Lompat ke isi

Sima Yi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sima Yi
司馬懿
Lukisan ilustrasi Sima Yi pada masa Dinasti Ming
Guru Agung (太傅)
Masa jabatan
13 March 239 (13 March 239) – 7 September 251 (7 September 251)
Penguasa monarkiCao Fang
Sebelum
Pendahulu
Zhong Yao
Pengganti
Sima Fu
Sebelum
Manajer Urusan Sekretariat Kekaisaran (錄尚書事)
Masa jabatan
22 January (22 January) – 13 March 239 (13 March 239)
Penguasa monarkiCao Fang
Pengganti
Cao Shuang
Sebelum
Petugas Istana (侍中)
Masa jabatan
22 January (22 January) – 13 March 239 (13 March 239)
Penguasa monarkiCao Fang
Masa jabatan
221–226
Penguasa monarkiCao Pi
Marsekal Agung (太尉)
Masa jabatan
13 February 235 (13 February 235) – 13 March 239 (13 March 239)
Penguasa monarkiCao Rui / Cao Fang
Sebelum
Pendahulu
Hua Xin
Pengganti
Man Chong
Sebelum
Panglima Tertinggi (大將軍)
Masa jabatan
16 March 230 (16 March 230) – 13 February 235 (13 February 235)
Penguasa monarkiCao Rui
Sebelum
Pendahulu
Cao Zhen
Pengganti
Cao Yu
Sebelum
Kepala Pengendali Provinsi Jing dan Yu (荊、豫州牧)
Masa jabatan
July 227 (July 227) – 16 March 230 (16 March 230)
Penguasa monarkiCao Rui
Jenderal Kavaleri Tegas (驃騎將軍)
Masa jabatan
January or February 227 (January or February 227) – 16 March 230 (16 March 230)
Penguasa monarkiCao Rui
Jenderal yang Menenangkan Angkatan Darat (撫軍將軍)
Masa jabatan
224 (224) – January or February 227 (January or February 227)
Penguasa monarkiCao Pi / Cao Rui
Pengawas Kanan Sekretariat Kekaisaran (尚書右僕射)
Masa jabatan
221–226
Penguasa monarkiCao Pi
Asisten Panitera Kekaisaran Istana (御史中丞)
Masa jabatan
220–221
Penguasa monarkiCao Pi
Magister Penulisan (尚書)
Masa jabatan
220
Penguasa monarkiCao Pi
Mayor untuk Angkatan Darat Kanselir (丞相軍司馬)
Masa jabatan
219–220
Penguasa monarkiKaisar Xian dari Han
KanselirCao Cao
Magister Pengarsipan untuk Kanselir (丞相主簿)
Masa jabatan
215–?
Penguasa monarkiKaisar Xian dari Han
KanselirCao Cao
Panitera Senior untuk Beasiswa Sastra (文學掾)
Masa jabatan
208–?
Penguasa monarkiEmperor Xian of Han
KanselirCao Cao
Informasi pribadi
Lahir179
Kabupaten Wen, Kabupaten Henei,
Dinasti Han
Meninggal7 September 251(251-09-07) (umur 71–72)
Luoyang, Cao Wei
MakamKecamatan Mengjin, Henan
Suami/istriZhang Chunhua
Pasangan serumah
  • Nyonya Fu
  • Nyonya Zhang
  • Nyonya Bai
Anak
Orang tua
Kerabat
PekerjaanJenderal militer, politisi, wali kuasa
Nama kehormatanZhongda (仲達)
Nama kuilGaozu (高祖)
BangsawanMarquis Wuyang (舞陽侯)
Nama anumerta
Kaisar Xuan (Templat:Langn)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini
Sima Yi
Hanzi tradisional: 司馬懿
Hanzi sederhana: 司马懿
Courtesy name
Hanzi tradisional: 仲達
Hanzi sederhana: 仲达

Sima Yi (司馬懿 Sīmǎ Yì) (Han Kuno: *s-lə *mˤraʔ *[ʔ]<r>ik-s (Baxter–Sagart); *slɯ *mraːʔ *qriɡs (Zhengzhang Shangfang)) (179 – 7 September[1] 251) nama kehormatan Zhongda merupakan seorang strategis, jenderal dan politisi Cao Wei pada era Tiga Kerajaan, Tiongkok.

Sima Yi memulai karir politiknya dibawah kanselir agung Dinasti Han Cao Cao pada 208,[2] dan dengan cepat ia dipromosi ke jabatan yang lebih tinggi. Kemampuannya dalam menangani urusan domestik dan militer negara seperti memajukan pertanian, mengabdi sebagai penasihat, menangkal serangan dari Shu Han dan Dong Wu, menumpas pemberontakan Xincheng dan mengalahkan Meng Da, serta menguasai Liaodong yang dikuasai oleh Gongsun, memberikannya prestise besar. Ia mungkin paling dikenal sebagai pembela Cao Wei dari ekspedisi militer yang dilaksanakan oleh Zhuge Liang pada 231 sampai 234.

Pada 239, dengan wali kuasa lainnya Cao Shuang, ia ditunjuk sebagai wali kuasa untuk Cao Fang setelah ayah angkatnya, Kaisar Cao Rui meninggal dunia. Walaupun keduanya memulai pekerjaan mereka dengan hubungan yang baik, hubungan tersebut segera memburuk karena korupsi, pemborosan, dan upaya Cao Shuang untuk membatasi pengaruh politik Sima Yi.[3] Pada Februari 249 setelah dengan hati-hati merencanakan dan mengumpulkan dukungan, Sima Yi menggulingkan Cao Shuang melalui kudeta dan akhirnya menghukum Cao Shuang dan pendukungnya mati.[4]

Kesuksesannya dan prestasinya yang menonjol membuka jalan bagi fondasi cucunya Sima Yan menjadi kaisar Dinasti Jin, yang akhirnya akan mengakhiri era Tiga Kerajaan.

Setelah pendirian Dinasti Jin, Sima Yi diberikan gelar anumerta sebagai Kaisar Xuan dari Jin dengan nama kuil Gaozu.[5] Ia juga merupakan kakek moyang umum bagi seluruh kaisar Dinasti Jin (266–420), Kaisar Jin Barat merupakan keturunan dari Sima Zhao (anak kedua Sima Yi dari Zhang Chunhua) dan Kaisar Jin Timur merupakan keturunan dari Sima Zhou (putra keempat Sima Yi dari Nyonya Fu).

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Kampung halaman keluarga Sima Yi adalah Xiaojing (孝敬里), Kecamatan Wen, Kabupaten Henei. Kakek moyangnya adalah Sima Ang, Raja Yin (殷王) yang memerintah pada masa Delapan Belas Kerajaan pada masa transisi Dinasti Qin ke Dinasti Han sebelum jenderal Liu Bang, Han Xin, menaklukkan wilayah kekuasaannya, menawan Sima Ang dan menaklukkan ibukota negaranya, Zhaoge. Pada masa awal Dinasti Han, kerajaan yang dahulu diperintah oleh Sima Ang diturunkan menjadi sebuah kabupaten dan keturunan Sima Ang menetap disana sejak berdirinya Dinasti Han.[6]

Sima Yi[7] merupakan anak kedua dari Sima Fang, memiliki seorang kakak Sima Lang (nama kehormatan: Boda) dan enam orang adik.[a] Bersama saudaranya, mereka dikenal sebagai Delapan Da karena nama kehormatan kedelapan kakak adik berakhir dengan kata da ().[8]

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]

Sima Yi[7] merupakan satu dari delapan bersaudara, yang semuanya terkenal karena garis keturunan mereka. Masing-masing dari mereka memiliki nama gaya Tionghoa yang diakhiri dengan karakter Da (達). Karena hal tersebut, kedelapan bersaudara itu secara bersama dikenal sebagai "Delapan Da Sima" (司馬八達). Ini merupakan istilah kehormatan karena kelompok lain delapan administrator yang berbakat di dalam era sebelumnya telah diberikan sedemikian rupa. Keluarganya bertempat tinggal di Luoyang ketika Dong Zhuo menguasai kota, menghancurkannya, dan memindahkan ibu kota ke Chang'an. Kakak Sima Yi, Sima Lang (Boda) memimpin keluarga ke kediaman leluhur mereka di distrik Wen (温縣), dan kemudian, dengan tepat meramalkan bahwa tempat itu akan menjadi medan perang, memindahkan mereka sekali lagi ke Liyang (黎陽). Pada tahun 194, karena Cao Cao berperang dengan Lü Bu, Sima Yi menemani keluarganya kembali ke distrik Wen.

Sima Yi menunjukkan kecerdikannya pada masa kecil. Ia sangat berpengetahuan dan bisa menghapal Klasik Tionghoa. Saat kekacauan terjadi pada masa Akhir Dinasti Han, Sima Yi merasa simpati dan keprihatinan terhadap rakyat. Sebelum beranjak dewasa pada usia 19, ia bertemu dengan Yang Jun, seorang adminstrator kabupaten yang sangat dikenal karena bisa mencari bakat. Yang Jun menyatakan bahwa Sima Yi "sangat berbakat". Cui Yan yang berteman dengan kakaknya, Sima Lang pernah berkata: "(Sima Yi) sangat pintar, tegas dan unik. (Sima Lang) tidak bisa dibandingkan dengannya".[9]

Cao Cao yang menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum pada 201 mendengar potensi Sima Yi dan ingin merekrutnya untuk bekerja untuknya. Namun, Sima Yi menolak dengan alasan sakit dan Kitab Jin memberi detail lebih lanjut bahwa Sima Yi melihat bahwa Dinasti Han akan berada di ambang keruntuhan, menolak tawaran Cao Cao dan berdalih bahwa kakinya lumpuh dan ia terpaksa dirumahkan dengan mata-mata Cao Cao melaporkan kembali kepadanya bahwa Sima Yi berada di tempat tidur tidak kemana-mana.[10]

Karir dengan Cao Cao

[sunting | sunting sumber]

Saat Cao Cao dilantik sebagai kanselir agung pada tahun 208, ia memerintah seseorang untuk merekrut Sima Yi untuk menjadi asisten juru tulis dalam administrasinya, dan dikatakan telah memerintahkan pejabat tersebut untuk menangkap Sima Yi jika ia berlama-lama. Sima Yi menjadi takut dan menerima pengangkatan tersebut.[b]

Saran untuk menyerang Provinsi Yi

[sunting | sunting sumber]

Pada 215, Sima Yi menemani Cao Cao untuk menyerang panglima perang sekaligus pendeta Zhang Lu di Hanzhong dan Cao Cao mengalahkannya di Pertempuran Yangping. Setelah pertempuran tersebut, Sima Yi menyarankan Cao Cao untuk memanfaatkan momentum kemenangan ini dan menyerang Liu Bei yang baru saja merebut Provinsi Yi dari Liu Zhang karena Liu Bei belum memiliki pondasi yang kokoh di Provinsi tersebut. Namun, Cao Cao menolak usulan Sima Yi dan merasa puas untuk menguasai daerah Longyou (隴右, meliputi wilayah modern di Gansu dan Shaanxi).[11] Cao Cao kemudian mengubah perhatiannya menuju ke timur melawan Sun Quan.[12]

Meminta Cao Cao untuk merebut kekuasaan

[sunting | sunting sumber]

Sun Quan mengirimkan seorang utusan kepada Cao Cao untuk berdamai dan menyatakan bahwa ia akan tunduk kepada Cao Cao. Sun Quan juga memohon Cao Cao untuk merebut kekuasaan dari Kaisar Xian dari Han dan mendeklarasikan dirinya kaisar. Menanggapi saran Sun Quan, Cao Cao menyatakan: "Anak ini ingin menempatkan saya diatas api". Sima Yi berkata kepadanya: "Dinasti Han akan segera mencapai akhirnya. Paduka telah menguasai sembilan per sepuluh dari Dinasti Han.[c] Engkau berada di posisi untuk mengambil taktha. Penundukan Sun Quan adalah wahyu Langit." Sebelumnya pada masa Yu yang Agung, dan pada Dinasti Xia, Shang, dan Zhou, pemimpin yang tidak ragu dalam mengambil kekuasaan merupakan orang yang mengerti maksud wahyu Langit.[13] Cao Cao tidak mendengarkan saran Sima Yi dan beberapa pejabat yang memiliki saran yang sama, dan tetap setia kepada Dinasti Han sampai akhir hayatnya.

Pada saat Cao Cao diberi gelar "Raja Wei", Sima Yi bekerja sebagai salah satu penasihat bagi putranya Cao Pi yang sangat menghormatinya atas kecerdikannya. Bersama dengan Chen Qun, Wu Zhi dan Zhu Shuo, mereka dikenal dengan julukan "Empat Sekawan" dan keempatnya menjadi penasihat dekat Cao Pi.[14] Sebelum Cao Pi menjadi putra mahkota Cao Cao, ia sempat bersaing dengan Cao Zhi mengenai ahli waris. Pada saat ini, Sima Yi diduga secara rahasia mendukung Cao Pi dan membantunya menang dalam persaingan mengenai siapa yang akan menjadi ahli waris Cao Cao. Ia juga sebenarnya berkontribusi dalam penurunan pangkat dan penyingkiran Cao Zhi dari politik setelah Cao Pi menjadi kaisar.[15]

Ketika Sima Yi diangkat menjadi Mayor Angkatan Darat (軍司馬), ia mengusulkan kepada Cao Cao untuk menimbun persediaan makanan dan menjaga pertahanan mereka karena ada lebih dari 200.000 orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri melalui pertanian. Cao Cao menerima idenya dan menerapkan kebijakan bagi rakyat untuk bertani dan menimbun gandum.[16]

Pertempuran Fancheng

[sunting | sunting sumber]

Sima Yi menyarankan Cao Cao untuk mewaspadai Hu Xiu (胡修) dan Fu Fang (傅方), yang menjabat sebagai Inspektur Provinsi Jing dan Administrator Kabupaten Nanxiang (南鄉郡; di Provinsi Jing) pada saat itu. Dalam sarannya, ia berkata bahwa Hu Xiu sangat brutal dan Fu Fang sangat angkuh, keduanya tidak boleh diberikan tugas dalam menjaga Provinsi Jing, tapi Cao Cao menghiraukannya. Pada 219 di Pertempuran Fancheng, saat jenderal Cao Cao Cao Ren dikepung oleh jenderal Liu Bei, Guan Yu di Fancheng, Cao Cao memerintah Yu Jin untuk memimpin pasukan bala bantuan untuk menangkal kepungan. Seperti yang diprediksi Sima Yi, Hu Xiu dan Fu Fang membelot ke Guan Yu, membuat Cao Ren semakin kesulitan.[17]

Setelah mendengarkan kekalahan Yu Jin, Cao Cao merasa bahwa ibukota telah terancam dan dekat dengan wilayah musuh maka ia sempat memikirkan untuk memindahkan ibukota ke utara di Hebei. Sima Yi dan Jiang Ji berkata, "Kekalahan Yu Jin.... bukanlah karena kelemahan di pertahanan kita, juga tidak akan secara signifikan berdampak kepada kita. Memindahkan ibukota memperlihatkan kelemahan kita kepada musuh, ini akan menyebabkan kerusuhan di wilayah Sungai Huai dan Mian. Sun Quan dan Liu Bei terlihat dekat, namun sebenarnya mereka tidak saling percaya satu sama lain. Sun Quan bakal merasa gelisah ketika melihat kemenangan Guan Yu, jadi kita harus menghasutnya untuk menyerang Guan Yu di Provinsi Jing. Ini akan mengakhiri pengepungan di Fancheng." Kali ini, Cao Cao mendengarkan mereka dan Sun Quan kemudian mengirimkan Lü Meng untuk menyerang Provinsi Jing pada musim dingin 219-220. Pasukan Sun Quan menangkap dan membunuh Guan Yu.[18]

Cao Cao ingin memindahkan rakyat Provinsi Jing menuju ke Komando Yingchuan yang berada di utara karena ia merasa mereka hidup di garis depan melawan musuh di selatan. Sima Yi melawan usulan tersebut dan menyarankan Cao Cao, "Wilayah Jing dan Chu sangat tidak stabil. Rakyat gampang pindah namun sulit diamankan. Karena Guan Yu baru saja kalah, para penjahat mulai bersembunyi. Jika kita memindahkan orang baik, mereka akan merasa resah dan enggan kembali ke sisi kita." Cao Cao mematuhi saran tersebut. Rakyat yang terdampak dalam Pertempuran Fancheng kembali hidup seperti biasa.[19]

Kematian Cao Cao

[sunting | sunting sumber]

Cao Cao meninggal di Luoyang pada 220.[20] Saat ia meninggal, terjadi keprihatinan di pemerintahan. Sima Yi mengawasi prosesi pemakaman Cao Cao agar memastikan bahwa acara pemakaman berlangsung lancar.[21] Ia mengikuti prosesi pemakaman menuju ke Ye,[22] mendapatkan rasa hormat dari pejabat di dalam dan di luar pemerintah pusat.[23]

Karir dengan Cao Pi

[sunting | sunting sumber]

Cao Pi dan Sima Yi memiliki hubungan yang dekat jauh sebelum Cao Pi menjadi kaisar. Sima Yi bekerja sebagai penasihatnya dan merupakan salah satu dari "Empat Sekawan" Cao Pi.[24] Sima Yi diduga secara rahasia membantu Cao Pi untuk menjadi ahli waris Cao Cao dan juga bertanggung jawab atas demosi dan penyingkiran Cao Zhi secara politik setelah Cao Pi menjadi kaisar.

