Lompat ke isi

Johor Bahru: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
What a joke (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
What a joke (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 223: Baris 223:


===Etnisitas dan agama===
===Etnisitas dan agama===
[[Sensus Malaysia 2010|Sensus Malaysia pada 2010]] mengabarkan populasi Johor Bahru berjumlah 497,067 orang.<ref name="stats"/> Ini membuat kota tersebut menjadi kota terbesar kedua di negara tersebut.<ref group="note">Johor Bahru dianggap sebagai [[daftar kota di Malaysia#Populasi|kota terbesar kedua menurut populasi di Malaysia]] meskipun [[Dewan Kota Pulau Penang]] yang mengurusi George Town memiliki jumlah populasi yang lebih besar ketimbang kota Johor Bahru. Populasi sebenarnya hanya ditentukan pada kawasan George Town, tidak meliputi kawasan administrasi Dewan Kota Pulau Penang lainnya.</ref><ref name="jb hs">{{cite web|url=http://www.thehindu.com/features/metroplus/the-city-that-gambier-built/article7333496.ece|title=The city that gambier built|author=S. Muthiah|publisher=[[The Hindu]]|date=19 Juni 2015|accessdate=19 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150819013726/http://www.thehindu.com/features/metroplus/the-city-that-gambier-built/article7333496.ece|archivedate=19 Agustus 2015|deadurl=yes}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.worldbank.org/en/news/feature/2015/01/26/malaysia-among-most-urbanized-countries-in-east-asia|title=Malaysia among Most Urbanized Countries in East Asia|publisher=The World Bank|date=26 Januari 2015|accessdate=11 Oktober 2015}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.malaysiaairlines.com/my/en/discover/malaysia/johor-bahru.html|title=Johor Bahru|publisher=Malaysia Airlines|date=|accessdate=11 Oktober 2015}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.cyberport.my/johor-33.aspx|title=Johor|publisher=MSC Cyberport|accessdate=11 Oktober 2015}}</ref> Populasi saat ini di kota tersebut adalah percampuran tiga [[ras]] utama- Melayu, [[Tionghoa Malaysia|Tionghoa]] dan [[India Malaysia|India]]- bersama dengan [[bumiputra]] lainnya. Melayu meliputi mayoritas populasi dengan jumlah 240,323, disusul oleh Tionghoa yang berjumlah 172,609, India yang berjumlah 33,319 dan lainnya berjumlah 2,957.<ref name="stats"/> Warga negara non-Malaysia meliputi jumlah sebesar 42,585.<ref name="stats"/>
[[Sensus Malaysia 2010|Sensus Malaysia pada 2010]] mengabarkan populasi Johor Bahru berjumlah 497,067 orang.<ref name="stats"/> Ini membuat kota tersebut menjadi kota terbesar kedua di negara tersebut.<ref group="note">Johor Bahru dianggap sebagai [[daftar kota di Malaysia#Populasi|kota terbesar kedua menurut populasi di Malaysia]] meskipun [[Dewan Kota Pulau Penang]] yang mengurusi George Town memiliki jumlah populasi yang lebih besar ketimbang kota Johor Bahru. Populasi sebenarnya hanya ditentukan pada kawasan George Town, tidak meliputi kawasan administrasi Dewan Kota Pulau Penang lainnya.</ref><ref name="jb hs">{{cite web|url=http://www.thehindu.com/features/metroplus/the-city-that-gambier-built/article7333496.ece|title=The city that gambier built|author=S. Muthiah|publisher=[[The Hindu]]|date=19 Juni 2015|accessdate=19 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150819013726/http://www.thehindu.com/features/metroplus/the-city-that-gambier-built/article7333496.ece|archivedate=19 Agustus 2015|deadurl=yes}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.worldbank.org/en/news/feature/2015/01/26/malaysia-among-most-urbanized-countries-in-east-asia|title=Malaysia among Most Urbanized Countries in East Asia|publisher=The World Bank|date=26 Januari 2015|accessdate=11 Oktober 2015}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.malaysiaairlines.com/my/en/discover/malaysia/johor-bahru.html|title=Johor Bahru|publisher=Malaysia Airlines|date=|accessdate=11 Oktober 2015}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.cyberport.my/johor-33.aspx|title=Johor|publisher=MSC Cyberport|accessdate=11 Oktober 2015}}</ref> Populasi saat ini di kota tersebut adalah percampuran tiga [[ras]] utama- Melayu, [[Tionghoa Malaysia|Tionghoa]] dan [[India Malaysia|India]]- bersama dengan [[bumiputra]] lainnya. Melayu meliputi mayoritas populasi dengan jumlah 240,323, disusul oleh Tionghoa yang berjumlah 172,609, India yang berjumlah 33,319 dan lainnya berjumlah 2,957.<ref name="stats"/> Warga negara non-Malaysia meliputi jumlah sebesar 42,585.<ref name="stats"/> Sebagian besar orang Melayu biasanya berasa dari keturunan Melayu Riau dan [[suku Jawa]] yang meliputi minoritas signifkan dari etnis [[suku Bugis|Bugis]] dan etnis [[suku Banjar|Banjar]] di antara mayoritas populasi etnis Melayu.<ref>Guinness (1992), "In 1931 the 'Malayan' (Malay) population of Johor Bahru District, into which Mukim Plentong had been absorbed, comprised 10,990 (55 per cent) Malays and 6,641 (33 per cent) Javanese in a total of 19,822." p. 30</ref> Orang-orang Tionghoa umumnya berada dari mayoritas kelompok dialek [[orang Teochew|Teochew]],[[Hoklo]], [[orang Hainan|Hainan]] dan [[orang Hakka|Hakka]],<ref name="teochew"/><ref>{{cite web|url=http://www.atiner.gr/journals/humanities/2014-1-2-6-Lee.pdf|title=Language Maintenance and Cultural Viability in the Hainanese Community: A Case Study of the Melaka Hainanese|author1=Eileen Lee|author2=Shin Pyng Wong|author3=Lyon Laxman|work=Athens Journal of Humanities & Arts|publisher=Athens Institute for Education and Research|date=April 2014|accessdate=24 Juli 2015|pages=159|format=PDF}}</ref> sementara komunitas India umumnya terdiri dari [[orang Tamil|Tamil]] bersama dengan populasi signifikan [[orang Malayali|Malayali]], [[Telugu]] dan [[Sikh]] [[orang Punjabi|Punjabi]].


