Lompat ke isi

Sayur: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Spuspita (bicara | kontrib)
→‎Sayuran umum: Menambahkan konten
Spuspita (bicara | kontrib)
→‎Nutrisi: Menambah konten
Baris 179: Baris 179:
Sayuran berperan penting dalam nutrisi atau kesehatan manusia. Sayuran penting bagi kesehatan manusia karena vitamin, mineral, senyawa fitokimia, dan kandungan serat makanannya. Terutama vitamin antioksidan (vitamin A, vitamin C, dan vitamin E) dan kandungan serat pangan memiliki peran penting dalam kesehatan manusia.<ref name=":0">{{Cite web|last=Ülger, Taha Gökmen., Songur, Ayşe Nur., Çırak, Onur., & Çakıroğlu, Funda Pınar.|date=2018|title=Role of Vegetables in Human Nutrition and Disease Prevention|url=https://www.intechopen.com/chapters/61691|website=intechopen.com|access-date=2022-01-02}}</ref>
Sayuran berperan penting dalam nutrisi atau kesehatan manusia. Sayuran penting bagi kesehatan manusia karena vitamin, mineral, senyawa fitokimia, dan kandungan serat makanannya. Terutama vitamin antioksidan (vitamin A, vitamin C, dan vitamin E) dan kandungan serat pangan memiliki peran penting dalam kesehatan manusia.<ref name=":0">{{Cite web|last=Ülger, Taha Gökmen., Songur, Ayşe Nur., Çırak, Onur., & Çakıroğlu, Funda Pınar.|date=2018|title=Role of Vegetables in Human Nutrition and Disease Prevention|url=https://www.intechopen.com/chapters/61691|website=intechopen.com|access-date=2022-01-02}}</ref>
[[Berkas:Vegetable_Cart_in_Guntur.jpg|jmpl|Sayuran (dan beberapa [[buah]] ) untuk dijual di jalan di [[Guntur, India|Guntur]], [[India]]]]
[[Berkas:Vegetable_Cart_in_Guntur.jpg|jmpl|Sayuran (dan beberapa [[buah]] ) untuk dijual di jalan di [[Guntur, India|Guntur]], [[India]]]]
Sayuran pada makanan dapat membantu penurunan kejadian kanker, stroke, penyakit kardiovaskular, dan penyakit kronis lainnya.<ref name="Kerala">{{cite web|title=Vegetables|url=http://www.celkau.in/Crops/Vegetables/vegetables.aspx|work=Infotech Portal|publisher=Kerala Agricultural University|access-date=2015-03-24}}</ref><ref name="Terry2011">{{cite book|author=Terry, Leon|year=2011|url=https://books.google.com/books?id=gNEZoC86dMQC|title=Health-Promoting Properties of Fruits and Vegetables|publisher=CABI|isbn=978-1-84593-529-0|pages=2–4}}</ref> Suatu penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan individu yang makan kurang dari tiga porsi buah dan sayuran di tiap hari, atau seseorang yang makan lebih dari lima porsi memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner atau stroke akan lebih rendah yakni sekitar 20%.<ref name="Harvard">{{Cite web|date=2012-09-18|title=Vegetables and Fruits|url=http://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/what-should-you-eat/vegetables-and-fruits/|publisher=Harvard School of Public Health|access-date=2022-01-02}}</ref> Kandungan [[nutrisi]] pada sayuran sangat bervariasi, dapat mengandung beberapa mengandung sejumlah [[Protein|protein yang]] berguna meskipun umumnya mengandung sedikit [[lemak]],<ref name="Li2008">{{Cite book|last=Li, Thomas S.C.|year=2008|url=https://books.google.com/books?id=n6zNOdkqmMYC|title=Vegetables and Fruits: Nutritional and Therapeutic Values|publisher=CRC Press|isbn=978-1-4200-6873-3|pages=1–2}}</ref> dan berbagai proporsi [[vitamin]] seperti kalori, natrium, kalium, karbohidrat, fiber, gula, [[provitamin]], vitamin A, vitamin C, kalsium, [[Mineral (nutrisi)|mineral makanan]] serta zat besi.<ref>{{Cite web|last=P2PTM Kemenkes RI|date=2018|title=Nutrisi dalam Sayur-sayuran|url=http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/nutrisi-dalam-sayur-sayuran|website=p2ptm.kemkes.go.id|access-date=2022-01-02}}</ref>[[Berkas:Salad platter02 crop.jpg|jmpl|Sayur sebagai selada]]Sayuran dapat dikonsumsi dengan cara beragam, baik sebagai hidangan utama, hidangan pembuka dan penutup, atau hidangan sampingan. Adapun cara pengolahan yakni melalui [[perebusan]], [[pengukusan]], [[penggorengan]], [[penyangraian]], [[penumisan]] atau pun dengan menambahkan atau mencampur dengan bahan makanan lain seperti dalam hidangan [[lalap]] dan [[Selada (hidangan)|selada]].<ref>{{Cite news|last=Mirna|date=2021-09-09|title=SAYURAN Dapat Diolah Selain Menjadi Makanan Juga Dapat Menjadi Minuman Sehat yang Banyak Mengandung?|url=https://pontianak.tribunnews.com/2021/09/09/sayuran-dapat-diolah-selain-menjadi-makanan-juga-dapat-menjadi-minuman-sehat-yang-banyak-mengandung|work=tribunnews.com|access-date=2022-01-02}}</ref>
Sayuran pada makanan dapat membantu penurunan kejadian kanker, stroke, penyakit kardiovaskular, dan penyakit kronis lainnya.<ref name="Kerala">{{cite web|title=Vegetables|url=http://www.celkau.in/Crops/Vegetables/vegetables.aspx|work=Infotech Portal|publisher=Kerala Agricultural University|access-date=2015-03-24}}</ref><ref name="Terry2011">{{cite book|author=Terry, Leon|year=2011|url=https://books.google.com/books?id=gNEZoC86dMQC|title=Health-Promoting Properties of Fruits and Vegetables|publisher=CABI|isbn=978-1-84593-529-0|pages=2–4}}</ref> Suatu penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan individu yang makan kurang dari tiga porsi buah dan sayuran di tiap hari, atau seseorang yang makan lebih dari lima porsi memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner atau stroke akan lebih rendah yakni sekitar 20%.<ref name="Harvard">{{Cite web|date=2012-09-18|title=Vegetables and Fruits|url=http://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/what-should-you-eat/vegetables-and-fruits/|publisher=Harvard School of Public Health|access-date=2022-01-02}}</ref> Kandungan [[nutrisi]] pada sayuran sangat bervariasi, dapat mengandung beberapa mengandung sejumlah [[Protein|protein yang]] berguna meskipun umumnya mengandung sedikit [[lemak]],<ref name="Li2008">{{Cite book|last=Li, Thomas S.C.|year=2008|url=https://books.google.com/books?id=n6zNOdkqmMYC|title=Vegetables and Fruits: Nutritional and Therapeutic Values|publisher=CRC Press|isbn=978-1-4200-6873-3|pages=1–2}}</ref> dan berbagai proporsi [[vitamin]] seperti kalori, natrium, kalium, karbohidrat, fiber, gula, [[provitamin]], vitamin A, vitamin C, kalsium, [[Mineral (nutrisi)|mineral makanan]] serta zat besi.<ref>{{Cite web|last=P2PTM Kemenkes RI|date=2018|title=Nutrisi dalam Sayur-sayuran|url=http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/nutrisi-dalam-sayur-sayuran|website=p2ptm.kemkes.go.id|access-date=2022-01-02}}</ref>
Sayuran dapat dikonsumsi dengan cara beragam, baik sebagai hidangan utama, hidangan pembuka dan penutup, atau hidangan sampingan. Adapun cara pengolahan yakni melalui [[perebusan]], [[pengukusan]], [[penggorengan]], [[penyangraian]], [[penumisan]] atau pun dengan menambahkan atau mencampur dengan bahan makanan lain seperti dalam hidangan [[lalap]] dan [[Selada (hidangan)|selada]].<ref>{{Cite news|last=Mirna|date=2021-09-09|title=SAYURAN Dapat Diolah Selain Menjadi Makanan Juga Dapat Menjadi Minuman Sehat yang Banyak Mengandung?|url=https://pontianak.tribunnews.com/2021/09/09/sayuran-dapat-diolah-selain-menjadi-makanan-juga-dapat-menjadi-minuman-sehat-yang-banyak-mengandung|work=tribunnews.com|access-date=2022-01-02}}</ref>