Lama setelah itu Cao Cao meninggal karena sakit yang dia derita, setelah kematian Cao Cao, anaknya Cao Pi menggantikan ayahnya menjadi Raja Wei dan kanselir agung.[20] Sima Yi tetap melayani keluarga Cao. Pada saat Cao Pi menjadi kaisar Wei, Sima Yi memberikan rancangan-rancangan strategi yang baik dan genius untuk berperang melawan Shu maupun Wu. Sima Yi diangkat menjadi Marquis Desa Hejin (河津亭侯) dan menunjuknya sebagai Ketua Panitera (長史).[25]

Kemudian, saat Sun Quan sedang menyerang pasukan Cao Pi di Provinsi Jing, beberapa pejabat menolak melawan Sun Quan karena kekurangan pasokan makanan di Fancheng dan Xiangyang. Cao Ren yang ditugaskan di Xiangyang dipindahkan ke Fancheng untuk mempertahankan Wan. Sima Yi berkata, "Sun Quan baru saja mengalahkan Guan Yu. Pada saat ini, dia mungkin mau menyelesaikan pekerjaan rumahnya dan tidak mungkin mencari gaduh dengan kita. Rute darat dan air Xiangyang sangat penting untuk pertahanan melawan musuh, jadi kita tidak bisa mengabaikan kota ini." Cao Pi menghiraukan nasihat Sima Yi dan kemudian memerintah Cao Ren untuk membakar dan meninggalkan Xiangyang dan Fancheng. Seperti yang diduga Sima Yi, Sun Quan tidak menyerang dan Cao Pi menyesal tidak mendengarkannya.[26]

Sima Yi kemudian menjadi salah satu suara terkemuka dalam membujuk Cao Pi untuk merebut kekuasaan[22] dan ia didukung juga oleh pejabat lainnya.[27] Pada akhir 220, Cao Pi melengserkan Kaisar Xian dari Han dan mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar Cao Wei.[20] Cao Pi kemudian menunjuk Sima Yi sebagai Magister Penulisan (尚書) dan kemudian mengangkatnya sebagai Inspektur Tentara (督軍) dan Asisten Panitera Istana Kekaisaran (御史中丞). Pangkat bangsawannya dinaikkan menjadi Marquis Distrik dengan gelar Marquis Distrik Anguo (安國鄉侯).[28]

Pada 222, saat Cao Pi mengunjungi Wan, baik karena kota tersebut tidak cukup merayakannya atau karena pasar lokal gagal memproduksi jenis obat yang diminta Cao Pi,[29] Gubernur Nanyang Yang Jun (楊俊) ditangkap karena lalai dalam tugas. Sima Yi antara semua pegawai yang memiliki hubungan baik dengan Yang Jun yang ia ketemu pada masa mudanya (kedua tokoh berasal dari Henei)[30] dan memandangnya sebagai tokoh yang kompeten dan pintar, meminta Cao Pi untuk mengampuninya; sampai memukul kepalanya ke tanah sampai berdarah. Namun, Cao Pi tidak mengizinkan. Yang Jun akhirnya bunuh diri setelah mengakui kesalahannya. Sima Yi merasa duka atas kematiannya.[31]

Pada awal 225, Cao Pi mengangkatnya Jenderal Penenang Angkatan Darat (撫軍將軍) dan ditempatkan sebagai komando 5.000 tentara, dan juga memegang posisi Pejabat yang Merangkap Tugas di Istana (給事中) dan Manajer Urusan Magister Penulisan (錄尚書事), promosi dari kantor sebelumnya. Saat Sima Yi menolak promosi tersebut, Cao Pi berkata kepadanya: "Saya mengurus negara sepanjang hari dan malam tanpa istirahat. Ini bukanlah penghargaan, sekedar cuma berbagi beban."[32]

Saat Cao Pi hendak memimpin pasukan untuk menyerang Sun Quan, ia memberikan titah kepada Sima Yi untuk menjaga ibukota dan memberikan pasokan bala bantuan dan persediaan kepadanya jika diperlukan. Sebelum berangkat, ia bertitah: "Saya sangat khawatir dengan kemakmuran saya. Inilah kenapa saya memercayakan anda dengan tanggung jawab ini. Walaupun Cao Shen melakukan banyak kontribusi di medan pertempuran, Xiao He memainkan peran yang lebih penting darinya. Seandainya aku bisa bebas melihat ke belakang dari balik bahuku ke arah barat (mengacu pada Shu Han)!". Cao Pi kemudian kembali dari Guangling menuju Luoyang dan kemudian berkata kepada Sima Yi, "Jika saya berada di timur, kamu pergi ke barat; jika saya berada di barat, kamu pergi ke timur." Sima Yi tetap berada di Xuchang.[33]

Pada pertengahan 226, Cao Pi sakit kritis dan berada di ambang kematian. Ia memanggil Sima Yi, Cao Zhen, Chen Qun, dan Cao Xiu untuk menemuinya di aula selatan Istana Chonghua (崇華殿) dimana ia memerintah mereka untuk membantu putranya Cao Rui dalam pemerintahan setelah ia meninggal. Cao Pi memberi wasiat kepada Cao Rui, "Ada mungkin mereka yang ingin menjauhkan Sangong dari kamu, tetapi hati-hati dan jangan meragukan mereka."[34]

Mengabdi kepada Cao Rui

[sunting | sunting sumber]

Melawan Wu

[sunting | sunting sumber]

Setelah Cao Rui naik taktha, ia mengangkat Sima Yi dari marquis distrik menjadi marquis county dengan gelar "Marquis Wuyang".[35] Pada saat itu, Sun Quan menyerang Jiangxia dan mengirimkan jenderalnya Zhuge Jin dan Zhang Ba (張霸) untuk menyerang Xiangyang. Sima Yi memimpin pasukan Wei untuk melawan Wu, berhasil memukul mundur Zhuge Jin dan membunuh Zhang Ba serta lebih dari 1,000 pasukan Wu.[36] Atas jasa di pertempuran, Cao Rui mengangkat Sima Yi untuk menjadi Jenderal Kavaleri Tegas (驃騎將軍).[37]

[sunting | sunting sumber]
Ilustrasi Dinasti Qing terhadap kematian Meng Da di Xincheng

Pada Juli 227, Cao Rui memerintah Sima Yi untuk bersiaga di Wan dan menunjuknya untuk mengurus urusan militer di Provinsi Jing dan Provinsi Yu.[38]

Pada masa pemerintah Cao Pi, Sima Yi pernah memeringati Cao Pi mengenai Meng Da, jenderal Shu Han yang membelot ke Cao Wei. Menurutnya, Meng Da tidak bisa dipercaya, namun Cao Pi menghiraukan peringatan tersebut.[15] Kata-kata Sima Yi menjadi benar setelah Cao Pi meninggal saat pada akhir 227, ia menerima kabar bahwa Meng Da ingin memberontak terhadap Wei dan ingin membelot kembali ke Shu; menurut Weilüe, ia mengirimkan penasihatnya Liang Ji (梁幾) untuk menyelidiki kasus Meng Da dan saat bersamaan mengundang Meng Da ke Luoyang untuk menghadiri pemerintahan, membuat Meng Da terperingati dan membujuknya memberontak.[39]

Menurut Kitab Jin dan Zizhi Tongjian, setelah mendengarkan keinginan Meng Da untuk memberontak, Sima Yi menulis sebuah surat yang memujinya untuk mengecohnya sementara ia sendiri mempersiapkan diri untuk menumpas pemberontakan tersebut. Saat Meng Da sedang memikirkan apakah ia akan berkomitmen untuk memberontak, Sima Yi dengan cepat mengumpulkan pasukan dan secara rahasia memimpin pasukan untuk menyerang Meng Da di Kabupaten Shangyong (上庸郡; dekat Kecamatan Zhushan, Hubei masa kini).[36] Sembari menuju ke lokasi, bawahan Sima Yi mengusulkan untuk mengobservasi aksi Meng Da terlebih dahulu sebelum menyerang, namun Sima Yi menjawab "Meng Da bukanlah seseorang yang bisa dipercaya. Sekarang karena dia sedang ragu-ragu karena curiga, kita harus mengambil kesempatan untuk menyingkirkannya." Gerakan pasukan Sima Yi dipercepat dan mencakupi 2,200 li dan mereka sampai setelah 8 hari[36] dan memerintah bawahannya untuk memimpin detasemen terpisah untuk mencegat dan memblokir bala bantuan Meng Da dalam bentuk pasukan Shu dan Wu yang baru saja tiba di Anqiao (安橋) dan Benteng Mulan (木闌塞) di Xicheng (西城).[40]

Meng Da terkejut, karena tidak menyangka Sima Yi akan muncul begitu cepat di Shangyong Commandery. Meng Da dikelilingi oleh sungai di tiga sisi sehingga ia mendirikan penghalang kayu untuk mempertahankan dirinya. Pasukan Sima Yi menyeberangi sungai, menghancurkan penghalang, dan tiba tepat di luar Shangyong. Sima Yi membagi pasukannya dan menyerang kota dari delapan arah selama lebih dari dua minggu. Pada hari keenam belas, keponakan Meng Da, Deng Xian (鄧賢) dan bawahan Li Fu (李輔) membuka gerbang kota dan menyerah kepada Sima Yi. Meng Da ditangkap dan dieksekusi,[36] dan kepalanya dikirim ke ibu kota Luoyang; lebih dari 10.000 tawanan ditangkap dan Sima Yi kembali ke Wan dengan kemenangan.[41]

Pertempuran Dataran Wuzhang

[sunting | sunting sumber]

Pada saat Pertempuran Wuzhang, Sima Yi berulang kali diajak bertempur Zhuge Liang. Sima Yi yang sebelumnya tidak mengetahui bahwa Zhuge Liang mati segera mundur, setelah sebelumnya dikepung oleh Shu dan dikira siasat agar ia mau bertempur.

Menyerang Liaodong

[sunting | sunting sumber]

Pada 236, Sima Yi berburu dan menangkap seekor rusa putih, sebuah binatang yang dipercaya memiliki aura keberuntungan, dan mempersembahkannya kepada Cao Rui yang berkata, "Saat Zhou Gong membantu Raja Cheng dalam memerintah, ia mempersembahkan burung pegar putih kepada raja. Sekarang kamu mempersembahkan seekor rusa putih ke saya, bukankah ini tanda kesetiaan, kerja sama, stabilitas lama dan perdamaian?".[42] Kemudian Cao Rui meminta Sima Yi untuk merekomendasi orang yang bijak dan mampu kepadanya, Sima Yi merekomendasi Wang Chang.[43]

Gongsun Yuan, seorang panglima perang di Liaodong yang secara nominal bertekuk lutut kepada Cao Wei tiba-tiba memberontak dan mendirikan Yan, mengalahkan Guanqiu Jian di sebuah pertempuran.[43] Pada 238, Cao Rui memanggil Sima Yi untuk membahas mengenai Gongsun Yuan dan bertanya bagaimana Gongsun Yuan akan merespon, Sima Yi menjawab ia bisa kabur, melawan, atau mempertahankan ibukotanya; Pilihan terakhir adalah pilihan terburuk, dan kemungkinan besar akan digunakan melawan Sima Yi setelah beberapa perlawanan awal. Ketika kaisar bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan, Sima Yi berkata bahwa ia membutuhkan waktu satu tahun untuk memimpin pasukan ke Liaodong, untuk menekan pemberontakan, dan kemudian kembali dan beristirahat.[44] Pemerintah Wei telah merekrut banyak orang untuk menjadi tentara atau pekerja kasar untuk mengerjakan proyek pembangunan dan renovasi istana Cao Rui. Sima Yi merasa hal itu akan menambah beban rakyat dan membuat mereka membenci pemerintah Wei, jadi dia menyarankan Cao Rui untuk menghentikan proyek dan fokus pada masalah yang lebih mendesak.[45]

Sima Yi kemudian diberi titah untuk menyerang Liaodong dan Niu Jin dan Hu Zun (胡遵) ditunjuk sebagai bawahannya. Mereka berangkat dengan 40,000 tentara dari Luoyang untuk menyerang Liaodong.[46] Cao Rui mengirimnya pergi dari Gerbang Ximing (西明門) dimana ia memerintah adiknya Sima Fu dan putra sulungnya Sima Shi beserta pejabat penting lainnya untuk hadir dalam acara tersebut.[47] Saat perayaan yang meriah tersebut, dimana Sima Yi dikelilingi oleh rekan lama dan teman dekat, ia mulai mendesah, merasa emosional dan tidak puas.