== Pengangkutan ==
== Pengangkutan ==

Revisi per 6 Juli 2016 04.15

Johor Bahru
Tanjung Puteri / Iskandar Puteri
Transkripsi Lain-lain
 • Jawiجوهر بهرو
 • Tionghoa Sederhana新山
 • PinyinXīnshān
 • Tamilஜொகூர் பாரு
Arah jarum jam dari atas: Pusat kota Johor Bahru, Gedung Sultan Ibrahim, Kota Hujan Kota, Pemandangan Selat Johor dari atas Jalan Penghubung Johor–Singapura dan jalan kota.
Arah jarum jam dari atas:
Pusat kota Johor Bahru, Gedung Sultan Ibrahim, Kota Hujan Kota, Pemandangan Selat Johor dari atas Jalan Penghubung Johor–Singapura dan jalan kota.
Bendera Johor Bahru
Logo resmi Johor Bahru
Julukan: 
JB,
Bandaraya Selatan
Motto: 
Berkhidmat, Berbudaya, Berwawasan
Negara Malaysia
Negara bagian Johor
Kawasan administratif
Daftar
Didirikan oleh Temenggong Daeng Ibrahim10 Maret 1855
(sebagai Tanjung Puteri)
Meraih status kota1 Januari 1994
Pemerintahan
 • WalikotaHaji A. Rahim Haji Nin
Luas
 • Kota dan Ibukota Negara Bagian220,00 km2 (8,000 sq mi)
Ketinggian32 m (105 ft)
Populasi
 (2010)[3]
 • Kota dan Ibukota Negara Bagian497.067
 • Metropolitan
1.805.000
 • Demonim
Orang Johor Bahru
Zona waktuUTC+8 (MST)
 • Musim panas (DST)UTC+8 (Tidak diobservasi)
Kode pos
79xxx sampai 81xxx
Kode kawasan07
Pendaftaran kendaraanJ
Situs webwww.mbjb.gov.my

Johor Bahru (pengucapan bahasa Malaysia: [ˈjohorˈbahru], yang awalnya dikenal sebagai Tanjung Puteri atau Iskandar Puteri dalam bahasa Melayu, adalah ibukota negara bagian Johor, Malaysia. Menurut sensus Malaysia 2010, Johor Bahru memiliki populasi sejumlah 497,067 dan merupakan kota terbesar kedua di negara tersebut dan kota paling selatan di Semenanjung Malaya. Johor Bahru terhubung dengan Singapura melalui Jalan Penghubung Johor–Singapura.