Beberapa jenis sayur bahkan telah diklaim mengandung zat antioksidan, antibakteri, antijamur, maupun zat anti racun. Konon, melakukan diet dengan mengonsumsi jumlah sayur dan buah-buahan yang cukup dapat menurunkan risiko [[Serangan jantung|penyakit jantung]] dan [[diabetes melitus tipe 2]]. Dengan diet ini pula, dapat membantu melawan [[kanker]] dan mengurangi [[osteoporosis]]. Selain itu, dengan mengonsumsi zat natrium dalam buah dan sayur akan membantu mencegah terbentuknya [[batu ginjal]].
Beberapa jenis sayur bahkan telah diklaim mengandung zat antioksidan, antibakteri, antijamur, maupun zat anti racun. Konon, melakukan diet dengan mengonsumsi jumlah sayur dan buah-buahan yang cukup dapat menurunkan risiko [[Serangan jantung|penyakit jantung]] dan [[diabetes melitus tipe 2]]. Dengan diet ini pula, dapat membantu melawan [[kanker]] dan mengurangi [[osteoporosis]]. Selain itu, dengan mengonsumsi zat natrium dalam buah dan sayur akan membantu mencegah terbentuknya [[batu ginjal]].


Namun, sering kali sayur juga mengandung racun dan antinutrisi seperti [[Solanin|α-solanin]], α-chaconine, enzim inhibitor (dari cholinesterase, protease, amilase, dsb), sianida dan sianida prekursor, asam oksalat, dan banyak lagi. Tergantung pada konsentrasi, senyawa tersebut dapat mengurangi sifat edibilitas, nilai gizi, dan manfaat kesehatan dari sayur. Memasak dan mengolahnya sering kali dapat mengurangi sejumlah zat tersebut.
Namun, sering kali sayur juga mengandung racun dan antinutrisi seperti [[Solanin|α-solanin]], α-chaconine, enzim inhibitor (dari cholinesterase, protease, amilase, dsb), sianida dan sianida prekursor, asam oksalat, dan banyak lagi. Tergantung pada konsentrasi, senyawa tersebut dapat mengurangi sifat edibilitas, nilai gizi, dan manfaat kesehatan dari sayur. Memasak dan mengolahnya sering kali dapat mengurangi sejumlah zat tersebut.

Di Amerika Serikat, buah dan sayuran, terutama sayuran hijau, telah dikaitkan dengan lebih dari setengah infeksi gastrointestinal terkait norovirus. Barang-barang ini biasanya dikonsumsi mentah dan dapat terkontaminasi oleh penjamah makanan yang terinfeksi selama persiapan. Saat menangani makanan mentah, kebersihan sangat penting, dan produk tersebut harus dibersihkan, ditangani, dan disimpan dengan benar untuk menghindari kontaminasi.<ref>{{Cite journal|last=Centers for Disease Control and Prevention|year=2013|title=Attribution of Foodborne Illness, 1998–2008|url=https://www.cdc.gov/foodborneburden/attribution-1998-2008.html|journal=Estimates of Foodborne Illness in the United States|volume=19|issue=3}}</ref>

=== Rekomendasi ===
[[Berkas:Vegetable_consumption_per_capita,_OWID.svg|jmpl|Konsumsi sayuran per kapita pada tahun 2013.<ref>{{Cite web|title=Vegetable consumption per capita|url=https://ourworldindata.org/grapher/vegetable-consumption-per-capita|website=Our World in Data|access-date=5 March 2020}}</ref>]]
USDA merekomendasikan agar orang Amerika mengonsumsi lima hingga sembilan porsi buah dan sayuran per hari.<ref>[https://web.archive.org/web/20131207154611/http://www.cnpp.usda.gov/Publications/DietaryGuidelines/2000/2000DGBrochureFabulousFruits.pdf Fabulous fruits... versatile vegetables.] United States Department of Agriculture. Diakses tanggal 2022-01-07.</ref> Jumlah keseluruhan yang dikonsumsi bervariasi menurut usia dan jenis kelamin, dan didasarkan pada ukuran porsi biasa serta komposisi nutrisi umum. Kentang tidak dihitung karena sebagian besar merupakan sumber pati. Satu porsi sebagian besar sayuran dan jus sayuran adalah setengah cangkir, yang bisa dimakan mentah atau dimasak. Satu porsi sayuran berdaun hijau, seperti selada dan bayam, biasanya satu cangkir penuh.<ref>{{Cite web|date=2014-12-18|title=What is a serving?|url=http://www.heart.org/HEARTORG/Caregiver/Replenish/WhatisaServing/What-is-a-Serving_UCM_301838_Article.jsp|publisher=American Heart Association|access-date=2022-01-07}}</ref> Karena tidak ada satu pun buah atau sayuran yang dapat memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan yang baik, berbagai jenis makanan harus dipilih.<ref name="Harvard" />


=== Zat warna ===
=== Zat warna ===
[[Berkas:Sayuran daun.jpg|jmpl|170px|Sayur daun, membawa pigmen berwarna hijau.]]
[[Berkas:Sayuran daun.jpg|jmpl|170px|Sayur daun, membawa pigmen berwarna hijau.|kiri]]
Warna hijau yang ada pada sayur-mayur berupa daun-daunan berasal dari pigmen klorofil (zat hijau daun). Klorofil ini dipengaruhi oleh pH (keasaman) dan berubah warna menjadi hijau olive dalam kondisi asam, dan berubah menjadi hijau cerah dalam kondisi basa. Sejumlah asam tadi dikeluarkan dari batang sayur dalam proses memasak, khususnya bila dimasak tanpa penutup.
Warna hijau yang ada pada sayur-mayur berupa daun-daunan berasal dari pigmen klorofil (zat hijau daun). Klorofil ini dipengaruhi oleh pH (keasaman) dan berubah warna menjadi hijau olive dalam kondisi asam, dan berubah menjadi hijau cerah dalam kondisi basa. Sejumlah asam tadi dikeluarkan dari batang sayur dalam proses memasak, khususnya bila dimasak tanpa penutup.


Baris 193: Baris 201:
Warna merah/biru pada beberapa buah dan sayur (contoh: kubis merah) adalah karena zat anthocyanin, yang mana zat ini sensitif terhadap perubahan pH. Ketika pH dalam keadaan netral, pigmen berwarna ungu, ketika terdapat asam, menjadi merah, dalam kondisi basa, menjadi biru. Pigmen ini sangat larut dalam air.
Warna merah/biru pada beberapa buah dan sayur (contoh: kubis merah) adalah karena zat anthocyanin, yang mana zat ini sensitif terhadap perubahan pH. Ketika pH dalam keadaan netral, pigmen berwarna ungu, ketika terdapat asam, menjadi merah, dalam kondisi basa, menjadi biru. Pigmen ini sangat larut dalam air.


