Semadi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mencari ketenangan jiwa dengan bersemadi.

Semadi atau meditasi adalah praktik untuk melepas keinginan duniawi dan hanya mengingat sang pencipta. Semadi melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari.[1] Makna harfiah meditasi adalah kegiatan mengunyah-unyah atau membolak-balik dalam pikiran, memikirkan, merenungkan.[2] Arti definisinya, meditasi adalah kegiatan mental terstruktur, dilakukan selama jangka waktu tertentu, untuk menganalisis, menarik kesimpulan, dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan atau penyelesaian masalah pribadi, hidup, dan perilaku.[2]

Dengan kata lain, meditasi melepaskan kita dari penderitaan pemikiran baik dan buruk yang sangat subjektif yang secara proporsional berhubungan langsung dengan kelekatan kita terhadap pikiran dan penilaian tertentu.[3] Kita mulai paham bahwa hidup merupakan serangkaian pemikiran, penilaian, dan pelepasan subjektif yang tiada habisnya yang secara intuitif mulai kita lepaskan.[3] Dalam keadaan pikiran yang bebas dari aktivitas berpikir, ternyata manusia tidak mati, tidak juga pingsan, dan tetap sadar.[4]

Guru terbaik untuk meditasi adalah pengalaman.[5] Tidak ada guru, seminar, atau buku-buku meditasi yang dapat mengajarkan secara pasti bagaimana seharusnya kita melakukan hidup bermeditasi.[5]

Manfaat dan kegunaan semadi[sunting | sunting sumber]

Semadi berpengaruh terhadap pikiran dan jiwa

Semadi atau meditasi sering diartikan secara salah, dianggap sama dengan melamun sehingga meditasi dianggap hanya membuang waktu dan tidak ada gunanya.[5] Meditasi justru merupakan suatu tindakan sadar karena orang yang melakukan meditasi tahu dan paham akan apa yang sedang dia lakukan.[5]

Manfaat meditasi yang kita lakukan bisa secara langsung maupun tidak langsung kita rasakan secara fisik.[6] Salah satu manfaat tersebut adalah kesembuhan yang kita peroleh, jika kita menderita sakit tertentu.[6] Dari sudut pandang fisiologis, meditasi adalah anti-stres yang paling baik.[7] Saat anda mengalami stres, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, pernapasan menjadi cepat dan pendek, dan kelenjar adrenalin memompa hormon-hormon stres.[7]

Selama anda melakukan meditasi, detak jantung melambat, tekanan darah menjadi normal, pernapasan menjadi tenang, dan tingkat hormon stres menurun.[7] Selama meditasi, lama-kelamaan Anda bisa mendengarkan denyutan jantung, bahkan lebih lanjut lagi Anda dapat mengkoordinasikan irama denyut jantung dengan irama keluar masuknya napas.[8] Pada masa lalu testimoni mengenai manfaat meditasi datang hanya dari orang-orang yang mempraktikkan meditasi.

Saat ini ilmu pengetahuan menunjukkan manfaat meditasi secara objektif.[9] Riset atas para pendeta oleh Universitas Wisconsin menunjukkan bahwa praktik meditasi melatih otak untuk menghasilkan lebih banyak gelombang Gamma, yang dihasilkan saat orang merasa bahagia.[9]

Dari penelitian terungkap bahwa meditasi bermanfaat untuk mengatasi gangguan fungsi ginjal dengan meningkatkan produksi melatonin dan serotonin serta menurunkan hormon stres kortisol.[1]

Dr. Herbert Benson, seorang ahli jantung dari Universitas Harvard, adalah orang pertama yang dengan penuh keyakinan menggabungkan manfaat meditasi dengan pengobatan gaya barat.[10] Secara ilmiah, ia menjelaskan manfaat-manfaat dari meditasi yang telah dipraktikkan orang selama berabad-abad.[10] Manfaat meditasi:[11]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Vitahealth, "Gagal Ginjal: Informasi Lengkap untuk Penderita dan Keluarganya", Gramedia Pustaka Utama, 9792234403, 9789792234404.
  2. ^ a b Drs. Agus M. Hardjana, M.Sc., Ed., "Komunikasi Interpersonal dan Intrapersonal", Kanisius, ISBN 979-21-0703-7, ISBN 978-979-21-0703-6.
  3. ^ a b Bumbunan Sitorus, "Be Still", Elex Media Komputindo, ISBN 979-27-2264-5, ISBN 978-979-27-2264-2.
  4. ^ Anand Krishna, "Meditasi untuk Manajemen Stres & Neo Zen Reiki untuk Kesehatan Jasmani dan Rohani", Gramedia Pustaka Utama, 2001, ISBN 979-605-912-6, ISBN 978-979-605-912-6.
  5. ^ a b c d Tjiptadinata Effendi, "Meditasi: Jalan Meningkatkan Kehidupan Anda", Elex Media Komputindo, ISBN 979-20-3087-5, ISBN 978-979-20-3087-7.
  6. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Meditasi Jalan
  7. ^ a b c "Panduan Holistik Kehamilan-hc", Kaifa, ISBN 979-3659-95-5, ISBN 978-979-3659-95-4.
  8. ^ Riant Nugroho Dwijowijoto, "Otonomi daerah: desentralisasi tanpa revolusi: kajian dan kritik atas kebijakan desentralisasi di Indonesia, Bagian 4", Elex Media Komputindo, 2000, ISBN 979-20-1789-5, ISBN 978-979-20-1789-2.
  9. ^ a b Melani, "Be Optimal: Reach Real Success in", Elex Media Komputindo, ISBN 979-27-4380-4, ISBN 978-979-27-4380-7.
  10. ^ a b Bob Losyk, "Kendalikan Stres Anda", Gramedia Pustaka Utama, ISBN 979-22-2569-2, ISBN 978-979-22-2569-3.
  11. ^ Th. Aq. M. Rochadi Widagdo, Pr., "Meditasi Itu Keheningan: Pedoman Praktis Berdoa", Kanisius, ISBN 979-21-0685-5, ISBN 978-979-21-0685-5.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]