Sima Yi kemudian memimpin pasukan, kemudian diperkuat dengan pasukan Guanqiu Jian di Provinsi You,[48] termasuk satuan pembantu dari Xianbei yang dipimpin oleh Mohuba (莫護跋), kakek moyang klan Murong.[49] Pasukan Wei mencapai Liaodong pada Juni 238[43] dan seperti yang diantisipasi oleh Sima Yi, Gongsun Yuan mengirimkan Jenderal Agung Bei Yan (卑衍) dan Yang Zuo (楊祚) untuk melawannya. Mereka mendirikan benteng mereka di Sungai Liao dan menunggu Sima Yi. Para jenderal ingin berperang namun Sima Yi berkata menyerang musuh secara langsung akan membuat mereka capek dan menghabiskan sumber daya yang penting; karena sebagian besar pasukan Yan berada di Sungai Liao, markas Gongsun Yuan di Xiangping, ibukota Liaodong,[50] secara komparatif kosong dan pasukan Wei akan dengan leluasa menguasai kota tersebut.[51]

Sima Yi memutuskan untuk menerjunkan Hu Zun dengan sebuah kontingen menuju ke selatan dengan bendera dan genderang perang untuk memberi tanda bahwa ia akan menyerang dengan jumlah pasukan yang besar.[43] Taktik ini berhasil menipu Bei Yan dan pasukannya yang kemudian mengejar Hu Zun sementara Hu Zun telah mengarungi sungai dan bertempur di garis pertahanan Bei Yan.[52] Sima Yi secara rahasia mengarungi sungai dari utara, membakar perahu, membangun barikade panjang sepanjang sungai dan bergerak ke Xiangping.[43] Ketika jenderal musuh menyadari bahwa mereka telah ditipu oleh musuh, mereka langsung ke utara dan mengejar Sima Yi seperti yang telah ia antisipasi,[53] mereka mengejarnya di Gunung Shou (首山, sebuah gunung di sebelah barat Xiangping), dimana Bei Yan diberi perintah untuk melawan Sima Yi namun dikalahkan.[54] Sima Yi kemudian bergerak ke Xiangping tanpa perlawanan dan mulai mengepung kota.[55]

Bulan Juli membawa musim hujan, yang setahun sebelumnya telah menghambat kampanye Guanqiu Jian. Hujan deras turun selama lebih dari sebulan sehingga kapal-kapal pun dapat berlayar di sepanjang Sungai Liao yang banjir dari muaranya di Teluk Liaodong hingga ke tembok Xiangping. Meskipun air setinggi beberapa kaki di tanah datar, Sima Yi bertekad untuk mempertahankan pengepungan tanpa menghiraukan teriakan para perwiranya, yang mengusulkan untuk pindah kamp. Sima Yi mengancam akan mengeksekusi mereka yang mendukung gagasan itu, seperti perwira Zhang Jing, yang melanggar perintah tersebut. Para perwira lainnya kemudian terdiam.[43]

Karena banjir, pengepungan Xiangping tidak berjalan lancar dan musuh menggunakan banjir tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk mencari makan dan merumput ternak mereka. Sima Yi melarang jenderalnya untuk menjarah wilayah musuh dan ketika ia dipertanyakan oleh seorang bawahan atas perintah tersebut, ia menjawab: "Jumlah besar Meng Da sangat kecil, namun ia memiliki pasokan makanan dan persediaan untuk setahun. Jenderal dan pasukan saya lebih besar empat kali lipat dibandingkan Da, namun dengan persediaan tidak cukup untuk sebulan. Menggunakan sebulan untuk merencanakan setahun, gimana caranya saya tidak bisa cepat? Menggunakan empat orang untuk menyerang satu orang, jika itu hanya membuat separuhnya tersingkir, saya akan tetap melakukannya. Dalam kasus ini, saya tidak mempertimbangkan perhitungan kematian dan cedera, saya bersaing dengan perbekalan. Sekarang, para pemberontak banyak jumlahnya dan kita sedikit; para pemberontak lapar dan kita kenyang. Dengan banjir dan hujan seperti ini, kita tidak dapat mengerahkan tenaga kita. Bahkan jika kita merebutnya, apa gunanya? Sejak saya meninggalkan ibu kota, saya tidak khawatir tentang para pemberontak yang menyerang kita, tetapi takut mereka akan melarikan diri. Sekarang, para pemberontak hampir mencapai titik terlemah mereka dalam hal perbekalan, dan pengepungan kita terhadap mereka belum selesai. Dengan menjarah ternak dan kuda mereka atau menangkap para pengumpul bahan bakar mereka, kita hanya akan memaksa mereka untuk melarikan diri. Perang adalah seni penipuan; kita harus pandai menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah. Mengandalkan keunggulan jumlah mereka dan dibantu oleh hujan, para pemberontak, yang lapar dan tertekan seperti mereka, tidak mau menyerah. Kita harus menunjukkan ketidakmampuan untuk membuat mereka tenang; membuat mereka khawatir dengan mengambil keuntungan kecil bukanlah rencananya sama sekali."[56]

Pemerintahan Wei di Luoyang juga sempat meminta Cao Rui untuk menarik Sima Yi mundur namun Cao Rui yang memahami bakat Sima Yi menolak permintaan untuk memanggil kembali Sima Yi.[57] Saat yang sama, raja Goguryeo mengirimkan seorang bangsawan (大加; taeka), dan pencatat rekor (jubu) dari pemerintahan Goguryeo dengan serdadu pasukan untuk membantu Sima Yi.[58]

Pada 3 September, sebuah komet melintasi langit Xiangping dan Gongsun Yuan mengamatinya sebagai pertanda buruk. Ketakutan, Gongsun Yuan mengirimkan kanselirnya Wang Jian (王建) dan penasihat kekaisaran Liu Fu (柳甫) untuk merunding syarat menyerah. Namun Sima Yi yang mengetahui sejarah pembelotan Gongsun Yuan membunuh kedua utusannya dan menulis kepada Gongsun Yuan: "Pada masa kuno, negara Chu dan Zheng adalah dua negara yang sejajar derajatnya, Earl Zheng namun bertemu dengan Pangeran Chu dengan telanjang dada dan menuntun seekor domba. Saya adalah menteri adipati agung dari Sang Putra Langit, namun Wang Jian dan pengikutnya ingin aku menghentikan pengepungan dan menarik mundur pasukanku. Apakah ini pantas? Kedua orang ini adalah orang-orang pikun yang pasti gagal menyampaikan maksudmu; aku telah membunuh mereka (atas namamu). Jika kau masih memiliki sesuatu untuk dikatakan, kirimkanlah seorang pria muda yang cerdas dan cermat."[59]

Saat Gongsun Yuan mengirimkan Wei Yan (衛演) dalam rangka melanjutkan perundingan, kali ini dengan permintaan untuk mengirim sandera ke pemerintahan Wei, Sima Yi mengusirnya dan menyatakan perundingan itu hanya membuang waktu: "Di urusan militer, ada lima hal penting. Jika bisa melawan, maka kamu harus melawan. Jika tidak bisa melawan, kamu harus bertahan. Jika tidak bisa bertahan, kamu harus lari. Sisa dua hal tersebut berkaitan dengan menyerah atau mati. Sekarang karena kamu tidak berniat untuk menyerah, maka kamu telah memilih untuk mati; tidak perlu kirim sandera."[60] Saran Sima Yi sebelumnya untuk melanjutkan perundingan hanyalah tindakan kedengkian dan memberi harapan palsu kepada Gongsun Yuan sambil memperpanjang pengepungan dan memberikan tekanan lebih lanjut pada pasokan di dalam kota.[61]

Ditunjuk sebagai wali

[sunting | sunting sumber]

Selepas menguasai Xiangping, Sima Yi bermimpi bahwa ia berada di hadapan Cao Rui yang memintanya untuk menatap mukanya, namun penampilan Cao Rui menjadi lain dan membuat Sima Yi menduga ada yang salah.[62] Kemudian saat Sima Yi berada di Ji (sekarang Xinxiang, Henan), Cao Rui mengeluarkan dekret memintanya pulang ke Luoyang melalui jalur yang lebih cepat melalui wilayah Guanzhong. Saat ia sampai di Baiwu (白屋) ia menerima lima perintah dalam waktu tiga hari.[3] Merasakan urgensi situasi, Sima Yi menaikki sebuah zhuifengche dan melakukan perjalanan semalam melintasi wilayah Baiwu sejauh lebih dari 400 li, berhenti hanya sekali untuk beristirahat sebentar, dan tiba di Luoyang keesokan harinya. Setibanya di sana, Sima Yi dibawa ke kamar tidur Aula Jiaf u (嘉福殿) di istana kekaisaran untuk menemui Cao Rui dan melihat kaisar dalam keadaan sakit kritis. Dengan air mata yang berlinang, Sima Yi bertanya kabar kaisar. Cao Rui kemudian memegang tangan Sima Yi dan berkata: "Saya memiliki urusan yang akan saya serahkan ke kamu. Sekarang saya bertemu denganmu satu kali lagi sebelum saya meninggal, saya tidak punya lagi penyesalan." Cao Rui kemudian memanggil Cao Xun, Pangeran Qin dan Cao Fang, Pangeran Qi masuk dan kemudian menunjuk Cao Fang dan berkata kepada Sima Yi, "Inilah dia. Lihatlah dia dengan cermat dan jangan melakukan kesalahan apapun". Cao Rui kemudian memerintah Cao Fang untuk memeluk Sima Yi layaknya seperti ayahnya sendiri.[63] Sima Yi menekuk kepalanya sampai memukul tanah dan mulai menangis.[3] Sima Yi kemudian ditunjuk sebagai wali penguasa mendampingi Cao Shuang yang sudah ditunjuk pada awalnya.[64]

Sebelum mangkat, Cao Rui awalnya ingin mengucilkan Sima Yi dan meminta Cao Yu, Cao Shuang, Xiahou Xian (夏侯獻), Cao Zhao dan Qin Lang sebagai wali. Dua orang pembantu dekatnya, Liu Fang (劉放) dan Sun Zi (孫資), yang tidak memiliki hubungan baik dengan Xiahou Xian dan Cao Zhao, membujuk Cao Rui untuk mengecualikan kedua orang tersebut, dan Qin Lang dan Cao Yu, sehingga mengangkat Cao Shuang dan Sima Yi sebagai wali penguasa.[65]

Masa Cao Fang

[sunting | sunting sumber]

Pada awal 239, saat Cao Fang menjadi kaisar, pemerintah Wei mengangkat Sima Yi sebagai Pelayan Istana (侍中) dan Manajer Urusan Sekretariat Kekaisaran (錄尚書事), memberinya wewenang kekaisaran, dan memerintahkannya untuk mengawasi urusan militer di dalam dan luar Luoyang. Ia bersama Cao Shuang masing-masing diberi komando 3,000 tentara dan diangkat menjadi wali penguasa bagi Cao Fang yang masih dibawah umur. Karena Cao Shuang ingin para Master Penulisan (atau Sekretariat Kekaisaran) melapor kepadanya terlebih dahulu, ia mengusulkan kepada istana kekaisaran untuk menugaskan kembali Sima Yi menjadi Marsekal Agung (大司馬). Walaupun biasanya pengangkatan ini dianggap sebagai anugerah karena posisi tersebut ada di Sangong, seluruh Marsekal Agung Wei meninggal saat menjabat jadi pemerintah Wei merasa Sima Yi lebih bagus menjadi Guru Agung (太傅). Sima Yi juga diberi anugerah tambahan yang mirip seperti apa yang Liu Bang berikan kepada Xiao He pada masa awal Dinasti Han Barat dan Kaisar Xian dari Han kepada Cao Cao pada masa akhir Dinasti Han Timur; Dia tidak harus berjalan cepat saat memasuki istana kekaisaran, tidak harus dipanggil namanya saat masuk, dan diperbolehkan memakai sepatu dan memegang pedang di dalam istana. Putra sulungnya Sima Shi diangkat sebagai Prajurit Berkuda Reguler (散騎常侍) sementara tiga kerabatnya dilantik sebagai marquise dan empat lainnya diangkat sebagai Komandan Kavaleri (騎都尉). Sima Yi memerintahkan kerabatnya untuk menolak penghormatan dan pengangkatan tersebut.[66]

Sima Yi diangkat sebagai Perdana Menteri Wei yang terbaik dan diberi mahkota berbentuk Limas Segitiga berwarna biru tua yang terbuat dari batu safir dan ditengahnya terdapat batu permata berwarna biru tua yang sangat indah.

Melawan Cao Shuang

[sunting | sunting sumber]

Pada awal masa jabatan Cao Shuang dan Sima Yi sebagai wali penguasa, yang pertama berusaha untuk mengkonsolidasikan pengaruh politiknya sementara hanya memberi penghormatan singkat kepada Sima Yi berdasarkan status dan senioritasnya. Cao Shuang menempatkan saudara-saudaranya sebagai panglima militer, mempromosikan para pembantu dekatnya ke posisi yang lebih tinggi di istana kekaisaran, dan membuat perubahan pada struktur politik untuk menguntungkan dirinya dan kelompoknya. Dia juga membungkam mereka yang menentangnya, rekan-rekannya, dan kepentingan bersama mereka.[3]

Selama rangkaian peristiwa ini, Cao Shuang mengangkat Sima Yi ke posisi Guru Besar dengan kedok promosi; meskipun posisi tersebut terhormat, posisi tersebut hampir tidak memiliki otoritas nyata dan mencopot Sima Yi dari posisi Manajer Urusan Sekretariat Kekaisaran, sebagai gantinya memberikan otoritas atas Sekretariat kepada Cao Shuang. Namun, melalui pengangkatan beberapa ajudan Sima Yi ke posisi tertentu, Sima Yi secara efektif mempertahankan sebagian besar pengaruh politiknya dan upaya Cao Shuang untuk memperkuat cengkeramannya di panggung politik agak berkurang. Misalnya, Deng Ai yang Sima Yi sendiri mengagumi bakatnya dan menjadikannya sebagai muridnya dipekerjakan ke kantornya akhirnya diangkat ke posisi Prefek Sekretariat Kekaisaran (尚書郎) pada tahun 241,[3][67] memberi Deng Ai pangkat Prefek Master Penulisan, yang memungkinkan Sima Yi untuk tetap mengawasi dekrit dan peringatan. Setelah kematian Man Chong pada 242, salah satu kolega lama Sima Yi Jiang Ji diangkat sebagai Marsekal Agung.[3][68]

Pada 244, Deng Yang dan Li Sheng menyarankan Cao Shuang untuk melancarkan serangan militer ke Shu Han untuk meningkatkan pamornya di pemerintahan. Namun, Sima Yi melawan usulan tersebut tetapi Cao Shuang tetap melancarkan kampanye militer di Shu. Pada April 244, Cao Shuang kalah melawan pasukan Shu pimpinan Fei Yi di Pertempuran Xingshi.[69] Sima Yi memberikan surat kepada rekan Cao Shuang sekaligus paman Cao Shuang Xiahou Xuan menegur tindakan sembrono kelompoknya karena dapat menyebabkan kehancuran, merujuk pada preseden historis dengan menyatakan Cao Cao hampir mengalami kekalahan total dalam perang melawan Liu Bei untuk Hanzhong. Surat itu juga mengatakan pasukan Shu sudah menduduki Gunung Xingshi (興勢山; utara Kabupaten Yang, Shaanxi), dan jika kelompok Cao Shuang gagal menguasai daerah tersebut, rute mundur mereka dapat diputus dan pasukan mereka dapat dihancurkan. Xiahou Xuan kemudian menjadi cemas dan menyarankan Cao Shuang untuk memimpin kembali pasukannya, yang akhirnya dia lakukan pada bulan Juni atau Juli tahun yang sama, mengalami kerugian lebih lanjut selama mundurnya.[3]

Pada bulan September 245, Cao Shuang ingin mengubah struktur militer sehingga ia dapat menempatkan saudara-saudaranya Cao Xi (曹羲) dan Cao Xun (曹訓) sebagai komandan pasukan. Sima Yi menentang perubahan ini tetapi Cao Shuang mengabaikannya dan terus maju.[70] Pada Januari 246, Cao Fang memperbolehkan Sima Yi untuk datang ke istana dengan sejenis kereta yang secara tradisi hanya boleh dipakai oleh kaisar.[71]

