Hamidullah dari Banjar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Sultan Hamidullah)
KDYMM Paduka Seri Sulthan Chamiedoela / Chamidullah / Hamidullah (Panembahan Kuning)
SULTAN BANJAR IX
Berkuasa1730-1734
Penobatan1730
SultanLihat daftar
WangsaDinasti Banjarmasin
AyahSultan Tahmidullah Panembahan Tengah Suria Alam dari Banjar
Anak1. ♂ Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah 2. ♂ Gusti Wiramanggala
AgamaIslam Sunni

Pangeran Bata Kuning[1] atau Paduka Seri Sultan Chamidullah (Hamidullah)[2] atau Sultan Ilhamid Illah / Sultan Kuning (bin Sultan Tahmidullah ke-1)[3][4] adalah Sultan Banjar yang memerintah antara tahun 1730 - 1734[5] atau 1745-1752.[6]

Relasi dengan Sultan Tamjidillah I[sunting | sunting sumber]

Selama pemerintahan Sulthan Chamiedoela / Chamidullah / Hamidullah yang menjabat mangkubumi kerajaan adalah Pangeran Tamjidillah I. Pangeran Tamjidillah I merupakan adik Sultan Chamidullah. Setelah mangkatnya Sultan Chamidullah / Hamidullah, mangkubumi Pangeran Tamjidillah I menjabat Pemangku Raja (wali Sultan) dengan gelar Sultan Sepuh atau Paduka Seri Sultan Tamjidillah I.[7][3][8]

Menurut Arsip Nasional Republik Indonesia, korespondensi antara Raja Banjar Sultan Hamidullah kepada VOC-Belanda terjadi sejak tanggal 23 Mei 1730 sampai 1 Juli 1732 .[9]

Sulthan Koening / Chamidullah / Ilhamid Illah adalah Sultan Banjar yang memerintah tahun 1730-1734.[10][11][12][13]

Abad ke-18 di Kesultanan Banjar dimulai dengan masa pemerintahan Sultan Hamidullah yang bergelar Sultan Kuning (1700-1734). Pemerintahan pada masa Sultan tersebut dikenal dengan pemerintahan yang paling stabil, tidak ada pertentangan dan perebutan kekuasaan, tidak ada campur tangan bangsa asing baik politik maupun ekonomi, sehingga boleh dikatakan kesultanan Banjarmasin mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan ini. Rupanya, kepemimpinan Sultan Kuning yang cukup bijaksana, dan “kepekaannya” terhadap segala situasi yang dihadapinya, menyebabkan lawan-lawan politiknya tidak berani dan segan melakukan makar-makar yang merusak jalannya stabilitas pemerintah. Karena situasi ini telah mulai diciptakan oleh Amirullah Bagus Kesuma, ayah Sultan Kuning. Kemangkatan Sultan Hamidullah tahun 1734, merupakan pertanda awan mendung di kesultanan Banjarmasin. Kembali muncul penyakit lama, pertentangan kepentingan perebutan kekuasaan mulai terjadi lagi. Apalagi putra mahkotanya belum dewasa pada saat Sultan mangkat. Sesuai dengan tradisi, maka wali dipegang oleh pamannya atau adik Sultan Kuning yaitu pangeran Tamjidillah, sehingga kelak jika putra mahkota telah dewasa, barulah tahta kerajaan akan diserahkan. Pangeran Tamjidillah sebagai wali sultan mempunyai siasat yang lebih jauh, yaitu berkeinginan menjadikan hak kekuasaan politk berada dalam tangannya dan keturunannya. Untuk itu, Pangeran Mohammad Aliuddin Aminullah yang telah dewasa menjadi menantunya. Dengan perkawinan tersebut, putra mahkota tentunya tidak sampai hati meminta bahkan merebut kekuasaan dari mertuanya, yang berarti sama dengan ayahnya sendiri. Kenyataan memang demikian, sehingga putra mahkota tidak begitu bernafsu, untuk meminta kembali hak atas tahta kesultanan Banjarmasin. Oleh sebab itu, Pangeran Tamjidillah berhasil berkuasa selama 25 tahun dan mengangkat dirinya menjadi Sultan dengan gelar Sultan Sepuh (1734-1759). Tetapi bagaimanapun juga Pangeran Mohammad Aliuddin Aminullah ingin mengambil kembali hak atas tahta kerajaan sebagai ahli waris yang sah dari Sultan Kuning. Usahanya meminta bantuan VOC merebut tahta dari pamannya, sekaligus juga mertuanya, tidak kunjung tiba, karena itu dengan inisiatif sendiri, Pangeran Mohammad Aliuddin Aminullah berhasil lepas dari kungkungan pamannya dan melarikan diri ke Tabanio, sebuah pelabuhan perdagangan lada yang terpenting dari kesultanan Banjarmasin. Putera mahkota menjadi bajak laut untuk mengumpulkan kekuatan, dan menanti saat yang baik merebut kembali tahta pamannya. Sementara itu Sultan Tamjidillah pada tahun 1747 membuat kontrak dagang dengan VOC, yang merupakan dasar bagi VOC, untuk mengadakan hubungan dagang dan politik dengan kesultanan Banjarmasin sampai tahun 1787.

