Sa saga
Sa saga | |
Aksara Bali | |
Huruf Latin | Sa |
---|---|
IAST | Śa |
Fonem | [s], [ɕ], [ʃ] |
Unicode | U+1B30 , U+ |
Warga aksara | talawya |
Gantungan |
Sa saga adalah salah satu aksara wianjana (huruf konsonan) dalam aksara Bali, yang melambangkan bunyi /ɕ/. Jika Sa saga dialihaksarakan menjadi huruf Latin, maka ditulis "sa" atau "śa" (menurut IAST).
Bentuk
[sunting | sunting sumber]Sa saga berbentuk huruf Ga yang diberi tanda carik. Dalam aksara Jawa terdapat sedikit perbedaan.
Aksara Jawa | Aksara Bali | |||
---|---|---|---|---|
Ga | Sa murda | Ga | Carik | Sa saga |
Fonem
[sunting | sunting sumber]Secara tradisonal, Sa saga merupakan jenis huruf konsonan usma (konsonan desis alur), yang termasuk dalam warga talawya (konsonan langit-langit). Suara /ɕ/ yang dilambangkan oleh Sa saga diucapkan seperti huruf "sy" atau "ś" pada kata: "syukur" (bahasa Indonesia), śakra (bahasa Sanskerta).
Penggunaan
[sunting | sunting sumber]Sa saga digunakan apabila ada kata yang mengandung bunyi /ɕ/, biasanya berasal dari bahasa non-Bali yang diserap ke dalam bahasa Bali, misalnya bahasa Sanskerta maupun Jawa Kuno. Dalam bahasa Bali, bunyi tersebut tidak ditemukan. Sehingga meskipun ada kata yang ditulis memakai Sa saga, pengucapannya disamakan dengan /sa/.
Biasanya apabila ada bunyi /s/ (Sa danti) yang disusul oleh bunyi /ja/ (Ya), maka /s/ tersebut berubah menjadi /ɕ/. Misalnya: Kaśyapa (/kaɕjapə/).
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha
- Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.