Pada bulan Februari 246, ketika pasukan Wu menyerang Zhazhong, lebih dari 10.000 rumah tangga yang tinggal di sana mengungsi ke utara menyeberangi Sungai Mian (沔水, nama historis untuk Sungai Han). Ketika berita tentang invasi Wu sampai ke istana kekaisaran Wei, Sima Yi berpendapat bahwa mereka harus membiarkan warga sipil tetap berada di sisi utara sungai karena sisi selatan dekat dengan wilayah musuh dan karenanya terlalu berbahaya bagi mereka. Namun, Cao Shuang berkata: "Tidak ada kepentingan jangka panjang bagi kita untuk membiarkan warga sipil tetap di sini dan menyerah dalam upaya mengamankan bagian selatan Sungai Mian". Sima Yi tidak setuju: "Tidak. Dalam setiap kasus, tempat yang aman adalah aman, dan tempat yang berbahaya adalah berbahaya. Oleh karena itu, buku petunjuk militer menyatakan: 'Kemenangan dan kekalahan adalah manifestasi; keselamatan dan bahaya adalah energi.' Manifestasi energi, dari kaisar ke bawah, ini memengaruhi semua orang. Kita tidak bisa tidak peduli tentang hal itu. Misalkan musuh mengirim 20.000 pasukan untuk memotong jalur menyeberangi Sungai Mian, mengirim 30.000 pasukan lagi untuk melawan pasukan kita di selatan Mian, dan mengirim 10.000 pasukan lagi untuk menduduki Zhazhong. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan warga sipil itu?" Cao Shuang menolak dan memerintahkan para pengungsi untuk kembali ke sisi selatan Sungai Mian. Seperti yang diramalkan Sima Yi, pasukan Wu menduduki Zhazhong, menangkap warga sipil, dan memindahkan mereka ke wilayah Wu.[72]

Pangeran Qinghe dan Pingyuan yang dekat dengan Cao Shuang berdebat dengan Sun Li atas sengketa tanah selama delapan tahun terakhir, setelah berkonsultasi dengan Sima Yi, dengan alasan bahwa peta dari arsip istana yang dibuat pada masa pemerintahan pangeran terakhir harus digunakan. Peta ini akan menguntungkan klaim Pingyuan tetapi Cao Shuang lebih menyukai gugatan Pangeran Qinghe dan menolak banding tersebut. Sun Li mengirim peringatan dengan nada yang tegas dan Cao Shuang, dengan marah, mengusirnya dari jabatannya selama lima tahun. Ia akhirnya diangkat kembali sebagai gubernur Provinsi Bing, dan mengunjungi Sima Yi sebelum berpamitan. Sima Yi melihat ada yang salah dengan Sun Li dan dia bertanya apakah menurutnya itu hal kecil untuk diangkat menjadi gubernur Provinsi Bing, atau apakah dia malah merasa menyesal karena telah melibatkan dirinya dalam seluruh urusan ini. Sun Li didepan Sima Yi berkata, "Tuanku, bagaimana Tuan bisa berkata begitu? Meskipun saya bukan seseorang yang budi luhur, mengapa saya harus peduli dengan urusan dan dendam lama? Saya pikir tuanku dapat mengikuti contoh Yi Yin dan Lu Wang, dan membantu Dinasti Wei dengan baik, sehingga dapat membayar kembali kepercayaan Kaisar Ming (mengacu pada Cao Rui) dan membangun jasa abadi Anda sendiri. Sekarang negara ini sangat tidak stabil dan dunia masih kacau. Inilah alasan sebenarnya mengapa saya tidak bahagia sekarang!". Sun Li kemudian menangis tersedu-sedu dihadapan Sima Yi yang kemudian menenangkannya, "Janganlah menangis. Untuk sementara waktu ini bertahanlah."[4]

Pada bulan April atau Mei 248, Zhang Dang (張當), seorang kasim istana, secara ilegal memindahkan sebelas wanita dari harem kekaisaran dan mempersembahkan mereka kepada Cao Shuang untuk dijadikan selirnya. Cao Shuang dan para pembantu dekatnya mengira Sima Yi sakit parah dan tidak dapat berbuat apa-apa lagi, jadi mereka bersekongkol dengan Zhang Dang untuk menggulingkan kaisar Cao Fang dan mengangkat Cao Shuang ke atas takhta. Namun, mereka tetap waspada terhadap Sima Yi dan tidak menurunkan kewaspadaan mereka terhadapnya.[73]

Pada akhir 248, Sima Yi, Sima Shi dan kemungkinan juga Sima Zhao mulai berencana untuk menggulingkan Cao Shuang.[4][d]

Bertemu Li Sheng

[sunting | sunting sumber]

Li Sheng, salah satu pendukung Cao Shuang baru saja ditugaskan sebagai Inspektur Provinsi Jing. Cao Shuang secara rahasia memerintahnya untuk menemui Sima Yi untuk memeriksa keadaannya apakah ia beneran sakit seperti yang dikatakan Sima Yi sendiri. Jadi Li Sheng menjenguk Sima Yi sebelum pergi ke Provinsi Jing. Sima Yi mengetahui bahwa Li Sheng bukan datang menjenguknya jadi ia berpura-pura sakit parah di hadapan Li Sheng.[74] Li mengamati bahwa Sima Yi tidak bisa bergerak atau memakai pakaiannya tanpa bantuan pelayan dan bahkan tidak bisa memakan bubur tanpa mengotori pakaiannya. Ia kemudian berkata kepada Sima Yi, "Semuanya mengira penyakitmu masih ringan; namun, siapa yang sangka kamu bisa sakit seperti ini?" Sima Yi kemudian pura-pura batuk dan membalas, "Saya sudah tua dan sakit dan mungkin saya akan meninggal. Saat kamu pergi ke Provinsi Bing, kamu harus hati-hati karena tempat itu dekat wilayah barbar. Kita mungkin tidak akan bertemu lagi, jadi saya harap kamu bisa menjaga Shi dan Zhao." Li Sheng kemudian berkata, "Saya akan pulang ke provinsi kampung saya, bukan Provinsi Bing." Sima Yi berpura-pura salah dengar, "Bukankah kamu akan ke Provinsi Bing?", Li Sheng kembali menjawab, "Kampung saya berada di Provinsi Jing". Sima Yi kemudian berkata, "Saya sangat tua dan lemah, bahkan saya tidak dapat mendengarkan ucapanmu. Jadi sekarang kamu pulang ke provinsimu, sudah saatnya kamu melakukan pencapaian yang hebat!" Li Sheng kembali melapor kepada Cao Shuang dan berkata, "Sima Yi akan segera meninggal dan pikirannya sudah tidak waras. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan." Kemudian ia berkata, "Sangat sedih bahwa Guru Agung tidak lagi dalam keadaan sehat untuk mengabdi." Cao Shuang kemudian menurunkan siaga melawan Sima Yi.[75] Saat yang sama, Sima Yi dan Sima Shi secara diam-diam menyiapkan kudeta dan Sima Shi bahkan mengerahkan 3,000 tentara dalam upaya tersebut.[76]

Kudeta melawan Cao Shuang

[sunting | sunting sumber]

Menurut Kitab Jin pada malam 4 Februari, hari sebelum hari kudeta, Sima Yi mengirimkan mata-mata untuk mengawasi keadaan kedua anaknya. Pada masa awal hari esoknya, mata-mata melaporkan kembali ke Sima Yi bahwa Sima Shi ke tempat tidur seperti biasa dan tidur pulas sementara Sima Zhao yang diberitahu tentang rencana kudeta tersebut secara mendadak pada sore semalam berguling-guling di tempat tidurnya.[77]

Pada 5 Februari 249,[78] Cao Shuang, saudaranya dan rekan-rekan terdekat menemani Kaisar Cao Fang berziarah menuju ke Makam Gaoping (高平陵) untuk memberi hormat kepada ayah angkat dan kaisar sebelumnya, Cao Rui. Pada hari itu, Sima Yi mengambil kesempatan untuk melakukan kudeta melawan koleganya. Sima Yi pergi ke Istana Yongning untuk bertemu dengan Janda Permaisuri Guo dan memohonnya untuk mencopot Cao Shuang dari kekuasaan serta memerintah Sima Shi berserta 3,000 pasukan berkumpul di Gerbang Sima di istana dan pergi menuju ke gudang senjata. Sima Yi kemudian memuji Sima Shi: "Putra ini memang bekerja keras!". Melewati gerbang rumah besar Cao Shuang, Yan Shi, seorang perwira di bawah tenda Cao Shuang, naik ke atas dan mengarahkan panah ke Sima Yi. Namun, Sun Qian, seorang pengikut Cao Shuang, menarik siku Yan Shi untuk menghentikannya dan berkata, "Dunia ini tidak dapat diprediksi!" Akibatnya, Yan Shi tidak dapat menyerang. Proses ini terjadi tiga kali.[79] Setelah Sima Yi mengambil alih kendali gudang senjata, dia menutup gerbang Luoyang atas perintah Janda Permaisuri Guo dan memimpin pasukannya untuk menduduki Jembatan Luoshui. Kemudian dia menunjuk Menteri Dalam Negeri (司徒) Gao Rou sebagai jenderal sementara untuk mengambil alih kekuasaan militer Cao Shuang sebagai pejabat Panglima Tertinggi (大將軍); dan menunjuk Huan Fan sebagai panglima tertinggi, namun Huan Fan menolak setelah dibujuk oleh putranya.[80] Sebagai gantinya, Wang Guan ditunjuk sebagai panglima tertinggi untuk mengambil alih pasukan Cao Xi.[81]

Menteri Keuangan (大司農) Huan Fan kabur dari Luoyang menuju ke perkemahan Cao Shuang di makam Gaoping. Saat Jiang Ji, sang Marsekal Agung (太尉), berkata kepada Sima Yi bahwa "kantong bijak" (sebuah julukan bagi Huan Fan) telah hilang, Sima Yi berkata bahwa mereka tidak perlu khawatir karena Cao Shuang tidak akan mendengarkan Huan Fan.[82] Setelah mengangkat Gao Rou sebagai pejabat Panglima Tertinggi, Sima Yi berkata kepadanya, "kamu sekarang akan menjadi Zhou Bo".

Sima Yi bersama dengan Marsekal Agung Jiang Ji dan lainnya memimpin pasukan keluar dari Luoyang dan menduduki Jembatan Luoshui. Ia kemudian mengutus seseorang untuk melapor kepada Kaisar Cao Fang, dengan menyatakan bahwa ia mengikuti perintah Janda Permaisuri untuk memecat Cao Shuang dan saudara-saudaranya, mendaftarkan dosa-dosanya (seperti menyingkari pekerjaannya sebagai wali penguasa, korupsi, dan ingin makar).[83] Dekrit kekaisaran pertama kali disampaikan kepada Cao Shuang, yang begitu panik sehingga tidak tahu harus berbuat apa dan tidak berani memberikannya kepada Cao Fang. Ia meninggalkan keretanya di selatan Sungai Yi, memotong kayu untuk membuat tanduk rusa, dan menempatkan ribuan tentara untuk membela diri. Sima Yi memberi tahu Sima Fu bahwa kaisar tidak bisa tidur di luar ruangan, jadi ia mengirimkan tenda dan makanan kekaisaran ke kediaman sementara. Saat yang sama, Huan Fan mengusul agar Cao Shuang membawa kaisar ke Xuchang, mengecam Sima Yi sebagai pengkhianat bangsa, dan menyerukan seluruh elemen militer Wei untuk menyerang Sima Yi. Cao Shuang ragu-ragu, dan Huan Fan mencoba membujuk Cao Xi lagi, tetapi Cao Xi tidak mendengarkan. Akhirnya, Cao Shuang tidak mendengarkan saran tersebut dan pada malam hari, Huan Fan mengirimkan Xu Yun (許允) dan Chen Tai untuk menemui Sima Yi. Sima Yi menjelaskan kepada mereka bahwa ia hanya ingin Cao Shuang mundur. Sima Yi berturut-turut mengirim Xu Yun, Chen Tai, Yin Damu (尹大目), orang kepercayaan Cao Shuang, dan yang lainnya untuk membujuk Cao Shuang agar menyerah, dan berjanji bahwa selama Cao Shuang menghentikan pasukannya dan menyerahkan kekuatan militernya, dia masih dapat mempertahankan gelarnya.[84] Cao Shuang ragu-ragu semalaman, dan akhirnya berpikir bahwa meskipun menyerah berarti kehilangan kekuasaan, ia masih bisa menikmati kekayaan dan kemuliaan sebagai seorang bangsawan. Jadi ia menyerah, meminta kaisar untuk memecatnya, dan mengakui kesalahannya kepada Sima Yi. Setelah diberhentikan dari jabatannya, Cao Shuang dan saudaranya kembali ke kediaman mereka dan diawasi oleh Sima Yi.[85] Saat Huan Fan mencoba menghentikan Cao Shuang dari menyetujui kesepakatan ini, Cao Shuang berkata "Sima Yi hanya ingin melucuti kekuatan saya. Saya masih bisa pulang sebagai seorang marquis dan hidup kaya." Huan Fan menegur Cao Shuang, "Cao Zhen merupakan orang baik, tetapi ia memiliki kamu dan adikmu sebagai anaknya, babi dan anak sapi kecil seperti kalian! Aku tidak pernah menyangka akan terlibat denganmu dan membuat keluargaku hancur."[4]

Pada 9 Februari 249,[86] kasim istana Zhang Dang ditangkap karena secara ilegal menyelundupkan keluar seorang pelayan istana kepada Cao Shuang. Di bawah tekanan siksaan, Zhang Dang menyatakan bahwa Cao Shuang dan He Yan ingin makar pada bulan Maret, menyebabkan Cao Shuang dan pendukungnya ditangkap.[87] Atas tindakan makar, Cao Shuang, Zhang Dang, beserta He Yan, Ding Mi, Deng Yang, Bi Gui, dan Li Sheng dieksekusi mati bersama dengan keluarga dan kerabat. Jiang Ji telah mencoba memohon kepada Sima Yi agar mengampuni Cao Shuang karena jasa ayahnya, Cao Zhen, namun Sima Yi menolak.[88]

Awalnya, saat Huan Fan melarikan diri keluar dari Luoyang untuk bergabung dengan Cao Shuang, ia bertemu dengan Si Fan (司蕃) yang menjaga Gerbang Changping. Karena Si Fan sebelumnya bekerja dibawah Huan Fan, ia percaya kepada Huan Fan dan memperbolehkannya lewat. Huan Fan kemudian berbalik arah setelah keluar dari Luoyang dan berkata kepada Si Fan, "Guru Agung (Sima Yi) berencana ingin melakukan makar, kamu harus ikut saya!". Si Fan mengikuti Huan Fan namun tidak bisa mengikuti Huan Fan maka ia berhenti dan berbalik arah. Setelah kudeta, Si Fan menyerahkan diri kepada Sima Yi dan menceritakan apa yang terjadi. Sima Yi kemudian bertanya, "Apa hukumannya untuk mereka yang salah menuding orang untuk makar?". Sebuah jawaban kemudian bergema, "Menurut hukum, mereka yang salah menuding orang untuk makar harus dihukum atas melakukan makar". Huan Fan dan keluarganya juga dibantai bersama Cao Shuang dan pendukungnya.[89]

Sepupu Cao Shuang yang lebih muda, Cao Wenshu telah tewas dan keluarga dari istrinya yang janda, Xiahou Lingnü ingin menikahkannya lagi dengan orang lain, sebagai tanggapan, Xiahou Lingnü memotong telinganya dan kemudian hidungnya.[4] Keluarganya menegaskan bahwa klan Cao telah dimusnahkan, tetapi dia membalas dengan mengatakan: "Saya telah mendengar bahwa orang yang bermartabat tidak akan melepaskan prinsipnya karena perubahan nasib, dan orang yang saleh tidak akan mengubah pikirannya dengan tujuan untuk melestarikan atau menghancurkan. Sementara Cao berkembang, saya bertekad untuk menjaga kesucian saya. Sekarang setelah mereka menurun dan binasa, dapatkah saya tega melepaskan mereka? Bahkan hewan tidak bertindak seperti ini; bagaimana saya bisa?" Ketika Sima Yi mendengar hal ini, dia mengizinkannya untuk mengadopsi seorang putra sebagai pewaris klan Cao.[4] Pejabat dan wali penguasa Shu pada masa itu, Fei Yi, memberikan komentarnya sendiri mengenai kudeta tersebut:

