Sekargadung, Dukun, Gresik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sekargadung
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenGresik
KecamatanDukun
Kode pos
61155
Kode Kemendagri35.25.01.2017
Luas83.976 Ha
Jumlah penduduk2.220 (2017)


Sekargadung adalah sebuah desa di Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Desa ini mempunyai kode bernomor 352501017.[1] Desa Sekargadung terletak di tepi Bengawan Solo. Adanya tanggul yang besar dan kukuh membuat desa ini jarang terkena banjir akibat luapan air Bengawan Solo di musim hujan.

Mata pencaharian utama penduduk Desa Sekargadung adalah bertani dan berdagang. Tanah di Sekargadung sebagian cocok untuk pertanian dan sebagian lagi cocok untuk lahan tambak. Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 merupakan tahun kejayaan budidaya tambak di Sekargadung dan sekitarnya dengan tingginya harga udang windu. Selain bertani sawah dan tambak penduduk Sekargadung juga mengembangkan usaha perdagangan, khususnya di usaha warung kopi. Penduduk Sekargadung banyak yang mempunyai kedai kopi, baik di Kota Gresik, Kota Surabaya, maupun Kabupaten Sidoarjo.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pada awalnya sebelum berdirinya Desa Sekargadung, masyarakat (sekarang) Desa Imaan dan Sekargadung adalah satu kelompok masyarakat yang menempati wilayah Desa Imaan (sekarang). Selanjutnya timbullah sempalan atau pecahan kelompok masyarakat yang menempati wilayah Karoyo, yang merupakan anakan dari wilayah kelompok induk. Akhirnya wilayah induk tersebut disebut Mak-makan (induk). Sebutan tersebut akhirnya berubah menjadi Imaan (singkatan dari Mak-makan). Para penduduk di tanah Karoyo selalu mengalami kesulitan air bersih ketika musim kemarau berkepanjangan dating setiap tahun. Atas inisiatif warga, akhirnya mereka lebih memilih untuk pindah ke daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo agar mudah mendapatkan sumber air bersih. Setelah mereka menempati daerah aliran sungai Bengawan Solo, penduduk menempati tiga wilayah sekitar yang sekarang menjadi Desa Sekargadung. Tiga wilayah tersebut kemudian membentuk kelompok masyarakat sendiri-sendiri.

Wilayah pertama disebut Kriyan, yang berada di sebelah timur Kali, sekarang menjadi wilayah timur Desa Sekargadung. Sebutan Kriyan diperkirakan karena sebagian besar warga dusun tersebut adalah para pedagang sapi yang hampir tiap hari melakukan transaksi perdagangan sapi dengan berjalan kaki membawa sapi dagangannya ke kota Kriyan (sekarang dekat Sidoarjo). Akhirnya banyak orang yang menyebut warga dusun tersebut dengan Kriyanan dan kemudian disingkat Kriyan.

Wilayah atau kelompok kedua disebut Bekatul yang berada di tengah-tengah Desa Sekargadung sekarang ini (sekitar komplek Masjid Jami’). Oleh warga sekitar, wilayah ini dikenal sebagai wilayah yang banyak dihuni jin dan angker. Oleh sebab itu tempat ini sering kali dijadikan tempat sembahyang atau tempat menaruh sesaji untuk persembahan kepada leluhur.

Sedangkan wilayah ketiga menempati wilayah di sebelah barat penduduk Bekatul. Adanya kelompok-kelompok masyarakat ini rawan sekali menimbulkan pertentangan dan bahkan sering terjadi keributan.

Waktu demi waktu, tahun pun berganti. Jumlah penduduk makin bertambah besar sehingga wilayah pemukiman pun semakin meluas dan pemukiman penduduk antar dusun hampir bertemu di perbatasan dusun. Kuat dugaan, oleh pemerintah yang berkuasa pada masa itu ketiga wilayah/dusun itu kemudian disatukan menjadi sebuah desa yang diberi nama Sekargadung. Sekar artinya kembang, gadung artinya wungu.

