Pengangguran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 20 April 2013 09.28 oleh Billinghurst (bicara | kontrib) (rm link spam using AWB)

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Jenis dan macam pengangguran

Berdasarkan jam kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:

  • Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
  • Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
  • Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan penyebab terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:

  • Pengangguran friksional (frictional unemployment)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

  • Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)

Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

  • Pengangguran struktural (structural unemployment)

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:

  1. Akibat permintaan berkurang
  2. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
  3. Akibat kebijakan pemerintah
  • Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

  • Pengangguran siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

  • Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

  • Pengangguran siklus

Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

Penyebab Pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Akibat pengangguran

Bagi perekonomian negara

  1. Penurunan pendapatan perkapita.
  2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
  3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.

Bagi masyarakat

  1. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
  2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
  3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Peringkat negara berdasar tingkat pengangguran

Tingkat pengangguran di dunia, semakin biru semakin bagus

Ranking
berdasarkan
entitas
Entitas Tingkat
pengangguran
(%)
Sumber / tanggal dari
informasi
1 Andorra 0.00 perkiraan 1996.
2 Monako 0.00 2005
3 Pulau Norfolk (Australia) 0.00
4 Guernsey (Britania Raya) 0.90 Maret 2006 est.
5 Azerbaijan 1.20 perkiraan 2006 .
6 Islandia 1.30 perkiraan 2006 .
7 Liechtenstein 1.30 September 2002
8 Pulau Man (Britania Raya) 1.50 perkiraan Desember 2006
9 Belarus 1.60 2005
10 Vanuatu 1.70 1999
11 Kuba 1.90 perkiraan 2006 .
12 Gibraltar (Britania Raya) 2.00 perkiraan 2001 .
13 Kiribati 2.00 perkiraan 1992.
14 Vietnam 2.00 perkiraan 2006.
15 Papua Nugini 2.00 2004
16 Bermuda 2.10 perkiraan 2004.
17 Thailand 2.10 perkiraan 2006.
18 Kepulauan Faroe (Denmark) 2.10 2006
19 Jersey (Britania Raya) 2.20 perkiraan 2006.
20 Kuwait 2.20 perkiraan 2004.
21 Uni Emirat Arab 2.40 2001
22 Laos 2.40 perkiraan 2005.
23 Bangladesh 2.50 perkiraan 2006.
24 Bhutan 2.50 2004
25 Kamboja 2.50 perkiraan 2000.
26 Singapura 2.70 perkiraan 2006.
27 Ukraina 2.70 2006
28 Britania Raya 2.90 perkiraan 2006.
29 Uzbekistan 3.00 2006
30 Guatemala 3.20 perkiraan 2005.
31 Qatar 3.20 perkiraan 2006.
32 Meksiko 3.20 perkiraan 2006.
33 Korea Selatan 3.30 perkiraan Desember 2006 .
34 Mongolia 3.30 2005
35 Swiss 3.30 perkiraan 2006.
36 Malaysia 3.50 perkiraan 2006.
37 Norwegia 3.50 perkiraan 2006.
38 Kepulauan Virgin Britania Raya (Britania Raya) 3.60 1997
39 Lithuania 3.70 perkiraan 2006.
40 Denmark 3.80 perkiraan 2006.
41 Nikaragua 3.80 perkiraan 2006.
42 Selandia Baru 3.80 perkiraan 2006.
43 San Marino 3.80 2004