... Jika Sima Yi benar-benar menganggap Cao Shuang bersalah karena pemborosan dan kesombongan, sudah cukup baginya untuk mengeksekusinya sesuai hukum. Namun, ia bahkan membasmi anak-anaknya yang masih bayi, mencap mereka dengan nama tidak setia, yang secara efektif memusnahkan garis keturunan Zidan. Selain itu, putra He Yan adalah keponakan penguasa Wei, dan bahkan ia pun terbunuh. Sima Yi mengambil terlalu banyak kekuasaan dan berperilaku tidak pantas.—Fei Yi tentang kudeta Sima Yi.[90]

Pada Maret 249, Cao Fang menunjuk Sima Yi sebagai kanselir agung (丞相), meningkatkan ukuran marquisate Sima Yi dan memberinya hak istimewa tambahan. Namun, Sima Yi menolak pengangkatan Kanselir Kekaisaran.[91] Pada Januari atau Februari 250, ketika Cao Fang memberinya sembilan anugerah, dia menolak untuk menerimanya lagi.[92] Pada bulan Februari atau Maret 250, Cao Fang membangun kuil leluhur untuk keluarga Sima di Luoyang, meningkatkan ukuran staf pribadi Sima Yi, mempromosikan beberapa staf pribadi Sima Yi, dan memberikan gelar bangsawan kepada putra-putra Sima Yi, Sima Rong (司馬肜) dan Sima Lun sebagai marquis desa.[93] Karena Sima Yi menderita sakit kronis, ia tidak dapat menghadiri sidang istana kekaisaran secara teratur sehingga Cao Fang sering mengunjunginya di kediamannya untuk berkonsultasi tentang masalah kebijakan.[94]

[sunting | sunting sumber]

Pada 251, Marsekal Agung Wang Ling dan keponakannya Linghu Yu (令狐愚), Inspektur Provinsi Yan menjadi khawatir atas pengaruh Sima Yi terhadap kaisar Cao Fang, jadi mereka merencanakan untuk menggulingkan Cao Fang dengan Cao Biao, Pangeran Chu dan memindahkan ibukota ke Xuchang dan kemudian menggulingkan Sima Yi.[95] Namun, Linghu Yu meninggal pada Desember 249 atau Januari 250.[4]

Pada bulan Februari 251, Wang Ling berbohong dengan menyatakan pasukan Wu sedang mendekati Sungai Tu (塗水) dan meminta pemerintah Wei memberinya pasukan untuk melawan penjajah atau mengatakan yang sebenarnya bahwa mereka menghalangi sungai, tetapi ingin menggunakan pasukan tersebut untuk tujuan jahatnya sendiri. Sima Yi curiga dengan niat Wang Ling sehingga ia menolak untuk menyetujui permintaan tersebut.[96] Pada tanggal 7 Juni 251, setelah menerima intelijen tentang rencana Wang Ling dari pejabat Yang Hong (楊弘) dan Huang Hua (黃華), Sima Yi segera memobilisasi pasukan untuk menyerang Wang Ling dan melakukan perjalanan menyusuri sungai sambil memberikan otoritas tambahan kepada Zhuge Dan dan memerintahkannya untuk memimpin pasukannya sendiri untuk menyerbu posisi Wang Ling.[97] Sima Yi memberikan pengampunan kepada Wang Ling dan mengirim seorang sekretaris untuk menyerukan penyerahan dirinya. Pasukan Sima Yi mencapai Gancheng (甘城) dalam beberapa hari dan maju hingga 100 chi dari markas Wang Ling untuk menekannya. Wang Ling tahu Sima Yi mengetahui rencananya untuk memberontak dan bahwa pasukannya sendiri terlalu lemah sehingga ia menyerah, mengirim bawahannya Wang Yu (王彧) untuk meminta maaf atas namanya, dan menyerahkan stempel resmi dan kapak seremonialnya kepada Sima Yi. Ketika pasukan Sima Yi mencapai Qiutou (丘頭), Wang Ling mengikat dirinya sendiri tetapi Sima Yi, bertindak atas perintah kekaisaran, mengirim seorang Panitera (主簿) untuk melepaskan Wang Ling, meyakinkannya akan keselamatannya, dan mengembalikan stempel resmi dan kapak seremonialnya kepadanya.[4]

Wang Ling bertemu dengan Sima Yi di Wuqiu (武丘) dengan jarak lebih dari sepuluh zhang di antara mereka berdua. Wang Ling berkata kepada Sima Yi: "Jika aku bersalah, kau dapat memanggilku untuk menemuimu. Mengapa kau perlu datang ke sini?" Sima Yi menjawab: "Itu karena kau tidak menanggapi panggilan." Wang Ling berkata: "Kau telah mengecewakanku!" Sima Yi menjawab: "Lebih baik aku mengecewakanmu daripada mengecewakan negara."[4] Wang Ling kemudian dikawal sebagai tahanan kembali ke Luoyang. Untuk mengetahui niat sebenarnya Sima Yi, Wang Ling bertanya apakah dia bisa menerima paku untuk peti matinya. Sima Yi meminta paku itu diberikan kepadanya. Dalam perjalanan ke Luoyang, ketika Wang Ling melewati sebuah kuil yang menghormati jenderal Wei, Jia Kui, dia berkata; "Jia Liangdao! Hanya para dewa yang tahu Wang Ling benar-benar setia kepada Wei." Wang Ling bunuh diri pada tanggal 15 Juni 251 dengan meminum racun di Kabupaten Xiang (項縣; sekitar Kabupaten Shenqiu saat ini, Henan). Sima Yi memerintahkan para konspirator Wang Ling untuk ditangkap dan dieksekusi bersama dengan keluarga mereka.[4]

Cao Fang mengirim Wei Dan (韋誕) sebagai utusan untuk menemui Sima Yi di Wuchi (五池) dan memberi selamat kepadanya atas keberhasilannya dalam menekan pemberontakan Wang Ling. Ketika Sima Yi tiba di Gancheng, Cao Fang mengirim Yu Ni (庾嶷) sebagai utusan untuk mengangkat Sima Yi sebagai Kanselir Negara, dan mempromosikannya dari seorang marquis menjadi seorang adipati dengan gelar "Adipati Komando Anping". Salah satu cucu Sima Yi dan salah satu saudaranya juga dianugerahkan hak sebagai marquis. Pada saat itu, keluarga Sima memiliki 19 marquis dan 50.000 rumah tangga kena pajak di semua marquisat gabungan mereka. Sima Yi menolak pengangkatan Kanselir Negara dan menolak untuk menerima pemberian haknya sebagai seorang adipati.[98]

Wang Ling memiliki seorang adik perempuan yang menikah dengan Guo Huai. Saat pemberontakan Wang Ling gagal, Pemerintahan Wei memerintah agar seluruh keluarganya dieksekusi. Saat sensor kekaisaran hendak ingin menangkap istrinya (karena istrinya adalah adik Wang Ling), banyak bawahan Guo Huai dan ribuan Qiang, Di dan Xiongnu meminta Guo Huai untuk memohon ampun kepada pemerintahan pusat, namun Guo Huai dengan berat hati menolak. Setelah istrinya ditangkap, banyak rakyat jelata berbaris untuk melihatnya sambil berlinang air mata, menarik tangannya, dan bahkan ingin menyerang pengawal. Kelima putra Guo Huai bertemu dengan ayahnya dan memohon-mohon sampai dahi mereka berdarah agar ayahnya dapat menyelamatkan ibunya. Guo Huai melunak setelah melihat kebaktian anaknya kepada ibu dan kemudian memerintah bawahannya untuk mengejar para pengawal. Mereka berhasil menemui pengawal itu dalam beberapa hari. Guo Huai kemudian menulis surat kepada wali penguasa Sima Yi: "Kelima putra saya siap mengorbankan diri demi ibunya. Jika ibunya tidak ada, maka mereka juga tidak ada. Tanpa kelima putra saya, saya juga tidak akan ada. Jika saya melanggar hukum karena memerintah bawahan saya untuk merebut istri saya dari pengawal, saya bersedia untuk menemui Kaisar dan bertanggung jawab atas tindakan saya!". Sima Yi kagum terhadap surat Guo Huai dan kemudian mengubah perintah, seluruh keluarga Wang Ling dihukum mati dengan pengecualian istri Guo Huai dan Sima Yi mengampuni istrinya.[99]

Weilüe mengisahkan seorang pria bernama Yang Kang (楊康), mantan ajudan pribadi Linghu Yu yang membocorkan konspirasi Linghu Yu, yang ingin terlibat dalam pemberontakan pada tahun 249 atau 250. Sima Yi, saat bertugas di Shouchun, bertanya kepada Shan Gu (單固), mantan ajudan lainnya: "Apakah Linghu Yu merencanakan pemberontakan?" Shan Gu menyangkalnya tetapi Sima Yi meragukannya karena Yang Kang sebelumnya mengatakan Shan Gu juga terlibat dalam rencana tersebut. Shan Gu dan keluarganya ditangkap, dan dia disiksa dan diinterogasi. Shan Gu tetap teguh dalam penyangkalannya sehingga Sima Yi memanggil Yang Kang untuk membandingkan kesaksian mereka. Yang Kang tidak dapat membela retorikanya sendiri sehingga Shan Gu mulai mengumpat Yang Kang. Yang Kang mengira dia akan dibebaskan sebagai hadiah tetapi karena kesaksiannya sendiri tidak konsisten, dia dijatuhi hukuman mati bersama dengan Shan Gu, dan keduanya diseret keluar dan dieksekusi.[4] Saat itu juga, mayat Wang Ling dan Linghu Yu diseret keluar dari makam mereka dan mayat mereka diperlihatkan selama tiga hari di pasar terdekat.[4]

Pada 251, Cao Biao dipaksa untuk membunuh diri. Sima Yi menyingkirkan pengaruh klan Cao dan Xiahou yang dipimpin oleh Cao Shuang di istana. Klan Cao menjadi semakin lemah, dan keluarga Sima berhasil merebut kekuasaan sebagai bupati dan secara bertahap mengendalikan pemerintahan, meletakkan dasar bagi Sima Yan untuk menggantikan Wei dan membangun Jin di masa depan. Lu Zhi, Xin Chang, Yang Zong, Wang Ji dan lainnya yang awalnya tergabung dalam partai Cao Shuang juga dipekerjakan oleh Sima Yi setelah ia berkuasa. Keluarga Cao dan Xiahou dipindahkan ke Ye dan ditempatkan dalam tahanan rumah.[100]

Wafat dan penghargaan anumerta

[sunting | sunting sumber]

Pada Juli 251 saat Sima Yi sedang sakit kronis, ia bermimpi bahwa arwah Jia Kui dan Wang Ling diberi hormat dan mimpi ini cukup menganggunya.[101] Sima Yi meninggal dunia di Luoyang pada usia 72 tahun. Kaisar Cao Fang menghadiri upacara pemakamannya dengan memakai baju berkabung, dan memerintah agar pemakaman Sima Yi dilakukan dengan penghormatan yang layak seperti dalam pemakaman Huo Guang pada masa Dinasti Han Barat. Ia secara anumerta juga menunjuk Sima Yi sebagai kanselir agung dan menaikkan derajatnya menjadi seorang adipati. Adiknya, Sima Fu menolak gelar adipati dan wenliangche (轀輬車) atas nama Sima Yi, beralasan bahwa Sima Yi juga akan menolak penghargaan tersebut jika ia masih hidup.[102]

Sima Yi dimakamkan pada tanggal 19 Oktober 251 di Kabupaten Heyin (河陰縣; sebelah utara Kabupaten Mengjin, Henan saat ini). Cao Fang menganugerahinya gelar anumerta "Wenzhen" (文貞), yang kemudian diubah menjadi "Wenxuan" (文宣). Akan tetapi, sebelum kematiannya, Sima Yi telah mengatur agar ia dimakamkan di Gunung Shouyang (首陽山; di Yanshi, Luoyang, Henan) tanpa penanda seperti batu nisan atau pohon di sekitar makamnya, mengenakan pakaian biasa, dan tidak membawa barang-barang mewah. Ia juga menyatakan bahwa anggota keluarganya yang meninggal setelahnya tidak boleh dimakamkan bersamanya.[103]

Setelah kematian Sima Yi, Sima Shi menggantikan ayahnya dan mewarisi otoritasnya[104] sampai ia meninggal pada 23 Maret 255,[105] dimana kemudian posisi tersebut diwarisi kepada Sima Zhao.[106] Sima Zhao berhasil menaklukkan Shu Han dan pada 2 Mei 264, Cao Huan memberi gelar "Raja Jin" kepada Sima Zhao,[107] dan Sima Zhao memberi gelar anumerta kepada Sima Yi sebagai "Raja Xuan dari Jin".[108]

Sima Zhao meninggal pada 6 September 265[109] dan digantikan oleh cucunya Sima Yan.[110] Pada Februari 266, Sima Yan merebut kekuasaan dari Cao Huan dan mengakhiri Cao Wei, mendeklarasikan Dinasti Jin dengan dirinya sebagai kaisar. Ia kemudian berhasil menguasai Dong Wu pada 280 dan menyatukan Tiongkok kembali. Sebagai bentuk penghormatan kepada sang kakek, Sima Yan memberi gelar anumerta Kaisar Xuan dari Jin kepada almarhum Sima Yi dengan nama kuil "Gaozu" dan menamai kuburan kakeknya sebagai "Makam Gaoyuan" (高原陵).[111]

Penilaian dan peninggalan

[sunting | sunting sumber]

Sima Yi sendiri mendapatkan predikat kurang baik dalam pandangan masyarakat Tionghoa karena pengkhianatannya kepada dinasti Wei, dalam perumpamaan "3 Naga[e] bertarung, pemenangnya seekor serigala."

Zhuge Liang berkata: "Saya pikir Wu tidak akan pernah menyerah. Anda sudah berusia enam puluh tahun, mengapa repot-repot berbohong seperti ini?" Akan tetapi, pernyataan ini pertama kali terlihat dalam Tongdian yang ditulis pada Dinasti Tang.[112]

Cao Zhi pernah menggambarkan Sima Yi sebagai "seorang pria berkarakter luar biasa, dengan hati yang lurus. Keagungannya ditakuti dan pengaruhnya tak tertandingi. Di istana, ia mendukung adat istiadat pada masa itu dan semua pejabat mengikuti teladannya; ketika menghadapi berbagai masalah, ia pemberani dan tegas, serta tidak takut pada kesulitan. Ia adalah Sima sang Kavaleri."