Sultan Hamidullah / Badarul Alam mangkat dan dimakamkan di Kampung Dalam Pagar, Martapura.

Dihapuskan namanya dalam daftar Sultan Banjar[sunting | sunting sumber]

Sultan Kuning/Hamidillah (dinasti Tutus Tuha) telah dihapuskan namanya dalam daftar Sultan Banjar oleh usurpator dinasti Tutus Anum.

Tertulis dalam Notulen van de Algemeene en Directie-vergaderingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1864:315) menyebutkan:[14]

„De 8ste sulthan van Bandjermasin, Tahhmid Illah I‚ liet bij zijn overlijden twee zonen na, de oudste genaamd sulthan Hhamid Illah of sulthan Koening, en de jongste genaamd pangeran Sepah. Hhamid Illah werd bij het overlijden zijns vaders sulthan, doch regeerde slechts zeer korten tijd en liet eenen minderjarigen zoon na, genaamd sulthan Mohamad Amin Ollah.

„Gedurende de minderjarigheid van dezen laatste werd pangeran Sepah waarnemend sulthan, onder den naam van sulthan Tamdjid Illah I.

„Sulthan Mohamad Amin Ollah, meerderjarig geworden zijnde, nam zelf de teugels van het bewind in handen en Tamdjid Illah trad als waarnemend sulthan af; het volk bleef hem echter steeds sulthan Sepuh of den ouden sulthan noemen.

„Nadat sulthan Mohamad Amin Ollah 7 jaren over Bandjerrnasin geregeerd had, stierf ook hij, drie zonen achterlatende (pangeran Rahhmat, pangeran Abdoellah en pangeran Amir), waarvan de oudste nog te jeugdig was om zelf te regeren.

„Tamdjid- Illah I trad toen wederom als waarnemend sulthan op, en nadat de beide pangerans Rahhmat en Abdoellah op zijnen last vergiftigd en geworgd waren, verhief hij zich tot werkelijk sulthan, zijnde inmiddels pangeran Amir gevlugt, en later door kracht van wapenen, en met behulp der O. I.compagnie gevangen genomen en naar Ceylon verbannen.

„Ofschoon Hhamid Illah en Mohamad Amin Ollah (hiervoren genoemd), de wettige troonsopvolgers, eenigen tijd over Bandjermasin hebben geregeerd, werden zij echter nimmer in de rij der vorsten opgenomen, en Tamdjid Illah I dus als de 9de sulthan van Bandjermasin besehouwd.

„Na zijnen dood in 1175 volgde zijn zoon Tahhmid lllah II hem als 10de sulthan op.

.

— Notulen van de Algemeene en Directie-vergaderingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappenn (1864:315).[14]

"Sulthan Bandjermasin ke-8, Tahhmid Illah I, meninggalkan dua putra setelah kematiannya, sulthan tertua bernama Hhamid Illah atau sulthan Koening, dan yang termuda bernama pangeran Sepah. Hhamid Illah menjadi sulthan setelah kematian ayahnya, tetapi ia memerintah hanya untuk waktu yang sangat singkat, dan meninggalkan seorang putra di bawah umur bernama sulthan Mohamad Amin Ollah.[14]

"Selama di bawah umur yang terakhir, pangeran Sepah menjadi bertindak sulthan, dengan nama sulthan Tamdjid Illah I.[14]

"Sulthan Mohamad Amin Ollah, yang telah mencapai usia mayoritas, mengambil kendali pemerintah sendiri dan Tamdjid Illah mengundurkan diri sebagai penjabat sulthan; Namun, orang-orang terus memanggilnya Sulthan Sepah atau Sulthan tua.[14]