== Sayur sebagai masakan ==
=== Sayur sebagai masakan ===
[[Berkas:Sayur_asem_vegetable_soup.jpg|220px|jmpl|Sayur asam adalah sayur yang sangat populer di Indonesia.]][[Berkas:Salad platter02 crop.jpg|jmpl|Sayur sebagai selada]]Dalam khazanah kuliner [[Nusantara]], [[sayur]] juga dapat berarti komponen makanan pendamping [[nasi]] (atau [[makanan pokok]] lainnya) yang berkuah, yang berasal dari [[tumbuhan]] (termasuk [[jamur]]) yang dapat atau layak "''disayur''". Dengan demikian, menyayur adalah tindakan memasak sayur-mayur yang (umumnya) berkuah. Kuah untuk sayur dapat cair, seperti misalnya [[sayur bening]] atau [[Sayur asam]], hingga agak kental, seperti [[gulai]]. Sayur yang berkuah sedikit atau "kering" misalnya adalah [[gudeg]] dan [[asinan]].
[[Berkas:Sayur_asem_vegetable_soup.jpg|220px|jmpl|Sayur asam adalah sayur yang sangat populer di Indonesia.]]
Dalam khazanah kuliner [[Nusantara]], [[sayur]] juga dapat berarti komponen makanan pendamping [[nasi]] (atau [[makanan pokok]] lainnya) yang berkuah, yang berasal dari [[tumbuhan]] (termasuk [[jamur]]) yang dapat atau layak "''disayur''". Dengan demikian, menyayur adalah tindakan memasak sayur-mayur yang (umumnya) berkuah. Kuah untuk sayur dapat cair, seperti misalnya [[sayur bening]] atau [[Sayur asam]], hingga agak kental, seperti [[gulai]]. Sayur yang berkuah sedikit atau "kering" misalnya adalah [[gudeg]] dan [[asinan]].


Masakan sayur pada umumnya berbahan baku bagian [[tumbuhan]] ([[daun]], [[buah]], [[biji]], [[akar]], atau [[batang]]) yang lunak dan dapat dicampur dengan sumber lain, seperti [[daging]] ([[ayam]] atau [[sapi]]), [[hasil laut]]/[[ikan]], atau produk olahan, seperti [[tempe]], [[tahu]], atau [[oncom]]. Pendamping lain selain sayur adalah [[lauk]]. Sayur biasanya disiapkan dengan mendidihkan air lalu ke dalamnya dimasukkan sayur-mayur sebagai pemadat, [[daging]] bila diperlukan, dan [[bumbu]] untuk menyedapkan. Untuk mengentalkan kuah biasanya ditambahkan [[santan]] atau sedikit [[tepung]].
Masakan sayur pada umumnya berbahan baku bagian [[tumbuhan]] ([[daun]], [[buah]], [[biji]], [[akar]], atau [[batang]]) yang lunak dan dapat dicampur dengan sumber lain, seperti [[daging]] ([[ayam]] atau [[sapi]]), [[hasil laut]]/[[ikan]], atau produk olahan, seperti [[tempe]], [[tahu]], atau [[oncom]]. Pendamping lain selain sayur adalah [[lauk]]. Sayur biasanya disiapkan dengan mendidihkan air lalu ke dalamnya dimasukkan sayur-mayur sebagai pemadat, [[daging]] bila diperlukan, dan [[bumbu]] untuk menyedapkan. Untuk mengentalkan kuah biasanya ditambahkan [[santan]] atau sedikit [[tepung]].
Baris 202: Baris 209:


=== Penanaman ===
=== Penanaman ===
[[Berkas:AUSAID_SOUTH_AFRICA_(10672860713).jpg|ka|jmpl|Menanam sayuran di Afrika Selatan]]
[[Berkas:AUSAID_SOUTH_AFRICA_(10672860713).jpg|jmpl|Menanam sayuran di Afrika Selatan|kiri]]
Sejak dahulu sayuran telah menjadi bagian dari makanan manusia yang bisa dikonsumsi. Sayuran dan buah dapat membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, mencegah beberapa jenis kanker, menurunkan risiko gangguan mata dan pencernaan, serta memiliki efek positif pada gula darah, yang dapat membantu menjaga nafsu makan.<ref>{{Cite web|title=Vegetables and Fruits|url=https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/what-should-you-eat/vegetables-and-fruits/|website=harvard.edu|language=en|access-date=2022-01-04}}</ref> Sayuran dapat berupa makanan pokok tetapi kebanyakan digunakan sebagai bahan tambahan dan penambah variasi pada makanan dengan cita rasa yang unik dan pada waktu bersamaan juga menambahkan nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan. Sistem budidaya penanaman mengikuti pola yang sama yakni 1) penyiapan atau pengolahan tanah tanah untuk penanaman dapat berupa menghilangkan atau mengubur tanah (bedengan), 2) menaburkan kompos atau pupuk kandang, 3) Membuat lubang dan jarak tanaman serta menabur benih, 4) merawat tanaman muda saat tumbuh dengan mengurangi, mengendalikan hama, dan menyediakan air yang cukup untuk mejaga kelembaban tanah, 5) memanen hasil tanaman yang siap panen, dan 6) menyimpan ataupun memasarkan hasil panen atau memakannya selagi sayuran segar dari tanah.<ref>{{Cite web|date=2020-07-01|title=Langkah-langkah Menanam Sayur di Pekarangan|url=https://dkpp.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/langkah-langkah-menanam-sayur-di-pekarangan-70|website=dkpp.bulelengkab.go.id|publisher=Pemerintah Kabupaten Buleleng, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan|access-date=2022-01-02}}</ref>
Sejak dahulu sayuran telah menjadi bagian dari makanan manusia yang bisa dikonsumsi. Sayuran dan buah dapat membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, mencegah beberapa jenis kanker, menurunkan risiko gangguan mata dan pencernaan, serta memiliki efek positif pada gula darah, yang dapat membantu menjaga nafsu makan.<ref>{{Cite web|title=Vegetables and Fruits|url=https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/what-should-you-eat/vegetables-and-fruits/|website=harvard.edu|language=en|access-date=2022-01-04}}</ref> Sayuran dapat berupa makanan pokok tetapi kebanyakan digunakan sebagai bahan tambahan dan penambah variasi pada makanan dengan cita rasa yang unik dan pada waktu bersamaan juga menambahkan nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan. Sistem budidaya penanaman mengikuti pola yang sama yakni 1) penyiapan atau pengolahan tanah tanah untuk penanaman dapat berupa menghilangkan atau mengubur tanah (bedengan), 2) menaburkan kompos atau pupuk kandang, 3) Membuat lubang dan jarak tanaman serta menabur benih, 4) merawat tanaman muda saat tumbuh dengan mengurangi, mengendalikan hama, dan menyediakan air yang cukup untuk mejaga kelembaban tanah, 5) memanen hasil tanaman yang siap panen, dan 6) menyimpan ataupun memasarkan hasil panen atau memakannya selagi sayuran segar dari tanah.<ref>{{Cite web|date=2020-07-01|title=Langkah-langkah Menanam Sayur di Pekarangan|url=https://dkpp.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/langkah-langkah-menanam-sayur-di-pekarangan-70|website=dkpp.bulelengkab.go.id|publisher=Pemerintah Kabupaten Buleleng, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan|access-date=2022-01-02}}</ref>

Jenis tanah yang berbeda lebih disukai untuk tanaman yang berbeda, tetapi di daerah beriklim sedang, tanah berpasir mengering dengan cepat tetapi cepat panas di musim semi, menjadikannya ideal untuk tanaman awal, sedangkan tanah liat berat menahan kelembaban lebih baik dan lebih baik untuk tanaman akhir musim. Penggunaan bulu domba, cloches, mulsa plastik, polytunnels, dan rumah kaca dapat memperpanjang musim pertumbuhan.<ref name="RHS">{{Cite book|year=1992|url=https://do1-vbox1.web.tku.edu.tw/z90Bk7_rhs-encyclopedia-of-gardening_dTHK.pdf|title=The Royal Horticultural Society Encyclopedia of Gardening|publisher=Dorling Kindersley|isbn=978-0-86318-979-1|editor-last=Brickell|editor-first=Christopher|pages=303–08|url-status=live}}</ref> Iklim, khususnya pola curah hujan, membatasi produksi sayuran di lokasi yang lebih panas, sedangkan suhu dan panjang hari membatasi produktivitas di zona beriklim sedang.<ref name="Field">{{Cite book|last=Field, Harry|last2=Solie, John|year=2007|url=https://books.google.com/books?id=WWWc8VmdqDAC|title=Introduction to Agricultural Engineering Technology: A Problem Solving Approach|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=978-0-387-36915-0}}</ref>
[[Berkas:John_Deere_tractor_between_cabbage_rows.jpg|ka|jmpl|Menyiangi tanaman kubis di Colorado, AS]]
Dalam skala kecil, sekop, garpu, dan cangkul adalah alat pilihan, sedangkan pertanian komersial memiliki akses ke berbagai peralatan mekanis. Bajak, garu, bor, transplanter, pembudidaya, peralatan irigasi, dan pemanen adalah di antaranya. Dengan sistem pemantauan komputer, pencari GPS, dan program self-steer untuk robot otonom, teknik baru merevolusi operasi budidaya yang terlibat dalam menanam sayuran, memberikan manfaat ekonomi.<ref name="Field2">{{Cite book|last=Field, Harry|last2=Solie, John|year=2007|url=https://books.google.com/books?id=WWWc8VmdqDAC|title=Introduction to Agricultural Engineering Technology: A Problem Solving Approach|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=978-0-387-36915-0}}</ref>

