Kimia hijau: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
sunting isi artikel
sunting isi aritkel
Baris 1: Baris 1:
{{In use}}{{Ilmu}}
{{Sedang ditulis}}{{Ilmu}}


'''Kimia hijau''', juga disebut '''''kimia berkelanjutan''''', adalah filsafat penelitian dan rekayasa/teknik kimia yang menganjurkan desain produk dan proses yang meminimasi penggunaan dan penciptaan senyawa-senyawa berbahaya.<ref>{{cite web|url=http://www.epa.gov/greenchemistry/ |title= Green Chemistry |publisher=United States Environmental Protection Agency |date=2006-06-28 |accessdate=2011-03-23}}</ref> Sementara [[kimia lingkungan]] adalah cabang kimia yang membahas lingkungan hidup dan zat-zat kimia di alam, kimia hijau justru berupaya mencari cara untuk mengurangi dan mencegah [[pencemaran]] pada sumbernya. Pada tahun 1990 ''Pollution Prevention Act'' (Undang-Undang Pencegahan Pencemaran) telah disahkan di Amerika Serikat. Undang-undang ini membantu menciptakan ''modus operandi'' untuk berurusan dengan pencemaran secara inovatif dan asli. Undang-undang ini bertujuan untuk mencegah masalah sebelum mereka terjadi.
'''Kimia hijau''', juga disebut '''kimia berkelanjutan''', adalah filsafat penelitian dan rekayasa/teknik kimia yang menganjurkan desain produk dan proses yang meminimasi penggunaan dan penciptaan senyawa-senyawa berbahaya.<ref>{{cite web|url=http://www.epa.gov/greenchemistry/ |title= Green Chemistry |publisher=United States Environmental Protection Agency |date=2006-06-28 |accessdate=2011-03-23}}</ref> Sementara [[kimia lingkungan]] adalah cabang kimia yang membahas lingkungan hidup dan zat-zat kimia di alam, kimia hijau justru berupaya mencari cara untuk mengurangi dan mencegah [[pencemaran]] pada sumbernya. Pada tahun 1990 ''Pollution Prevention Act'' (Undang-Undang Pencegahan Pencemaran) telah disahkan di Amerika Serikat. Undang-undang ini membantu menciptakan ''modus operandi'' untuk berurusan dengan pencemaran secara inovatif dan asli. Undang-undang ini bertujuan untuk mencegah masalah sebelum mereka terjadi.


Sebagai sebuah filsafat kimia, kimia hijau berlaku pada [[kimia organik]], [[kimia anorganik]], [[biokimia]], [[kimia analitik]], dan bahkan [[kimia fisis]]. Sementara kimia hijau tampak berfokus pada terapan-terapan industri, sebenarnya ia berlaku juga pada sembarang cabang kimia. [[Kimia klik]] sering kali disebut sebagai sebuah gaya sintesis kimia yang konsisten dengan tujuan-tujuan kimia hijau. Fokusnya adalah meminimasi bahaya dan memaksimasi efisiensi sembarang bahan kimia. Ia berbeda dengan [[kimia lingkungan]] yang berfokus pada gejala-gejala kimia di lingkungan.
Sebagai sebuah filsafat kimia, kimia hijau berlaku pada [[kimia organik]], [[kimia anorganik]], [[biokimia]], [[kimia analitik]], dan bahkan [[kimia fisis]]. Sementara kimia hijau tampak berfokus pada terapan-terapan industri, sebenarnya ia berlaku juga pada sembarang cabang kimia. [[Kimia klik]] sering kali disebut sebagai sebuah gaya sintesis kimia yang konsisten dengan tujuan-tujuan kimia hijau. Fokusnya adalah meminimasi bahaya dan memaksimasi efisiensi sembarang bahan kimia. Ia berbeda dengan [[kimia lingkungan]] yang berfokus pada gejala-gejala kimia di lingkungan.
Baris 10: Baris 10:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Kimia hijau muncul dari berbagai gagasan dan upaya penelitian yang ada (seperti ekonomi atom dan katalisis ) menjelang tahun 1990-an. Ide atau gagasan tersebut muncul dalam konteks peningkatan perhatian terhadap masalah pencemaran lingkungan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia dan menipisnya sumber daya.
Kimia hijau pada awalnya dikembangkan sebagai tanggapan terhadap Undang-Undang Pencegahan Polusi pada tahun 1990, yang menyatakan bahwa kebijakan nasional Amerika Serika harus menghilangkan polusi dengan desain yang lebih baik, termasuk perubahan hemat biaya dalam produk, proses, daur ulang, dan sejenisnya.


