Lempar kaleng

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lempar Kaleng adalah salah satu permaian tradisional yang dimainkan secara berkelompok. Permainan ini biasanya dimainkan di halaman rumah atau lapangan luas dan berkembang di pulau Sumatera. Jumlah pemain dalam satu kelompok berjumlah 5-10 orang. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak usia sekolah dasar. Peralatan yang digunakan dalam permainan ini hanya kaleng dalam jumlah banyak dan bola kasti. Kaleng-kaleng yang digunakan biasanya adalah kaleng bekas dari kaleng susu atau kaleng lain yang telah dibersihkan. Kaleng akan disusun membentuk piramida atau disusun bertumpuk tergantung kesepakatan.

Permainan ini juga bisa ditemukan di arena pasar malam, atau Pesta Rakyat yang biasanya akan memberikan hadiah kepada peserta yang berhasil meruntuhkan susunan kaleng. Hadiah yang diberikan bisa berupa minuman botol atau makanan ringan.[1]

Cara Bermain[sunting | sunting sumber]

Pembentukan Kelompok[sunting | sunting sumber]

Kelompok akan dibagi menjadi 2 dengan jumlah anggota yang sama untuk masing-masing kelompok. Penentuan kelompok biasanya dibagi berdasarkan undian misalnya hom pim paa atau berdasarkan saling memilih anggota masing-masing.[2]

Undian pemilihan pelempar bola[sunting | sunting sumber]

Kedua kelompok akan menyusun kaleng-kaleng yang menjadi sasaran lemparan. Undian pemilihan pelempar bola dilakukan dengan berbagai cara, bisa dengan suit atau adu jauh melempar sendal. Kelompok yang menang dalam suit atau yang sendalnya terlempar paling jauh akan menjadi kelompok musuh yang akan meruntuhkan susunan kaleng menggunakan bola. Adapun bola yang paling sering digunakan adalah bola kasti. Sedangkan kelompok yang kalah akan menjadi kelompok penjaga.

Permainan[sunting | sunting sumber]

Setelah susunan kaleng diruntuhkan pertama kali, maka kelompok penjaga akan mengambil bola tersebut dan melempar bola ke arah anggota kelompok musuh. Para anggota kelompok penjaga hanya bisa saling mengoper bola atau melemparnya langsung ke arah kelompok musuh dan tidak diperbolehkan bergerak dari tempat setelah menerima bola. Lemparan bola diarahkan ke seluruh tubuh terkecuali bagian kepala, tangan sampai siku dan bagian jari kaki sampai lutut. Kelompok musuh akan mencoba menghindari lemparan bola dengan cara berlari, melompat atau gerakan lainnya sambil berusaha menyusun kembali kaleng-kaleng tersebut seperti susunan semula.

Pergantian posisi[sunting | sunting sumber]

Apabila lemparan bola mengenai bagian tubuh kelompok musuh, maka masing-masing kelompok akan berganti posisi. Kelompok musuh akan berganti menjadi kelompok penjaga dan kelompok penjaga akan menjadi kelompok musuh. Kelompok musuh akan mencoba menyusun kaleng tanpa terkena lemparan bola oleh kelompok penjaga. Apabila kelompok musuh berhasil menyusun kaleng tanpa terkena lemparan bola, maka akan mendapat 1 poin dan menjadi pemenang.

Babak berikutnya[sunting | sunting sumber]

Setelah salah satu kelompok menang, permainan dilanjutkan ke babak berikutnya dengan mengulang undian kelompok mana yang akan menjadi pelempar kaleng. Permainan akan terus berlanjut sampai masing-masing kelompok akan menghasilkan masing-masing skor. Permaian akan diakhiri apabila ada kesepakatan untuk mengakhiri permainan.

Manfaat permainan[sunting | sunting sumber]

Permainan Lempar Bola memiliki manfaat positif untuk anak-anak yang memainkannya. Anak-anak akan terbiasa berpikir kreatif karena memanfaatkan bahan sekitar untuk memainkan lempar bola. Anak-anak juga akan terbiasa berinteraksi dengan teman sebaya dalam jumlah yang banyak dikarenakan permainan ini harus melibatkan 2 kelompok dengan jumlah anggota yang banyak dan akan melatih komunikasi mereka untuk terus berkordinasi selama permainan.

Para pemain juga akan terlatih motoriknya karena permainan ini akan mengharuskan mereka berlari, melompat, melempar, menunduk, jongkok dan gerakan lainnya yang melibatkan anggota tubuh. Hal ini akan memacu kekuatan fisik, kelincahan, keberanian, ketangkisan dan keterampilan.

Variasi Permainan[sunting | sunting sumber]

Di kota Metro, Lampung, permainan ini dikenal dengan nama Lempar Kaleng Tujuh. Hal ini dikarenakan menggunakan 7 kaleng untuk dilempar. Jarak pelempar dengan susunan kaleng juga ditetapkan sejauh 7 meter dan kaleng ditumpuk sebanyak 7 tingkat.

Adapun tata cara bermain cukup berbeda dengan lempar kaleng berkelompok. Para pemain akan berbaris dan urutannya akan ditentukan oleh suit atau hom pim paa. Mereka akan bergantian melempar kaleng dan siapapun yang berhasil meruntuhkan susunan kaleng akan menang dan pemain yang berdiri di belakang posisi pelempar yang berhasil, akan bertugas menyusun kembali kaleng yang berjatuhan dan berjaga. Sementara para pemain yang lain akan berlari untuk bersembunyi. Tugas penjaga adalah menemukan semua pemain yang bersembunyi. Apabila semua pemain telah ditemukan, maka permainan akan diulang dari awal lagi.[3]

Lihat Juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Kaltim, Tribun (14 Desember 2014). "Lempar Kaleng Susu Dapat Biskuit". Tribunnews.com. Diakses tanggal 12 February 2022. 
  2. ^ Susanti, Susi.; et al. (17 mei 2013). "PERMAINAN TRADISIONAL "LEMPAR KALENG" SEBAGAI MEDIA STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI". Fakultas Psikologi, UAD Yogyakarta. Diakses tanggal 11 February 2022. 
  3. ^ Handoko, Muhammad Dini (25 Agustus 2016). "Permainan Anak Metro: Lempar Kaleng Tujuh". Iqro Metro. Diakses tanggal 12 February 2022.