“Setelah Sulthan Mohamad Amin Ollah memerintah Bandjerrnasin selama 7 tahun, ia juga meninggal, meninggalkan tiga putra (Pangeran Rahhmat, Pangeran Abdullah dan Pangeran Amir), yang tertua di antaranya masih terlalu muda untuk memerintah.[14]

"Tamdjid-Illah I sekali lagi bertindak sebagai sulthan, dan setelah dua pangeran Rahhmat dan Abdullah telah diracuni dan memastikan atas tanggung jawabnya, ia naik ke sulthan nyata, sekarang dikepalai oleh pangeran Amir, dan kemudian dengan baju besi, dan ditangkap dengan bantuan perusahaan OI dan dibuang ke Ceylon.[14]

“Meskipun Hhamid Illah dan Mohamad Amin Ollah (yang disebutkan di atas), penerus takhta, telah memerintah Bandjermasin selama beberapa waktu, mereka tidak pernah dimasukkan dalam garis pangeran, dan dengan demikian Tamdjid Illah I dianggap sebagai sulthan ke-9 dari Bandjermasin.[14]

"Setelah kematiannya pada tahun 1175 Hijriyah, putranya Tahhmid lllah II menggantikannya sebagai sulthan ke 10.[14]

Kontrak dengan Kompeni Belanda per tanggal 26 Oktober 1733[sunting | sunting sumber]

Dirk van Cloon, Gubernur Jenderal VOC tahun 1732-1735

Kontrak yang dibuat Koning Dachmet Door (raja Sulthan Chamiedoela) dan pangerang Souria delaga (pangérang dipatty Soeria di Laga) pada tanggal 26 Oktober 1733 (diratifikasi Gouverneur - Generaal en Raad van Indië pada 17 Maart 1734)[2][15][16]

CONTRACT 26 OCT. 1733

Contract gemaakt en gesloten door den Koning Dachmet Door en den pangerang Souria delaga, regeerders en in heerlijkheijt sijn verheeven in het Coningkrijk Banjermassing met hare’vrienden, de opperhoofden van de generale g’octroijeerde nederlandsche oost indische Comp, den Coopman Christoffel Demarre en ondercoopman David Brouwer, sijnde tot het sluijten deser g'autoriseert door den Gouverneur Generaal en de Raden van India tot Batavia.
(Kontrak dibuat dan diakhiri oleh King Dachmet Door dan pangerang Souria delaga, para penguasa dan ditinggikan dalam kemuliaan di Kerajaan Coning, Banjermassing dengan teman-temannya, para pemimpin Jenderal Hindia Timur, Coopman Christoffel de Marre dan rekan kerja David Brouwer, bergema sampai penutupan itu disahkan oleh Gubernur Jenderal dan Dewan Hindia untuk Batavia).

Articul 1.
Den Koning en Pangerang regeerders van deesen landen, belooven altoos met de E. Compagnie in vriendschap te leven, en haare onderdaenen de volgende beveelen te doen verstaan en tot die gehoorsaamheijt deselve te constringeeren, ook dat dit contract bij alle hare nazaten sal. werden geobserveert, en tot Euwig geheugen hetzelve in koper laten snijden tot een eeuwige memorie van onverganklijkheit.

2. De Compagnie sal jaarlijks soo veel jonken hier ten handel tot het verkoopen van Chineese waren moeten tollereeren als na dit Coninkrijk off rivier wille stevenen.

3. Een jonk off wankang sal door de Compagnie moeten worden getollereerd dat deselve het resteerende sijner lading van de banjareezen peper inkoopt, maar geen meer.

4. Wanneer de jonk of wankang die gepermiteert is peper in te koopen, binnen dese rivier niet vollade soude kunnen werden, ui'jt vreese van niet sonder gevaar buijten dese rivier te gera ken, sal deselve het resteerende sijner lading, mogen met gontings off andere inlandsche vaertuigen na buijten brengen, om voor de 'bank hetselve te kunnen innemen.

5. Tot voorkoming van alie sluijkerije sal aan het opperhooft van de Compe, wanneer men peper na buijten sal brengen aan de jonk of wankang, eerst kennis moeten worden gegeeven/ aan, het opperhoofd van de Compagnie dat die peper voor de gepermitteerde wankang is, die dan volgens zijn goedvinden een of - twee van sijn manschappen daar sal opsetten om te sien dat dien aan geene andere vaartuijgen werd overgegeven als aan degeene die tot den peperhandel is getollereert geworden.