Perkembangan kimia hijau di Eropa dan Amerika Serikat dikaitkan dengan pergeseran dalam strategi pemecahan masalah lingkungan, yaitu gerakan dari Peraturan Komando dan Kendali (''Command and control regulation'') dan mandat pengurangan emisi industri di "ujung pipa".
<!-- ! -->Meskipun Badan Perlindungan Lingkungan AS (Environmental Protection Agency / EPA) dikenal sebagai badan pengatur, mereka beralih dari pendekatan “komando dan kendali” atau “ujung pipa” dalam melaksanakan apa yang pada akhirnya disebut program “kimia hijau”.  


Rangkaian konsep yang sekarang dikenal sebagai kimia hijau yang bersatu pada pertengahan hingga akhir 1990-an, bersama dengan adopsi istilah yang lebih luas (yang berlaku di atas istilah yang bersaing seperti kimia "bersih" dan "berkelanjutan"). <ref>{{Cite journal|last=Linthorst|first=J. A.|date=2010-04-01|title=An overview: origins and development of green chemistry|url=https://doi.org/10.1007/s10698-009-9079-4|journal=Foundations of Chemistry|language=en|volume=12|issue=1|pages=55–68|doi=10.1007/s10698-009-9079-4|issn=1572-8463}}</ref>
Pada tahun 1991, EPA Office of Pollution Prevention and Toxics telah meluncurkan program hibah penelitian yang mendorong perancangan ulang produk dan proses kimia yang ada untuk mengurangi dampak pada kesehatan manusia dan lingkungan. EPA, bermitra dengan US National Science Foundation (NSF), kemudian mendanai penelitian dasar dalam kimia hijau pada awal 1990-an.  


Di Amerika Serikat, Badan Perlindungan Lingkungan memainkan peran awal yang signifikan dalam mengembangkan kimia hijau melalui program pencegahan polusi, pendanaan, dan koordinasi profesionalnya. Pada saat yang sama di Inggris, para peneliti di University of York berkontribusi pada pembentukan Jaringan Kimia Hijau dalam Royal Society of Chemistry , dan peluncuran jurnal ''Green Chemistry'' . <ref>{{Cite web|title=History of Green Chemistry {{!}} Center for Green Chemistry & Green Engineering at Yale|url=https://greenchemistry.yale.edu/about/history-green-chemistry|website=greenchemistry.yale.edu|access-date=2020-09-30}}</ref><ref>{{Cite web|title=Green Chemistry History|url=https://www.acs.org/content/acs/en/greenchemistry/what-is-green-chemistry/history-of-green-chemistry.html|website=American Chemical Society|language=en|access-date=2020-09-30}}</ref>
Pengenalan Penghargaan Tantangan Kimia Hijau Presiden tahunan pada tahun 1996 menarik perhatian baik pada kisah sukses kimia hijau akademis dan industri. Program Penghargaan dan teknologi yang disorotnya sekarang menjadi landasan kurikulum pendidikan kimia hijau.  

Pertengahan hingga akhir 1990-an terjadi peningkatan jumlah pertemuan internasional yang ditujukan untuk kimia hijau, seperti Konferensi Riset Gordon tentang Kimia Hijau, dan jaringan kimia hijau yang berkembang di Amerika Serikat, Inggris Raya, Spanyol, dan Italia.  

12 Prinsip Kimia Hijau diterbitkan pada tahun 1998, memberikan bidang baru dengan seperangkat pedoman yang jelas untuk pengembangan lebih lanjut (1). Pada 1999, Royal Society of Chemistry meluncurkan jurnal Green Chemistry. <ref>{{Cite web|title=History of Green Chemistry {{!}} Center for Green Chemistry & Green Engineering at Yale|url=https://greenchemistry.yale.edu/about/history-green-chemistry|website=greenchemistry.yale.edu|access-date=2020-09-30}}</ref><ref>{{Cite web|title=Green Chemistry History|url=https://www.acs.org/content/acs/en/greenchemistry/what-is-green-chemistry/history-of-green-chemistry.html|website=American Chemical Society|language=en|access-date=2020-09-30}}</ref>