Pada tahun 238 saat Gongsun Yuan mendengar kabar bahwa pasukan Cao Wei pimpinan Sima Yi hendak akan berperang melawannya di Liaodong, ia mengirim utusan ke Dong Wu untuk meminta bala bantuan. Sun Quan akhirnya menerima permintaan tersebut dan menulis kepada Gongsun Yuan: "Sima Yi sangat cakap di seni militer. Ia menggunakan siasat perang bagaikan seorang dewa. Ia mengalahkan semua yang mencoba menghadangnya. Saya prihatin terhadap kamu, saudaraku".[113]

Kaisar Ming dari Jin (m323–325), seorang keturunan Sima Yi pernah meminta petugas istana bernama Wang Dao untuk bercerita kepadanya bagaimana Dinasti Jin terbentuk. Wang Dao menceritakan apa yang dilakukan Sima Yi untuk melangengkan kekuasaan kepada keluarganya dan kudeta Cao Mao terhadap Sima Zhao yang berakhir gagal. Setelah mendengarkan cerita Wang Dao, Kaisar Ming berhela nafas dengan kesal menyatakan "Kalau memang apa yang kamu katakan benar, bagaimana Jin (Dinasti) berekspektasi bisa berlangsung lama?".[114]

Setelah runtuhnya Dinasti Jin Barat pada 316, kepercayaan tersebut mulai bergeser perlahan dari idealisme populer bahwa Wei adalah penerus sah Dinasti Han, menuju pandangan bahwa Shu mungkin memiliki legitimasi lebih besar. Sebelum 316, Sima Yi dianggap sebagai sosok yang bijak dan secara praktek diagungkan; setelah 316, ia dipandang lebih kritis sampai ke zaman modern. Sebuah komentar diberikan oleh Kaisar Taizong dari Tang di Kitab Jin terhadap Sima Yi:

Saat Anak Surga berada di luar, Sima Yi mengangkat tentara berbaja dari dalam. Tanah kuburan masih belum diselesaikan, namun dia dengan cepat mengeksekusi dan membantai. Bagaimana ini bisa dikatakan sebagai kelakuan menteri yang berbudi luhur? Bentuk yang paling baik pun menjadi bingung dengan hal ini. Dalam rencana kampanye, bagaimana ia bisa menjadi bijak di satu sisi dan bodoh di sisi lain? Bagaimana hati seorang pembantu penguasa bisa dulunya loyal dan kemudian memberontak? Inilah kenapa Kaisar Ming dari Jin menutup mukanya, dengan malu menyadari bahwa ia mendapat pencapaian ini melalui tipu musilat dan berbohong. Shi Le memiliki kata-kata yang tidak ditahan, tertawa bahwa pengkhianatan kembali untuk menyelesaikan perusahaan. Orang dahulu punya pepatah: 'Seseorang dapat mengumpulkan perbuatan baik selama tiga tahun dan mereka akan tetap tidak diketahui, tetapi kejahatan satu hari akan diketahui oleh seluruh dunia.' Bukankah memang begitu? Meskipun Anda mungkin dapat menyembunyikannya untuk sementara waktu, pada akhirnya orang-orang akan tetap mencibir Anda. Seperti mencuri lonceng dengan menutup telinga agar tidak ada orang lain yang dapat mendengar kegaduhan mereka; seperti berencana mencuri emas dengan alasan tidak ada seorang pun di pasar yang akan menyaksikannya. Mereka yang melihat keserakahan dari dekat akan menyebarkan pengetahuan mereka ke mana-mana, dan kelemahan demi keuntungan pribadi akan menghancurkan reputasi. Jika Anda tidak dapat menahan diri untuk kepentingan orang lain, memperkaya diri sendiri akan mendatangkan malapetaka bagi orang lain.
—Li Shimin (Kaisar Taizong dari Tang) mengenai Sima Yi[115]

Du Mu menilai bahwa Sima Yi membuat rencana berdasarkan zaman kuno dan modern, dengan rencana jangka panjang, dan strategi mereka pertama-tama dibuat secara internal dan pencapaian mereka dicapai secara eksternal. Ia menyamakan Sima Yi dengan tokoh-tokoh seperti Jiang Ziya, Wang Jian, Han Xin, Zhuge Liang, Zhou Yu, Yang Hu, Li Jing, Pei Xingjian dan Guo Yuanzhen.

Mao Zedong selain mengagumi Cao Cao juga mengagumi terhadap karakter Sima Yi. Ia menilai, "Sima Yi adalah karakter yang hebat, dia selalu dikatakan jahat, dan saya pikir ada beberapa tangan yang lebih baik dari Cao Cao". Dia percaya bahwa setelah Cao Cao menaklukkan Zhang Lu, dia seharusnya mendengarkan nasihat Sima Yi dan Liu Ye dan menyerang Sichuan; dia mengomentari bahwa Sima Yi "berasal dari keluarga bangsawan, banyak akal, pandai membuat penyesuaian, dan merupakan pejabat penting Negara Wei." Dia pernah berkomentar dalam "Catatan Tiga Kerajaan: Biografi Lu Xun": "Ini adalah kebijaksanaan Sima Yi yang menyaingi Kong Ming.

Ada versi berbeda bagaimana Sima Yi mulai bekerja untuk Cao Cao yang berasal dari catatan Weilüe bahwa jenderal veteran Cao Cao, Cao Hong yang ingin merekrut Sima Yi sebagai penasihatnya setelah mengetahui bakat Sima Yi. Sima Yi berpandang kecil kepada Cao Hong dan menolak menemuinya, berpura-pura sakit sampai ia tidak bisa berjalan tanpa kruk. Cao Hong sangat tidak senang dan melaporkan kepada Cao Cao yang kemudian memanggil Sima Yi. Saat Sima Yi mendengar bahwa Cao Cao ingin menemuinya, kruk tersebut dibuang dan ia bergegas ke kediaman Cao Cao.[116]

Cao Cao mendengar bahwa Sima Yi sangat ambisius dan tampak seperti seekor serigala (狼顧) dan dia ingin tahu apakah Sima Yi memang seperti itu. Suatu hari, Cao Cao memerintah Sima Yi untuk datang berjalan ke depannya dan membuatnya menoleh ke belakang. Sima Yi memutar kepalanya ke belakang tanpa menggerakan badannya.[117] Cao Cao juga mengalami mimpi yakni tiga kuda sedang memakan rumput dari palung yang sama[f] dan ia merasa terganggu dari mimpi tersebut. Ia kemudian memberi peringatan kepada Cao Pi: "Sima Yi tidak mungkin puas dengan hanya sebagai pelayan; dia akan mengintervensi rumah tanggamu". Karena Cao Pi dan Sima Yi merupakan sahabat, Cao Pi kerap membelanya dari kritik. Citra Sima Yi sebagai pejabat yang rajin dan setia juga dengan hati-hati dijaga oleh Sima Yi di depan Cao Cao untuk meredamkan kecurigaannya.[119]

  • Zhang Chunhua, Permaisuri Xuanmu (anumerta) (宣穆皇后 張氏; 189–247)
    • Sima Shi, Kaisar Jing dari Jin (anumerta) (景皇帝 司馬師; 208–255), putra sulung.[120]
    • Sima Zhao, Kaisar Wen dari Jin (anumerta) (文皇帝 司馬昭; 211–265), putra kedua.[121]
    • Putri Nanyang (南陽公主), putri pertama[122]
      • Menikahi Xun Yi dan memiliki dua orang putra.[123]
    • Sima Gan, Pangeran Pingyuan (平原王 司馬榦; 232–311), putra keenam.[124]
  • Nyonya Fu[125]
  • Nyonya Zhang
  • Nyonya Bai

Dalam budaya populer

[sunting | sunting sumber]

Sima Yi diabadikan sebagai Dewa Pintu di klenteng Taoisme dan Tiongkok pada umumnya. Ia kerap dipasangkan dengan Zhuge Liang.

Sima Yi muncul sebagai karakter yang bisa dimainkan dalam permainan Fate Grand Order, ia merupakan seorang servant kelas rider dan menjelma sebagai seorang wanita dengan nama Sima Yi (Reines).

  1. ^ Dari tertua sampai termuda: Sima Fu (Shuda) Sima Kui (Jida), Sima Xun (Xianda), Sima Jin (Huida), Sima Tong (Yada), dan Sima Min (Youda).
  2. ^ Meskipun ada catatan seperti ini dalam catatan sejarah resmi, catatan tersebut harus dianggap dengan sangat skeptis. Anak tertua Sima Yi, Sima Shi, juga lahir pada tahun 208, dan mungkin saja hal ini, atau masalah atau perasaan pribadi lainnya mengenai masalah tersebut, menjadi alasan keraguan Sima Yi.
  3. ^ Cao Cao sendiri memiliki 6 dari 9 provinsi Dinasti Han, Sun Quan mengendalikan dua, sementara Liu Bei hanya memiliki Provinsi Yi. Dalam konteks percakapan Sima Yi, tunduknya Sun Quan kepada Cao Cao hampir menyatukan bangsa.
  4. ^ Sima Shi pasti terlibat dalam persekongkolan dengan ayahnya, tetapi tidak pasti seberapa terlibatnya Sima Zhao. Pandangan yang lebih tradisional, seperti yang dianut oleh Fang Xuanling, adalah Sima Zhao tidak diberi tahu sampai malam sebelum insiden. Sejarawan seperti Sima Guang mengabaikan pandangan ini dan menegaskan bahwa Sima Zhao terlibat dalam persekongkolan tersebut sama dalam seperti kakak laki-lakinya.
  5. ^ Tiga Naga dimaksud adalah Cao Cao, Liu Bei, dan Sun Quan
  6. ^ Pada Kisah Tiga Negara yang ditulis oleh Luo Guanzhong pada abad ke-14, mimpi ini menjadi bayangan bahwa keluarga Sima yang kelak mendirikan Dinasti Jin merebut takhta dari keluarga Cao di Cao Wei pada tahun 266. Kata palung dalam bahasa Tionghoa cao (槽) adalah kata homonym dengan marga "Cao" (曹), sementara tiga kuda tersebut mewakili Sima Yi dengan kedua putra sulungnya, Sima Shi dan Sima Zhao, jadi mimpi ini bisa diinterpretasikan sebagai Tiga Sima merebut kekuasaan dari keluarga Cao. Interpretasi lain bisa dinyatakan bahwa ketiga kuda tersebut melambangkan Ma Teng, Ma Chao dan Ma Dai karena ketiganya memiliki marga "Ma" (馬) yang secara harafiah berartikan "kuda". Karena keluarga Ma tidak lagi menjadi ancaman besar bagi Cao Cao, sangat dimungkinkan bahwa ketiga kuda tersebut mewakili keluarga Sima.[118]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Fang 1952: "Eighth month. On the day wu-yin (Sept. 7), Sima Yi, the Lord Xuan-Wen of Wu-Yang, died."
  2. ^ de Crespigny 1996: "When Sima Yi was young he was already intelligent, and he had ambitious plans. Cui Yan said to his elder brother Sima Lang, "Your young brother has a clear intelligence and a keen sense of justice, firm decision and exceptional bravery. You are not so good as that!" Cao Cao heard about this and appointed Sima Yi to office, but Sima Yi sought to excuse himself on the grounds that he had rheumatism. Cao Cao was angry and was going to have him arrested. Sima Yi was frightened and took the post."
    Rafe de Crespigny notes: "Sima Yi, known by his honorary posthumous title as Emperor Xuan of Jin, was the founder of the imperial fortunes of his family, and destroyer of the Cao dynasty of Wei. There is thus a certain irony in the story that he had to be dragooned by Cao Cao into service; and it may be too good to be true."
  3. ^ a b c d e f g Sima (1084), vol. 74.
  4. ^ a b c d e f g h i j k l Sima (1084), vol. 75.
  5. ^ Psychology of Sima Yi (Chinese Edition) Chen Yu An, ISBN 10: 7556806863 ISBN 13: 9787556806867 Publisher: 21th Century Publishing House, 2015.
  6. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "楚漢間,司馬卬為趙將,與諸侯伐秦。秦亡,立為殷王,都河內。漢以其地為郡,子孫遂家焉。" "During the Chu-Han transition [206–202 BC], Sima Ang served Zhao as a general and participated with the various lords to attack Qin. When Qin had been destroyed, he was established as King of Yin with Henei as capital [in 206 BC]. Han made the land into a commandery. [Sima Ang's] descendants made their homes there."
  7. ^ a b Sima Yi the Tactician (Chinese Edition) Paperback – June 1, 2017, Chinese Edition by Qin Tao
  8. ^ Book of Jin & 648, vol. 37: 安平獻王孚字叔達,宣帝次弟也。初,孚長兄朗字伯達,宣帝字仲達,孚弟馗字季達,恂字顯達,進字惠達,通字雅達,敏字幼達,俱知名,故時號為「八達」焉。"
  9. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "少有奇節,聰朗多大略,博學洽聞,伏膺儒教。漢末大亂,常慨然有憂天下心。南陽太守同郡楊俊名知人,見帝,未弱冠,以為非常之器。尚書清河崔琰與帝兄朗善,亦謂朗曰:「君弟聰亮明允,剛斷英特,非子所及也。」"
  10. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "漢建安六年,郡舉上計掾。魏武帝為司空,聞而辟之。帝知漢運方微,不欲屈節曹氏,辭以風痺,不能起居。魏武使人夜往密刺之,帝堅卧不動。"
  11. ^ "Sima Yi, Master of Records to the Chancellor, said to Cao Cao, 'Liu Bei has captured Liu Zhang by deceit and force, and the people of Shu are not yet attached to him. Now that he is fighting far away in Jiangling, this is too good a chance to miss. You have conquered Hanzhong, and Yi province is trembling. Send your soldiers against them, and their position will disintegrate. The sage does not oppose the time, and he cannot let such opportunity slip.' 'A man who cannot be satisfied', remarked Cao Cao, 'will get Long and look to Shu.' " Translation de Crespigny 1996.
  12. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "從討張魯,言於魏武曰:「劉備以詐力虜劉璋,蜀人未附而遠爭江陵,此機不可失也。今若曜威漢中,益州震動,進兵臨之,勢必瓦解。因此之勢,易為功力。聖人不能違時,亦不失時矣。」魏武曰:「人苦無足,既得隴右,復欲得蜀!」言竟不從。既而從討孫權,破之。"
  13. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "軍還,權遣使乞降,上表稱臣,陳說天命。魏武帝曰:「此兒欲踞吾著爐炭上邪!」荅曰:「漢運垂終,殿下十分天下而有其九,以服事之。權之稱臣,天人之意也。虞、夏、殷、周不以謙讓者,畏天知命也。」"
  14. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "魏國既建,遷太子中庶子。每與大謀,輒有奇策,為太子所信重,與陳羣、吳質、朱鑠號曰四友。"
  15. ^ a b Sakaguchi (2005), hlm. 160.
  16. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "遷為軍司馬,言於魏武曰:「昔箕子陳謀,以食為首。今天下不耕者蓋二十餘萬,非經國遠籌也。雖戎甲未卷,自宜且耕且守。」魏武納之,於是務農積穀,國用豐贍。"
  17. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "帝又言荊州刺史胡脩麤暴,南鄉太守傅方驕奢,並不可居邊。魏武不之察。及蜀將關羽圍曹仁於樊,于禁等七軍皆沒,脩、方果降羽,而仁圍甚急焉。"
  18. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "是時漢帝都許昌,魏武以為近賊,欲徙河北。帝諫曰:「禁等為水所沒,非戰守之所失,於國家大計未有所損,而便遷都,既示敵以弱,又淮沔之人大不安矣。孫權、劉備,外親內踈,羽之得意,權所不願也。可喻權所,令掎其後,則樊圍自解。」魏武從之。權果遣將呂蒙西襲公安,拔之,羽遂為蒙所獲。"
    Chen and Pei & 429, 14:"司馬宣王及濟說太祖曰:「于禁等為水所沒,非戰攻之失,於國家大計未足有損。劉備、孫權,外親內踈,關羽得志,權必不願也。可遣人勸躡其後,許割江南以封權,則樊圍自解。」"
    de Crespigny 1996: "Sima Yi, however, Major to the Army of the Chancellor, and the Junior Clerk in the Department of the West Jiang Ji both said to him, 'Yu Jin and his comrades were destroyed by the floods, they were not lost in war, and there is yet no real harm to the great plans of our state. Liu Bei and Sun Quan may appear to be close allies, but they have private disagreements. Guan Yu has ambitions, and Sun Quan will never allow him to achieve them. Send a man to encourage Sun Quan to close on his rear, and promise in return to enfeoff him with all land south of the Yangzi. Then the siege of Fan will certainly be broken.' Cao Cao accepted this plan."
  19. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "魏武以荊州遺黎及屯田在潁川者逼近南寇,皆欲徙之。帝曰:「荊楚輕脫,易動難安。關羽新破,諸為惡者藏竄觀望。今徙其善者,既傷其意,將令去者不敢復還。」從之。其後諸亡者悉復業。"
    de Crespigny 1996: "Cao Cao was suspicious of the people still remaining in Jing province under his control, and of those in military colonies along the Han. He planned to shift all of them. 'The people of Jing and Chu', argued Sima Yi, 'are fickle and easily swayed. Now that Guan Yu has been defeated, the trouble-makers will have gone into hiding and be reluctant to show themselves. So it is only the people loyal to you that you will be shifting. They will become resentful, while the ones who have already left will never be willing to return.' 'True', agreed Cao Cao. Later, all those who had run away returned from hiding."
  20. ^ a b c Sima (1084), vol. 69.
  21. ^ Sima 1084, vol. 69 places this responsibility on Sima Fu, his younger brother: "Sima Fu reprimanded them: 'Now the King is dead, we ought to pay our respects to his successor as early as possible, for the stabilization of the myriad states. Must we indulge in weeping only?' He then dismissed all of the officials from court, appointed palace guards, and attended to the business of the funeral.
  22. ^ a b de Crespigny (2010), hlm. 457.
  23. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "及魏武薨于洛陽,朝野危懼。帝綱紀喪事,內外肅然。乃奉梓宮還鄴。"
  24. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "魏國既建,遷太子中庶子。每與大謀,輒有奇策,為太子所信重,與陳羣、吳質、朱鑠號曰四友。"
  25. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "魏文帝即位,封河津亭侯,轉丞相長史。"
  26. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "會孫權帥兵西過,朝議以樊、襄陽無穀,不可以禦寇。時曹仁鎮襄陽,請召仁還宛。帝曰:「孫權新破關羽,此其欲自結之時也,必不敢為患。襄陽水陸之衝,禦寇要害,不可棄也。」言竟不從。仁遂焚棄二城,權果不為寇,魏文悔之。"
  27. ^ de Crespigny (2007), hlm. 12, 877.
  28. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "及魏受漢禪,以帝為尚書。頃之,轉督軍、御史中丞,封安國鄉侯。"
  29. ^ de Crespigny (2007), hlm. 954.
  30. ^ "When Sīmǎ [Yì] Xuān-wáng was aged sixteen to seventeen years, he and Jùn met one another. Jùn said: "This is no ordinary man."" Chen Shou, Sanguozhi, vol. 23 (biography of Yang Jun).[perlu rujukan lengkap]
  31. ^ "Huángchū third year [222], the Imperial Chariot visited Wǎn, and because the city was not sufficiently celebratory [in its welcome], [Wén-dì] became angry and arrested Jùn. Secretariat Supervisor Sīmǎ Xuān-wáng and Regular Attendants Wáng Xiàng and Xún Wěi pleaded for Jùn, and knocked their heads on the ground until they bled, but the Emperor did not listen. Jùn said: "I already know my crime." Then he killed himself. All considered this unjust and were sorrowful for him." Chen Shou, Sanguozhi, vol.23 (biography of Yang Jun).[perlu rujukan lengkap]
  32. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "五年,天子南巡,觀兵吳疆。帝留鎮許昌,改封向鄉侯,轉撫軍、假節,領兵五千,加給事中、錄尚書事。帝固辭。天子曰:「吾於庶事,以夜繼晝,無須臾寧息。此非以為榮,乃分憂耳。」"
  33. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "六年,天子復大興舟師征吳,復命帝居守,內鎮百姓,外供軍資。臨行,詔曰:「吾深以後事為念,故以委卿。曹參雖有戰功,而蕭何為重。使吾無西顧之憂,不亦可乎!」天子自廣陵還洛陽,詔帝曰:「吾東,撫軍當總西事;吾西,撫軍當總東事。」於是帝留鎮許昌。"
  34. ^ Sima 1084, vol. 70
    Book of Jin & 648, vol. 1: "及天子疾篤,帝與曹真、陳羣等見於崇華殿之南堂,並受顧命輔政。詔太子曰:「有間此三公者,慎勿疑之。」"
    Fang 1952: "Jin Shu, Chronicle of Xuandi, has: "When he was severely ill, the son of Heaven received in audience Xuandi (i.e. Sima Yi) as well as Cao Zhen and Chen Qun, et al., in the southern hall of the palace of Zhonghuatian; they all received the Imperial testament appointing them to serve as guardian regents. The Son of Heaven said to the Crown Prince, 'There may be those who would alienate these Three Ducal Ministers from you, but be careful and do not doubt them.'"

