Leukippos

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Infobox orangLeukippos

Nama dalam bahasa asli(grc) Λεύκιππος
Biografi
Kelahiran5 abad SM
Miletos, presumably
Kematian5 abad SM
Kegiatan
SpesialisasiFilsafat dan kosmologi
Pekerjaanfilsuf, fisikawan
AliranAtomisme, materialisme dan Filsafat pra-Sokrates
MuridDemocritus

Leukippos (/lˈsɪpəs/; Λεύκιππος, Leúkippos) adalah seorang filsuf yang merintis mazhab Atomisme.[1][2][3][4] Ia juga merupakan guru dari Demokritos.[1][5][6] Di dalam filsafat Atomisme, pemikiran Demokritos lebih dikenal ketimbang Leukippos, meskipun amat sulit membedakan antara pandangan Leukippos dan Demokritos.[1][6] Para ahli masa kini menganggap bahwa Leukippos merumuskan garis besar ajaran-ajaran atomisme, lalu Demokritos mengembangkan pemikiran gurunya lebih lanjut.[1][4][5]

Atomisme Leukippos berasal dari bentuk-bentuk yang tidak terbatas dan eksis dalam gerakan konstan, menciptakan sebuah alam deterministik yang segala sesuatunya disebabkan oleh tabrakan atom-atom. Leukippos menggambarkan awal mula kosmos sebagai sebuah pusaran atom-atom yang kemudiannya membentuk bumi, matahari, bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya. Karena Leukippos meyakini bahwa atom-atom dan kekosongan adalah tidak terbatas, ia menduga bahwa dunia lainnya harus eksis sebagai kosmos yang terbentuk disuatu tempat lainnya. Leukippos dan Demokritos menggambarkan sebuah nyawa sebagai bentuk dari susunan atom yang berbentuk bola dan beredar ke seluruh tubuh melalui pernapasan dan menciptakan masukan pikiran dan sensorik.

Catatan tentang Leukippos berasal dari Aristoteles dan Theofrastos, filsuf kuno yang hidup setelah Leukippos dan hanya sedikit yang diketahui dari hidup Leukippos. Para ilmuwan sepakat bahwa Leukippos itu nyata meskipun beberapa ilmuwan mempertanyakan keberadaannya alih-alih menghubungkan pemikiran-pemikirannya dengan Democritus. Para filsuf masa kini jarang sekali membedakan gagasannya masing-masing. Dua karyanya diatribusikan kepada Leucippus (The Great World System dan On Mind), namun hampir semua isinya telah hilang kecuali satu kalimat.

Riwayat Hidup[sunting | sunting sumber]

Riwayat hidup Leukippos (sekitar abad ke-5 SM) sulit diketahui sebab hanya sedikit sumber kuno yang berbicara tentang kehidupan dan karyanya.[1] Epikuros dan Samos bahkan membantah bahwa Leukippos adalah tokoh historis.[1][3][6] Akan tetapi, Aristoteles dan Theophrastos, muridnya, menyatakan Leukippos sebagai pendiri mazhab Atomisme, dan kesaksian mereka lebih dipercaya para ahli masa kini.[1][2][3]

Tempat kelahiran Leukippos tidak diketahui, namun ada sumber kuno yang mengatakan bahwa Leukippos berasal dari kota Miletos atau kota Elea.[1][6] Leukippos dikatakan memiliki hubungan dengan mazhab Elea.[1] Ada kemungkinan ia menetap di Elea beberapa waktu dan merumuskan filsafatnya sebagai kritik atas filsafat Elea.[1]

Pemikiran[sunting | sunting sumber]

Tentang Atom[sunting | sunting sumber]

Leukippos telah diakui sebagai pengembang mazhab Atomisme. Leukippos menyatakan bahwa segala sesuatunya terbentuk berdasarkan mikroskopik, partikel tak terpisahkan yang berinteraksi dan bergabung untuk menghasilkan segala sesuatu di dunia[7][8]. Atom-atom yang didalilkan oleh Leucippus mempunyai banyak sekali bentuk dan ukuran, meskipun ukuran dan bentuk setiap atom tetap dan tidak berubah. Mereka berada dalam keadaan bergerak konstan dan terus menerus mengubah pengaturan satu sama lain[9][10]. Dia beralasan bahwa pasti ada jenis atom yang tak terhingga karena tidak ada alasan mengapa atom tidak boleh ada[11][12].

Menurut Aristoteles, Leukippos memperdebatkan secara rasional pasti terdapat titik terkecil dari suatu benda. Alasannya karena jika sebuah objek dibuat secara keseluruhan dari titik yang bisa dibagi, maka ia tidak akan memiliki struktur apa pun dan tidak berwujud[13][14]. Leukippos mengembangkan atomisme bersama dengan anak didiknya, Demokritos[7][8]. Leukippos diakui sebagai pencipta mazhab Atomisme, sementara Demokritos diakui telah menguraikannya dan menerapkannya pada fenomena alam[15].

Sebanyak dua karya tercatat sebagai hasil karya Leukippos : The Great World System dan On Mind[16][7]. The Great World System diperkirakan sebenarnya berjudul The World System yang kemudian dinamai ulang untuk mencegah terjadinya mispersepsi dengan karya Demokritos yang berjudul The Little World System. Leukippos meyakini bahwa segala sesuatunya pasti terjadi secara deterministik, karena posisi dan gerakan atom menjadi bahwa atom-atom akan bertabrakan dengan cara-cara tertentu[17][18], memicu terjadinya Prinsip Kausalitas[19].

