Belut (makanan)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belut asap
Unadon, masakan belut khas Jepang

Belut merupakan ikan yang menjadi salah satu bahan makanan di dunia. Belut dewasa memiliki ukuran yang bervariasi dari 5 cm hingga 4 meter tergantung spesiesnya.[1] Ikan ini tidak memiliki sirip pelvis, dan beberapa spesies tidak memiliki sirip pektoral. Sirip dorsal dan sirip anus bersatu dengan sirip ekor membentuk satu sirip yang memanjang di sepanjang tubuhnya.[2] Sebagian besar spesies belut hidup di dekat pantai dan mengubur diri di pasir, lumpur, atau di antara bebatuan. Belut adalah hewan nokturnal sehingga jarang dilihat oleh manusia. Belut dari famili Anguillidae mendiami air tawar dan kembali ke laut hanya untuk berkembang biak.[3]

Darah belut cenderung bersifat beracun bagi manusia dan hewan lainnya,[4][5][6][7] namun toksinnya dapat dimatikan dengan memasaknya.

Umat Yahudi menganggap belut tidak kosher[8] karena disebut sebagai ikan yang tidak memiliki sirip dan sisik.[9]

Jepang merupakan penghasil belut utama di dunia dengan 70 persnenya dihasilkan dari Jepang.[10] Namun pada tahun 2010, Greenpeace International menempatkan belut Eropa, belut Jepang, dan belut Amerika ke dalam daftar "boga bahari merah", yaitu boga bahari yang kemungkinan besar didapatkan dari usaha penangkapan ikan yang tidak lestari.[11]

Masyarakat adat yang mendiami Taman Nasional Betung Kerihun, Kalimantan Barat memanfaatkan belut dari spesies Synbranchus bengalensis sebagai obat.[12]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ McCosker, John F. (1998). Paxton, J.R. & Eschmeyer, W.N., ed. Encyclopedia of Fishes. San Diego: Academic Press. hlm. 86–90. ISBN 0-12-547665-5. 
  2. ^ Froese, Rainer, and Daniel Pauly, eds. (2009). "Anguilliformes" in FishBase. January 2009 version.
  3. ^ Prosek, James (2010). Eels. New York: HarperCollins. ISBN 978-0-06-056611-1. 
  4. ^ "Poison in the Blood of the Eel", New York Times, 9 April 1899, viewed at [1], accessed 22 January 2010
  5. ^ "The plight of the eel", BBC online, as seen at [2], Diakses 22 Januari 2010
  6. ^ "Blood serum of the eel." M. Sato. Nippon Biseibutsugakukai Zasshi (1917), 5 (No. 35), From: Abstracts Bact. 1, 474 (1917)
  7. ^ "Hemolytic and toxic properties of certain serums." Wm. J. Keffer, Albert E. Welsh. Mendel Bulletin (1936), 8 76-80.
  8. ^ Yoreh De'ah - Shulchan-Aruch Diarsipkan 2012-06-03 di Wayback Machine. Chapter 1, torah.org. Diakses 17 Juni 2012.
  9. ^ "All that are in the waters: all that... hath not fins and scales ye may not eat" (Deuteronomy 14:9-10) and are "an abomination" (Leviticus 11:9-12).
  10. ^ "Indonesia eel hot item for smugglers". The Japan Times. Diakses tanggal July 30, 2013. 
  11. ^ "Greenpeace International Seafood Red list". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-07-02. Diakses tanggal 2014-04-29. 
  12. ^ Putra, Yohanes Ae; Masy'ud, Burhanuddin; Ulfah, Maria (2008). "Diversity of Medicinal Animals in Betung Kerihun National Park, West Kalimantan, Indonesia". Media Konservasi IPB.