Johor Bahru didirikan pada 1855 dengan nama Iskandar Puteri ketika Kesultanan Johor berada di bawah pengaruh Temenggong Daeng Ibrahim. Kota tersebut diadministrasikan dari Telok Blangah di Singapura. Kawasan tersebut secara bertahap berkembang menjadi sebuah pusat agribudaya ketika orang-orang Tionghoa dan Jawa bermigrasi ke kawasan tersebut. Kawasan tersebut berganti nama menjadi "Johor Bahru" pada 1862 dan menjadi ibukota Kesultanan ketika pusat administrasi Kesultanan dipindahkan kesana dari Telok Blangah di Singapura. Pada masa pemerintahan Sultan Abu Bakar, terdapat pengembangan dan modernisasi terhadap kota tersebut; dengan pembangunan gedung-gedung administratif, sekolah-sekolah, tempat-tempat ibadah, dan jalur-jalur kereta api yang terhubung ke Singapura. Pada Perang Dunia II, Jepang menggunakan Istana Bukit Serene sebagai basis utama mereka untuk meluncurkan serangan terakhir terhadap kekuatan Inggris terakhir di Singapura. Johor Bahru diduduki oleh pasukan Jepang dari 1942 sampai 1945. Setelah perang, Johor diadministrasikan sebagai bagian dari Negeri-Negeri Melayu Tidak Bersekutu dan Johor Bahru tetap menjadi ibukotanya. Johor Bahru menjadi pusat nasionalisme Melayu setelah perah dan melahirkan sebuah partai politik yang bernama United Malays National Organisation (UMNO) pada 1946. Setelah pembentukan Malaysia pada 1963, Johor Bahru menyandang status sebagai ibukota negara bagian dan meraih status kota pada 1994. Distrik bisnis pusat dikembangkan di pusat kota tersebut pada 1990an. Pendanaan pengembangan lebih lanjut terjadi di kota tersebut setelah pengenalan Iskandar Malaysia pada 2006.

Johor Bahru adalah pusat ekonomi untuk negara bagian Johor. Ekonomi Johor Bahru juga dipengaruhi oleh Singapura karena sejumlah besar orang Singapura datang kesana. Terdapat juga sejumlah besar penduduk kota yang bbekerja di Singapura.Pelabuhan Johor, yang terletak di kawasan metropolitan Johor Bahru, adalah salah satu pelabuhan utama di negara tersebut. Rumah Sakit Sultanah Aminah adalah rumah sakit terbesar di negara bagian tersebut. Tempat wisata di sekitaran Johor Bahru adalah: Istana Besar, Museum Warisan Tionghoa, Galeri Seni Johor, Gedung Sultan Ibrahim, stasiun kereta api Johor Bahru, Teluk Danga, Dataran Bandaraya Johor Bahru, Masjid Negara Bagian Sultan Abu Bakar dan Kelenteng Lama Johor Bahru.

Etimologi

Kawasan saat ini Johor Bahru awalnya dikenal sebagai Tanjung Puteri, dan merupakan sebuah desa nelayan Melayu yang terletak di dekat Singapura. Temenggong Daeng Ibrahim kemudian mengganti namanya dari Tanjung Puteri menjadi Iskandar Puteri ketika ia datang ke kawasan tersebut 1858 setelah mengakuisisi teritorial tersebut dari Sultan Ali;[4] sebelum kota tersebut diganti namanya menjadi Johor Bahru oleh Sultan Abu Bakar setelah Temenggong meninggal.[5] (sufiks "Bahru" artinya "baru" dalam bahasa Melayu, biasanya ditulis "baru" dalam pengucapan standar saat ini namun muncul dengan beberapa varian dalam nama-nama tempat, seperti Kota Bharu dan Pekanbaru di Indonesia.) Bahasa Inggris Britania menyebut namanya sebagai Johore Bahru atau Johore Bharu,[6] namun saat ini pengucapan barat yang tepat adalah Johor Bahru, karena Johore hanya disebut Johor (tanpa huruf "e" pada akhir kata) dalam bahasa Melayu.[7][8] Kota tersebut sekarang disebut sebagai Johor Baru atau Johor Baharu.[9][10]

Kota tersebut sempat dikenal sebagai "Swatow (Shantou) Kecil" oleh komunitas Tionghoa Johor Bahru, karena sebagai penduduk Tionghoa di Johor Bahru adalah orang Teochew yang leluhurnya berasal dari Shantou, China. Mereka datang pada pertengahan 1800an, pada masa pemerintahan Temenggong Daeng Ibrahim.[11]

Sejarah

Temenggong Daeng Ibrahim, pendiri Tanjung Puteri, yang ia ganti nama menjadi Iskandar Puteri (sekarang Johor Bahru)