== Prinsip ==
== Prinsip ==
Baris 125: Baris 121:
* [https://www.rsc.org/journals-books-databases/about-journals/green-chemistry/ Kimia Hijau], Jurnal [[Royal Society of Chemistry]]
* [https://www.rsc.org/journals-books-databases/about-journals/green-chemistry/ Kimia Hijau], Jurnal [[Royal Society of Chemistry]]
* [http://www.paristechreview.com/2011/12/23/green-chemistry-industrial-strategies/ Isu bertema Kimia Hijau], disunting oleh Chao-Jun Li dan [[Paul Anastas]]
* [http://www.paristechreview.com/2011/12/23/green-chemistry-industrial-strategies/ Isu bertema Kimia Hijau], disunting oleh Chao-Jun Li dan [[Paul Anastas]]
{{portalkimia}}{{CabangKimia}}

{{CabangKimia}}{{portalkimia}}
[[Kategori:Kimia]]
[[Kategori:Kimia]]
[[Kategori:Kimia lingkungan]]
[[Kategori:Kimia lingkungan]]

Revisi per 30 September 2020 13.03


Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan, adalah filsafat penelitian dan rekayasa/teknik kimia yang menganjurkan desain produk dan proses yang meminimasi penggunaan dan penciptaan senyawa-senyawa berbahaya.[1] Sementara kimia lingkungan adalah cabang kimia yang membahas lingkungan hidup dan zat-zat kimia di alam, kimia hijau justru berupaya mencari cara untuk mengurangi dan mencegah pencemaran pada sumbernya. Pada tahun 1990 Pollution Prevention Act (Undang-Undang Pencegahan Pencemaran) telah disahkan di Amerika Serikat. Undang-undang ini membantu menciptakan modus operandi untuk berurusan dengan pencemaran secara inovatif dan asli. Undang-undang ini bertujuan untuk mencegah masalah sebelum mereka terjadi.

Sebagai sebuah filsafat kimia, kimia hijau berlaku pada kimia organik, kimia anorganik, biokimia, kimia analitik, dan bahkan kimia fisis. Sementara kimia hijau tampak berfokus pada terapan-terapan industri, sebenarnya ia berlaku juga pada sembarang cabang kimia. Kimia klik sering kali disebut sebagai sebuah gaya sintesis kimia yang konsisten dengan tujuan-tujuan kimia hijau. Fokusnya adalah meminimasi bahaya dan memaksimasi efisiensi sembarang bahan kimia. Ia berbeda dengan kimia lingkungan yang berfokus pada gejala-gejala kimia di lingkungan.

Pada tahun 2005 Ryōji Noyori mengenali tiga pengembangan-penting di dalam kimia hijau: penggunaan karbondioksida superkritis sebagai pelarut hijau, larutan-air hidrogen peroksida untuk oksidasi bersih dan penggunaan hidrogen di dalam sintesis asimetris.[2] Contoh-contoh kimia hijau terapan adalah oksidasi air superkritis, reaksi pada air, dan reaksi media kering.

Biorekayasa atau bioteknik juga dipandang sebagai sebuah teknik yang menjanjikan untuk mencapai tujuan-tujuan kimia hijau. Sejumlah bahan kimia proses penting dapat disintesis dalam organisma-organisma terekayasa, seperti asam shikimat, sebuah prakursor oseltamivir yang difermentasi oleh Roche di dalam bakteri.

Sejarah

Kimia hijau muncul dari berbagai gagasan dan upaya penelitian yang ada (seperti ekonomi atom dan katalisis ) menjelang tahun 1990-an. Ide atau gagasan tersebut muncul dalam konteks peningkatan perhatian terhadap masalah pencemaran lingkungan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia dan menipisnya sumber daya.

Perkembangan kimia hijau di Eropa dan Amerika Serikat dikaitkan dengan pergeseran dalam strategi pemecahan masalah lingkungan, yaitu gerakan dari Peraturan Komando dan Kendali (Command and control regulation) dan mandat pengurangan emisi industri di "ujung pipa".