6. Ook sal de Compe vrij staan een vaertuijg tot brandwagt te leggen bij den jonk die tot den peperhandel gepermitteert werd om te sien'tlat deselve in off fcTuijten desen rivier geen' pepet aan sijn medemakkers off anderen overgeeft, t’sij onder wat pretext het soude mogen sijn, sulx niet te mogen geschiede.

7. Wanneer ijmand in gontings, wankangs, off andere vaartuijgen die geslooten sijn en waarmede men peper soude kunnen vervoeren buiten en behalvc de wankang die jaarlijks moet gepermitteert worden, eenige peper laad, soo sal het opperhoofd van de Compe de cabandhaar van Tatas bij hem doen roepen en ten overstaan van deselve de peper uit die vaartuijgen haalen, confisceeren, weegen en gedeelt werden Een helft aan den Coning voor de gecontracteerde prijs te betalen en de andere helft voor de Compagnie.

8. Wanneer den Sabandhaar van Tatas off den geene die uijt 's Conings naam op Tatas is gesteld, bij het opperhoofd van de Compagnie geroepen werd over saaken die geen uijtstel nog wagte kenne veele, en hij aenstonds niet verschijnt, soo sal volgens goedvinden van het opperhooft Compagnies dienaar het alleen mogen verrigten, en het van dien selve effect sijn sal off Konings volkeren daar waren present geweest om door uijtstelle en te moete wagte voor te komen dat geen sluijkerije passeeren, dat anders ligtelijk soude kenne gebeuren. M

9. Voorts sal de Compe alle de peper werden gebragt die in dit coninkrijk werd bevonden het pikol off 125 ponden tegen 4£ Spaanse reaal, soo voor den peper als 's Conings tol en geen meerder off minder prijs te sulle mogen bedingen dan boven gesteld.

10. De Compagnie sal verpligt sijn ook alle de peper die deese landen voortbrengen tot de gestelde priis van 4£ reaal het picol off 125 ponden te moeten aennemen, sonder eenige om Kaar stoffigheijd af te wijzen.

11. Men sal aan de comp, drooge en goede peper moeten brengen en de natte sal mogen worden uitgelegd en eerst gedroogt werden eer men die behoeft in te slaan..

12. Sand, steen of diergelijke dinge die buijten de stoff van peper zijn, sal de compagnie niet behoeven in te slaan voor en aleer den peper is van alle het geene gesuivert dat hem heeft, maar schil, bast, off het gene den peper selfs van hem geeft, sal men moeten inweegen soo het gebragt werd, sonder van eenige suijvering te spreeken.

13. De comp: sal gehouden sijn wanneer hier een logie off pagger heeft gemaakt off met scheepen en sloepen is liggende, dit land en volkeren op versoek van den Coning en pangerang te assisteeren, wanneer van buijten off in dese rivier eenige vijantlijk heden werd gepleegt, sonder de ongelden door de Compe gedaan sal behoeven door den Koning te werden gerestitueerr. maar sulx voor 'Is Comps reekg te moeten blijven.

14. De banjareesen, t’sij wie het soude moge weesen, sulle de dienaaren van de Comp, ongehindert laaten en geen de minste molesten aandoen off sodanige die Eenige Compagnies dienaaren off onderhorige aandoen besteelen, off andere onordentelijkhe15 den teegen deselve pleegen, sullen mogen worden opgepakt en bij, de Compie-soo lang bewaart tot Sabandhar off degeen die in dese negorij daartoe is gesteld en geroepen, wanneer dien quaatdoender daaraan sal moeten werden overgegeven, om volgens de wette dezes lands door den Koning gestraft te werden over zijne begane faute.

15. De dienaaren en onderhoorige van de Compagnie sulle de banjareesen en alle onderhoorige van d'en Sulthan geen de minste molesten nog haar met dreijginge goederen affdwingen off moeijlijkheeden aan- doen der overtreeder die sulx aanvangt sal door ’s Koning's volkeren mogen werden opgepakt en aan het opperhoofd ten eerste overgegeven, die de sulke over sijne begane quaat na merite zal straffen.