=== Panen ===
[[Berkas:Harvesting_-_geograph.org.uk_-_290336.jpg|kiri|jmpl|Memanen bit di Inggris Raya]]
Sumber air dan makanan sayuran terputus saat dipanen. Itu terus terjadi, kehilangan kelembapan dalam prosesnya, seperti yang terlihat pada layunya tanaman berdaun hijau. Sayuran umbi-umbian memiliki masa simpan yang lebih lama jika dikumpulkan saat dikembangkan sepenuhnya, tetapi mereka juga dapat dibiarkan di tanah dan dipanen seiring waktu. Pemanenan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tanaman tidak rusak atau memar. Bawang merah dan bawang putih dapat dikeringkan di ladang selama beberapa hari, sedangkan tanaman umbi-umbian seperti kentang mendapat manfaat dari tahap kematangan singkat dalam kondisi hangat dan lembab, di mana luka sembuh dan kulit menebal dan mengeras. Peniaian harus dilakukan sebelum pemasaran atau penyimpanan untuk membuang barang yang rusak dan memilih produk berdasarkan kualitas, ukuran, kematangan, dan warna.<ref name="Dixie">{{Cite web|last=Dixie, Grahame|year=2005|title=8. Post-harvest handling: Storage|url=http://www.fao.org/docrep/008/a0185e/a0185e0a.htm|website=Horticultural Marketing|publisher=FAO|access-date=2022-01-07}}</ref>

=== Penyimpanan ===
Perawatan pasca panen yang tepat bermanfaat bagi semua sayuran. Selama periode penyimpanan, sebagian besar sayuran dan barang-barang yang mudah rusak akan hilang. Di negara-negara terbelakang tanpa fasilitas penyimpanan dingin yang memadai, kerugian ini bisa mencapai tiga puluh hingga lima puluh persen. Kerusakan yang disebabkan oleh kelembaban, jamur, mikroorganisme, dan hama adalah penyebab paling umum dari kehilangan.<ref name="PrakashGarg">{{cite book|author1=Garg & Prakash|author2=Garg, H.P.|year=2000|url=https://books.google.com/books?id=-v_LfcIdJxIC&pg=PA191|title=Solar Energy: Fundamentals and Applications|publisher=Tata McGraw-Hill Education|isbn=978-0-07-463631-2|page=191}}</ref>
[[Berkas:Gerooide_aardappels.JPG|jmpl|Penyimpanan sementara kentang di Belanda]]
Penyimpanan jangka pendek dan jangka panjang keduanya merupakan pilihan. Karena sebagian besar sayuran mudah rusak, penyimpanan jangka pendek selama beberapa hari memungkinkan fleksibilitas pemasaran. Sayuran berdaun kehilangan kelembapannya selama penyimpanan, dan vitamin C di dalamnya terdegradasi dengan cepat. Beberapa produk, seperti kentang dan bawang, tetap baik dan dapat dijual ketika harga yang lebih tinggi tersedia; dengan memperpanjang musim pemasaran, volume total hasil panen yang lebih besar dapat dijual. Sebagian besar tanaman memprioritaskan penyimpanan makanan berkualitas tinggi, mempertahankan tingkat kelembaban yang tinggi, dan menjaga produk di tempat teduh jika penyimpanan berpendingin tidak tersedia.<ref name="Dixie" />

Aplikasi rantai dingin yang efektif adalah faktor terpenting dalam penyimpanan pasca panen yang tepat yang bertujuan untuk memperpanjang dan mempertahankan umur simpan.<ref name="pxk2">Kohli, Pawanexh (2008) "Why Cold Chain for Vegetables" in [http://crosstree.info/Documents/Care%20of%20F%20n%20V.pdf ''Fruits and Vegetables Post-Harvest Care: The Basics''] {{Webarchive}}. Crosstree Techno-visors</ref> Sayuran termasuk kembang kol, terong, selada, lobak, bayam, kentang, dan tomat mendapat manfaat dari penyimpanan dingin, dengan suhu ideal yang bervariasi berdasarkan varietas tanaman. Pendinginan evaporatif adalah contoh teknologi pengontrol suhu yang tidak memerlukan penggunaan listrik. Perkembangan mikroba dapat dihambat dan umur simpan diperpanjang dengan menyimpan buah-buahan dan sayuran di lingkungan yang terkendali dengan jumlah karbon dioksida atau oksigen yang tinggi.<ref name="Thompson">{{cite book|author=Thompson, A. Keith|year=2010|url=https://books.google.com/books?id=9DUh8FcKQtsC&pg=PA18|title=Controlled Atmosphere Storage of Fruits and Vegetables|publisher=CABI|isbn=978-1-84593-647-1|page=18}}</ref>

Sayuran dan produk pertanian lainnya dapat diiradiasi dengan radiasi pengion untuk melindunginya dari infeksi mikroba dan kerusakan serangga, serta kerusakan fisik. Ini memiliki kemampuan untuk memperpanjang umur penyimpanan makanan tanpa mempengaruhi karakteristiknya.<ref>{{cite web|author=de Zeeuw, Dick|title=Use of nuclear energy to preserve man's food|url=https://www.iaea.org/sites/default/files/publications/magazines/bulletin/bull18-0/18005480406su.pdf|publisher=International Atomic Energy Agency|access-date=2015-03-22}}</ref>


=== Top negara produsen ===
=== Top negara produsen ===

Revisi per 7 Januari 2022 02.18

Sayur yang dijual di pasar.

Sayur atau sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan nabati yang biasanya mengandung kadar air yang tinggi, yang dapat dikonsumsi setelah dimasak atau diolah dengan teknik tertentu, atau dalam keadaan segar.[1][2] Istilah untuk kumpulan berbagai jenis sayur adalah sayur-sayuran atau sayur-mayur. Pengolahan sayur-mayur dapat dilakukan dengan cara beragam. Sayur merupakan makanan yang sehat untuk dikonsumsi.

Sayuran dapat dikonsumsi baik mentah ataupun berupa masakan. Sayuran berperan penting dalam nutrisi atau kesehatan manusia, sebagian besar rendah lemak dan karbohidrat, tetapi tinggi vitamin, mineral dan serat makanan. Terutama vitamin antioksidan (vitamin A, vitamin C, dan vitamin E) dan kandungan serat pangan memiliki peran penting dalam kesehatan manusia.[3] Banyak ahli gizi mendorong orang untuk mengkonsumsi banyak buah dan sayuran, lima porsi atau lebih sehari sering direkomendasikan.