Rangkaian konsep yang sekarang dikenal sebagai kimia hijau yang bersatu pada pertengahan hingga akhir 1990-an, bersama dengan adopsi istilah yang lebih luas (yang berlaku di atas istilah yang bersaing seperti kimia "bersih" dan "berkelanjutan"). [3]

Di Amerika Serikat, Badan Perlindungan Lingkungan memainkan peran awal yang signifikan dalam mengembangkan kimia hijau melalui program pencegahan polusi, pendanaan, dan koordinasi profesionalnya. Pada saat yang sama di Inggris, para peneliti di University of York berkontribusi pada pembentukan Jaringan Kimia Hijau dalam Royal Society of Chemistry , dan peluncuran jurnal Green Chemistry . [4][5]

Prinsip

Pada tahun 1998, Paul Anastas (yang kemudian mengarahkan Program Kimia Hijau di US EPA) dan John C. Warner (saat itu dari Polaroid Corporation) menerbitkan seperangkat prinsip yang dijadikan sebagai panduan dalam praktik kimia hijau.[6][7]  Kedua belas prinsip tersebut membahas berbagai cara untuk mengurangi dampak dari produksi bahan-bahan kimia terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, serta juga menunjukkan prioritas penelitian dalam pengembangan teknologi kimia hijau.[8]

Dua belas prinsip tersebut mencakup konsep-konsep sebagai berikut:

  • Desain proses untuk memaksimalkan jumlah bahan mentah digunakan untuk menghasilkan produk
  • Penggunaan bahan baku dan sumber energi terbarukan
  • Penggunaan zat yang aman dan ramah lingkungan (termasuk pelarut yang aman, jika memungkinkan)
  • Desain proses yang hemat energi
  • Menghindari produksi limbah, yang dipandang sebagai bentuk pengelolaan limbah yang ideal.

Dua belas prinsip kimia hijau yang dikembangkan oleh Paul Anastas dan John Warner, yaitu: [9][10]

  1. Pencegahan : Lebih baik melakukan pencegahan terhadap produksi limbah, daripada mengolah dan membersihkan limbah.
  2. Ekonomi atom : Melalui metode sintetis baru yang dirancang untuk memaksimalkan penggabungan semua bahan yang digunakan dalam proses ke dalam produk akhir, sehingga limbah yang dihasilkan lebih sedikit.
  3. Sintesis kimia yang tidak berbahaya : Metode sintetis harus menghindari penggunaan atau menghasilkan zat-zat yang beracun bagi manusia maupun lingkungan.
  4. Merancang bahan kimia yang lebih aman : Produk kimia yang dihasilkan harus dirancang untuk mempengaruhi fungsi yang diinginkan dan meminimalkan tingkat toksisitasnya.
  5. Pelarut dan alat bantu yang lebih aman : Sebisa mungkin menghindari atau meminimalkan penggunaan bahan pembantu (seperti zat pelarut, zat pemisah, dan sejenisnya), dan menggunakan zat pelarut atau bahan pembantu yang bersifat lebih aman yang tidak berbahaya bagi lingkungan apabila harus digunakan.
  6. Desain untuk efisiensi energi: Persyaratan energi dari proses kimiawi untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan dan ekonominya. Apabila memungkinkan menggunakan metode sintetik dilakukan pada suhu dan tekanan sekitar.
  7. Penggunaan bahan baku terbarukan : Bahan mentah atau bahan baku yang digunakan harus dapat diperbaharui, daripada menghabiskannya (jika memungkinkan secara teknis dan ekonomis).
  8. Mengurangi derivatif atau turunan: Mengurangi turunan yang tidak perlu (penggunaan kelompok pemblokiran, perlindungan atau deproteksi, modifikasi sementara proses fisik atau kimiawi) atau dihindari apabila memungkinkan, karena langkah-langkah tersebut memerlukan reagen tambahan dan dapat menghasilkan limbah,
  9. Katalisis: Penggunaan reagen katalitik (selektif mungkin) lebih baik daripada reagen stoikiometri.
  10. Desain untuk degradasi : Produk kimia yang dihasilkan harus dirancang sedemikian rupa sehingga pada akhir fungsinya, produk tersebut dapat terurai menjadi produk degradasi yang tidak berbahaya dan tidak bertahan lama di lingkungan.
  11. Analisis real-time untuk pencegahan polusi : Pengembangan metodologi analitik yang diperlukan untuk memungkinkan analisis real-time untuk pencegahan polusi, pemantauan dan pengendalian dalam proses sebelum pembentukan zat berbahaya.
  12. Penggunaan bahan kimia yang Lebih Aman Secara Inheren untuk pencegahan kecelakaan : Penggunaan zat dalam proses kimia apabila memungkinkan menggunakan zat kimia yang berpotensi rendah kecelakaan, termasuk ledakan, kebakaran, dan sejenisnya.

