Wanokaka, Sumba Barat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 66: Baris 66:
* [[Air Terjun Lapopu]]
* [[Air Terjun Lapopu]]
* [[Sungai Wanokaka]]
* [[Sungai Wanokaka]]
* Desa Adat Prai Goli
*: Terletak di Desa Waihura. Di kampung ini terdapat sebuah [[megalit]]ik besar dengan ukiran yang rumit, yang oleh penduduk setempat dinamakan Watu Kajiwa. Megalitik Watu Kajiwa tidak seperti megalitik pada umumnya yang diigunakan sebagai makam, Watu Kajiwa ini digunakan oleh nenek moyang mereka sebagai tempat menyimpan barang-barang pusaka dari incaran bangsa Portugis. Watu Kajiwa ini dibangun oleh pasangan pendiri kampung Prai Goli- Lakaru Kajiwaan dan Toda Bitalaka. Tidak ada yang tahu pasti kapan dibangunnya megalitik ini.<ref>{{Cite web|url=https://pariwisata.sumbabaratkab.go.id/archives/29004|title=Prai Goli|last=-|date=2019-05-07|website=Dinas Pariwisata dan Kebudayaan|language=en-US|access-date=2019-08-22}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 8 Maret 2021 07.43

Wanokaka
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
KabupatenSumba Barat
Pemerintahan
 • CamatCharles Hermana Weru, S.Sos
Kode Kemendagri53.12.11
Kode BPS5301022
Luas133,68 km²
Desa/kelurahan14 desa


Wanokaka adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.[1] Kecamatan ini berjarak sekira 13 Km ke arah tenggara dari Kota Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat. Ibu kota kecamatan ini berada di Desa Prai Bakul.

Geografi

Batas wilayah

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Kecamatan Kota Waikabubak, Kecamatan Loli dan Kabupaten Sumba Tengah
Timur Kabupaten Sumba Tengah
Selatan Samudera Hindia
Barat Kecamatan Lamboya

Pemerintahan

Pembagian Desa/kelurahan

Pariwisata

Tempat menarik

  • Air Terjun Lapopu
  • Sungai Wanokaka
  • Desa Adat Prai Goli
    Terletak di Desa Waihura. Di kampung ini terdapat sebuah megalitik besar dengan ukiran yang rumit, yang oleh penduduk setempat dinamakan Watu Kajiwa. Megalitik Watu Kajiwa tidak seperti megalitik pada umumnya yang diigunakan sebagai makam, Watu Kajiwa ini digunakan oleh nenek moyang mereka sebagai tempat menyimpan barang-barang pusaka dari incaran bangsa Portugis. Watu Kajiwa ini dibangun oleh pasangan pendiri kampung Prai Goli- Lakaru Kajiwaan dan Toda Bitalaka. Tidak ada yang tahu pasti kapan dibangunnya megalitik ini.[2]

Referensi

  1. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  2. ^ - (2019-05-07). "Prai Goli". Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-08-22. 

Pranala luar