Menaka

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Menaka
मेनका
Lukisan Menaka menggoda Wiswamitra, karya Raja Ravi Varma.
Lukisan Menaka menggoda Wiswamitra, karya Raja Ravi Varma.
Tokoh dalam mitologi Hindu
NamaMenaka
Ejaan Dewanagariमेनका
Ejaan IASTMénakā
Kitab referensiRamayana, Purana, Mahabharata
KediamanKahyangan Indra
GolonganBidadari
AnakSakuntala

Dalam mitologi Hindu, Menaka (bahasa Sanskerta: मेनका; Ménakā) adalah nama seorang bidadari dari kahyangan yang sangat cantik jelita. Sebagian kisah hidupnya muncul dalam Ramayana dan Adiparwa. Dalam Ramayana, Menaka merupakan bidadari yang menggoda Wiswamitra, sedangkan dalam Adiparwa, Menaka diceritakan sebagai ibu dari Sakuntala.

Menaka dan Wiswamitra[sunting | sunting sumber]

Pada suatu ketika, ia diutus oleh Indra, Raja para Dewa, untuk menggagalkan tapa yang dilakukan oleh Wiswamitra. Namun ia takut menjalankan tugas sendirian, sebab ia tahu bahwa kutukan Wiswamitra yang sedang marah sangat dahsyat. Akhirnya Indra menjamin bahwa ia akan ditemani oleh Dewa Bayu dan Dewa Kama. Setelah yakin dengan jaminan Indra, Menaka menuju ke tempat pertapaan Wiswamitra.

Setelah tiba di tempat tujuan, Dewa Bayu menyebarkan bau harum Menaka untuk memancing asmara Wiswamitra. Setelah Wiswamitra membuka mata, Dewa Bayu menyingkap kain yang dikenakan Menaka. Pada saat itulah, Dewa Kama memanah Wiswamitra dengan panah asmara. Akhirnya, nafsu asmara Wiswamitra bangkit untuk mencintai Menaka. Selama beberapa tahun keduanya menjalin cinta, tetapi Wiswamitra akhirnya sadar bahwa Menaka hanyalah godaan yang diberikan oleh Indra untuk menggoda tapanya. Dengan sorot mata yang memancarkan kemarahan, Wiswamitra memandang Menaka. Menaka gemetar ketakutan dan memohon ampun di hadapan Wiswamitra supaya ia tidak dikutuk, sebab ia hanya menjalankan tugas.

Wiswamitra tidak mengutuk Menaka, tetapi ia kecewa sebab pantangan yang ia taati selama bertahun-tahun dilanggarnya karena telah menjalin cinta dengan bidadari Menaka. Akhirnya Wiswamitra pergi meninggalkan Pushkara dan pergi menuju Himalaya untuk melanjutkan tapanya. Beberapa versi mengatakan bahwa Wiswamitra mengutuk Menaka agar mereka melupakan segala cintanya.

Karena telah menyelesaikan tugasnya, Menaka kembali ke kahyangan, tetapi ia juga hamil setelah menjalin hubungan asmara dengan Wiswamitra. Di hulu sungai Malini yang terletak di kaki Gunung Himalaya, Menaka melahirkan seorang bayi perempuan. Bayi tersebut ditinggalkan begitu saja sementara sang ibu terbang ke kahyangan. Kamudian Bagawan Kanwa yang sedang berada di dekat sungai Malini menemukan bayi tersebut sedang dijaga oleh burung Sakuni. Karena kasihan, bayi itu dipungut lalu diberi nama "Sakuntala", oleh sebab ia dirawat oleh burung Sakuni. Sakuntala lalu menikah dengan Duswanta, dan melahirkan seorang raja terkenal yang bernama Bharata.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]