Tren

Upaya yang sedang dilakukan tidak hanya untuk mengukur kehijauan suatu proses kimia, tetapi juga untuk memperhitungkan variabel lain seperti hasil dari proses kimiawi, harga komponen reaksi, keamanan dalam menangani bahan kimia, permintaan perangkat keras, profil energi dan kemudahan pengerjaan dan pemurnian suatu produk yang dihasilkan. Dalam satu studi kuantitatif yang dilakukan, terjadi reaksi reduksi (redoks) dari nitrobenzene untuk anilin yang menerima 64 poin dari 100 menandainya sebagai sintesis diterima secara keseluruhan, sedangkan sintesis dari amida menggunakan HMDS hanya digambarkan sebagai memenuhi syarat dengan gabungan 32 poin.[11]

Kimia hijau semakin digunakan oleh para peneliti karena dinilai ampuh dalam mengevaluasi dampak nanoteknologi terhadap lingkungan.[12] Pengembangan nanomaterial memberikan dampak bagi lingkungan dan kesehatan manusia, dan proses pembuatannya harus dipertimbangkan untuk memastikan kelangsungan ekonomi jangka panjangnya.

Legislasi

Uni Eropa

Kantor pusat ECHA di Helsinki, Findlandia.

Pada tahun 2007 Uni Eropa menerapkan program Registration, Evaluation, Authorisation and Restriction of Chemicals atau yang disingkat dengan REACH.[13] Program tersebut mewajibakan bagi perusahaan untuk memberikan data yang menunjukkan bahwa produk yang mereka hasilkan aman dan tidak berbahaya.[14] Peraturan tersebut (EC No 1907/2006, tentang REACH) tidak hanya memastikan bahwa bahan kimia yang digunakan aman, tetapi juga melarang atau membatasi izin penggunaan zat atau bahan kimia tertentu.[15] Badan Bahan-bahan Kimia Eropa atau ECHA, yang merupakan lembaga Uni Eropa yang mengelola aspek teknis dan administratif pelaksanaan regulasi Registration, Evaluation, Authorisation and Restriction of Chemicals (REACH) sedang berusaha untuk menerapkan peraturan tersebut. Akan tetapi penegakannya tergantung pada negara anggota Uni Eropa.[16]

Amerika Serikat

Toxic Substances Control Act (TSCA) tahun 1976 merupakan undang-undang Amerika Serikat yang mengatur sebagian besar bahan-bahan kimia industri (tidak termasuk pestisida, makanan, dan obat-obatan).[17] Meneliti peran program regulasi tersebut dalam membentuk pengembangan kimia hijau di Amerika Serikat, analis telah mengungkapkan bahwa terdapat kelemahan struktural pada program TSCA. Misalnya yaitu pada laporan tahun 2006 kepada Badan Legislatif California yang menyimpulkan bahwa TSCA telah menghasilkan pasar bahan kimia domestik yang mendiskon sifat berbahaya bahan kimia relatif terhadap fungsi, harga, dan juga kinerjanya.[18] Para ahli berpendapat bahwa kondisi pasar seperti itu merupakan penghalang utama bagi keberhasilan ilmiah, teknis, dan komersial kimia hijau di Amerika Serikat. Sehingga perubahan kebijakan mendasar diperlukan untuk memperbaiki kelemahan tersebut.[19]

Pollution Prevention Act of 1990 atau Undang-Undang Pencegahan Polusi disahkan pada tahun 1990.[20] Undang-undang tersebut bertujuan membantu mendorong pendekatan baru dalam menangani pencemaran dengan mencegah terjadinya masalah lingkungan.

Pada tahun 2008, negara bagian California menyutujui dua undang-undang yang bertujuan untuk mendorong program kimia hijau, yaitu dengan meluncurkan California Green Chemistry Initiative. Salah satu undang-undang ini mengharuskan California Department of Toxic Substances Control (DTSC) untuk mengembangkan peraturan baru agar memprioritaskan "Bahan kimia yang menjadi perhatian" dan mempromosikan substitusi bahan kimia berbahaya dengan alternatif yang lebih aman. Peraturan yang dihasilkan tersebut mulai berlaku sejak tahun 2013, mengawali DTSC's Safer Consumer Products Program.[21][22]