Sayur asinan

Etimologi

Istilah sayur pertama kali dikenal pada awal abad ke-15 dari sayuran Prancis Kuno yang dalam bahasa Inggris: "vegetable" yang awalnya diterapkan pada semua tanaman. Dalam bahasa Latin Abad Pertengahan vegetabilis yang berarti "tumbuh, berkembang" (yaitu tanaman), perubahan semantik dari bahasa Latin Akhir yang berarti "menjadi menghidupkan, mempercepat".[2] Sayur umumnya merupakan segala sesuatu yang berasal dari tumbuhan yang dapat (tapi tidak harus) dimasak, atau dengan kata lain disayur. Istilah "sayur" tidak diberi batasan secara ilmiah. Sebagian besar sayur mencakup bagian-bagian vegetatif dari tumbuhan, yang umumnya berupa daun (dan biasanya beserta tangkainya), tetapi dapat pula berupa batang muda (mis. rebung), umbi batang (mis. kentang) atau umbi akar (mis. wortel ). Sementara yang lainnya berasal dari organ generatif, yang umumnya berupa polong-polongan (mis. buncis dan kapri), tetapi dapat juga berupa bunga (mis. kecombrang dan turi) atau buah utuh (misalnya terung dan tomat). Terdapat pula bagian-bagian khas dari beberapa tumbuhan yang juga tergolong sebagai sayur-sayuran, seperti tongkol jagung muda (baby corn) dan jantung pisang. Selain itu, cendawan atau jamur besar yang dapat dimakan juga digolongkan sebagai sayur, meskipun secara taksonomi bukan tumbuhan.[4]

Dalam dunia kuliner, buah-buahan, meskipun mengandung banyak air, secara eksklusif dianggap terpisah dari kelompok sayur-sayuran terutama bagi buah-buahan yang rasanya manis. Definisi buah dalam dunia kuliner berbeda dengan buah dalam ilmu botani, sehingga beberapa makanan yang termasuk buah menurut ilmu botani, dianggap sebagai sayur dalam kuliner. Beberapa makanan tersebut sebagai contoh adalah terung, paprika, dan tomat.[5] Biji-bijian dan sebagian dari kacang-kacangan juga dianggap sebagai terpisah dari sayur-mayur. Beberapa bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai sumber pengobatan, bumbu masak, atau rempah-rempah juga terkadang (tapi tidak semua) dianggap terpisah dari sayur-sayuran.

Karena tradisi dan cara penyajian makanan yang berbeda di setiap negara, penggolongan sayur-mayur juga berbeda pada masing-masing negara. Misalnya, avokad yang sering dianggap sebagai sayur di negara-negara barat karena sering menjadi pendamping selada, tetapi dianggap buah di Indonesia karena sering dibuat sebagai jus.

Terminologi

Secara terminologi, "sayuran" dapat bervariasi karena banyak bagian tanaman yang ada di dunia, seperti akar, umbi-umbian, batang, daun, atau bagian bunga yang dapat dikonsumsi sebagai makanan. Dalam arti luas, kata sayuran adalah penggunaan kata secara adjektiva yang diartikan "muasal dari tumbuhan". Secara khusus, istilah sayuran dapat didefinisikan sebagai "bagian apapun dari tanaman yang dapat dikonsumsi". [6] Kemudian dalam arti sekunder menjadi "bagian yang dapat dimakan dari tanaman".[6] Penyimpulan dari definisi tersebut adalah "setiap bagian tanaman yang dapat dikonsumsi sebagai makanan yang juga termasuk buah atau biji, tetapi buah matang yang dimakan termasuk dari makanan utama".[7] Selain dari definisi itu, jamur yang dapat dikonsumsi (seperti jamur pangan) dan rumput laut, meskipun bukan bagian dari kelompok tanaman yang dijadikan sayur, sering dianggap dijadikan sebagai sayuran.[8][9]

Sejarah

Manusia dulunya adalah pemburu-pengumpul sebelum pertanian. Mereka mncari hewan mati dan berburu yang hidup untuk makanan, mencari makan buah-buahan yang dapat dimakan, kacang-kacangan, batang, daun, dan umbi-umbian.[10] Contoh pertama pertanian seharusnya berkebun hutan di pembukaan hutan tropis, di mana spesies tanaman yang berharga diakui dan didorong untuk tumbuh sementara spesies yang tidak diinginkan dimusnahkan. Pemuliaan tanaman segera diikuti dengan pemilihan galur dengan ciri-ciri yang diinginkan seperti buah besar dan perkembangan yang kuat.[11] Sementara bukti pertama domestikasi rumput seperti gandum dan barley ditemukan di Fertile Crescent di Timur Tengah, kemungkinan besar manusia di seluruh dunia mulai menanam tanaman antara 10.000 SM dan 7.000 SM.[12] Banyak petani pedesaan di Afrika, Asia, Amerika Selatan, dan di tempat lain mempraktikkan pertanian subsisten saat ini, menggunakan bidang tanah mereka untuk menghasilkan makanan yang cukup untuk keluarga mereka sambil memperdagangkan hasil panen yang berlebih untuk barang-barang lain.[13]

Sejarah mencatat, orang kaya telah mampu membeli makanan yang bervariasi yang mencakup daging, sayuran, dan buah sepanjang sejarah yang tercatat; namun, daging adalah kemewahan bagi orang miskin, dan makanan yang mereka makan hambar, sebagian besar terdiri dari beras, gandum hitam, barley, gandum, millet, atau jagung. Penambahan bahan nabati memberikan variasi pada makanan. Suku Aztec di Amerika Tengah menanam tomat, alpukat, kacang-kacangan, paprika, labu, labu, kacang tanah, dan biji bayam, antara lain, untuk melengkapi tortilla dan bubur mereka. Suku Inca makan jagung di dataran dan kentang di dataran tinggi di Peru. Untuk melengkapi diet mereka, mereka makan biji quinoa dan paprika, tomat, dan alpukat.[14]

Di Cina kuno, makanan pokok di selatan adalah nasi, dan makanan pokok di utara adalah gandum, yang dibuat menjadi pangsit, mie, dan pancake. Sayuran yang digunakan untuk mencocokkan termasuk ubi jalar, kedelai, buncis, lobak, bawang merah dan bawang putih. Makanan pokok orang Mesir kuno adalah roti, yang sering terkontaminasi oleh pasir dan gigi yang terkikis. Daging adalah kemewahan, tetapi lebih banyak ikan. Ini disertai dengan berbagai sayuran, termasuk sumsum tulang, buncis, lentil, bawang, bawang hijau, bawang putih, lobak dan selada.[14]

Roti adalah makanan pokok di Yunani kuno, bersama dengan keju kambing, zaitun, buah ara, ikan, dan terkadang daging. Bawang merah, bawang putih, kubis, melon, dan lentil termasuk sayuran yang dibudidayakan.[15] Bubur kental dibuat dari biji-bijian atau dua kacang dan sayuran di Roma kuno, tetapi sedikit daging dan ikan tidak sia-sia. Bangsa Romawi kuno makan daun bit, bukan akar, dan menghasilkan kacang, kacang polong, bawang, dan lobak.[16]

Beberapa sayuran umum

Sayuran umum
Gambar Jenis Bagian yang dikonsumsi Tanah asal Kultivar
Brassica oleracea (Brassicaceae) daun, kuncup, batang, kepala bunga Eropa Kubis, Kubis brussel, Kembang kol, Brokoli, Kubis keriting, Kohlrabi,