44 Kepulauan Mariana Utara (Amerika Serikat) 3.90 2001
45 Taiwan 3.90 perkiraan 2006.
46 Brunei Darussalam 4.00 2006
47 Jepang 4.10 perkiraan 2006.
48 Makau (RRC) 4.10 2005
49 Luksemburg 4.10 perkiraan 2006.
50 China 4.20 2005
51 Palau 4.20 perkiraan 2005.
52 Irlandia 4.30 perkiraan 2006.
53 Kepulauan Cayman (Britania Raya) 4.40 2004
54 Estonia 4.50 2006
55 Saint Kitts dan Nevis 4.50 1997
56 Amerika Serikat 4.80 perkiraan 2006.
57 Australia 4.90 perkiraan 2006.
58 Austria 4.90 perkiraan 2006.
59 Hong Kong (RRC) 4.90 perkiraan 2006.
60 Namibia 5.30 perkiraan 2006.
61 Siprus 5.50
62 Belanda 5.50 perkiraan 2006.
63 Siprus 5.60
64 Swedia 5.60 perkiraan 2006.
65 Nigeria 5.80 perkiraan 2006.
66 El Salvador 6.00 perkiraan 2006.
67 Montserrat (Britania Raya) 6.00 perkiraan 1998.
68 Romania 6.10 perkiraan 2006.
69 Kepulauan Virgin (Amerika Serikat) 6.20 2004
70 Kanada 6.40 perkiraan 2006.
71 Latvia 6.50 perkiraan Desember 2006.
72 Pakistan 6.50 perkiraan 2006.
73 Kosta Rika 6.60 perkiraan 2006.
74 Rusia 6.60 perkiraan 2006.
75 Italia 6.80 perkiraan 2006.
76 Malta 6.80 perkiraan 2005.
77 Aruba (Belanda) 6.90 perkiraan 2005 .
78 Finlandia 7.00 perkiraan 2006.
79 Trinidad dan Tobago 7.00 perkiraan 2006.
80 Jerman 7.10 perkiraan 2006.
81 Peru 7.20 perkiraan 2006.
82 Moldova 7.30 perkiraan 2005.
83 Armenia 7.40 perkiraan November 2006.
84 Kazakhstan 7.40 perkiraan 2006.
85 Hungaria 7.40 perkiraan 2006 .
86 Sri Lanka 7.60 perkiraan 2006.
87 Portugal 7.60 perkiraan 2006
88 Israel 7.60 perkiraan Januari 2007.
89 Fiji 7.60 1999
90 Maroko 7.70 perkiraan 2006 .
91 Bolivia 7.80 perkiraan 2006 .
92 India 7.80 perkiraan 2006 .
93 Chili 7.80 2006
94 Filipina 7.90 perkiraan 2006.
95 Anguilla (Britania Raya) 8.00 2002
96 Republik Afrika Tengah 8.00 perkiraan 2001 .
97 Belgia 8.10 perkiraan 2006.
98 Spanyol 8.10 perkiraan Oktober 2006.
99 Ceko 8.40 perkiraan 2006 .
Uni Eropa 8.50 perkiraan 2006 .
100 Perancis 8.70 perkiraan Desember 2006 .
101 Panama 8.80 perkiraan 2006.
102 Venezuela 8.90 perkiraan October 2006 .
103 Yunani 9.20 perkiraan 2006 .
104 Greenland (Denmark) 9.30 perkiraan 2005 .
105 Belize 9.40 2006
106 Paraguay 9.40 perkiraan 2005.
107 Mauritius 9.40 perkiraan 2006 .
108 Suriname 9.50 2004
109 Brasil 9.60 perkiraan 2006 .
110 Bulgaria 9.60 perkiraan 2006 .
111 Slovenia 9.60 perkiraan 2006 .
112 Kepulauan Turks dan Caicos (Britania Raya) 10.00 perkiraan 1997.
113 Argentina 10.20 perkiraan kuarter ke 3, 2006 .
114 Turki 10.20 perkiraan 2006.
115 Slovakia 10.20 perkiraan 2006.
116 Myanmar 10.20 perkiraan 2006.
117 Bahama 10.20 perkiraan 2005 .
118 Mesir 10.30 perkiraan 2006.
119 Saint Pierre dan Miquelon (Perancis) 10.30 1999
120 Ekuador 10.60 perkiraan 2006.
121 Barbados 10.70 perkiraan 2003 .
122 Uruguay 10.80 perkiraan 2006.
123 Antigua dan Barbuda 11.00 perkiraan 2001 .
124 Kolombia 11.10 perkiraan 2006.
125 Jamaika 11.30 perkiraan 2006 .
126 Guam (Amerika Serikat) 11.40 perkiraan 2002 .
127 Polinesia Perancis (Perancis) 11.70 2005
128 Niue (Selandia Baru) 12.00 2001
129 Tajikistan 12.00 perkiraan 2004.
130 Puerto Riko (Amerika Serikat) 12.00 2002
131 Grenada 12.50 2000
132 Suriah 12.50 perkiraan 2005 .
133 Indonesia 12.50 perkiraan 2006 .
134 Georgia 12.60 perkiraan 2004.
135 Pantai Gading 13.00 1998
136 Arab Saudi 13.00 perkiraan 2004 .
137 Tonga 13.00 perkiraan Tahun anggaran 03/04 .
