Tujuh sangkakala

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tujuh malaikat dengan tujuh sangkakala, dan seorang malaikat dengan sebuah pedupaan emas, dari "Bamberg Apocalypse.

Tujuh sangkakala (Inggris: Seven trumpets) adalah istilah bagi suatu peristiwa di mana dilakukan peniupan tujuh sangkakala oleh tujuh malaikat, satu per satu, untuk menandai rangkaian kejadian pada akhir zaman. Hal ini disaksikan dalam suatu penglihatan mengenai "Wahyu Yesus Kristus"[1] oleh Yohanes ketika berada di pulau Patmos dan dicatatnya dalam kitab Wahyu kepada Yohanes yang termasuk ke dalam bagian Perjanjian Baru pada Alkitab Kristen.[2] Catatan mengenai tujuh malaikat dan tujuh sangkakala ini ditulis detail pada Wahyu 8-11.

Tabel ringkasan[sunting | sunting sumber]

Peniupan sangkakala kedua, suatu gunung besar yang menyala-nyala jatuh ke dalam laut. Beatus de Facundus, 1047.
Peniupan sangkakala keempat, Wahyu 8. Beatus Escorial.
Sangkakala Peristiwa Akibat Ayat Alkitab Arti Rohani
Pertama Terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah, semua dilemparkan ke bumi terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau. Wahyu 8:7 1/3 Pohon terbakar: Pohon adalah makanan orang (dalam hal ini makanan orang rohani yaitu FT) pada masa sangkakala 1 dibunyikan maka FT dirusakkan (tidak lagi murni) oleh campuran pengajaran duniawi, falsafah, dll sehingga 1/3 rusak.

Semua rumput terbakar: rumput adalah makanan hewan (orang yang undur dari Tuhan, bdk 2 Pet 2:12) yaitu makanan jiwa seperti sopan santun, tata krama, budi pekerti rusak semuanya

Kedua Sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut sepertiga dari laut itu menjadi darah, dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal. Wahyu 8:8–9 Gunung besar ini bukan Gunungnya Tuhan yg adalah gambaran suatu agama dari IBLIS,

yang membawa kematian kepada laut ( DUNIA ) dan membuat mati rohani sepertiga + sepertiga org org dunia yang tdk tertulis dalam kitab kehidupan

Ketiga Jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, bernama Apsintus, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit. Wahyu 8:10–11 Apsitus adalah gambaran TOKOH ROHANI (ingat kitab keluaran bahwa keturunan Abraham seperti bintang dan pasir), yang jatuh sehingga menyebabkan air menjadi pahit (orang yang undur dari Tuhan hidupnya menjadi pahit (bdk Ibr 12:15), membuat banyak orang yang menjadi pahit (seperti naomi, bdk rut 1:20).
Keempat Terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari. Wahyu 8:12 Benda-benda langit adalah gambaran orang Kristen yang tidak lagi menjadi terang dunia karena 1/3 padam membawa dampak yang sangat besar inilah yang memulai dengan Roh tetapi mengakhiri dalam daging (Gal 3:3)
Kelima sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci untuk membuka lubang jurang maut. naiklah asap dari lubang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lubang itu. Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi, untuk menyakiti manusia, lima bulan lamanya.. Wahyu 9:1–11 Sebuah bintang atau Pemimpin besar rohani yang jatuh dari kebenaran yang telah membawa banyak pengajaran

kepada maut sengatnya sangat mematikan banyak org sengatnya spt kalajengking hanya org pilihan yang tdk tersengat kalajengking tsb luk 10:19

Keenam suatu suara berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu untuk melepaskan keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat untuk mengerahkan 20000 laksa tentara berkuda sepertiga umat manusia terbunuh oleh api, dan asap dan belerang. Wahyu 9:13–21
Ketujuh terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, dan kedua puluh empat tua-tua tersungkur, menyembah dan memuliakan Allah terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat. Wahyu 11:15–19

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]