Kubis putih, Kubis merah, Kubis savoy, Brokoli Cina (Kailan), Sawi hijau

Brassica rapa akar, daun Asia Lobak cina, Kubis tiongkok, Sawi putih, Pakcoy (bok choy)
Raphanus sativus akar, daun, polong biji, minyak biji, tunas Asia Tenggara Lobak, daikon, varietas polong biji
Daucus carota akar, daun, batang Persia Wortel
Pastinaca sativa akar Eurasia Ubi
Beta vulgaris akar, daun Eropa dan Timur Dekat Akar Bit, Bit Laut, Lobak Swiss, Bit Gula
Lactuca sativa daun, batang, minyak biji Mesir Selada, Selada Batang
Phaseolus vulgarisPhaseolus coccineusPhaseolus lunatus polong, biji Amerika Tengah dan Selatan Kacang Hijau, Kacang Perancis, Kacang Runner, Kacang Haricot, Kacang Lima
Vicia faba polong, biji Mediterania dan Timur Tengah Kacang Panjang
Pisum sativum polong, biji, kecambah Mediterania dan Timur Tengah Ercis, Kapri, Buncis
Solanum tuberosum umbi-umbian Amerika Selatan Kentang
Solanum melongena buah-buahan Asia Selatan dan Timur Terong
Solanum lycopersicum buah-buahan Amerika Selatan Tomat
Cucumis sativus buah-buahan Asia Selatan Ketimun
Cucurbita spp. buah-buahan, bunga Mesoamerika Labu
Allium cepa umbi, daun Asia Bawang, Bawang Merah, Daun Bawang
Allium sativum umbi Asia Bawang putih
Allium ampeloprasum sarung daun Eropa dan Timur Tengah Daun Bawang, Bawang Putih Gajah
Capsicum annuum buah-buahan Amerika Utara dan Selatan Paprika
Spinacia oleracea dedaunan Asia Tengah dan Barat Daya Bayam, Bayam Jepang
Dioscorea spp. umbi-umbian Afrika Tropis Yam (Uwi)
Ipomoea batatas umbi, daun, pucuk Amerika Tengah dan Selatan Ubi Jalar
Manihot esculenta umbi-umbian Amerika Selatan Singkong

Nutrisi

Tumisan ala Asia Tenggara dengan cabai dan sambal

Sayuran berperan penting dalam nutrisi atau kesehatan manusia. Sayuran penting bagi kesehatan manusia karena vitamin, mineral, senyawa fitokimia, dan kandungan serat makanannya. Terutama vitamin antioksidan (vitamin A, vitamin C, dan vitamin E) dan kandungan serat pangan memiliki peran penting dalam kesehatan manusia.[3]

Sayuran (dan beberapa buah ) untuk dijual di jalan di Guntur, India

Sayuran pada makanan dapat membantu penurunan kejadian kanker, stroke, penyakit kardiovaskular, dan penyakit kronis lainnya.[17][18] Suatu penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan individu yang makan kurang dari tiga porsi buah dan sayuran di tiap hari, atau seseorang yang makan lebih dari lima porsi memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner atau stroke akan lebih rendah yakni sekitar 20%.[19] Kandungan nutrisi pada sayuran sangat bervariasi, dapat mengandung beberapa mengandung sejumlah protein yang berguna meskipun umumnya mengandung sedikit lemak,[20] dan berbagai proporsi vitamin seperti kalori, natrium, kalium, karbohidrat, fiber, gula, provitamin, vitamin A, vitamin C, kalsium, mineral makanan serta zat besi.[21]

Sayuran dapat dikonsumsi dengan cara beragam, baik sebagai hidangan utama, hidangan pembuka dan penutup, atau hidangan sampingan. Adapun cara pengolahan yakni melalui perebusan, pengukusan, penggorengan, penyangraian, penumisan atau pun dengan menambahkan atau mencampur dengan bahan makanan lain seperti dalam hidangan lalap dan selada.[22]

Beberapa jenis sayur bahkan telah diklaim mengandung zat antioksidan, antibakteri, antijamur, maupun zat anti racun. Konon, melakukan diet dengan mengonsumsi jumlah sayur dan buah-buahan yang cukup dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes melitus tipe 2. Dengan diet ini pula, dapat membantu melawan kanker dan mengurangi osteoporosis. Selain itu, dengan mengonsumsi zat natrium dalam buah dan sayur akan membantu mencegah terbentuknya batu ginjal.

Namun, sering kali sayur juga mengandung racun dan antinutrisi seperti α-solanin, α-chaconine, enzim inhibitor (dari cholinesterase, protease, amilase, dsb), sianida dan sianida prekursor, asam oksalat, dan banyak lagi. Tergantung pada konsentrasi, senyawa tersebut dapat mengurangi sifat edibilitas, nilai gizi, dan manfaat kesehatan dari sayur. Memasak dan mengolahnya sering kali dapat mengurangi sejumlah zat tersebut.

Di Amerika Serikat, buah dan sayuran, terutama sayuran hijau, telah dikaitkan dengan lebih dari setengah infeksi gastrointestinal terkait norovirus. Barang-barang ini biasanya dikonsumsi mentah dan dapat terkontaminasi oleh penjamah makanan yang terinfeksi selama persiapan. Saat menangani makanan mentah, kebersihan sangat penting, dan produk tersebut harus dibersihkan, ditangani, dan disimpan dengan benar untuk menghindari kontaminasi.[23]

Rekomendasi

Konsumsi sayuran per kapita pada tahun 2013.[24]

USDA merekomendasikan agar orang Amerika mengonsumsi lima hingga sembilan porsi buah dan sayuran per hari.[25] Jumlah keseluruhan yang dikonsumsi bervariasi menurut usia dan jenis kelamin, dan didasarkan pada ukuran porsi biasa serta komposisi nutrisi umum. Kentang tidak dihitung karena sebagian besar merupakan sumber pati. Satu porsi sebagian besar sayuran dan jus sayuran adalah setengah cangkir, yang bisa dimakan mentah atau dimasak. Satu porsi sayuran berdaun hijau, seperti selada dan bayam, biasanya satu cangkir penuh.[26] Karena tidak ada satu pun buah atau sayuran yang dapat memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan yang baik, berbagai jenis makanan harus dipilih.[19]

Zat warna

Berkas:Sayuran daun.jpg
Sayur daun, membawa pigmen berwarna hijau.

Warna hijau yang ada pada sayur-mayur berupa daun-daunan berasal dari pigmen klorofil (zat hijau daun). Klorofil ini dipengaruhi oleh pH (keasaman) dan berubah warna menjadi hijau olive dalam kondisi asam, dan berubah menjadi hijau cerah dalam kondisi basa. Sejumlah asam tadi dikeluarkan dari batang sayur dalam proses memasak, khususnya bila dimasak tanpa penutup.

Warna kuning/oranye yang ada pada buah-buahan berasal dari zat yang bernama karotenoid. Di mana zat ini juga dipengaruhi oleh proses memasak yang normal atau perubahan pH (zat asam).

Warna merah/biru pada beberapa buah dan sayur (contoh: kubis merah) adalah karena zat anthocyanin, yang mana zat ini sensitif terhadap perubahan pH. Ketika pH dalam keadaan netral, pigmen berwarna ungu, ketika terdapat asam, menjadi merah, dalam kondisi basa, menjadi biru. Pigmen ini sangat larut dalam air.

Sayur sebagai masakan

Sayur asam adalah sayur yang sangat populer di Indonesia.
Sayur sebagai selada

Dalam khazanah kuliner Nusantara, sayur juga dapat berarti komponen makanan pendamping nasi (atau makanan pokok lainnya) yang berkuah, yang berasal dari tumbuhan (termasuk jamur) yang dapat atau layak "disayur". Dengan demikian, menyayur adalah tindakan memasak sayur-mayur yang (umumnya) berkuah. Kuah untuk sayur dapat cair, seperti misalnya sayur bening atau Sayur asam, hingga agak kental, seperti gulai. Sayur yang berkuah sedikit atau "kering" misalnya adalah gudeg dan asinan.

Masakan sayur pada umumnya berbahan baku bagian tumbuhan (daun, buah, biji, akar, atau batang) yang lunak dan dapat dicampur dengan sumber lain, seperti daging (ayam atau sapi), hasil laut/ikan, atau produk olahan, seperti tempe, tahu, atau oncom. Pendamping lain selain sayur adalah lauk. Sayur biasanya disiapkan dengan mendidihkan air lalu ke dalamnya dimasukkan sayur-mayur sebagai pemadat, daging bila diperlukan, dan bumbu untuk menyedapkan. Untuk mengentalkan kuah biasanya ditambahkan santan atau sedikit tepung.