Karena sebuah persengketaan antara suku Melayu dan Bugis, Kekaisaran Johor-Riau terpecah pada 1819 dengan daratan utama Kesultanan Johor berada di bawah kendali Temenggong Daeng Ibrahim sementara Kesultanan Riau-Lingga berada di bawah kendali Bugis.[12] Temenggong memutuskan untuk membuat sebuah pusat administrasi baru untuk Kesultanan Johor untuk membuat sebuah dinasti yang berada di bawah entitas Temenggong.[13] Karena Temenggong memiliki hubungan dekat dengan Inggris dan Inggris memiliki kontrol atas aktivitas dagang di Singapura, sebuah traktat ditandatangani antara Sultan Ali dan Temenggong Ibrahim di Singapura pada 10 Maret 1855.[14] Menurut traktat tersebut, Ali dimahkotai sebagai Sultan Johor dan meraih $5,000 (dalam dolar Spanyol) dengan cicilan $500 per bulan.[15] Saat pulang, Ali diminta untuk menyerahkan kedaulatan teritorial Johor (kecuali Kesang, Muar yang menjadi satu-satunya teritorial yang berada di bawah kontrolnya) kepada Temenggong Ibrahim.[12][15] Ketika kedua pihak sepakat pengakuisisian Temenggong terhadap teritorial tersebut, ia mengganti nama kawasan tersebut menjadi Iskandar Puteri dan mulai mengadministrasikannya dari Telok Blangah, Singapura.[5] Karena kawasan tersebut masih sebuah hutan yang belum dikembangkan, Temenggong mengadakan migrasi Tionghoa dan Jawa untuk membersihkan lahan tersebut dan mengembangkan sebuah ekonomi agribudaya di Johor.[16] Orang-orang Tionghoa menanami wilayah tersebut dengan lada hitam dan gambir,[17] sementara orang-orang Jawa membangun parit (kanal) untuk mengaliri air dari lahan tersebut, membangun jalan raya dan menanam kelapa.[18] Pada masa itu, seorang penanam lada dan gambir serta pengusaha Tionghoa yang bernama Wong Ah Fook datang; pada saat yang sama, sistem Kangchu dan sistem kontrak buruh Jawa diperkenalkan oleh komunitas Tionghoa dan Jawa.[16][19][20] Setelah Temenggong meninggal pada 31 Januari 1862, kota tersebut berganti nama menjadi "Johor Bahru" dan posisinya digantikan oleh putranya, Abu Bakar dengan pusat administrasi di Telok Blangah dipindah ke kawasan tersebut pada 1889.[5]

Sultan Abu Bakar
Sultan Abu Bakar, diakui sebagai pendiri kota modern Johor Bahru[16]
Wong Ah Fook, pembangun kerajaan yang berkontribusi pada pengembangan awal infrastruktur kota tersebut

Pemerintahan Inggris

Dalam fase pertama pemerintahan Abu Bakar, Inggris hanya mengakuinya sebagai maharaja ketimbang sultan. Pada 1855, Pusat Kolonial Inggris mulai mengakui statusnya sebagai Sultan setelah ia bertemu Ratu Victoria.[21] Ia merebut kembali terorial Kesang untuk Johor setelah sebuah perang saudara dengan bantuan pasukan Inggris dan ia membenahi infrastruktur dan ekonomi agribudaya kota tersebut.[21][22] Infrastruktur seperti Masjid Negara Bagian dan Istana Besar dibangun dengan bantuan Wong Ah Fook, yang telah menjadi pelindung dekat Sultan sejak migrasinya pada masa pemerintahan Temenggong.[23] Ketika hubungan Johor-Inggris terjalin, Abu Bakar juga membuat administrasinya berada di bawah gaya Inggris dan mengimplementasikan sebuah konstitusi yang dikenal sebagai Undang-undang Tubuh Negeri Johor (Konstitusi Negara Bagian Johor).[12][21] Meskipun Inggris telah lama menjadi penasehat Kesultanan Johor, Kesultanan tidak pernah berada di bawah pemerintahan kolonial langsung Inggris.[24] Pemerintahan kolonial langsung mendatangkan dampak ketika status penasehat ditingkatkan menjadi status yang setara dengan Residen di Negeri-Negeri Melayu Bersekutu pada masa pemerintahan Sultan Ibrahim pada 1904.[25] Di Johor Bahru, keberadaan jalur kereta api Semenanjung Malaya terselesaikan pada 1909,[26] dan penyelesaian Jalan Penghubung Johor–Singapura, sebuah jalan penghubung pada 1923 yang menghubungkan jalur kereta api dan sistem jalan raya antara Singapura dan Semenanjung Malaya.[27] Johor Bahru berkembang pada masa Antara Perang Dunia Pertama dan Kedua. Gedung sekretariat—Gedung Sultan Ibrahim—terselesaikan pada 1940 karena pemerintah kolonial Inggris berupaya untuk memberi jalan bagi administrasi negara bagian tersebut.[28]

Kota ibukota

Dewan Kota Johor Bahru

Sebagai kota ibukota Johor, kota tersebut memainkan peran penting dalam kesejahteraan ekonomi penduduk di seluruh negara bagian tersebut. Terdapat satu anggota parlemen yang mewakili konstituensi parlementer tunggal (P.160) di kota tersebut. Kota tersebut juga mewakilkan dua perwakilan untuk legislatur negara bagian dari distrik-distrik majelis negara bagian Tanjong Puteri dan Stulang.[29]

Otoritas lokal dan definisi kota

Kota tersebut diadministrasikan oleh Dewan Kota Johor Bahru. Walikota saat ini pada Maret 2016 adalah Haji A. Rahim Haji Nin, yang menggantikan Dato' Haji Abdul Rahman Mohamed Dewam pada 16 Agustus 2015.[30] Johor Bahru meraih status kota pada 1 Januari 1994.[31] Kawasan tersebut berada di bawah yuridiksi Dewan Kota Johor Bahru yang meliputi Distrik Pusat, Kangkar Tebrau, Kempas, Larkin, Majidee, Maju Jaya, Mount Austin, Pandan, Pasir Pelangi, Pelangi, Permas Jaya, Rinting, Tampoi, Tasek Utara dan Tebrau.[32] Kawasan tersebut meliputi wilayah seluas 220 kilometer persegi (85 sq mi).[1]

Geografi

Hutan hujan tropis di dekat kota tersebut, yang menampilkan iklim khatulistiwa.

