 November 2022). Gloria Setyvani Putri, ed. "Jokowi Datangi Cugenang, Lokasi Terparah Gempa Cianjur". bandung.kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022. 
  23. ^ "Tempat Wisata di Cianjur". www.nativeindonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022. 
  24. ^ Setiawan, Irwan (26 Oktober 2021). "Bubur Ayam Salah Satu Ikon Kuliner Cianjur". kebudayaan.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022. 
  25. ^ "10 Ayam Dunia Ukuran Jumbo". majalahpeluang.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 29 November 2022.