Abu Bakar dari Johor
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia. Artikel ini ditulis atau diterjemahkan secara buruk dari Wikipedia bahasa Melayu. Jika halaman ini ditujukan untuk komunitas bahasa Melayu, halaman itu harus dikontribusikan ke Wikipedia bahasa Melayu. Lihat daftar bahasa Wikipedia. Artikel yang tidak diterjemahkan dapat dihapus secara cepat sesuai kriteria A2. Jika Anda ingin memeriksa artikel ini, Anda boleh menggunakan mesin penerjemah. Namun ingat, mohon tidak menyalin hasil terjemahan tersebut ke artikel, karena umumnya merupakan terjemahan berkualitas rendah. |
Artikel atau halaman tentang atau mungkin bertopik biografi tokoh muslim ini membutuhkan lebih banyak rujukan, kutipan, sitasi atau catatan kaki. Gunakan templatnya atau alat untuk pemastian. Anda dapat berkontribusi dalam WBI memperbaiki artikel ini dengan menambahkannya dari sumber yang tepercaya, dalam WBI ada 301 halaman sejenis ini. Silakan menghapus templat pemeliharaan ini setelahnya. Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampilkan] di bagian kanan.
|
Abu Bakar | |
---|---|
Sultan Johor | |
![]() Potret Sultan Abu Bakar
1. Temenggong Johor: 13 Februari 1886 – 4 Juni 1895 | |
Pendahulu | Temenggong Daeng Ibrahim (Temenggong dari Johor) Sultan Ali dari Johor (Sultan Johor) |
Penerus | Sultan Ibrahim dari Johor |
Kelahiran | 3 Februari 1833 Singapura |
Kematian | 4 June 1895 (umur 62) London, Inggris |
Pemakaman | 7 September 1895 |
Ayah | Daeng Ibrahim |
Sultan Sir Abu Bakar ibni Almarhum Temenggong Seri Maharaja Tun Daeng Ibrahim GCMG KCSI (Jawi: المرحوم سلطان سير ابو بكر ابن المرحوم تمڠڬوڠ دايڠ إبراهيم سري مهاراج جوهر) (3 Februari 1833 – 4 Juni 1895) adalah Sultan Johor pertama sekaligus penerus kepemimpinan ayahnya, Daeng Ibrahim, atas wilayah Johor. Daeng Ibrahim meninggal dunia pada tahun 1862,dan digantikan oleh putranya Abu Bakar.
Temenggung Abu Bakar adalah seorang tokoh dan pemerintah Johor yang amat bijaksana.Kemudiannya, dia telah menguasai seluruh wilayah Johor, iaitu setelah Sultan Ali mangkat pada tahun 1877.
Kepemimpinan dan ketokohannya dalam memaju dan memodenkan Johor memang terkenal.Temenggung Abu Bakar telah mendapat pendidikan Barat sejak keci lagi.Oleh itu, dia sangat terpengaruh dengan cara pemerintahan dan pentadbiran Barat.Baginda juga telah membuat banyak lawatan ke negara-negara Eropa terutamanya ke Inggris, untuk mencari pengalaman dan mempelajari cara orang Barat memerintah dan mentadbirkan negara.
Kebijaksanaannya menyebabkan baginda dihormati oleh pedagang dan pemerintah Britania Raya.Baginda juga bersahabat baik dengan Ratu Victoria, ratu Great Britain pada masa itu.Ratu tersebut telah mengurniakan gelaran Maharaja Johor kepada dia pada tahun 1868.
Seterusnya pada tahun 1885, Johor telah menandatangani perjanjian persahabatan dengan kerajaan British.Melalui perjanjian ini, kerajaan British mengiktiraf Johor sebagai sebagai sebuah negeri yang bebas dan berdaulat.Maharaja Abu Bakar juga diiktiraf sebagai Sultan Johor.Baginda bersetuju menerima seorang pegawai British yang bertugas sebagai Konsul British di Johor bukan sebagai penasihat.British juga bersetuju melindungi Johor jika berlaku sebrang ancaman dari luar.
Baginda juga pernah meresmikan Penjara Johor Bahru pada tahun 1883.