Johor Bahru terletak di sepanjang Selat Johor di ujung selatan Semenanjung Malaysia.[33] Kota tersebut merupakan kota paling selatan di Semenanjung Malaya.[34] Awalnya, luas kota tersebut hanya seluas 1.212 km2 (468 sq mi) pada 1933 sebelum diperlebar menjadi lebih dari 220 km2 (85 sq mi) pada 2000.[1] Gunung Pulai, yang setinggi 654 meter (2.146 ft) di atas permukaan laut, berjarak 19 km (12 mi) dari pusat kota tersebut.[35]

Iklim

Kota tersebut memiliki iklim khatulistiwa dengan temperatur yang konsisten, memiliki curah hujan dan kelembaban yang tinggi sepanjang tahun.[36][37] Temperaturnya mrmiliki ukuran dari 255 °C (491,0 °F) sampai 278 °C (532,4 °F) dengan curah hujan tahunan sekitar 2,000 mm (0,0787 in), sebagian besar dari November sampai Februari.[38] Meskipun iklim relatif seragam, iklim tersebut dapat berubah pada musim-musim muson dengan beragam kecepatan dan arah angin, dan musim basah dan dingin sepanjang tahun. Terdapat dua periode muson setiap tahun, pertama sekali terjadi antara Desember dan Februari, dan dikenal sebagai Muson timur laut.[33] Musim tersebut dikarakteristikkan dengan hujan dan angin yang kuat dari timur laut.[33] Yang kedua adalah Muson barat daya, yang dikarakteristikan oleh kekeringan relatif dengan angin dari selatan ke barat daya. Musim tersebut terjadi antara Juni dan Agustus. Terdapat dua periode antar-Muson dsri Maret sampai Mei dan dari September sampai November, yang relatif tenang dengan curah hujan rendah dan angin tenang.[33]

Data iklim Johor Bahru (1974–2000)
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 31.0
(87.8)
32.0
(89.6)
32.5
(90.5)
32.8
(91)
32.5
(90.5)
32.1
(89.8)
31.5
(88.7)
31.5
(88.7)
31.5
(88.7)
31.8
(89.2)
31.3
(88.3)
30.6
(87.1)
31.8
(89.2)
Rata-rata terendah °C (°F) 21.9
(71.4)
22.0
(71.6)
22.4
(72.3)
22.9
(73.2)
23.1
(73.6)
22.9
(73.2)
22.4
(72.3)
22.4
(72.3)
22.4
(72.3)
22.6
(72.7)
22.7
(72.9)
22.4
(72.3)
22.5
(72.5)
Curah hujan mm (inci) 162.6
(6.402)
139.8
(5.504)
203.4
(8.008)
232.8
(9.165)
215.3
(8.476)
148.1
(5.831)
177.0
(6.969)
185.9
(7.319)
190.8
(7.512)
217.7
(8.571)
237.6
(9.354)
244.5
(9.626)
2.355,5
(92,736)
Rata-rata hari hujan (≥ 1.0 mm) 11 9 13 15 15 12 13 13 13 16 17 15 162
Sumber: Organisasi Meteorologi Dunia[39]

Demografi

Masjid Negara Bagian Sultan Abu Bakar, masjid utama di kota tersebut.
Kelenteng Lama Johor Bahru juga merupakan kelenteng utama di kota tersebut.

Johor Bahru memiliki sebuah denonim resmi dimana masyarakatnya umumnya disebut sebagai "orang Johor Bahru". Istilah "orang J.B" juga digunakan secara terbatas. Orang-orang dari Johor disebut orang Johor.[40]

Etnisitas dan agama

Sensus Malaysia pada 2010 mengabarkan populasi Johor Bahru berjumlah 497,067 orang.[3] Ini membuat kota tersebut menjadi kota terbesar kedua di negara tersebut.[note 1][17][41][42][43] Populasi saat ini di kota tersebut adalah percampuran tiga ras utama- Melayu, Tionghoa dan India- bersama dengan bumiputra lainnya. Melayu meliputi mayoritas populasi dengan jumlah 240,323, disusul oleh Tionghoa yang berjumlah 172,609, India yang berjumlah 33,319 dan lainnya berjumlah 2,957.[3] Warga negara non-Malaysia meliputi jumlah sebesar 42,585.[3] Sebagian besar orang Melayu biasanya berasa dari keturunan Melayu Riau dan suku Jawa yang meliputi minoritas signifkan dari etnis Bugis dan etnis Banjar di antara mayoritas populasi etnis Melayu.[44] Orang-orang Tionghoa umumnya berada dari mayoritas kelompok dialek Teochew,Hoklo, Hainan dan Hakka,[11][45] sementara komunitas India umumnya terdiri dari Tamil bersama dengan populasi signifikan Malayali, Telugu dan Sikh Punjabi.