Menurut sebuah sumber, di wilayah Karoyo dulunya merupakan pusat perdagangan bunga gadung yang biasanya digunakan oleh penduduk di sekitarnya untuk keperluan sesajen. Karena sangat ramai dan terkenalnya perdagangan bunga Gadung di Karoyo tersebut, banyak sekali penduduk desa atau dusun baik dari Jrebeng, Mojopetung, atau Imaan yang biasa memberli bunga Gadung di Karoyo tersebut. Lama kelamaan ketika warga dusun Karoyo sudah berpindah ke pinggir bengawan Solo dan menyatu dengan warga dusun Kriyan dan Bekatul, tiga buah dusun itu kemudian dijadikan satu desa oleh pemerintah Pada masa pemerintahan Kepala Desa H. Munir Abbas, sebutan Kriyan dan lain-lain dalam kelompok masyarakat sengaja dihapus/ditinggalkan untuk menghindari fanatisme kelompok yang setiap saat dapat memicuh kerusuhan.

Batas Administrasi[sunting | sunting sumber]

Utara Desa Imaan dan Desa Mojopetung
Timur Desa Babakbawo
Selatan Bengawan Solo
Barat Desa Jrebeng

Luas Wilayah dan Penggunaan lahan[sunting | sunting sumber]

Desa Sekargadung mempunyai luas wilayah 83.976 Ha dengan perincian sebagai berikut:

Penggunaan Luas
Tanah sawah seluas 55.220 Ha
Tanah Kering/Tegal seluas 4.670 Ha
Tanah Pemukiman seluas 10.711 Ha
Tanah Kas Desa seluas 5.210 Ha
Tanah Perkantoran seluas 1.682 Ha
Tanah Kuburan seluas 1.760 Ha
Tanah lainnya/Jln. Desa seluas 3.536 Ha
Sungai Desa 1.187 Ha

Pembagian Administrasi[sunting | sunting sumber]

Secara administrasi, Desa sekargadung terbagi kedalam 4 Rukun Warga (RW) dan 15 Rukun Tetanggan (RT) dengan rincian sebagai berikut:

No. RW RW
1. RW I RT 01
2. RT 02
3. RT 03
4. RT 04
5. RW II RT 05
6. RT 06
7. RT 07
8. RT 08
9. RW III RT 09
10. RT 10
11. RT 11
12. RT 12
13. RW IV RT 13
14. RT 14
15. RT 15

Jumlah Penduduk[sunting | sunting sumber]

Menurut data Tahun 2017 jumlah penduduk Desa Sekargadung sebanyak 2.220 (dua ribu dua ratus dua puluh) jiwa yang terdiri dari 1.109 (seribu seratus sembilan) penduduk laki-laki dan 1.111 (seribu seratus sebelas) penduduk perempuan. Artinya jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan hanya berselisih 3 (tiga) jiwa. Untuk Rumah Tangga di Desa Sekargadung terdapat 594 Kepala Keluarga yang mendiami 473 rumah.

Nama-Nama Kepala Desa[sunting | sunting sumber]

No. Nama Kepala Desa Masa Jabatan
1. Kasiyo Tidak tercatat
2. Markum Tidak tercatat
3. Juki Tidak tercatat
4. Jembadin 1927 - 1959
5. Abd. Hanan 1959 – 1965
6. Amaroh 1965 – 1970
7. Warnen 1971 -1974
8. Munir Abbas 1974 – 1999
9. Nur Cholish 1999 - 2007
10. Mulkan Hamid 2007 - 2013
11. Suhaimi (Pj. Kades) 2013-2015
13. Aqson Achmadi 2015-2021

Sarana dan Prasarana[sunting | sunting sumber]

No. Sarpras
1. Masjid dan Musholla
2. Puskesmas Pembantu
3. PDAM (Hippam Tirta Mulya)
4. TPA (Taman Pendidikan Al Qur'an) Jami'ul Muttaqin
5. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Jami'ul Muttaqin
6. TK Darma Wanita
7. Sekolah Dasar (SD) Negeri
8. Madrasah Ibtidaiyah (MI) MI YKUI SEKARGADUNG
9. Madrasah Tsanawiyah (MTs) MTs YKUI SEKARGADUNG
10. Pasar Pagi
11. Perahu Penyeberangan Sekargadung - Banyuurip (Karangbinangun, Lamongan)

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Sirusa BPS" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2010-10-10. Diakses tanggal 2010-12-21.