Eleatik dan Kehampaan[sunting | sunting sumber]

Mazhab Atomisme merupakan sebuah respon langsung terhadap Filososfi Eleatik. Kaum Eleatik percaya bahwa ketidakadaan atau kehampaan tidak bisa eksis secara sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika terdapat kehampaan, maka pasti juga tidak ada gerak dan segala sesuatunya harus menjadi satu[20][21]. Leukippos setuju dengan logika tersebut namun ia mengatakan bahwa adanya kehampaan, maka ia juga setuju dengan adanya gerakan dan pluralitas[22][23]. Seperti halnya dengan kaum Eletaik, Leukippos percaya bahwa sesuatu yang nyata berada dalam sebuah keadaan yang abadi, dan tidak ada sesuatu pun yang dapat muncul atau lenyap, baik pada atom dan kekosongan[24][25]. Aristoteles menggambarkan Leukippos sebagai orang yang mengatakan bahwa atom-atom bukan sebagai tambahan terhadap kehampaan, tapi atom-atom dan kehampaan adalah dua hal berlawanan yang muncul secara bersama-sama[24]. Filsuf Simplicius dari Kikilia juga mencatat pemikiran tersebut namun ia merujuk pemikiran itu kepada Demokritus, bukan Leukippos[26]. Sedangkan menurut Filsuf Lactantius, Leukippos membandingkan atom-atom terhadap partikel-partikel debu yang mengambang dapat dilihat pada waktu siang hari[27].

Mazhab Atomisme Leukippos mempertahankan konsep realitas yang telah dikembangkan oleh kaum Eleatik, namun menerapkan konsep itu terhadap sebuah penjelasan fisik dari dunia[22][28]. Dengan menjauh dari titik abstrak dan unit geometri, Leukippos membentuk solusi yang memungkinkan terhadap paradoks gerakan yang ditemukan oleh Zeno dari Elea yang berpendapat bahwa ketidakterpisahan membuat gerakan menjadi tidak mungkin[29][30]. Leukippos juga menentang argumen Eleatik yang menentang pembagian: bahwa setiap pemisah antara dua benda juga dapat dibagi. Ia berpendapat bahwa kekosongan adalah suatu pembatas yang tidak mempunyai wujud sehingga tidak dapat dibagi-bagi[31]. Meskipun Leukippos menggambarkan atom dapat bersentuhan satu sama lain, Aristoteles memahami bahwa atom berada berdekatan satu sama lain, karena Leukippos menyatakan bahwa harus ada ruang kosong di antara semua atom[23][32].

Determinisme[sunting | sunting sumber]

Leukippos juga mengajarkan semacam pandangan determinisme di dalam satu fragmennya yang masih tersisa.[2][3][6] Leukippos mengatakan:

"Tidak ada satu hal pun yang terjadi secara sembarangan, melainkan semuanya terjadi karena maksud tertentu dan kebutuhan tertentu" (di dalam bahasa Inggris, "No thing happens in vain, but all things for reason and by necessity.")[2][3][6]

Nihil fit sine causa (tidak ada satupun peristiwa di muka bumi ini yang terjadi tanpa sebab)

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i j K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius.
  2. ^ a b c d (Inggris) Ted Honderich (ed.). 1995. The Oxford Companion to Philosophy. Oxford, New York: Oxford University Press.
  3. ^ a b c d e (Inggris) C.C.W. Taylor. 2006. "The Atomist". In The Cambridge Companion to Early Philosophy, ed. A.A. Long. London: Cambridge University Press.
  4. ^ a b (Inggris) Richard McKirahan. 2003. "Presocratic Philosophy". In The Blackwell Guide to Ancient Philosophy. Christopher Shields (Ed.). Malden: Blackwell Publishing.
  5. ^ a b Juhaya S. Praja. 2005. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Kencana.
  6. ^ a b c d e f (Inggris) Jonathan Barnes. 2001. Early Greek Philosophy. London: Penguin.
  7. ^ a b c Skordoulis & Koutalis 2013, hlm. 467.
  8. ^ a b Taylor 1999, hlm. 181–182.
  9. ^ Zilioli 2020, hlm. 4.
  10. ^ Barnes 2012, hlm. 365–366, 440.
  11. ^ Gregory 2020, hlm. 24, 452.
  12. ^ Barnes 2012, hlm. 363–365.
  13. ^ Hasper 2014, hlm. 66.
  14. ^ Barnes 2012, hlm. 360.
  15. ^ McKirahan 2011, hlm. 304.
  16. ^ Graham 2008, hlm. 334.
  17. ^ McKirahan 2011, hlm. 320.
  18. ^ Kirk & Raven 1957, hlm. 418.
  19. ^ Barnes 2012, hlm. 413.
  20. ^ Skordoulis & Koutalis 2013, hlm. 467–468.
  21. ^ Gregory 2020, hlm. 23–24.
  22. ^ a b Vamvacas 2009, hlm. 212.
  23. ^ a b Stokes 1971, hlm. 219.
  24. ^ a b Vamvacas 2009, hlm. 212–213.
  25. ^ Kirk & Raven 1957, hlm. 405.
  26. ^ Graham 2008, hlm. 345.
  27. ^ Barnes 2012, hlm. 366.
  28. ^ Laks 2018, hlm. 89.
  29. ^ Furley 1987, hlm. 110.
  30. ^ Kirk & Raven 1957, hlm. 372.
  31. ^ Stokes 1971, hlm. 221–222.
  32. ^ Barnes 2012, hlm. 349.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]