Pengangkutan

Daerah Sentral Johor Bahru di bagian hujung selatan wilayah metropolitan mempunyai dua lebuhraya utama yang menghubungkannya dengan kawasan luar bandar, yaitu:

Jalan Bebas Hambatan Pasir Gudang dan Parkway Johor Bahru melintasi Jalan Bebas Hambatan Tebrau dan Jalan Bebas Hambatan TAR di separuh jalan dan merupakan Jalan Lingkar Pertengahan kawasan metropolitan. Jalan Lingkar Pedalaman di Johor Bahru membantu dalam pengawalan lalu lintas di Daerah Sentral dan sekelilingnya. Akses ke sistem jalan bebas hambatan nasional diperoleh melalui Projek Lebuhraya Utara Selatan (PLUS), dengan jalan masuk dan keluar ditempatkan secara strategis di dalam kawasan metropolitan. Selain itu, jembatan Johor Bahru yang dilengkapi rel kereta api dan jalan bebas hambatan enam jalur menyambungkan Daerah Sentral dengan negara Singapura. Link Kedua yang terletak di bagian barat wilayah metropolitan dibangun pada tahun 1997 untuk mengatasi kesesakan jembatan pertama. Ia terhubung secara langsung dengan Parkway Johor Bahru dan PLUS.

Bandar Udara Internasional Senai terletak di bagian barat laut kawasan metropolitan dan melayani penerbangan domestik dan regional. Pelabuhan Tanjung Pelepas, yang terletak di bagian barat kawasan metropolitan, adalah pusat pemindahan (transhipment) yang terbesar di Malaysia, sedangkan Pelabuhan Pasir Gudang di bagian timur merupakan salah satu pelabuhan komoditas yang utama di Malaysia karena Johor Bahru mempunyai banyak perkebunan komersial dan pengilangan besar.

Media massa

Dari sudut sejarah radio di Johor Bahru satu ketika dahulu stasiun RTM Johor Bahru merupakan sebuah stasiun tingkat siaran lokal. Siarannya tidak disiarkan ke seluruh Johor hanya Johor Bahru, Batu Pahat dan Mersing saja yang memiliki stasiun pemancar radio. Pada tahun 1971 RTM Johor Bahru telah ditingkatkan menjadi Kantor Pusat Penyiaran daerah selatan yang diambil alih dari RTM Melaka. Menyusul dengan ini siaran RTM Johor Bahru dapat diperluas hingga ke Melaka melalui siaran daerah wilayah selatan. Pada tahun 1981 stasiun pemancar radio Segamat siap dibangun sekaligus siaran RTM Johor bahru diperluas sehingga Segamat dan Gemas. Pada tahun 1985 stasiun pemancar FM mulai beroperasi. Dampaknya seluruh daerah Utara Johor, Melaka, sebagian besar Negeri Sembilan dan Pahang Tenggara dapat menerima siaran dari Johor Bahru. Pada saat ini pemancar Medium Wave tidak relevan lagi. Stasiun pemancar ini ditutup secara bertahap. Pada hari ini semua siaran RTM menggunakan Pemancar FM Stereo.Johor Bahru memiliki tiga stasiun radio. Best 104 merupakan stasiun radio swasta yang pertama di Malaysia. Johor FM adalah stasiun radio wilayah hak milik kerajaaan, sedangkan FMJB adalah stasiun radio pemerintah untuk wilayah Johor Bahru saja.

Iklim

Data iklim Johor Bahru
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 31.0
(87.8)
32.0
(89.6)
32.5
(90.5)
32.8
(91)
32.5
(90.5)
32.1
(89.8)
32.1
(89.8)
31.5
(88.7)
31.5
(88.7)
31.8
(89.2)
31.3
(88.3)
30.6
(87.1)
31.81
(89.25)
Rata-rata terendah °C (°F) 21.9
(71.4)
22.0
(71.6)
22.4
(72.3)
22.9
(73.2)
23.1
(73.6)
22.9
(73.2)
22.4
(72.3)
22.4
(72.3)
22.4
(72.3)
22.6
(72.7)
22.7
(72.9)
22.4
(72.3)
22.51
(72.51)
Presipitasi mm (inci) 162.6
(6.402)
139.8
(5.504)
203.4
(8.008)
232.8
(9.165)
215.3
(8.476)
148.1
(5.831)
177.0
(6.969)
185.9
(7.319)
190.8
(7.512)
217.7
(8.571)
237.6
(9.354)
244.5
(9.626)
2.355,5
(92,737)
Sumber: http://worldweather.wmo.int/020/c00078.htm

