Tondano (kota): Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
Baris 14: | Baris 14: | ||
}} |
}} |
||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dorpsgezicht te Tondano noord-Celebes. TMnr 60008303.jpg|jmpl|Desa Tondano tahun 1900-1920]] |
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dorpsgezicht te Tondano noord-Celebes. TMnr 60008303.jpg|jmpl|Desa Tondano tahun 1900-1920]] |
||
aran air. |
|||
'''Kota Tondano''' adalah [[ibu kota]] dari kabupaten [[Kabupaten Minahasa|Minahasa]], provinsi [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]. Kota Tondano meliputi 4 [[kecamatan]] yang berada disekitaran [[Danau Tondano]]. Kota ini terletak di tol sejauh 35 km ke arah Selatan melewat kota [[Kota Tomohon|Tomohon]], arah Timur via kecamatan Tombulu, dan arah [[Universitas Negeri Manado]] (UNIMA), tepatnya di kampus UNIMA Tonsaru [[Tondano Selatan, Minahasa|Tondano Selatan]]. Tondano merupakan kota kelahiran Pahlawan Nasional, Doktor [[Sam Ratulangi]], yang juga merupakan gubernur [[Sulawesi]] yang pertama. Kata "tondano" dalam bahasa [[Bahasa Minahasa|Minahasa]] disebut ''toulour'' yang artinya "orang air", ''tou'' berarti orang, ''lour'' berarti hamparan air. |
|||
== Etimologi == |
== Etimologi == |
Revisi per 21 Mei 2022 02.20
Kota Tondano | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Utara |
Kabupaten | Minahasa |
Kecamatan | Tondano Utara Tondano Timur Tondano Barat Tondano Selatan |
Luas | |
• Total | 81,00 km2 (31,27 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 67.235 |
• Kepadatan | 830,06/km2 (2,149,8/sq mi) |
aran air.
Etimologi
Kata Tondano merupakan gabungan kata Tou dalam bahasa Tombulu yang memiliki arti orang dan Rano yang artinya air. BIla mengacu dari kedua kata ini, maka Tondano memiliki makna sebagai masyarakat atau penduduk yang tinggal disekitar air yang masyrakatnya saat itu memang tinggal di sekitar Danau Tondano yang juga diperkirakan mendapatkan namanya dari istilah ini.[2]
Sejarah
Masa sebelum pendudukan Belanda
Wilayah Tondano pada abad 1800-an terbagi menjadi dua walak, yaitu Tondano Toulimambot dan TondanoTouliang yang akhirnya baru disatukan pada tanggal 20 Agustus 1809 dengan Jacob Supit yang bertugas sebagai kepala walak untuk meredam pertengkaran masyarakat Tondano saat itu.[3]
Masa pendudukan Belanda
Pada tahun 1920, nama Tondano diganti menjadi Toulour pada tahun 1920 hingga 1966. Kata Toulour merupakan penggabungan makna dari kata Tou dalam bahasa Tombulu yang bermakna orang dan Lour yang bermakna danau, jadi Toulour bermakna anak danau. [4]
Demografi
Penduduk
Kota Tondano memiliki luas wilayah 81,00 km2, dan pada tahun 2020 memiliki jumlah penduduk sebanyak 67.235 jiwa, dimana laki-laki sebanyak 34.074 jiwa dan perempuan 33.161 jiwa, dengan kepadatan penduduk 830,06 jiwa/km2.[1]
Kecamatan | Penduduk (2020) |
---|---|
Tondano Selatan | 17.281 |
Tondano Barat | 21.405 |
Tondano Utara | 12.959 |
Tondano Timur | 15.590 |
Kota Tondano | 67.235 |
Suku
Berdasarkan suku, pada umumnya penduduk kabupaten Minahasa termasuk di kota Tondano, berasal dari suku Minahasa sebagai penduduk asli wilayah tersebut.[5] Adapaun suku lain, pada umumnya berasal dari suku Sangir, Talaud, Gorontalo, Bolaang Mongondow, dan suku pendatang lainnya, seperti Jawa, Bugis, dan aasl Papua.
Agama
Dalam bidang keagamaan, masyarakat kota Tondano memiliki beragam kepercayaan. Data Kementerian Dalam Negeri tahun 2020 mencatat bahwa mayoritas penduduk Tondano memeluk agama Kristen yakni 89,80% dimana Protestan 85,08% dan Katolik 4,72%. Sebahagian lagi memeluk agama Islam yakni 10,01%, kemudian Kepercayaan 0,13%, Hindu 0,03%, Budha 0,02% dan Konghucu 0,01%[1] Rumah ibadah yang ada di kota ini yakni terdapat 136 bangunan gereja Protestan, 7 bangunan masjid, 6 bangunan gereja Katolik, dan 2 bangunan Pura.[6]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 16 Februari 2021.
- ^ Wenas, Jessy (2007). Sejarah dan kebudayaan Minahasa. Jakarta: Institut Seni Budaya Sulawesi Utara. hlm. 15.
- ^ Marzuki, Irfanuddin Wahid (1 Juli 2019). "Tondano Masa Kolonial: Kota Kolonial Berwajah Tradisional". Tumotowa. 2 (1): 13–22. doi:10.24832/tmt.v2i1.27. ISSN 2722-7693.
- ^ Watuseke, F.S. (1987). "Tondano and not toulour". Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde. 143 (4): 552–554. ISSN 0006-2294.
- ^ "Asal Muasal Suku Minahasa di Sulawesi Utara". www.tribunmanadowiki.tribunnews.com. Diakses tanggal 17 Februari 2021.
- ^ "Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kecamatan". www.minahasakab.bps.go.id. Diakses tanggal 17 Februari 2021.