138 Kepulauan Cook (Selandia Baru) 13.10 2005
139 Albania 13.80 perkiraan September 2006 .
140 Tunisia 13.90 perkiraan 2006 .
141 Saint Helena (Britania Raya) 14.00 perkiraan 1998.
142 Mali 14.60 perkiraan 2001.
143 Polandia 14.90 perkiraan November 2006.
144 Bahrain 15.00 perkiraan 2005 .
145 Oman 15.00 perkiraan 2004 .
146 Iran 15.00 perkiraan 2007 .
147 Saint Vincent dan Grenadines 15.00 perkiraan 2001.
148 Wallis and Futuna (Perancis) 15.20 2003
149 Yordania 15.40 perkiraan 2006 .
150 Aljazair 15.70 perkiraan 2006.
151 Republik Dominika 16.00 perkiraan 2006.
152 Antillen Belanda (Belanda) 17.00 perkiraan 2002.
153 Kaledonia Baru (Perancis) 17.10 2004
154 Kroasia 17.20 perkiraan 2006 .
155 Kirgizstan 18.00 perkiraan 2004.
156 Sudan 18.70 perkiraan 2002 .
157 Komoro 20.00 perkiraan 1996 .
158 Ghana 20.00 perkiraan 1997.
159 Lebanon 20.00 perkiraan 2006.
160 Saint Lucia 20.00 perkiraan 2003.
161 Mauritania 20.00 perkiraan 2004.
162 Jalur Gaza 20.30 2005
163 Tepi Barat (Israel) 20.30 2005
164 Tanjung Verde 21.00 perkiraan 2000.
165 Gabon 21.00 perkiraan 1997.
166 Mozambik 21.00 perkiraan 1997.
167 Mikronesia 22.00 perkiraan 2000.
168 Dominika 23.00 perkiraan 2000
169 Botswana 23.80 2004
170 Irak 25.00 perkiraan 2005 .
171 Mayotte (Perancis) 25.40 2005
172 Afrika Selatan 25.50 perkiraan 2006.
173 Montenegro 27.70 2005
174 Honduras 27.90 perkiraan 2006.
175 Samoa Amerika (Amerika Serikat) 29.80 2005
176 Kamerun 30.00 perkiraan 2001.
177 Guinea Khatulistiwa 30.00 perkiraan 1998 .
178 Libya 30.00 perkiraan 2004 .
Bumi 30.00 perkiraan 2006.
179 Kepulauan Marshall 30.90 perkiraan 2000.
180 Serbia 31.60 perkiraan 2005 .
181 Yaman 35.00 perkiraan 2003.
182 Makedonia 36.00 perkiraan September 2006 .
183 Afganistan 40.00 perkiraan 2005 .
184 Swaziland 40.00 perkiraan 2006.
185 Kenya 40.00 perkiraan 2001.
186 Nepal 42.00 perkiraan 2004 .
187 Lesotho 45.00 2002
188 Bosnia and Herzegovina 45.50 perkiraan 31 Desember 2004 .
189 Senegal 48.00 perkiraan 2001 .
190 Djibouti 50.00 perkiraan 2004 .
191 Zambia 50.00 perkiraan 2000.
192 Timor Leste 50.00 perkiraan 2001
193 Kepulauan Cocos (Keeling) (Australia) 60.00 perkiraan 2000
194 Turkmenistan 60.00 perkiraan 2004
195 Zimbabwe 80.00 perkiraan 2005
196 Liberia 85.00 perkiraan 2003
197 Nauru 90.00 perkiraan 2004

Kebijakan-Kebijakan Pengangguran

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut.

Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :

  • Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
  • Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
  • Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
  • Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.

  • Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
  • Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
  • Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
  • Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.
  • Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

Cara Mengatasi Pengangguran Musiman

Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut.

  • Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
  • Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.

Cara Mengatasi Pengangguran Siklis

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.

  • Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
  • Meningkatkan daya beli masyarakat.[1]

Referensi

Pranala luar