Pendidikan

Universitas / Kolese

Sekolah Tinggi Tionghoa

Kota kembar

Daftar pustaka

  • Guinness, Patrick (1992). On the Margin of Capitalism: People and development in Mukim Plentong, Johor, Malaysia. South-East Asian social monographs. Singapore: Oxford University Press. hlm. 177. ISBN 978-0-19-588556-9. OCLC 231412873. 
  • Lim, Patricia Pui Huen (2002). Wong Ah Fook: Immigrant, Builder and Entrepreneur. Singapore: Times Editions. ISBN 978-981-232-369-9. OCLC 52054305. 
  • Oakley, Mat; Brown, Joshua Samuel (2009). Singapore: city guide. Footscray, Victoria, Australia: Lonely Planet. ISBN 978-1-74104-664-9. OCLC 440970648. 
  • Winstedt, Richard Olof; Kim, Khoo Kay (1992). A History of Johore, 1365–1941. M. B. R. A. S. Reprints (6) (edisi ke-Reprint). Kuala Lumpur: Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. ISBN 978-983-99614-6-1. OCLC 255968795. 

Catatan

Referensi

  1. ^ a b c "Background (Total Area)". Johor Bahru City Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Agustus 2015. Diakses tanggal 22 Agustus 2015. 
  2. ^ "Malaysia Elevation Map (Elevation of Johor Bahru)". Flood Map : Water Level Elevation Map. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Agustus 2015. Diakses tanggal 22 Agustus 2015. 
  3. ^ a b c d "Total population by ethnic group, Local Authority area and state, Malaysia" (PDF). Statistics Department, Malaysia. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 14 November 2013. Diakses tanggal 12 Maret 2012. 
  4. ^ Zainol Abidin Idid (Syed.). Pemeliharaan warisan rupa bandar: panduan mengenali warisan rupa bandar berasaskan inventori bangunan warisan Malaysia (dalam bahasa Malay). Badan Warisan Malaysia. ISBN 978-983-99554-1-5. 
  5. ^ a b c "Background of Johor Bahru City Council and History of Johor Bahru" (PDF). Malaysian Digital Repository. 12 Maret 2013. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 June 2015. Diakses tanggal 27 Juni 2015. 
  6. ^ Margaret W. Young; Susan L. Stetler; United States. Department of State (October 1985). Cities of the world: a compilation of current information on cultural, geograph. and polit. conditions in the countries and cities of 6 continents, based on the Dep. of State's "Post Reports". Gale. ISBN 978-0-8103-2059-8. 
  7. ^ Gordon D. Feir (10 September 2014). Translating the Devil: Captain Llewellyn C Fletcher Canadian Army Intelligence Corps In Post War Malaysia and Singapore. Lulu Publishing Services. hlm. 378–. ISBN 978-1-4834-1507-9. 
  8. ^ Cheah Boon Kheng (1 Januari 2012). Red Star Over Malaya: Resistance and Social Conflict During and After the Japanese Occupation, 1941–1946. NUS Press. hlm. 13–. ISBN 978-9971-69-508-8. 
  9. ^ Carl Parkes (1994). Southeast Asia Handbook. Moon Publications. 
  10. ^ Faridah Abdul Rashid (2012). Biography Of The Early Malay Doctors 1900–1957 Malaya And Singapore. Xlibris Corporation. hlm. 383–. ISBN 978-1-4771-5994-1. 
  11. ^ a b "Keeping the art of Teochew opera alive". New Straits Times. AsiaOne. 24 Juli 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Juli 2015. Diakses tanggal 24 Juli 2015. 
  12. ^ a b c Swaran Ludher (22 Januari 2015). THEY CAME TO MALAYA. Xlibris Corporation. hlm. 60–. ISBN 978-1-5035-0036-5. 
  13. ^ M. A. Fawzi Mohd. Basri (1988). Johor, 1855–1917: pentadbiran dan perkembangannya (dalam bahasa Malay). Fajar Bakti. ISBN 978-967-933-717-4. 
  14. ^ "Johor Treaty is signed". National Library Board. 10 March 1855. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2015. Diakses tanggal 30 June 2015. 
  15. ^ a b Abdul Ghani Hamid (3 October 1988). "Tengku Ali serah Johor kepada Temenggung (Kenangan Sejarah)" (dalam bahasa Melayu). Berita Harian. Diakses tanggal 30 Juni 2015. 
  16. ^ a b c "History of the Johor Sultanate". Coronation of HRH Sultan Ibrahim. 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Juli 2015. Diakses tanggal 2 July 2015. 
  17. ^ a b S. Muthiah (19 Juni 2015). "The city that gambier built". The Hindu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Agustus 2015. Diakses tanggal 19 Agustus 2015. 
  18. ^ Carl A. Trocki (2007). Prince of Pirates: The Temenggongs and the Development of Johor and Singapore, 1784–1885. NUS Press. hlm. 152–. ISBN 978-9971-69-376-3. 