Pendidikan

Banyak institusi yang menawarkan kursus dan gelar terkait bidang Kimia Hijau. Contohnya yaitu Universitas Teknik Denmark dan beberapa univesitas di Amerika Serikat seperti Universitas Massachusetts-Boston,[23]  Michigan,[24] dan Oregon.[25]

Untuk kursus tingkat master dan doktor dalam bidang Teknologi Hijau telah diperkenalkan oleh Institut Teknologi Kimia yang berada di India.[26]Terdapat juga di Universitas York Universitas Leicester, MRes Green Chemistry, Energy and the Environment di Imperial College London, Inggris. Di Spanyol terdapat universitas seperti Universitat Jaume I atau Universidad de Navarra, juga menawarkan program master Kimia Hijau.[27] Selain itu, ada juga situs web yang berfokus dalam pembahasan kimia hijau, seperti Michigan Green Chemistry Clearinghouse.[28]

Terlepas dari program Magister Kimia Hijau, Universitas Sains Terapan Zurich, ZHAW, menyajikan eksposisi dan halaman web "Membuat kimia menjadi hijau" untuk publik yang lebih luas, yang menggambarkan 12 prinsip Kimia Hijau.[29]

Tokoh

Paul T. Anastas dikenal sebagai "Bapak Kimia Hijau" karena penelitiannya yang inovatif mengenai desain, manufaktur, dan penggunaan bahan kimia dengan tingkat racun rendah dan aman bagi lingkungan.[6] Dia bersama dengan John C. Warner mengembangkan Dua Belas Prinsip Kimia Hijau pada tahun 1991, dengan tujuan mengurangi dampak dari produksi bahan-bahan kimia terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. [10]

Jurnal ilmiah kimia hijau

Penghargaan

Beberapa perkumpulan ilmiah telah menciptakan penghargaan untuk mendorong penelitian dalam bidang kimia hijau, diantaranya :

  • Australia's Green Chemistry Challenge Awards yang diawasi oleh The Royal Australian Chemical Institute (RACI).
  • Green Chemistry Challenge Awards yang disponsori oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau U.S. Environmental Protection Agency (disingkat EPA atau USEPA).[30]
  • The Canadian Green Chemistry Medal yang disponsori GreenCentre Canada.[31][32]
  • Penghargaan The Green & Sustainable Chemistry Network yang secara resmi diluncurkan pada Maret tahun 2000 di Jepang.[33]
  • Penghargaan The Green Chemical Technology Awards oleh Crystal Faraday di Britania Raya.[34][35][36]

Lihat juga

  • Portal kimia
  • Bioremediasi - teknik yang umumnya berada di luar lingkup kimia hijau
  • Ilmu teknik lingkungan
  • Green Chemistry (jurnal) - diterbitkan oleh Royal Society of Chemistry
  • Metrik kimia hijau
  • Komputasi hijau - inisiatif serupa di bidang komputasi
  • Rekayasa ramah lingkungan
  • Substitusi bahan kimia berbahaya
  • Rekayasa berkelanjutan