16. ' Wanneer eenige banjarees off andere onderhoorige van de Coning op de plaats quam daar Compagnies dienaaren logeeren en w^lde amok speelen sal men de sodanige daarvan afhouden -en sien sulx te beletten, des mogelijk sijnde, maar anders sal het de dienaren en wel voornamentlijk de schiltwagten die op haar posten staan de codanige te mogen met geweld tegen gaan met het gebruik van zijr. geweer,- en den geweldpleger daardoor dood off doodelijk gequest werdende sal men daar den Sabandhaar kennis van geven, sonder verdere verantwoording te doen, sodanig ook behandeld sal worden de Hollanders wanneer die bij de Banjareese ook sodanig quaat pleege en gequest rakende sal daar ook geene navraage over sijn.

17. Wanneer Eenige Engelj-e, franse, portugeese of andere Europesche natie hier ten handel komen, soo sal den Koning en Pangerang haar moeten afwijzen en segge sij geen goederen hier kunnen bemagtigen, met die expressie deselve aanstonds moeten vertrekken, sonder hier iets te mogen verkopen off koopen.

18. Den Koning en Pangeran geven aan de Compagnie tot voortsetting van den handel de keus wat grond sij het bequaamste oordeelen om op te wonen, sijnde twee plaatsen hier in desen nog vrij daartoe aangewesen, het eene waerop men sedert het jaar 1727 al heeft gewoond en het andere gelegen een weijnig lager op de benede hoek van de eerste dwarsspruijt, daar men mede door de negorij oud Banjer na de groote spruijt vaart, welk een van beide door de Comp: ken genomen en gebruijkt werden.

19. De Compe sal op den grond die het beste g’oordeelt werd tot gebruijk een logie off pagger mogen maken, na sulk goedgevonden werd, dan wel met schepen jaarlijks eene besending doen, so als men sed* het jaar- 1727 al gedaan heeft, sonder dat men genootsaakt sal zijn een pagger of vastigheijt te bouwen, t geen in het geheel aan het goedvinden van den Gouverneur Generael en de raden van India blijft gerefereert. Aldus gecontracteert in de negorij Cajutange gelegen in t’ Coningrijk Banjermassing den 26 October 1733.

Voor t nazien (w.g.) Meurs.

Accordeert N(W .g .) J.E. Jordens E.G. Clercq

Hubungan Silsilah dengan keluarga kerajaan Sumbawa[sunting | sunting sumber]

Di bawah ini adalah silsilah Sultan Hamidullah dengan Raja Sumbawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV, yang tertulis dalam buku Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde volume 14 (1864:503):[17]

Omtrent de lans Kaliblah wordt het navolgende verhaald. Zij behoorde vroeger tot de rijkswapens van den Sultan van Sumbawa. Een dezer Sultans nu was in het huwelijk getreden met Ratoe Laija, eene zuster van Sultan Tahmid Ilah II van Bandjermasin. Uit dat huwelijk is de Sulthan Mohamad, die later over Sumbawa geregeerd heeft geboren.[17]

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR
Sultan Tahmidullah
(Panembahan Tengah)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR IX.A.
♂ Sultan Hamidullah dari Banjar
Sultan Chamidoellah
(Panembahan Kuning)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR IX.B.
Sultan Tamjidillah I
Sultan Sepuh dari Banjar
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Datu Aria
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ saudari Arung trawee
 
SULTAN BANJAR X.A.
Muhammad dari Banjar Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah
Sultan Tahmidu-Billah
 
Ratu Sultan Muhammad
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Rahmad
(Achmad)
 
PUTRA MAHKOTA
(SULTAN BANJAR XI.A.1.)
♂ Sri Pangeran Abdullah
(Amirul Mukminin Abdullah)
 
WAKIL PUTRA MAHKOTA
(SULTAN BANJAR XI.A.2.)
♂ Pangeran Amir
(Sultan Amir)
 
♂ Gusti Husin
 
ADIPATI BANUA LIMA
Kiai Adipati Singasari
 
Ratu Lawiyah binti Seri Sultan Muhammad Illah Aminullah Muhammad dari Banjarbin Sultan Hamidullah dari Banjar /Sultan Kuning
(Rabiah)
 
SULTAN BANJAR XI.B.
Sunan Nata Alam
Sultan Tamhidillah
Sultan Tahmid Illah II
(Panembahan Batu)
 
♀ Ratu Syarifah Aminah
binti Syarif Nuh mufti Prambanan
 
Ratu Anom Kasuma Giri
 
♂ Pangeran Ibrahim
 
♂ Pangeran Mangku Dilaga
 
♂ Pangeran Peraba
(Prabu Jaya)
 