  19. ^ Patricia Pui Huen Lim (1 July 2000). Oral History in Southeast Asia: Theory and Method. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 119–. ISBN 978-981-230-027-0. 
  20. ^ Patricia (2002), p. 129–132
  21. ^ a b c Muzaffar Husain Syed; Syed Saud Akhtar; B D Usmani (14 September 2011). Concise History of Islam. Vij Books India Pvt Ltd. hlm. 316–. ISBN 978-93-82573-47-0. 
  22. ^ Dominique Grele (1 January 2004). 100 Resorts Malaysia: Places with a Heart. Asiatype, Inc. hlm. 292–. ISBN 978-971-0321-03-2. 
  23. ^ Cheah Jin Seng (15 March 2008). Malaya: 500 Early Postcards. Didier Millet Pte, Editions. ISBN 978-981-4155-98-4. 
  24. ^ Fr Durand; Richard Curtis (28 February 2014). Maps of Malaysia and Borneo: Discovery, Statehood and Progress. Editions Didier Millet. hlm. 177–. ISBN 978-967-10617-3-2. 
  25. ^ "Johor is brought under British control". National Library Board. 12 Mei 1914. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2015. Diakses tanggal 30 Juni 2015. 
  26. ^ Winstedt (1992), p. 141
  27. ^ Winstedt (1992), p. 143
  28. ^ Oakley (2009), p. 181
  29. ^ "List of Parliamentary Elections Parts and State Legislative Assemblies on Every States". Kementerian Informasi Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Mei 2014. Diakses tanggal 7 Juli 2015. 
  30. ^ "Mayor's Profile". Johor Bahru City Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2015. Diakses tanggal 3 September 2015. 
  31. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama city status
  32. ^ "Administrative areas of Johor Bahru City Council". Johor Bahru City Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juli 2015. Diakses tanggal 27 Juli 2015. 
  33. ^ a b c d Eric Wolanski (18 January 2006). The Environment in Asia Pacific Harbours. Springer Science & Business Media. hlm. 349–. ISBN 978-1-4020-3654-5. 
  34. ^ Nathalie Fau; Sirivanh Khonthapane; Christian Taillard (2014). Transnational Dynamics in Southeast Asia: The Greater Mekong Subregion and Malacca Straits Economic Corridors. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 253–. ISBN 978-981-4517-89-8. 
  35. ^ "Gunung Pulai in Johor". Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Maret 2016. Diakses tanggal 28 Maret 2016. 
  36. ^ Al-Gailani, S.A.; Mohammad, A.B.; Shaddad, R.Q. (2012). "Evaluation of a 1 Gb/s Free Space Optic system in typical Malaysian weather". Penang, Malaysia: IEEE Xplore. hlm. 121–124. doi:10.1109/ICP.2012.6379839. ISBN 978-1-4673-1461-9. Diakses tanggal 10 Juli 2015. 
  37. ^ Al-Gailani, S.A.; Siat Ling Jong; Michele D’Amico; Jafri Din; Hong Yin Lam (5 Januari 2014). "Analysis of Fade Dynamic at Ku-Band in Malaysia". Hindawi Publishing Corporation. hlm. 7. doi:10.1155/2014/741678. Diakses tanggal 10 Juli 2015. 
  38. ^ A.N.M. Ludin; A.S. Barau (2011). "Industrial Agitation vs. Climate Disruption: Flood Vulnerabilities & Spatial Planning in Iskandar Metropolis (Geographical Data)" (PDF). Centre for Innovative Planning and Development (CIBD) – Faculty of Building Environment, Universiti Teknologi Malaysia. START. hlm. 11. Diakses tanggal 10 July 2015. 
  39. ^ "World Weather Information Service — Johor Bahru". World Meteorological Organisation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 October 2013. Diakses tanggal 25 Maret 2015. 
  40. ^ Nelson Benjamin (28 April 2015). "Sultan wants all Johoreans to unite". The Star. Diakses tanggal 26 Juli 2015. 
  41. ^ "Malaysia among Most Urbanized Countries in East Asia". The World Bank. 26 Januari 2015. Diakses tanggal 11 Oktober 2015. 
  42. ^ "Johor Bahru". Malaysia Airlines. Diakses tanggal 11 Oktober 2015. 
  43. ^ "Johor". MSC Cyberport. Diakses tanggal 11 Oktober 2015. 
  44. ^ Guinness (1992), "In 1931 the 'Malayan' (Malay) population of Johor Bahru District, into which Mukim Plentong had been absorbed, comprised 10,990 (55 per cent) Malays and 6,641 (33 per cent) Javanese in a total of 19,822." p. 30
  45. ^ Eileen Lee; Shin Pyng Wong; Lyon Laxman (April 2014). "Language Maintenance and Cultural Viability in the Hainanese Community: A Case Study of the Melaka Hainanese" (PDF). Athens Journal of Humanities & Arts. Athens Institute for Education and Research. hlm. 159. Diakses tanggal 24 Juli 2015. 

Lihat pula

Pranala luar


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "note", tapi tidak ditemukan tag <references group="note"/> yang berkaitan