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Green Chemistry". United States Environmental Protection Agency. 2006-06-28. Diakses tanggal 2011-03-23. 
  2. ^ Mengikuti keanggunan praktis di dalam sintesis kimia, Ryoji Noyori, Jurnal Chemical Communications, 2005, (14), 1807 - 1811 Abstrak
  3. ^ Linthorst, J. A. (2010-04-01). "An overview: origins and development of green chemistry". Foundations of Chemistry (dalam bahasa Inggris). 12 (1): 55–68. doi:10.1007/s10698-009-9079-4. ISSN 1572-8463. 
  4. ^ "History of Green Chemistry | Center for Green Chemistry & Green Engineering at Yale". greenchemistry.yale.edu. Diakses tanggal 2020-09-30. 
  5. ^ "Green Chemistry History". American Chemical Society (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-30. 
  6. ^ a b "Father of Green Chemistry". Federal News Network (dalam bahasa Inggris). 2011-10-17. Diakses tanggal 2020-09-29. 
  7. ^ "The Twelve Principles of Green Chemistry: What it is, & Why it Matters". Compound Interest (dalam bahasa Inggris). 2015-09-24. Diakses tanggal 2020-09-29. 
  8. ^ "The 12 Principles of Green Chemistry - GreenCentre Canada". www.greencentrecanada.com. Diakses tanggal 2020-09-29. 
  9. ^ "Twelve Principles of Green Chemistry | United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization". www.unesco.org. Diakses tanggal 2020-09-29. 
  10. ^ a b "The 12 Principles of Green Chemistry". Sigma-Aldrich (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-29. 
  11. ^ Van Aken, Koen; Strekowski, Lucjan; Patiny, Luc (2006-03-03). "EcoScale, a semi-quantitative tool to select an organic preparation based on economical and ecological parameters". Beilstein Journal of Organic Chemistry. 2: 3. doi:10.1186/1860-5397-2-3. ISSN 1860-5397. PMC 1409775alt=Dapat diakses gratis. PMID 16542013. 
  12. ^ "Nanotech Project - Science-Based Research on SARMs & Bodybuilding!". Nanotech Project (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-30. 
  13. ^ "REACH - Chemicals - Environment - European Commission". ec.europa.eu. Diakses tanggal 2020-09-30. 
  14. ^ "Understanding REACH - ECHA". echa.europa.eu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-30. 
  15. ^ "Regulation (EC) No 1907/2006 - Registration, Evaluation, Authorisation and Restriction of Chemicals (REACH) - Safety and health at work - EU-OSHA". osha.europa.eu. Diakses tanggal 2020-09-30. 
  16. ^ "Homepage - ECHA". echa.europa.eu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-30. 
  17. ^ US EPA, OP (2013-02-22). "Summary of the Toxic Substances Control Act". US EPA (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-30. 
  18. ^ Wilson, M. P.; Chia, D. A.; Ehlers, B. C. (2006). "Green chemistry in California: a framework for leadership in chemicals policy and innovation" (PDF). New Solutions. 16 (4): 365–372. doi:10.2190/9584-1330-1647-136p. PMID 17317635. 
  19. ^ Wilson, M. P.; Schwarzman, M. R. (2009). "Toward a new U.S. Chemicals policy: Rebuilding the foundation to advance new science, green chemistry, and environmental health". Environmental Health Perspectives. 117 (8): 1202–9. doi:10.1289/ehp.0800404. PMC 2721862alt=Dapat diakses gratis. PMID 19672398. 
  20. ^ "The Pollution Prevention Act of 1990: Emergence of a New Environmental Policy". elr.info. Diakses tanggal 2020-09-30. 
  21. ^ "Safer Consumer Products". Department of Toxic Substances Control (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-30. 
  22. ^ "Department of Toxic Substances Control". Department of Toxic Substances Control (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-30. 
  23. ^ "Chemistry, PhD (Green Track) - University of Massachusetts Boston". www.umb.edu. Diakses tanggal 2020-09-30. 
  24. ^ "Wayback Machine" (PDF). web.archive.org. 2014-12-05. Diakses tanggal 2020-09-30. 
  25. ^ "Thinking of turning your chemistry green? Consult GEMs". EurekAlert! (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-30. 
  26. ^ "INSTITUTE OF CHEMICAL TECHNOLOGY, MUMBAI. Handbook 2020-2021" (PDF). Diakses tanggal 30 September 2020. 
  27. ^ "Información académica". web.archive.org. 2015-02-11. Diakses tanggal 2020-09-30. 
  28. ^ "Michigan Green Chemistry Clearinghouse". www.migreenchemistry.org. Diakses tanggal 2020-09-30. 
  29. ^ "The 12 Principles of Green Chemistry : Green Chemistry". www.gruene-chemie.ch. Diakses tanggal 2020-09-30. 
  30. ^ "Green Chemistry Challenge Awards (GCCA)". American Chemical Society (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-30. 
  31. ^ "Green Chemistry". Royal Society of Chemistry (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-30. 
  32. ^ "Canadian Green Chemistry and Engineering Award (Individual)". The Chemical Institute of Canada (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-30. 
  33. ^ "JACI". www.jaci.or.jp. Diakses tanggal 2020-09-30. 
  34. ^ "GCN Awards". web.archive.org. 2002-12-17. Diakses tanggal 2020-09-30. 
  35. ^ "Green Chemistry Awards Crystal Faraday Green Chemical Technology Awards The Crystal Faraday Awards celebrate outstanding achievement in the commercialisation. - ppt download". slideplayer.com. Diakses tanggal 2020-09-30. 
  36. ^ "Green Chemistry at Pfizer" (PDF). hlm. 16. Diakses tanggal 30 September 2020. 

Pranala luar