    Achilles Fang notes: "One gets the impression that Sima Guang on the whole prefers to follow the Jin Shu in regard to matters concerned with Sima Yi; here he certainly neglects the SGZ account, which mentions four persons as guardians."

  35. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "明帝即位,改封舞陽侯。"
  36. ^ a b c d Sima (1084), vol. 70.
  37. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "及孫權圍江夏,遣其將諸葛瑾、張霸并攻襄陽,帝督諸軍討權,走之。進擊,敗瑾,斬霸,并首級千餘。遷驃騎將軍。"
    Watanabe 2006, hlm. 283; Sima 1084, vol. 70.
    "During the time of Emperor Ling, the position of General of the Agile Cavalry was an honorific one that did not come with an actual field command. It was a very high honor, just below that of Grand General [who ranked above the Three Excellencies and was thus second only to the emperor]. It is unknown whether this title inherently included field command under Cao Rui, but it is clear from context that it was still, if nothing else, a very great honor." de Crespigny, Later Han Military Organisation [perlu rujukan lengkap]
  38. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "太和元年六月,天子詔帝屯于宛,加督荊、豫二州諸軍事。"
    Sima 1084, vol. 70.
  39. ^ Yu, Weilüe: "諸葛亮聞之,陰欲誘達,數書招之,達與相報答。魏興太守申儀與達有隙,密表達與蜀潛通,帝未之信也。司馬宣王遣參軍梁幾察之,又勸其入朝。達驚懼,遂反。" Cited in Chen and Pei & 429, 3.
    Sima 1084, vol. 70.
  40. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "達與魏興太守申儀有隙,亮欲促其事,乃遣郭模詐降,過儀,因漏泄其謀。達聞其謀漏泄,將舉兵。帝恐達速發,以書喻之曰:「將軍昔棄劉備,託身國家,國家委將軍以疆埸之任,任將軍以圖蜀之事,可謂心貫白日。蜀人愚智,莫不切齒於將軍。諸葛亮欲相破,惟苦無路耳。模之所言,非小事也,亮豈輕之而令宣露,此殆易知耳。」達得書大喜,猶與不決。帝乃潛軍進討。諸將言達與二賊交構,宜觀望而後動。帝曰:「達無信義,此其相疑之時也,當及其未定促決之。」乃倍道兼行,八日到其城下。吳蜀各遣其將向西城安橋、木闌塞以救達,帝分諸將以距之。"
    Sima 1084, vol. 70 reverses the locations of the Shu and Wu forces.
  41. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "...及兵到,達又告亮曰:「吾舉事八日,而兵至城下,何其神速也!」上庸城三面阻水,達於城外為木柵以自固。帝渡水,破其柵,直造城下。八道攻之,旬有六日,達甥鄧賢、將李輔等開門出降。斬達,傳首京師。俘獲萬餘人,振旅還于宛。"
  42. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "四年,獲白鹿,獻之。天子曰:「昔周公旦輔成王,有素雉之貢。今君受陝西之任,有白鹿之獻,豈非忠誠協符,千載同契,俾乂邦家,以永厥休邪!」"
  43. ^ a b c d e f Sima (1084), vol. 73.
  44. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "及遼東太守公孫文懿反,徵帝詣京師。 ...天子曰:「往還幾時?」對曰:「往百日,還百日,攻百日,以六十日為休息,一年足矣。」"
    Sima 1084, vol. 73.
  45. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "是時大修宮室,加之以軍旅,百姓饑弊。帝將即戎,乃諫曰:「昔周公營洛邑,蕭何造未央,今宮室未備,臣之責也。然自河以北,百姓困窮,外內有役,勢不並興,宜假絕內務,以救時急。」"
  46. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "景初二年,帥牛金、胡遵等步騎四萬,發自京都。" "In the 2nd Year of Jingchu ["Viewing the beginning", 238 AD], he, commanding Niu Jin, Hu Zun, and others, with forty thousand foot and horse, set out from the capital.
  47. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "車駕送出西明門。"
  48. ^ Chen Shou, 28.5.
  49. ^ Gardiner 1972b, hlm. 169.
  50. ^ Watanabe (2006), hlm. 278.
  51. ^ Sima 1084, vol. 73.
    Book of Jin & 648, vol. 1: "帝曰:「賊堅營高壘,欲以老吾兵也。攻之,正入其計, ...古人曰,敵雖高壘,不得不與我戰者,攻其所必救也。賊大衆在此,則巢窟虛矣。我直指襄平,必人懷內懼,懼而求戰,破之必矣。」"

    "The traitors have strong encampments and tall ramparts, desiring accordingly to wear out my troops. To attack them, that is to follow their plan. This is like Wang Yi going beyond Kunyang due to shame. The ancients said: the enemy though he has lofty walls, will not manage to not fight with us. Attack his places [and he will] surely [come] to help. If the traitors' great multitude is here, then the den is empty. If we head straight for Xiangping, then people will fear in their breasts. Fearful yet seeking battle, breaking them is certain."

  52. ^ Gardiner (1972b), hlm. 168.
  53. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "遂整陣而過。賊見兵出其後,果邀之。帝謂諸將曰:「所以不攻其營,正欲致此,不可失也。」" "He thereupon ordered the columns and went beyond. The traitors saw the troops setting out to their rear, and as a result intercepted them. The Emperor spoke to the various generals, saying: 'By not attacking their encampments, my principal desire was to cause this. We cannot lose.'"
  54. ^ Sima 1084, vol. 73.
    Book of Jin & 648, vol. 1: "乃縱兵逆擊,大破之,三戰皆捷。賊保襄平,進軍圍之。"

    "He then let loose the soldiers to confront and strike, greatly routing them, there were three battles and all were won. The traitors guarded Xiangping. He advanced the army to besiege them."