♂ Pangeran Isa[18]
 
♀ Putri Sara
Ratoe Laija
 
Dewa Masmawa Sultan Mahmud
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Kiai Ngabehi Jaya Negara
(Pambakal Karim bin Datu Kabul)
 
Alooh Oengka
 
Tumenggung Dipa Nata
 
Kiai Temenggung Warga Nata
 
Nyai Ratu Sepuh
Nyai Ratna
Njahi Ratoe Intan Sarie
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR
Sulaiman dari Banjar Sultan Sulaiman Rahmatullah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Njahi Siti Gading[19]
 
♀ Nyai.......
 
♂ Pangeran Haji Muhammad bin Pg. Mangku bin Pg. Kasuma Nagara bin Ratu Anum Kasuma Yuda bin Pg. Dipati (Desa Bumi) bin Sultan Tahlil
 
 
 
 
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin II
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
ADIPATI BANUA LIMA
♂ Kiai Adipatie Danoe Radja
 
Nyai Intan
anak Alooh Oengka binti Kiai Adipati Singasari)
 
Nyai Rami binti Temenggung Dipanata binti Kiai Adipati Singasari
 
Pangeran Kasirr
 
♀ Njahi Ratoe Koemala Sarie Kamala Sari binti Kiai Adipati Singasari
 
SULTAN BANJAR
Sultan Adam
 
MANGKUBUMI BANJAR
Pangeran Mangkoe Boemi Nata
(Pangeran Husin)
 
Nyai Intan
anak Alooh Oengka binti Kiai Adipati Singasari)
 
♀ Ratoe Sjerief Akil
(Goestie Oemie)[19]
 
♂ Adipati Kandangan Pangeran Ahmad
 
♀ Ratu Salamah Hadji Musa
binti Sultan Sulaiman dari Banjar
 
RAJA KUSAN
Pangeran Haji Musa
 
Nyai Abuk
 
 
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Amaroe'llah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Permaisuri Nyai Ratu Aminah
(Nyai Dawang)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN MUDA BANJAR
Sulthan Moeda Abdoel Rachman
Abdur Rahman dari Banjar
 
 
 
 
 
♀ Ratoe Abdoel Rachman
(Goestie Siti Mariama) anak Nyai Intan binti Alooh Oengka binti Kiai Adipati Singasari[19]
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Kasoema Ningrat
 
Gusti Abun Sari
 
RAJA KUSAN/PULAU LAUT
Pangeran Abdoel Kadir
 
RAJA PULAU LAUT
Pangeran Djaija Samitra bin Pangeran Haji Musa
 
Nyai Ambak
(adik Nyai Ratu Kamala Sari)
 
♂ Raja Muda: Daeng Mas Kuncir Datu Lolo
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR
Pangeran Ratu
SULTAN BANJAR Sultan Tamjidullah al-Watsiq Billah (سلطان الواثق بالله) Tamjidillah II
 
Pangeran Djaya Kesoema
(Radin Toeyong)
bin Pangeran Amir
bin Pangeran Mangkoe Boemi Nata
 
♀ Ratoe Djaya Kesoema
(Ratoe Rampit)
 
♀ Goestie Sitie Ayer Maas
binti Pangeran Tahhmid
bin Sultan Sulaiman
 
SULTAN BANJAR
Pangeran Mangkubumi
Sultan Hidajatoellah Halilillah
(Gusti Andarun Hidayatullah II dari Banjar)
 
♀ Nyai Rahamah
 
♀ Ratoe Sjerief Oemar
 
♂ Pangeran Sjerief Oemar
 
 
 
♂ Goesti Sopie
 
 
RAJA PULAU LAUT
♂ Pangeran Sulaiman
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Amin Bin Sultan Tamjidullah al-Watsiq Billah (سلطان الواثق بالله) Tamjidillah II
 
♀ Ratoe Amien Poetri Boelan binti Sultan Hidajatoellah Halilillah (Gusti Andarun Hidayatullah II dari Banjar)
 
 
 
Pangeran Kesoema Indra
bin Pangeran Kasirr
bin Sulaiman dari Banjar
 
♀ Ratu Salamah anak dari Ratu Siti Aer Mas
 
 
Ratu Sari Banun
 
Pangeran Muhammad Illah Wirakusuma III dari Banjar bin MANGKUBUMI BANJAR
Pangeran Mangkubumi Wira kasoema Wirakusuma II dari Banjar (Gusti Mayur)
 