Produksi

Penanaman

Menanam sayuran di Afrika Selatan

Sejak dahulu sayuran telah menjadi bagian dari makanan manusia yang bisa dikonsumsi. Sayuran dan buah dapat membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, mencegah beberapa jenis kanker, menurunkan risiko gangguan mata dan pencernaan, serta memiliki efek positif pada gula darah, yang dapat membantu menjaga nafsu makan.[27] Sayuran dapat berupa makanan pokok tetapi kebanyakan digunakan sebagai bahan tambahan dan penambah variasi pada makanan dengan cita rasa yang unik dan pada waktu bersamaan juga menambahkan nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan. Sistem budidaya penanaman mengikuti pola yang sama yakni 1) penyiapan atau pengolahan tanah tanah untuk penanaman dapat berupa menghilangkan atau mengubur tanah (bedengan), 2) menaburkan kompos atau pupuk kandang, 3) Membuat lubang dan jarak tanaman serta menabur benih, 4) merawat tanaman muda saat tumbuh dengan mengurangi, mengendalikan hama, dan menyediakan air yang cukup untuk mejaga kelembaban tanah, 5) memanen hasil tanaman yang siap panen, dan 6) menyimpan ataupun memasarkan hasil panen atau memakannya selagi sayuran segar dari tanah.[28]

Jenis tanah yang berbeda lebih disukai untuk tanaman yang berbeda, tetapi di daerah beriklim sedang, tanah berpasir mengering dengan cepat tetapi cepat panas di musim semi, menjadikannya ideal untuk tanaman awal, sedangkan tanah liat berat menahan kelembaban lebih baik dan lebih baik untuk tanaman akhir musim. Penggunaan bulu domba, cloches, mulsa plastik, polytunnels, dan rumah kaca dapat memperpanjang musim pertumbuhan.[29] Iklim, khususnya pola curah hujan, membatasi produksi sayuran di lokasi yang lebih panas, sedangkan suhu dan panjang hari membatasi produktivitas di zona beriklim sedang.[30]

Menyiangi tanaman kubis di Colorado, AS

Dalam skala kecil, sekop, garpu, dan cangkul adalah alat pilihan, sedangkan pertanian komersial memiliki akses ke berbagai peralatan mekanis. Bajak, garu, bor, transplanter, pembudidaya, peralatan irigasi, dan pemanen adalah di antaranya. Dengan sistem pemantauan komputer, pencari GPS, dan program self-steer untuk robot otonom, teknik baru merevolusi operasi budidaya yang terlibat dalam menanam sayuran, memberikan manfaat ekonomi.[31]

Panen

Memanen bit di Inggris Raya

Sumber air dan makanan sayuran terputus saat dipanen. Itu terus terjadi, kehilangan kelembapan dalam prosesnya, seperti yang terlihat pada layunya tanaman berdaun hijau. Sayuran umbi-umbian memiliki masa simpan yang lebih lama jika dikumpulkan saat dikembangkan sepenuhnya, tetapi mereka juga dapat dibiarkan di tanah dan dipanen seiring waktu. Pemanenan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tanaman tidak rusak atau memar. Bawang merah dan bawang putih dapat dikeringkan di ladang selama beberapa hari, sedangkan tanaman umbi-umbian seperti kentang mendapat manfaat dari tahap kematangan singkat dalam kondisi hangat dan lembab, di mana luka sembuh dan kulit menebal dan mengeras. Peniaian harus dilakukan sebelum pemasaran atau penyimpanan untuk membuang barang yang rusak dan memilih produk berdasarkan kualitas, ukuran, kematangan, dan warna.[32]

Penyimpanan

Perawatan pasca panen yang tepat bermanfaat bagi semua sayuran. Selama periode penyimpanan, sebagian besar sayuran dan barang-barang yang mudah rusak akan hilang. Di negara-negara terbelakang tanpa fasilitas penyimpanan dingin yang memadai, kerugian ini bisa mencapai tiga puluh hingga lima puluh persen. Kerusakan yang disebabkan oleh kelembaban, jamur, mikroorganisme, dan hama adalah penyebab paling umum dari kehilangan.[33]

Penyimpanan sementara kentang di Belanda

Penyimpanan jangka pendek dan jangka panjang keduanya merupakan pilihan. Karena sebagian besar sayuran mudah rusak, penyimpanan jangka pendek selama beberapa hari memungkinkan fleksibilitas pemasaran. Sayuran berdaun kehilangan kelembapannya selama penyimpanan, dan vitamin C di dalamnya terdegradasi dengan cepat. Beberapa produk, seperti kentang dan bawang, tetap baik dan dapat dijual ketika harga yang lebih tinggi tersedia; dengan memperpanjang musim pemasaran, volume total hasil panen yang lebih besar dapat dijual. Sebagian besar tanaman memprioritaskan penyimpanan makanan berkualitas tinggi, mempertahankan tingkat kelembaban yang tinggi, dan menjaga produk di tempat teduh jika penyimpanan berpendingin tidak tersedia.[32]

Aplikasi rantai dingin yang efektif adalah faktor terpenting dalam penyimpanan pasca panen yang tepat yang bertujuan untuk memperpanjang dan mempertahankan umur simpan.[34] Sayuran termasuk kembang kol, terong, selada, lobak, bayam, kentang, dan tomat mendapat manfaat dari penyimpanan dingin, dengan suhu ideal yang bervariasi berdasarkan varietas tanaman. Pendinginan evaporatif adalah contoh teknologi pengontrol suhu yang tidak memerlukan penggunaan listrik. Perkembangan mikroba dapat dihambat dan umur simpan diperpanjang dengan menyimpan buah-buahan dan sayuran di lingkungan yang terkendali dengan jumlah karbon dioksida atau oksigen yang tinggi.[35]

Sayuran dan produk pertanian lainnya dapat diiradiasi dengan radiasi pengion untuk melindunginya dari infeksi mikroba dan kerusakan serangga, serta kerusakan fisik. Ini memiliki kemampuan untuk memperpanjang umur penyimpanan makanan tanpa mempengaruhi karakteristiknya.[36]

Top negara produsen

Toko sayur di India
Sayuran supermarket di Amerika Serikat

Cina menjadi sebuah negara penghasil sayuran terbesar dengan lebih dari setengah produksinya di dunia. Kemudia diikuti India, Amerika Serikat, Turki, Iran, dan Mesir adalah produsen terbesar berikutnya. Cina mempunyai lahan terluas dikhususkan untuk produksi sayuran, sedangkan hasil perataan tertinggi diperoleh di Spanyol dan Republik Korea.[37]

Negara Area yang dibudidayakan dalam ribu hektar

(2.500 hektar)

Menghasilkan dalam ribu kg/ha

(890 lb/hektar)

Produksi dalam ribu ton

(1.100 ton pendek )

Cina 23.458 230 539.993
India 7.256 138 100.045
Amerika Serikat 1.120 318 35.609
Turki 1.090 238 25.901
Iran 767 261 19.995
Mesir 755 251 19.487
Italia 537 265 14,201
Rusia 759 175 13.283
Spanyol 348 364 12,679
Meksiko 681 184 12.515
Nigeria 1844 64 11,830
Brazil 500 225 11.233
Jepang 407 264 10.746
Indonesia 1082 90 9.780
Korea Selatan 268 364 9.757
Vietnam 818 110 8.976
Ukraina 551 162 8.911
Uzbekistan 220 342 7,529
Filipina 718 88 6.299
Perancis 245 227 5,572
Dunia total 55.598 188 1.044.380

Higiene dan standar keamanan

Untuk keamanan, CDC merekomendasikan penanganan buah-buahan yang tepat untuk mengurangi risiko kontaminasi makanan dan keracunan makanan. Buah-buahan dan sayur-sayuran segar harus dipilih dengan hati-hati. Di toko, sayur dan buah tidak boleh rusak atau memar, dan sayur yang belum dipotong-potong harus didinginkan atau dikelilingi oleh es. Buah-buahan dan sayur-sayuran harus dicuci sebelum makan. Semua itu harus dilakukan dengan tepat sebelum dimasak atau dimakan untuk menghindari dampak negatif.