  55. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "帝盛兵多張旗幟出其南,賊盡銳赴之。乃泛舟潛濟以出其北,與賊營相逼,沉舟焚梁,傍遼水作長圍,棄賊而向襄平。諸將言曰:「不攻賊而作圍,非所以示衆也。」"
  56. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "帝曰:「孟達眾少而食支一年,吾將士四倍于達而糧不淹月,以一月圖一年,安可不速?以四擊一,正令半解,猶當為之。是以不計死傷,與糧競也。今賊眾我寡,賊飢我飽,水雨乃爾,功力不設,雖當促之,亦何所為。自發京師,不憂賊攻,但恐賊走。今賊衆我寡,賊飢我飽,水雨乃爾,功力不設,雖當促之,亦何所為。自發京師,不憂賊攻,但恐賊走。今賊糧垂盡,而圍落未合,掠其牛馬,抄其樵采,此故驅之走也。夫兵者詭道,善因事變。賊憑衆恃雨,故雖飢困,未肯束手,當示無能以安之。取小利以驚之。非計也。」"
    Sima 1084, vol. 73.
  57. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "朝廷聞師遇雨,咸請召還。天子曰:「司馬公臨危制變,計日擒之矣。」"
    Sima 1084, vol. 73.
  58. ^ Gardiner 1972b, hlm. 165, 169. The names of these leaders of the Goguryeo expeditionary force were not recorded.
  59. ^ Gardiner 1972b, hlm. 171; Sima 1084, vol. 73.
    Book of Jin & 648, vol. 1: "時有長星,色白,有芒鬣,自襄平城西南流于東北,墜于梁水,城中震慴。文懿大懼,乃使其所署相國王建、御史大夫柳甫乞降,請解圍面縛。不許,執建等,皆斬之。檄告文懿曰:「昔楚鄭列國,而鄭伯猶肉袒牽羊而迎之。孤為主人,位則上公,而建等欲孤解圍退舍,豈楚鄭之謂邪!二人老耄,必傳言失旨,已相為斬之。若意有未已,可更遣年少有明決者來。」文懿復遣侍中衞演乞剋日送任。"
  60. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "帝謂演曰:「軍事大要有五,能戰當戰,不能戰當守,不能守當走,餘二事惟有降與死耳。汝不肯面縛,此為決就死也,不須送任。」"
    Sima 1084, vol. 73.
  61. ^ Gardiner (1972b), hlm. 172, 195 n. 94.
  62. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "初,帝至襄平,夢天子枕其膝,曰:「視吾面。」俛視有異於常,心惡之。" "Earlier, when the Emperor arrived at Xiangping, he dreamt that the Son of Heaven was on a pillow on his knees, and said: "Look at my face". He looked down and saw he was different than usual. His heart was sick."
  63. ^ (乃召齐、秦二王以示宣王,别指齐王谓宣王曰:“此是也,君谛视之,勿误也!”又教齐王令前抱宣王颈。) Weilüe annotation in Sanguozhi, vol. 03
  64. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "先是,詔帝便道鎮關中;及次白屋,有詔召帝,三日之間,詔書五至。手詔曰:「間側息望到,到便直排閤入,視吾面。」...命與大將軍曹爽並受遺詔輔少主。"
  65. ^ Sakaguchi 2005, hlm. 204; Sima 1084, vol. 74.
  66. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "及齊王即帝位,遷侍中、持節、都督中外諸軍、錄尚書事,與爽各統兵三千人,共執朝政,更直殿中,乘輿入殿。爽欲使尚書奏事先由己,乃言於天子,徙帝為大司馬。朝議以為前後大司馬累薨於位,乃以帝為太傅,入殿不趨,贊拜不名,劔履上殿,如漢蕭何故事。嫁娶喪葬取給於官,以世子師為散騎常侍,子弟三人為列侯,四人為騎都尉。帝固讓子弟官不受。"
  67. ^ ZZTJ Zhengshi 2, 10
  68. ^ ZZTJ Zhengshi 3, 4.
  69. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "尚書鄧颺、李勝等欲令曹爽建立功名,勸使伐蜀。帝止之,不可,爽果無功而還。"
    Sakaguchi 2005, hlm. 51; Sima 1084, vol. 74
  70. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "六年秋八月,曹爽毀中壘中堅營,以兵屬其弟中領軍羲。帝以先帝舊制禁之,不可。"
  71. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "冬十二月,天子詔帝朝會乘輿升殿。"
  72. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "七年春正月,吳寇柤中,夷夏萬餘家避寇北渡沔。帝以沔南近賊,若百姓奔還,必復致寇,宜權留之。曹爽曰:「今不能脩守沔南而留百姓,非長策也。」帝曰:「不然。凡物致之安地則安,危地則危。故兵書曰『成敗,形也;安危,勢也』。形勢,御衆之要,不可以不審。設令賊以二萬人斷沔水,三萬人與沔南諸軍相持,萬人陸梁柤中,將何以救之?」爽不從,卒令還南。賊果襲破柤中,所失萬計。"
  73. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "九年春三月,黃門張當私出掖庭才人石英等十一人,與曹爽為伎人。爽、晏謂帝疾篤,遂有無君之心,與當密謀,圖危社稷,期有日矣。帝亦潛為之備,爽之徒屬亦頗疑帝。"
  74. ^ 《三國志》註引《魏末傳》:「宣王令兩婢侍邊,持衣,衣落;復上指口,言渴求飲,婢進粥,宣王持杯飲粥,粥皆流出沾胸。」又多次將荊州說成并州,似乎已經病重得思緒混亂。
  75. ^ (會河南尹李勝將莅荊州,來候帝。帝詐疾篤,使兩婢侍,持衣衣落,指口言渴,婢進粥,帝不持杯飲,粥皆流出霑胷。勝曰:「衆情謂明公舊風發動,何意尊體乃爾!」帝使聲氣纔屬,說「年老枕疾,死在旦夕。君當屈并州,并州近胡,善為之備。恐不復相見,以子師、昭兄弟為託」。勝曰:「當還忝本州,非并州。」帝乃錯亂其辭曰:「君方到并州。」勝復曰:「當忝荊州。」帝曰:「年老意荒,不解君言。今還為本州,盛德壯烈,好建功勳!」勝退告爽曰:「司馬公尸居餘氣,形神已離,不足慮矣。」他日,又言曰:「太傅不可復濟,令人愴然。」故爽等不復設備。) Jin Shu vol. 1.
  76. ^ 《晋书》卷2:宣帝之将诛曹爽,深谋秘策,独与帝潜画....初,帝阴养死士三千,散在人间。
  77. ^ Book of Jin & 648, vol. 2: "將發夕乃告之,既而使人覘之,帝寢如常,而文帝不能安席。"
  78. ^ 《三国志·魏书四·齐王纪》:嘉平元年春正月甲午
  79. ^ (嘉平元年春正月甲午,天子謁高平陵,爽兄弟皆從。是日,太白襲月。帝於是奏永寧太后廢爽兄弟。時景帝為中護軍,將兵屯司馬門。帝列陣闕下,經爽門。爽帳下督嚴世上樓,引弩將射帝,孫謙止之曰:「事未可知。」三注三止,皆引其肘不得發。) Jin Shu vol. 1.
  80. ^ 《三国志》卷9注引《魏略》:及宣王起兵,閉城門,以範爲曉事,乃指召之,欲使領中領軍。範欲應召,而其子諫之,以車駕在外,不如南出。範疑有頃,兒又促之。
  81. ^ (於是假司徒高柔節,行大將軍事,領爽營,謂柔曰:「君為周勃矣。」命太僕王觀行中領軍,攝羲營。) Jin Shu vol. 1.
  82. ^ (大司農桓範出赴爽,蔣濟言於帝曰:「智囊往矣。」帝曰:「爽與範內踈而智不及,駑馬戀短豆,必不能用也。」) Jin Shu vol. 1.
  83. ^ (帝親帥太尉蔣濟等勒兵出迎天子,屯于洛水浮橋,上奏曰:「先帝詔陛下、 ... 伺察非常。」) Jin Shu vol. 1.
  84. ^ 《三国志》卷9:宣王使許允、陳泰解語爽,蔣濟亦與書達宣王之旨,又使爽所信殿中校尉尹大目謂爽,唯免官而已,以洛水爲誓。
  85. ^ 《三国志》卷9注引《魏末传》:爽兄弟歸家,勑洛陽縣發民八百人,使尉部圍爽第四角,角作高樓,令人在上望視爽兄弟舉動。
  86. ^ 《三国志·魏书四·齐王纪》:戊戌,有司奏収黄门张当付廷尉
  87. ^ 《三国志》卷9:初,張當私以所擇才人張、何等與爽。疑其有姦,收當治罪。當陳爽與晏等陰謀反逆,並先習兵,須三月中欲發,於是收晏等下獄。
  88. ^ (既而有司劾黃門張當,并發爽與何晏等反事,乃收爽兄弟及其黨與何晏、丁謐、鄧颺、畢軌、李勝、桓範等誅之。蔣濟曰:「曹真之勳,不可以不祀。」帝不聽。) Jin Shu vol. 1.
  89. ^ (範不從,乃突出至平昌城門,城門已閉。門候司蕃,故範舉吏也,範呼之,舉手中版以示之,矯曰:「有詔召我,卿促開門!」蕃欲求見詔書,範呵之,言「卿非我故吏邪,何以敢爾?」乃開之。範出城,顧謂蕃曰:「太傅圖逆,卿從我去!」蕃徒行不能及,遂避側。 ... 會司蕃詣鴻臚自首,具說範前臨出所道。宣王乃忿然曰:「誣人以反,於法何應?」主者曰:「科律,反受其罪。」乃收範於闕下。時人持範甚急,範謂部官曰:「徐之,我亦義士耳。」遂送廷尉。) Weilǜe annotation in Sanguozhi vol. 9.
  90. ^ "懿感曹仲付己不一,豈爽與相干?事勢不專,以此陰成疵瑕。初無忠告侃爾之訓,一朝屠戮,讒其不意,豈大人經國篤本之事乎!若爽信有謀主之心,大逆已搆,而發兵之日,更以芳委爽兄弟。懿父子從後閉門舉兵,蹙而向芳,必無悉寧,忠臣為君深慮之謂乎?以此推之,爽無大惡明矣。若懿以爽奢僭,廢之刑之可也,滅其尺口,被以不義,絕子丹血食,及何晏子魏之親甥,亦與同戮,為僭濫不當矣。"
    Appendix to Fei Yi's Sanguozhi.
  91. ^ ([嘉平元年]二月,天子以帝為丞相,增封潁川之繁昌、鄢陵、新汲、父城,并前八縣,邑二萬戶,奏事不名。固讓丞相。) Jin Shu vol. 1. The month corresponds to 1 to 30 Mar 249 in the Julian calendar.
  92. ^ ([嘉平元年]冬十二月,加九錫之禮,朝會不拜。固讓九錫。) Jin Shu vol. 1. The month corresponds to 20 Jan to 18 Feb 250 in the Julian calendar.
  93. ^ ([嘉平]二年春正月,天子命帝立廟于洛陽,置左右長史,增掾屬、舍人滿十人,歲舉掾屬任御史、秀才各一人,增官騎百人,鼓吹十四人,封子肜平樂亭侯,倫安樂亭侯。) Jin Shu vol. 1. The month corresponds to 19 Feb to 19 Mar 250 in the Julian calendar.
  94. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "二年春正月,天子命帝立廟于洛陽,置左右長史,增掾屬、舍人滿十人,歲舉掾屬任御史、秀才各一人,增官騎百人,鼓吹十四人,封子肜平樂亭侯,倫安樂亭侯。帝以久疾不任朝請,每有大事,天子親幸第以諮訪焉。"
  95. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "兗州刺史令狐愚、太尉王淩貳於帝,謀立楚王彪。"
  96. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "三年春正月,王淩詐言吳人塞涂水,請發兵以討之。帝潛知其計,不聽。"
  97. ^ "Grand Tutor Sīmǎ [Yì] Xuān-wáng secretly led the army on an eastern expedition, appointing Dàn as General Defending the East, with Acting Staff of Authority as Commander of Yángzhōu's various military affairs, and fief as Marquis of Shānyáng precinct." Chen Shou, Sanguozhi, vol.28 (biography of Zhuge Dan).[perlu rujukan lengkap]
  98. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "天子遣侍中韋誕持節勞軍于五池。帝至自甘城,天子又使兼大鴻臚、太僕庾嶷持節,策命帝為相國,封安平郡公,孫及兄子各一人為列侯,前後食邑五萬戶,侯者十九人。固讓相國、郡公不受。"
  99. ^ (世語曰:淮妻,王淩之妹。淩誅,妹當從坐,御史往收。督將及羌、胡渠帥數千人叩頭請淮表留妻,淮不從。妻上道,莫不流涕,人人扼腕,欲劫留之。淮五子叩頭流血請淮,淮不忍視,乃命左右追妻。於是追者數千騎,數日而還。淮以書白司馬宣王曰:「五子哀母,不惜其身;若無其母,是無五子;無五子,亦無淮也。今輒追還,若於法未通,當受罪於主者,覲展在近。」書至,宣王亦宥之。) Shiyu annotation in Sanguozhi vol. 26.
  100. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "夏四月,帝自帥中軍,汎舟沿流,九日而到甘城。淩計無所出,乃迎于武丘,面縛水次,曰:「淩若有罪,公當折簡召淩,何苦自來邪!」帝曰:「以君非折簡之客故耳。」即以淩歸于京師。道經賈逵廟,淩呼曰:「賈梁道!王淩是大魏之忠臣,惟爾有神知之。」至項,仰鴆而死。收其餘黨,皆夷三族,并殺彪。悉錄魏諸王公置于鄴,命有司監察,不得交關。"
    Sima 1084, vol. 75.
  101. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "六月,帝寢疾,夢賈逵、王淩為祟,甚惡之。" "In the 6th Month, the Emperor was bedridden by illness. He dreamt of Jia Kui and Wang Ling as ghosts that greatly hated him."
  102. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "秋八月戊寅,崩于京師,時年七十三。天子素服臨弔,喪葬威儀依漢霍光故事,追贈相國、郡公。弟孚表陳先志,辭郡公及轀輬車。"
  103. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "九月庚申,葬于河陰,謚曰文貞,後改謚文宣。先是,預作終制,於首陽山為土藏,不墳不樹;作顧命三篇,斂以時服,不設明器,後終者不得合葬。一如遺命。"
  104. ^ Fang 1952: "The Emperor appointed his son, the wei jiangjun Sima Shi to be fujun da jiangjun and lu shang-shu shi."
  105. ^ Fang 1952: "The wei jiangjun Sima Zhao went from Luoyang to inquire after Sima Shi's health. Sima Shi ordered him to take command of all the forces. On the day xinhai (March 23), Sima Shi died at Xuchang."
  106. ^ Fang 1952: "Second month. On the day tingsi (March 29), the Emperor appointed Sima Zhao to be da jiangjun and lu shangshu shi."
  107. ^ Fang 1952: "On the day jimao (May 2), the rank of the Duke of Jin was advanced to that of Prince of Jin, with an additional ten prefectures as his fief."
  108. ^ Fang 1952: "On [July 5], the Lord of Wenxuan of Wuyang, Sima Yi, was posthumously enfeoffed as Prince Xuan of Jin, and the Lord of Zhongwu (of Wuyang), Sima Shi as Prince Jing of Jin."
  109. ^ Fang 1952: "SGZ has: "In autumn, in the eighth month, on the day xinmao, the xiangguo, Prince of Jin, died." Jin Shu, Chronicle of Wendi states: "In autumn, in the eighth month, on the day xinmao, Wendi died in his main hall at the age of fifty-five." Sima Zhao lived 211–265 AD."
  110. ^ Fang 1952: "SGZ has: "On the day renchen (September 7), the Crown Prince of Jin, Sima Yan, succeeded to his enfeoffment and inherited his rank; he assumed the Presidency of the myriad officials and had gifts and documents of appointments conferred upon him, all in conformity with ancient institutions."
  111. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "晉國初建,追尊曰宣王。武帝受禪,上尊號曰宣皇帝,陵曰高原,廟稱高祖。"
  112. ^ 《通典》:宣王使二千餘人,就軍營東南角,大聲稱萬歲。亮使問之,答曰:“吳朝有使至,請降。”亮謂曰:“計吳朝必無降法,卿是六十老翁,何煩詭誑如此。”
  113. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "明帝時,王導侍坐。帝問前世所以得天下,導乃陳帝創業之始,及文帝末高貴鄉公事。明帝以面覆牀曰:「若如公言,晉祚復安得長遠!」"
  114. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "明帝時,王導侍坐。帝問前世所以得天下,導乃陳帝創業之始,及文帝末高貴鄉公事。明帝以面覆牀曰:「若如公言,晉祚復安得長遠!」"
  115. ^ Emperor Tang Taizong, in Book of Jin & 648, vol. 1, Appraisal (評): "天子在外,內起甲兵,陵土未乾,遽相誅戮,貞臣之體,寧若此乎!盡善之方,以斯為惑。夫征討之策,豈東智而西愚?輔佐之心,何前忠而後亂?故晉明掩面,恥欺偽以成功;石勒肆言,笑姦回以定業。古人有云,「積善三年,知之者少;為惡一日,聞于天下」,可不謂然乎!雖自隱過當年,而終見嗤後代。亦猶竊鍾掩耳,以眾人為不聞;銳意盜金,謂市中為莫覩。故知貪于近者則遺遠,溺于利者則傷名;若不損己以益人,則當禍人而福己。"
  116. ^ Yu, Weilüe: "晉宣帝好學,曹洪自以麄踈,屈身輔帝。帝恥往訪,乃託病拄杖。洪恨之,以語太祖。太祖召帝,乃投杖以應命。" Cited in Yu, Beitang Shuchao, vol. 133..
  117. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "魏武察帝有雄豪志,聞有狼顧相,欲驗之。乃召使前行,令反顧,面正向後而身不動。"
  118. ^ Luo, Sanguo Yanyi, 78: "操病勢轉加。忽一夜夢三馬同槽而食,及曉,問賈詡曰:「孤向日曾夢三馬同槽,疑是馬騰父子為禍;今騰已死,昨宵復夢三馬同槽,主何吉凶?」詡曰:「祿馬吉兆也。祿馬歸於曹,王上何必疑乎?」操因此不疑。後人有詩曰:三馬同槽事可疑,不知已植晉根基。曹瞞空有奸雄略,豈識朝中司馬師?
  119. ^ Book of Jin & 648, vol. 1: "又嘗夢三馬同食一槽,甚惡焉。因謂太子丕曰:「司馬懿非人臣也,必預汝家事。」太子素與帝善,每相全佑,故免。帝於是勤於吏職,夜以忘寢,至於芻牧之間,悉皆臨履,由是魏武意遂安。"
  120. ^ Book of Jin & 648, vol. 2: "景皇帝諱師,字子元,宣帝長子也。 ...文皇帝諱昭,字子上,景帝之母弟也。"
  121. ^ Book of Jin & 648, vol. 31: "后少有德行,智識過人,生景帝、文帝、平原王幹、南陽公主。"
  122. ^ Book of Jin & 648, vol. 31: "后少有德行,智識過人,生景帝、文帝、平原王幹、南陽公主。"
  123. ^ Chen and Pei & 429, 10: "霬妻,司馬景王、文王之妹也,二王皆與親善。"
  124. ^ Book of Jin & 648, vol. 31: "后少有德行,智識過人,生景帝、文帝、平原王幹、南陽公主。"
  125. ^ Per the Book of Jin, Lady Fu's eldest son Sima Liang was born between 211 and 227. Sima Liang's biography in the same work recorded that she was still alive during the beginning of the Xian'ning era (275-279). (咸甯初,以扶风池阳四千一百户为太妃伏氏汤沐邑,置家令丞仆,后改食南郡枝江。太妃尝有小疾,祓于洛水,亮兄弟三人侍从,并持节鼓吹,震耀洛滨。武帝登陵云台望见,曰:“伏妃可谓富贵矣。”) Jin Shu, vol.59. She had died by the time of Sima Zhou's death in June 283, as his biography recorded that he wished to be buried with his mother. (临终表求葬母太妃陵次,...) Jin Shu, vol.38.
  126. ^ a b c d Book of Jin & 648, vol. 38: "伏夫人生汝南文成王亮、琅邪武王伷、清惠亭侯京、扶風武王駿。"
  127. ^ a b Book of Jin & 648, vol. 1: "封子肜平樂亭侯,倫安樂亭侯。"