 
 
 
 
♀ Ratoe Saléha anak dari Nyai Rahamah
 
♂ Pangeran Mohhamad Ali Bassa
(Goesti Isa)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin III
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Pangeran Sulaiman
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Mohhamad Hanafia
 
♂ Pangeran Shashra Kesuma
(anak Nyai Noerain)
 
Pangeran Abdullah bin Pangeran Muhammad Illah Wirakusuma III dari Banjar bin MANGKUBUMI BANJAR Pangeran Mangkubumi Wira kasoema Wirakusuma II dari Banjar (Gusti Mayur
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Ratu Halimah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
....
 
Pangeran Dawud
 
♀ R.A. Zakiyah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Daeng Sarrojini Naidu
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
....
 
 
 
Pangeran Yusuf Dawud (Raden Yusuf Dawud)
 
♀ Ning Munifah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Raihan Omar Hasani Priyanto
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
....
 
 
 
 
 
♂ Ismail Hasyim
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

}} |}

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Tamar Djaja (1965). Pustaka Indonesia: riwajat hidup orang-orang besar tanah air. 2. Bulan Bintang. 
  2. ^ a b Hindia-Belanda (1965). Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia-Belanda 1635-1860 (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat. hlm. 12. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-04-08. Diakses tanggal 2019-01-09. 
  3. ^ a b van Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863 (dalam bahasa Belanda). 1. D. A. Thieme. hlm. 7. 
  4. ^ "Rulers in Asia (1683 – 1811): attachment to the Database of Diplomatic letters" (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia. hlm. 48. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-03-13. Diakses tanggal 2018-09-23. 
  5. ^ Gordon, Bruce R. (2018-01-11). "Southeast Asia: the Islands". CoreComm Internet - Start. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-11. Diakses tanggal 2018-09-23. 
  6. ^ C. E. van Kesteren, R. A. van Sandick, J. E. de Meyier (1899). De Indische gids (dalam bahasa Belanda). 21. J. H. de Bussy. hlm. 278. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-13. Diakses tanggal 2019-11-26. 
  7. ^ De Indische gids (dalam bahasa Belanda). 23. J. H. de Bussy. 1901. hlm. 925. 
  8. ^ Kartodirdjo, Sartono (1973). Sejarah perlawanan-perlawanan terhadap kolonialisme. Pusat Sejarah ABRI. hlm. 7. 
  9. ^ "Mencari Surat-Surat :: Sejarah Nusantara". Arsip Nasional Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-07. Diakses tanggal 2018-09-23. 
  10. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-10. Diakses tanggal 2018-09-23. 
  11. ^ (Belanda) van Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart. 1. D. A. Thieme. hlm. 7. 
  12. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-03. Diakses tanggal 2018-09-23. 
  13. ^ (Indonesia) Saleh, Mohamad Idwar (1993). Pangeran Antasari. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. hlm. xv. 
  14. ^ a b c d e f g h i Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1864). "Notulen van de Algemeene en Directie-vergaderingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappenn" (dalam bahasa Belanda). 1. Lange & Company: 315. 
  15. ^ "Koninklijk Instituut voor de Taal-, Land- en Volkenkunde van Nederlandsch-Indië". Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van. M. Nijhoff. 1938. hlm. 170. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-13. Diakses tanggal 2022-12-13. 
  16. ^ Knapen, Han (2001). Forests of Fortune?: The Environmental History of Southeast Borneo, 1600-1880. KITLV Press.  ISBN 9067181587, 9789067181587
  17. ^ a b "Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde" (dalam bahasa Belanda). 14. Batavia: Lange & Company, Martinus Nijhoff. 1864: 503. 
  18. ^ https://web.archive.org/web/20140303172019/http://sinarbulannews.wordpress.com/2011/01/02/silsilah-keturunan-sultan-adam-al-wasikubillah-martapura-kerajaan-banjar/
  19. ^ a b c Willem Adriaan Rees (1867). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: nader toegelicht (dalam bahasa Belanda). Dutch East Indies: D.A. Thieme. hlm. 22. 


{{Portal bar|Islam|Indonesia|Sejarah|Biografi}}

Referensi[sunting | sunting sumber]


{{Portal bar|Islam|Indonesia|Sejarah|Biografi}}

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]