Buah-buahan dan sayur-sayuran harus disimpan terpisah dari makanan mentah seperti daging, unggas, dan makanan laut, serta peralatan memasak apapun atau permukaan yang mungkin bersentuhan dengan mereka (misalnya talenan). Buah-buahan dan sayur-sayuran, jika mereka tidak akan dimasak, harus dibuang jika mereka telah menyentuh daging mentah, unggas, makanan laut, atau telur. Semua buah dan sayur yang telah dipotong, dikupas, atau dimasak harus didinginkan dalam waktu 2 jam. Setelah waktu tertentu, bakteri berbahaya dapat tumbuh dan meningkatkan risiko keracunan makanan.

Organisasi Standardisasi Internasional (ISO) menetapkan beberapa standar internasional untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang berhubungan dengan buah-buahan dan sayur-sayuran aman, terpercaya, dan berkualitas baik.[38] ISO 1991-1:1982 mendaftar nama ilmiah dari 61 spesies yang umum dijadikan sebagai sayur beserta nama umumnya dalam Bahasa Inggris, Prancis, dan Rusia.[39] ISO 67.080.20 memberikan panduan mengenai penyimpanan dan pengangkutan sayuran dan produk turunannya.[40]

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Arti kata sayur dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  2. ^ a b Harper, Douglas. "vegetable". Online Etymology Dictionary. Diakses tanggal 2022-01-02. 
  3. ^ a b Ülger, Taha Gökmen., Songur, Ayşe Nur., Çırak, Onur., & Çakıroğlu, Funda Pınar. (2018). "Role of Vegetables in Human Nutrition and Disease Prevention". intechopen.com. Diakses tanggal 2022-01-02. 
  4. ^ "Fungi vegetables". Spices & Medicinal Herbs: Classification of vegetables. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2015-03-24. 
  5. ^ Toman sebagai buah atau sayur pernah menjadi perdebatan hingga menjadi persengketaan yang diurus dalam Mahkamah Agung Amerika Serikat pada tahun 1893. Nix v. Hedden, 149 U.S. 304 (1893). Findlaw.com.
  6. ^ a b "Vegetable". dictionary.com. Diakses tanggal 2022-01-02. 
  7. ^ Sinha, Nirmal; Hui, Y.H.; Evranuz, E. Özgül; Siddiq, Muhammad; Ahmed, Jasim (2010). Handbook of Vegetables and Vegetable Processing. John Wiley & Sons. hlm. 192, 352. ISBN 978-0-470-95844-5. 
  8. ^ Astuti, Novi Fuji (2020). "10 Jenis Jamur yang Enak dan Aman Dikonsumsi". merdeka.com. Diakses tanggal 2022-01-02. 
  9. ^ Ramdhani, Gilar (2021-09-28). "Dikenal Sebagai Sayuran Super, Inilah Sederet Khasiat Rumput Laut Bagi Tubuh". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-01-02. 
  10. ^ Portera, Claire C.; Marlowe, Frank W. (2007). "How marginal are forager habitats?". Journal of Archaeological Science. 34 (1): 59–68. doi:10.1016/j.jas.2006.03.014. 
  11. ^ Douglas John McConnell (1992). The forest-garden farms of Kandy, Sri Lanka. hlm. 1. ISBN 978-92-5-102898-8. 
  12. ^ "The Development of Agriculture". National Geographic. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-14. Diakses tanggal 2022-01-07. 
  13. ^ Wharton, Clifton R. (1970). Subsistence Agriculture and Economic Development. Transaction Publishers. hlm. 18. ISBN 978-0-202-36935-8. 
  14. ^ a b Lambert, Tim. "A brief history of Food". Diakses tanggal 2022-01-07. 
  15. ^ Apel, Melanie Ann (2004). Land and Resources in Ancient Greece. Rosen Publishing Group. hlm. 10. ISBN 978-0-8239-6769-8. 
  16. ^ Forbes, Robert James (1965). Studies in Ancient Technology. Brill Archive. hlm. 99. 
  17. ^ "Vegetables". Infotech Portal. Kerala Agricultural University. Diakses tanggal 2015-03-24. 
  18. ^ Terry, Leon (2011). Health-Promoting Properties of Fruits and Vegetables. CABI. hlm. 2–4. ISBN 978-1-84593-529-0. 
  19. ^ a b "Vegetables and Fruits". Harvard School of Public Health. 2012-09-18. Diakses tanggal 2022-01-02. 
  20. ^ Li, Thomas S.C. (2008). Vegetables and Fruits: Nutritional and Therapeutic Values. CRC Press. hlm. 1–2. ISBN 978-1-4200-6873-3. 
  21. ^ P2PTM Kemenkes RI (2018). "Nutrisi dalam Sayur-sayuran". p2ptm.kemkes.go.id. Diakses tanggal 2022-01-02. 
  22. ^ Mirna (2021-09-09). "SAYURAN Dapat Diolah Selain Menjadi Makanan Juga Dapat Menjadi Minuman Sehat yang Banyak Mengandung?". tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-01-02. 
  23. ^ Centers for Disease Control and Prevention (2013). "Attribution of Foodborne Illness, 1998–2008". Estimates of Foodborne Illness in the United States. 19 (3). 
  24. ^ "Vegetable consumption per capita". Our World in Data. Diakses tanggal 5 March 2020. 
  25. ^ Fabulous fruits... versatile vegetables. United States Department of Agriculture. Diakses tanggal 2022-01-07.
  26. ^ "What is a serving?". American Heart Association. 2014-12-18. Diakses tanggal 2022-01-07. 
  27. ^ "Vegetables and Fruits". harvard.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-04. 
  28. ^ "Langkah-langkah Menanam Sayur di Pekarangan". dkpp.bulelengkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Buleleng, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan. 2020-07-01. Diakses tanggal 2022-01-02. 
  29. ^ Brickell, Christopher, ed. (1992). The Royal Horticultural Society Encyclopedia of Gardening (PDF). Dorling Kindersley. hlm. 303–08. ISBN 978-0-86318-979-1. 
  30. ^ Field, Harry; Solie, John (2007). Introduction to Agricultural Engineering Technology: A Problem Solving Approach. Springer Science & Business Media. ISBN 978-0-387-36915-0. 
  31. ^ Field, Harry; Solie, John (2007). Introduction to Agricultural Engineering Technology: A Problem Solving Approach. Springer Science & Business Media. ISBN 978-0-387-36915-0. 
  32. ^ a b Dixie, Grahame (2005). "8. Post-harvest handling: Storage". Horticultural Marketing. FAO. Diakses tanggal 2022-01-07. 
  33. ^ Garg & Prakash; Garg, H.P. (2000). Solar Energy: Fundamentals and Applications. Tata McGraw-Hill Education. hlm. 191. ISBN 978-0-07-463631-2. 
  34. ^ Kohli, Pawanexh (2008) "Why Cold Chain for Vegetables" in Fruits and Vegetables Post-Harvest Care: The Basics Error in webarchive template: Check |url= value. Empty.. Crosstree Techno-visors
  35. ^ Thompson, A. Keith (2010). Controlled Atmosphere Storage of Fruits and Vegetables. CABI. hlm. 18. ISBN 978-1-84593-647-1. 
  36. ^ de Zeeuw, Dick. "Use of nuclear energy to preserve man's food" (PDF). International Atomic Energy Agency. Diakses tanggal 2015-03-22. 
  37. ^ "Table 27 Top vegetable producers and their productivity" (PDF). FAO Statistical Yearbook 2013. Food and Agriculture Organization of the United Nations. hlm. 165. Diakses tanggal 2015-09-14. 
  38. ^ "67.080: Fruits. Vegetables". International Organization for Standardization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-25. Diakses tanggal 2009-04-23. 
  39. ^ "ISO 1991-1:1982: Vegetables – Nomenclature". International Organization for Standardization. Diakses tanggal 2015-03-20. 
  40. ^ "67.080.20: Vegetables and derived products". International Organization for Standardization. Diakses tanggal 2015-03-20. 

Lihat pula