Lompat ke isi

Suku Hui

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hui حُوِ ذَو/回族 (Huí Zú)
Seorang pria tua Hui
Daerah dengan populasi signifikan
Republik Rakyat Tiongkok
Bahasa
Bahasa Tionghoa
Agama
Islam[1]
Kelompok etnik terkait
Dungan, Panthay, Han, kelompok suku Muslim yang lain
Suku Hui
Nama Tionghoa
Hanzi: 回族
Nama Rusia
Rusia: Дунгане
Nama Dungan
Dungan: Хуэйзў
Xiao'erjing: حُوِ ذَو
Romanisasi: Huejzw

Suku Hui (Hanzi: 回族, Hanyu Pinyin: Huí Zú) adalah salah satu suku dari lima suku terbesar di Republik Rakyat Tiongkok. Suku ini memeluk agama Islam dan tersebar di hampir seluruh provinsi di Tiongkok, tetapi terkonsentrasi di Ningxia, Hainan, Gansu, Yunnan dan Qinghai. Ningxia sendiri adalah daerah otonomi bagi suku muslim Hui.

Seorang muslim Hui di Tiongkok

Suku Hui sendiri adalah hasil asimilasi dan merupakan keturunan dari suku Han dengan bangsa Persia dan Arab sejak zaman Dinasti Tang. Sekitar abad ke-7, para pedagang Persia dan Arab mulai memenuhi kantung-kantung perdagangan Tiongkok. Yang datang melalui Jalan Sutra, biasanya menetap di Chang'an dan sekitarnya, sedangkan yang datang melalui jalan laut menetap di daerah Quanzhou dan Zhangzhou di pesisir Fujian. Mereka inilah kemudian berasimilasi dengan suku Han dan menurunkan suku Hui yang sekarang tersebar di seluruh Tiongkok ini.

Secara fisik, suku Hui tidak berbeda dengan suku Han; yang berbeda hanya cara hidup mereka yang beragama Islam, menjalankan syariah Islam namun bergaya Konfusianis. Hal ini membedakan mereka daripada suku Uygur, yang sama-sama memeluk agama Islam namun lebih bernafaskan Islam Asia Tengah.

Hubungan antar agama

[sunting | sunting sumber]

Ma Zhu menulis "Agama Tionghoa sangat berbeda dengan Islam, tetapi gagasannya secara garis besar sama."[1]

Saat Pemberontakan Panthay, pemimpin Muslim Du Wenxiu berkata kepada misionaris Katolik, "Saya telah membaca karya tulis agamamu dan tidak ada yang janggal. Islam dan Kristen adalah saudara."[2]

Sejarah panjang suku Hui yang sudah lama menetap dan berasimilasi dengan suku Han menyebabkan mayoritas suku Hui untuk mengadopsi marga Tionghoa yang berasal dari etnis Han. Namun, nama umum etnis Hui sebenarnya merupakan nama Tionghoa terhadap nama-nama Arab atau Persia. Contoh, marga 'Ma' dipakai untuk mewakili nama 'Muhammad'.

Orang Hui biasanya memiliki nama Tionghoa dan nama Arab, namun mereka lebih sering menggunakan nama Tionghoanya. Beberapa etnis Hui tidak ingat apa nama Islam mereka.[3]

Mereka yang mengadopsi nama Barat tidak boleh menggunakan nama Islam.[4] Salah satu contohnya adalah Pai Hsien-yung, seorang penulis etnis Hui yang menetap di Amerika Serikat. Pai Hsien-yung mengadopsi nama 'Kenneth'. Ayahnya merupakan Bai Chongxi, seorang jenderal Muslim di Republik Tiongkok, yang meminta anak-anaknya memakai nama-nama Barat.

Pengabdian militer

[sunting | sunting sumber]

Secara ekstensif di sejarah Tiongkok, etnis Hui kerap ikut berdinas militer sebagai jenderal dan tentara, sering mengisi jabatan penting.[5] Pada Dinasti Tang, 3,000 pasukan Tionghoa dan 3,000 pasukan Arab dibarter dalam sebuah perjanjian.[6]

Di Bahasa Tionghoa, imam disebut sebagai 'Ahong'. Pada Perang Dunia II, imam etnis Hui kerap menyerukan jihad melawan Jepang, dan menyatakan bahwa mereka yang gugur akan mati syahid.[7] Ma Zhanshan adalah salah satu ulama yang bergerilya melawan Jepang.

Tokoh-tokoh terkenal

[sunting | sunting sumber]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Wang, Jianping (1995). Discrimination, corruption and moral decline: the historical background of the Muslim Hui uprising in Yunnan, China, 1856–1873. The Harry S. Truman Research Institute for the Advancement of Peace, The Hebrew University. hlm. 8. Diakses tanggal 28 June 2010. 
  2. ^ Atwill, David G. (2005). The Chinese sultanate: Islam, ethnicity, and the Panthay Rebellion in southwest China, 1856–1873. Stanford University Press. hlm. 167. ISBN 0-8047-5159-5. Diakses tanggal 28 June 2010. 
  3. ^ Dillon 1999, hlm. 78.
  4. ^ Pakistan horizon, Volumes 1–3. Pakistan Institute of International Affairs. 1948. hlm. 178. Diakses tanggal 28 June 2010. 
  5. ^ Hastings, Selbie & Gray 1916, hlm. 893.
  6. ^ Keim 1951, hlm. 121.
  7. ^ Dudoignon, Komatsu & Kosugi 2006, hlm. 136.